KEGIATAN BELAJAR 2:
KEGIATAN BELAJAR 3:
Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM)
1. Dasar-dasar PPN dan PPN BM
a. Mekanisme Pemungutan PPN dan PPN BM
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang
dikenakan atas konsumsi barang atau jasa. Perbedaan
pajak atas konsumsi dengan dengan pajak penghasilan
adalah pajak penghasilan membebani penghasilan
ketika penghasilan tersebut diperoleh, sedangkan
pajak atas konsumsi membebani penghasilan ketika
penghasilan tersebut dibelanjakan
b. Pajak Pertambahan Nilai (Value Added Tax)
Pajak pertambahan nilai (PPN) atau Value Added Tax
merupakan pajak atas konsumsi yang mekanisme
pengenaannya secara tidak langsung Pemungutan PPN
dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui penjual
yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau
jasa kena pajak kepada pembeli
KEGIATAN BELAJAR 4:
A. Dasar-Dasar Pajak Penghasilan Bruto Tertentu (PP 23
2018)
Tarif PPh Final UMKM resmi turun dari 1% menjadi 0,5%. PP
No. 23 Tahun 2018 merupakan pengganti atas PP No 46
Tahun 2013 yang efektif diberlakukan mulai 1 Juli 2018.
beberapa hal penting dalam PP No. 23 Tahun 2018,antara
lain:
1) Tarif PPh Final 0,5% Bersifat Opsional
Wajib pajak dapat memilih tarif dengan skema final 0,5%,
atau skema normal yang mengacu pada pasal 17 UU
Nomor 36 Tahun 2008 Sifat opsional ini memberi
keuntungan bagi Wajib pajak karena:
a) Wajib pajak (WP) pribadi dan badan yang belum dapat
menyelenggarakan pembukuan dengan tertib,
perhitungan pajak yakni 0,5% dari peredaran
bruto/omzet. Namun, WP tetap harus membayar
pajak meski sedang dalam keadaan rugi.
b) WP badan yang telah melakukan pembukuan dengan
baik dapat memilih tarif normal yang diatur pasal 17
UU No. 36 tentang Pajak Penghasilan.
Konsekuensinya, tarif PPh akan mengacu pada lapisan
penghasilan kena pajak. WP juga terbebas dari PPh
bila mengalami kerugian fiskal.
2) Pengenaan Tarif PPh Final 0,5% Punya Batas Waktu
(Grace periode).
a) 7 tahun pajak untuk WP orang pribadi.
b) 4 tahun pajak untuk WP badan berbentuk koperasi,
CV, atau firma.
c) 3 tahun pajak bagi WP badan berbentuk PT.
Setelah batas waktu berakhir, WP akan kembali
menggunakan skema normal sesuai pasal 17 UU No.36 untuk
mendorong Wajib pajak menyelenggarakan pembukuan dan
pengembangan usaha.
3) WP yang Dikenai PPh Final Berpenghasilan di Bawah
Rp 4,8 M
4) Siapa yang Dapat Memanfaatkan PPh Final 0,5%?
a) Wajib Pajak orang pribadi
b) Wajib Pajak badan berbentuk koperasi, CV, firma, atau
PT yang memperoleh penghasilan dengan peredaran
bruto di bawah Rp 4,8 miliar.
c) Pajak Penghasilan yang terutang berdasarkan PP 23
Tahun 2018 dilunasi dengan cara disetor sendiri oleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu
(dilakukan setiap bulan paling lama tanggal 15 bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir ) atau dipotong
atau dipungut oleh Pemotong atau Pemungut Pajak yang
ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut Pajak
d) Jika disetor oleh pemotong/pemungut, disetor paling
lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan
Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama Wajib
Pajak yang dipotong atau dipungut serta ditandatangani
oleh Pemotong atau Pemungut Pajak.
5) Menghitung PBB
Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif x (NJOP – NJOPTKP)
6) Tahun, Saat, Dan Tempat Yang Menentukan Pajak
Terutang
a) Tahun Pajak
Tahun pajak adalah jangka waktu 1 tahun takwin, yaitu
dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
b) Saat Terutangnya Pajak
Saat yang menentukan pajak yang terutang adalah
menurut keadaan objek pajak pada tanggal 1 Januari.
c) Tempat Terutangnya Pajak
Tempat pajak yang terutang adalah di wilayah daerah
yang mencakup letak objek pajak.
7) Pendaftaran, Penetapan, dan Penagihan
8) Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran
9) Keberatan dan Banding
10) Pengenaan PBB dalam Hal-Hal Tertentu
a) Pengenaan PBB pada Perguruan Tinggi Swasta
b) Pengenaan PBB pada Rumah Sakit Swasta
3) Objek BPHTB
Objek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan
4) Menghitung Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB)
BPHTB = Tarif Pajak x NPOPKP
= 5% x (NPOP – NPOPTKP)
Jika perolehan hak atas tanah dan bangunan tersebut
karena waris/hibah wasiat/pemberian hak
pengelolaan, maka BPHTB yang harus dibayar adalah:
BPHTB = 50% x BPHTB yang terutang
= 50% x 5% x NPOPKP