Anda di halaman 1dari 4

Full day school adalah sekolah sepanjang hari atau proses

belajar mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00.


sehingga sekolah dapat mengatur jadwal pelajaran dengan
leluasa, disesuaikan dengan bobot mata pelajaran dan
ditambah dengan pendalaman materi. Dari makna dan
pelaksanaannya, full day school sebagian waktunya
digunakan untuk program pelajaran yang suasananya
informal, tidak kaku, menyenangkan bagi siswa dan
membutuhkan kreativitas , inovasi dari guru. Sistem ini
telah lama diterapkan dalam tradisi pesantren. Dengan
sistem ini diharapkan anak didik memiliki produktifitas
yang tinggi sehingga mampu meminimalisir hal-hal negatif
yang dimungkinkan dilakukan oleh anak sebagai dampak
dari pergaulannya dengan lingkungannya.

Dibukanya sekolah tatap muka pada semester genap tahun


ajaran dan tahun akademik 2000/2021 di masa pandemi
COVID-19. Pada tanggal 20 November 2020, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
mengumumkan bahwa pemerintah sudah mencabut aturan
larangan sekolah tatap muka di masa pandemi COVID-19.
Berdasarkan SKB 4 Menteri tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap
Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021,
Mendikbud menjelaskan bahwa pemerintah akan
mengizinkan sekolah tatap muka dan memberikan
kewenangan sepenuhnya kepada pemerintah daerah.
Bagaimana menurut kalian? Apakah Indonesia sudah siap
membuka sekolah-sekolahnya dan menyelenggarakan
sekolah tatap muka lagi?
Semua orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan,
pendidikan sendiri merupakan salah satu hal mendasar yang sangat
penting bagi setiap manusia. Dalam hal mendapatkan dan
mengeyam pendidikan setiap orang diberi kebebasan untuk
memilih jurusan apa yang akan mereka pilih dan dimana tempat
mereka untuk mendapatkan pendidikan sesuai keinginan dan
kemampuan mereka. Di era modern ini sendiri, bukan hanya ada
sekolah formal pada umumnya namun sejak beberapa tahun yang
lalu telah ada sekolah informal yang sering disebut dengan
homeschooling. Sekolah formal itu sendiri merupakan pendidikan
yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur
pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai
dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Sedangkan
Homeschooling adalah metode pendidikan alternatif yang
dilakukan di rumah, di bawah pengarahan orangtua atau tutor
pendamping, dan tidak dilaksanakan di tempat formal lainnya
seperti di sekolah negeri, sekolah swasta, atau di institusi
pendidikan lainnya dengan model kegiatan belajar terstruktur dan
kolektif. Benarkah home schooling lebih baik dari sekolah reguler?

Aksi brutal para suporter sepak bola yang sering terjadi akhir-
akhir ini merupakan bukti bahwa masyarakat kita sedang
‘sakit’. Masyarakat lelah dengan tuntutan kehidupan yang
keras. Sepak bola yang seharusnya menjadi ajang untuk
menumbuhkan sportivitas dan menjalin persatuan,justru
menjadi pelampiasan rasa ‘tidak puas’ rakyat terhadap
kehidupan. Imbauan pemimpin dan tindakan tegas dari
kepolisian terbukti tidak sanggup menghentikan aksi brutal
para suporter sepak bola di tanah air. Tewasnya dua suporter
bola dalam laga Piala TNI baru-baru ini makin menguatkan
dugaan bahwa masyarakat kita sedang ‘sakit’.
Di era globalisasi yang serba internet ini, banyak generasi muda
yang fasih berbahasa asing. Bahkan tidak jarang dari mereka
yang berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris atau bahasa
lain daripada bahasa negara sendiri. Ini disebabkan oleh
lamanya mereka berselancar di media sosial, sehingga media
sosial mempengaruhi pola pikir generasi abad-21. Melihat
kasus ini, banyak anak muda yang berkomunikasi
menggunakan bahasa slank atau campuran. Contohnya pada
kolom postingan dan komentar di media sosial yang berisi
caption berbahasa Inggris dan Indonesia. Hal inilah yang
membuat generasi abad-21 ini kurang dalam mencintai bangsa
dan bahasa negara sendiri. Tindakan yang melemahkan bahasa
Indonesia harus dihindarkan karena dapat membuat bahasa
Indonesia kehilangan identitasnya sebagai bahasa kebanggaan
negara. Bahasa asing dapat menghilangkan identitas bangsa
sebagai bahasa negara dan juga bahasa kesatuan republik
Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang perlahan akan
dilupakan oleh masyarakat Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat membutuhkan


handphone sebagai media komunikasi yang sangat praktis dan
sangat membantu karena ukruannya yang semakin bervariasi
sehingga dapat dibawa kemana saja. Handphone juga marak
digunakan baik dikalangan anak muda, orang tua, bahkan anak-
anak yang masih dibawah umur. Dengan handphone yang
melalui fitur-fitur lengkap membuat pelajar mampu mengakses
informasi yang ada di seluruh penjuru dunia dalam waktu yang
relatif singkat dan hampir bersamaan serta dengan biaya yang
relatif murah sehingga dapat membantu sisa dalam mengakses
informasi yang berhubungan dengan materi- materi
pembelajaran yang diberikan di sekolah alhasil prestasi belajar
pelajar dapat meningkat. Namun di lain pihak, handphone pun
dapat menimbulakan dampak negatif terhadap prestasi belajar
pelajar. Hal ini dikarenakan penyalahgunaan penggunaan
handphone oleh para pelajar sehingga handphone juga dapat
membuat prestasi sebagian pelajar menurun.
Perkembangan media sosial yang semakin pesat membawa
sebuah perubahan dalam masyarakat. Lahirnya media sosial
menjadikan perubahan pola perilaku masyarakat mengalami
pergeseran baik dalam hal budaya, etika, dan norma yang
ada. Saat ini perkembangan aplikasi media sosial
seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan lainnya,
mendapatkan banyak tambahan pengguna. Situs jejaring sosial
merupakan aplikasi yang sedang digemari, baik remaja bahkan
anak-anak. Media sosial memiliki dampak positif dan negatif
bagi penggunanya. Di zaman generasi milenial saat ini atau
yang biasa di sebut dengan gen z adalah mereka yang berusia 8-
23 tahun. Hampir 90% mereka mempunyai dan menggunakan
media sosial pribadi masing -- masing. Pada kenyataan nya
secara psikologis mereka masih belum matang dan labil dalam
menentukan sikap atau mengambil sebuah keputusan.

Anda mungkin juga menyukai