Anda di halaman 1dari 42

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346677295

TUGAS SIM: MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL


BISNIS DAN DIGITALISASI

Article · December 2020

CITATIONS READS

0 7,615

1 author:

Putri Dwi Intika


Universitas Mercu Buana
15 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengantar Sistem Informasi View project

All content following this page was uploaded by Putri Dwi Intika on 07 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ARTIKEL

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

MEMBANGUN SISTEM INFORMASI UNTUK PERUBAHAN MODEL BISNIS DAN


DIGITALISASI

DISUSUN OLEH:

PUTRI DWIINTIKA

43219010067

DOSEN PENGAMPU:

Bapak Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa, yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyusun artikel ini dengan sebaik-
baiknya, yang berjudul “ Membangun Sistem Informasi Untuk Perubahan Model Bisnis dan
Digitalisasi” disusun dalam rangka memenuhi salah satu mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen yang diampu oleh Bapak Yananto Mihadi Putra, SE., M.Si.

Artikel ini berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana suatu perusahaan
mampu menerapkan atau mengimplementasi serta mempelajari perubahan model bisnis dan
digitalisasi di era yang canggih untuk kemajuan perusahaan. Meski telah disusun secara
maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian.

Besar harapan penulis, semoga artikel ini dapat menjadi sarana membantu pembaca
dalam mencari sumber referensi mengenai Membangun Sistem Informasi Untuk Perubahan
Model Bisnis dan Digitalisasi.

Atas segala perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Jakarta, 7 Desember 2020

Putri Dwiintika

Penulis
ABSTRAK

Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional - salah satu yang
mengikuti dengan cepat dari otomatisasi awal-adalah rasionalisasi prosedur (rationalization of
producers). Otomatisasi sering kali mengungkapkan kemacetan-kemacetan yang baru dalam
produksi dan membuat pengaturan prosedur dan struktur yang telah ada menjadi semakin
merepotkan. Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan prosedur operasional yang standar. Sebagai
contoh, sistem MoneyGram untuk menangani pengiriman uang secara global yang efektif bukan
hanya karena menggunakan teknologi komputer semata, tetapi juga karena perusahaan
menyederhanakan proses bisnis bagi kegiatan operasional administrasinya. Langkah-langkah
secara manual yang semakin sedikit diperlukan.

Rasionalisasi atas prosedur sering kali ditemukan dalam program-program untuk


membuat serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan
operasional, seperti misalnya manajemen kualitas total (TQM) dan six sigma. Manajemen
kualitas total (total quality management⎯TQM) membuat pencapaian kualitas tujuan itu
sendiri dan tanggung jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. TQM
berasal dari konsep-konsep yang dikembangkan oleh para ahli mutu dari Amerika seperti
misalnya W. Edwards Deming dan Joseph Juran, tetapi dipopulerkan oleh orang Jepang. Six
sigma (six sigma) merupakan suatu ukuran tertentu atas mutu, merepresentasikan 3,4 kecacatan
per jutaan peluang. Sebagian besar perusahaan tidak dapat mencapai level kualitas ini, tetapi
dengan menggunakan six sigma sebagai suatu tujuan untuk mendorong program peningkatan
kualitas yang sedang berlangsung.

Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses bisnis
(Business Process Redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan, dan
dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan
pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak kertas. (Sering kali desain yang baru
menghilangkan pekerjaan pula.) Jauh lebih ambisius daripada merasionalisasi prosedur,
memerlukan suatu visi yang baru mengenai bagaimana proses akan diorganisasi.
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari perubahan
organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem informasi yang baru melibatkan
jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak yang baru. Ini juga meliputi
perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita merancang suatu
sistem informasi yang baru, maka kita akan merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem
harus memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik dan
organisasi sebagai suatu keseluruhan.

Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan organisasional, yang
berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh. Gambar di bawah
menunjukkan 4 jenis dari perubahan struktural organisasional yang dimungkinkan dengan
teknologi informasi: (l) otomatisasi, (2) rasionalisasi, (3) merancang ulang proses bisnis, dan (4)
pergeseran paradigma. Masing-masing membawa risiko dan imbalan yang berbeda.

Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan Tl
adalah otomatisasi (automation). Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang
melibatkan penugasan para karyawan untuk menger1akan tugas mereka dengan lebih efisien dan
lebih efektif. Menghitung pencatatan slip gaji dan penggajian, memberikan kasir (teller) bank
akses yang lebih cepat atas catatan tabungan konsumen, dan mengembangkan jaringan reservasi
nasional bagi para agen tiket pesawat terbang, semuanya merupakan contoh-contoh dari
otomatisasi pada masa awal.
b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sistem sebagai Perubahan yang Direncanakan Dalam Perusahaan?


2. Bagaimana Ikhtisar dari Pengembangan Sistem?
3. Bagaimana Pendekatan Alternatif Pembangunan Sistem?
4. Bagaimana Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital?

c. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang sistem informasi manajemen yang
diterapkan dalam membangun sistem informasi.
PEMBAHASAN

1. Sistem Sebagai Perubahan yang Direncanakan Dalam Perusahaan


Membangun suatu sistem informasi yang baru merupakan salah satu jenis dari perubahan
organisasional yang direncanakan. Pengenalan dari suatu sistem informasi yang baru
melibatkan jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak yang baru. Ini juga
meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan organisasi. Ketika kita
merancang suatu sistem informasi yang baru, maka kita akan merancang ulang organisasi.
Para pembangun sistem harus memahami bagaimana suatu sistem akan memengaruhi proses
bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu keseluruhan.

PENGEMBANGAN SISTEM DAN PERUBAHAN ORGANISASIONAL

Teknologi informasi dapat mempromosikan variasi dari derajat perubahan organisasional, yang
berkisar dari penambahan bertahap hingga pencapaian lebih jauh. Gambar di bawah
menunjukkan 4 jenis dari perubahan struktural organisasional yang dimungkinkan dengan
teknologi informasi: (l) otomatisasi, (2) rasionalisasi, (3) merancang ulang proses bisnis, dan
(4) pergeseran paradigma. Masing-masing membawa risiko dan imbalan yang berbeda.

Bentuk yang paling umum dari perubahan organisasional yang dimungkinkan dengan Tl
adalah otomatisasi (automation). Penerapan yang pertama dari teknologi informasi yang
melibatkan penugasan para karyawan untuk menger1akan tugas mereka dengan lebih efisien
dan lebih efektif. Menghitung pencatatan slip gaji dan penggajian, memberikan kasir (teller)
bank akses yang lebih cepat atas catatan tabungan konsumen, dan mengembangkan jaringan
reservasi nasional bagi para agen tiket pesawat terbang, semuanya merupakan contoh-contoh
dari otomatisasi pada masa awal.

Suatu bentuk yang lebih mendalam dari perubahan organisasional - salah satu yang mengikuti
dengan cepat dari otomatisasi awal-adalah rasionalisasi prosedur (rationalization of
producers). Otomatisasi sering kali mengungkapkan kemacetan-kemacetan yang baru dalam
produksi dan membuat pengaturan prosedur dan struktur yang telah ada menjadi semakin
merepotkan. Rasionalisasi prosedur adalah pelurusan prosedur operasional yang standar.
Sebagai contoh, sistem MoneyGram untuk menangani pengiriman uang secara global yang
efektif bukan hanya karena menggunakan teknologi komputer semata, tetapi juga karena
perusahaan menyederhanakan proses bisnis bagi kegiatan operasional administrasinya.
Langkah-langkah secara manual yang semakin sedikit diperlukan.

Rasionalisasi atas prosedur sering kali ditemukan dalam program-program untuk membuat
serangkaian peningkatan kualitas yang terus-menerus dalam produk, jasa, dan operasional,
seperti misalnya manajemen kualitas total (TQM) dan six sigma. Manajemen kualitas total
(total quality management⎯TQM) membuat pencapaian kualitas tujuan itu sendiri dan
tanggung jawab dari semua orang dan fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. TQM berasal dari
konsep-konsep yang dikembangkan oleh para ahli mutu dari Amerika seperti misalnya W.
Edwards Deming dan Joseph Juran, tetapi dipopulerkan oleh orang Jepang. Six sigma (six
sigma) merupakan suatu ukuran tertentu atas mutu, merepresentasikan 3,4 kecacatan per
jutaan peluang. Sebagian besar perusahaan tidak dapat mencapai level kualitas ini, tetapi
dengan menggunakan six sigma sebagai suatu tujuan untuk mendorong program peningkatan
kualitas yang sedang berlangsung.

Tipe perubahan organisasional yang lebih ampuh adalah merancang ulang proses bisnis
(Business Process Redesign) yang mana proses bisnis akan dianalisis, disederhanakan, dan
dirancang ulang. Merancang ulang proses bisnis akan mengorganisasi kembali alur kerja,
menggabungkan langkah-langkah untuk memangkas tugas yang sia-sia, dan menghilangkan
pengulangan, tugas yang lebih memerlukan banyak kertas. (Sering kali desain yang baru
menghilangkan pekerjaan pula.) Jauh lebih ambisius daripada merasionalisasi prosedur,
memerlukan suatu visi yang baru mengenai bagaimana proses akan diorganisasi.

Contoh yang paling banyak dikutip mengenai merancang ulang proses bisnis adalah
pemrosesan tanpa faktur pada Ford Motor Company, yang mana mengurangi jumlah karyawan
dalam organisasi North American Accounts Payable Ford yang terdiri atas 500 orang menjadi
sebesar 75%. Para pegawai bagian utang terbiasa menghabiskan sebagian besar dari waktu
merek untuk menyelesaikan kesenjangan di antara order pembelian, penerimaan dokumen, dan
faktur tagihan. Ford merancang ulang proses utangnya sehingga dapat diperiksa oleh
departemen penerimaan ketika barang yang dipesan telah sampai. Jika barang yang diterima
sesuai dengan order pembelian, maka sistem akan secara otomatis menghasilkan pemeriksaan
atas jumlah utang untuk kemudian dikirimkan kepada para pemasok. Tidak perlu bagi para
pemasok untuk mengirim faktur tagihan.

Merasionalisasi prosedur dan merancang ulang proses bisnis terbatas pada bagian tertentu dari
bisnis. Sistem informasi yang baru pada akhirnya dapat memengaruhi desain dari keseluruhan
organisasi dengan mengubah bagaimana organisasi menjalankan bisnisnya atau bahkan sifat
dari bisnis. Sebagai contoh, perusahaan penyedia truck haul yang panjang dan transportasi
Schneider National menggunakan sistem informasi yang baru untuk mengubah model
bisnisnya. Schneider menciptakan suatu bisnis yang baru yang mengelola logistik bagi
perusahaan lainnya. Bentuk yang radikal dari perubahan bisnis ini disebut dengan pergeseran
paradigma (paradigma shift). Pergeseran paradigma melibatkan pemikiran kembali sifat bisnis
dan sifat dari organisasi.

Pergeseran paradigma dan rekayasa teknik sering kali mengalami kegagalan karena
perubahan organisasional secara ekstensif sangat sulit untuk mengaturnya. Kalau begitu,
mengapa perusahaan-perusahaan ingin melakukan perubahan radikal? Karena imbalan sama
besarnya (lihat Gambar di atas). Dalam banyak contoh, perusahaan berupaya untuk menggeser
paradigma dan mengejar strategi rekayasa teknik akan mencapai kenaikan yang
mengagumkan, begitu besarnya dalam tingkat pengembalian atas investasi (atas produktivitas).
Beberapa dari kisah keberhasilan tersebut, dan beberapa kisah kegagalan, dimasukkan dalam
keseluruhan buku ini.

PERANCANGAN ULANG PROSES BISNIS

Seperti halnya MoneyGram, yang digambarkan pada kasus pembuka modul, banyak bisnis saat
ini mencoba untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan proses bisnis
mereka. Beberapa dari sistem-sistem tersebut memerlukan proses perubahan secara
bertahap, tetapi yang lainnya memerlukan lebih banyak merancang kembali proses bisnis
yang luas. Untuk menangani perubahan-perubahan tersebut, maka organisasi beralih pada
manajemen proses bisnis. Manajemen proses bisnis (business process management⎯BPM)
menyediakan berbagai macam alat bantu dan metodologi untuk menganalisis proses yang telah
ada, merancang proses yang baru, dan mengoptimalkan proses-proses tersebut. BPM tidak
pernah dimasukkan karena proses peningkatan memerlukan perubahan yang terus-menerus.
Perusahaan yang menjalankan manajemen proses bisnis harus melalui langkah-langkah berikut
ini:

1. Mengidentifikasi proses untuk perubahan: Salah satu dari strategi keputusan yang
paling penting yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan adalah bukan memutuskan
bagaimana menggunakan komputer-komputer untuk meningkatkan proses bisnis, tetapi
memahami proses bisnis apakah yang memerlukan peningkatan. Ketika sistem-sistem
digunakan untuk memperkuat model bisnis atau proses bisnis yang salah, maka bisnis
dapat menjadi lebih efisien ketika melakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
Sebagai hasilnya, perusahaan menjadi rentan terhadap para pesaingnya yang telah
menemukan model bisnis yang tepat. Biaya dan waktu yang cukup besar juga dapat
dikeluarkan untuk meningkatkan proses bisnis yang memiliki dampak yang kecil
terhadap keseluruhan kinerja dan pendapatan perusahaan. Para manajer perlu
menentukan proses bisnis apakah yang paling penting dan bagaimana meningkatkan
proses ini akan membantu kinerja bisnis.
2. Menganalisis proses-proses yang telah ada: Proses bisnis yang telah ada akan
dibuat model dan didokumentasikan, mencatat input, output, sumber daya, dan urutan
aktivitas. Tim yang merancang proses akun mengidentifikasi langkah-langkah yang
redundan, tugas-tugas yang memerlukan banyak kertas, kemacetan, dan
ketidakefeksienan lainnya.

Gambar di bawah menggambarkan proses "as-is" untuk membeli sebuah buku dari sebuah
toko. Bayangkan yang terjadi ketika seorang pelanggan mengunjungi sebuah toko dan mencari
sebuah buku sendiri. Jika dia menemukannya maka dia kemudian memberikannya kepada
petugas kasir dan membayarnya dengan kartu kredit, uang tunai, atau cek. Jika konsumen tidak
dapat menemukan lokasi dari buku, maka dia harus bertanya kepada petugas toko buku
tersebut untuk melakukan pencarian rak buku atau memeriksa catatan persediaan toko buku
untuk melihat apakah masih ada persediaan atau tidak. Jika petugas menemukan buku
tersebut, maka konsumen akan membelinya dan kemudian meninggalkan toko buku. Jika buku
tidak tersedia di toko buku tersebut, maka petugas akan bertanya mengenai memesan buku
tersebut untuk konsumen, dari gudang toko buku atau dari distributor buku atau penerbit.
Ketika buku yang dipesan telah sampai di toko buku, maka karyawan toko buku akan
menelepon konsumen untuk memberitahukan informasi tersebut. Kemudian konsumen akan
datang ke toko buku lagi untuk mengambil buku dan membayarnya. Jika toko buku tidak dapat
memesankan buku tersebut untuk konsumen, maka konsumen akan mencoba pergi ke toko
buku lainnya. Anda dapat melihat bahwa proses ini memiliki banyak langkah dan konsumen
akan memerlukan banyak perjalanan ke toko buku.

3. Merancang proses yang baru: Ketika proses yang ada dipetakan dan diukur dalam hal
waktu dan biaya, maka tim yang merancang proses akan berusaha untuk rneningkatkan
proses dengan merancang yang baru. Proses baru yang "menjadi" lebih efisien akan
didokumentasikan dan dibuat model untuk perbandingan dengan proses yang lama.

Gambar di bawah mengilustrasikan bagaimana proses membeli buku dapat dirancang ulang
dengan memanfaatkan internet. Konsumen dapat mengakses toko buku secara online di
internet dari komputernya. Dia dapat mencari katalog toko buku online untuk buku-buku yang ia
inginkan. Jika buku tersedia, konsumen dapat melakukan pemesanan buku secara online,
memasukkan informasi kartu kredit dan alamat pengiriman, dan buku akan dikirimkan ke alamat
rumah konsumen. Jika toko buku online tidak memiliki buku yang diinginkan, maka konsumen
dapat memilih toko buku online lainnya dan mencari buku tersebut kembali. Proses ini memiliki
jauh lebih sedikit langkah daripada membeli buku tersebut di toko buku fisik, yang memerlukan
lebih sedikit upaya dari pihak konsumen, dan memerlukan sedikit staf penjualan pada layanan
konsumen. Proses baru ini, oleh karenanya jauh lebih efisien dan menghemat waktu.
Desain proses yang baru perlu di sesuaikan dengan menunjukkan berapa banyak dapat
mengurangi waktu dan biaya atau mendorong layanan konsumen dan nilai. Pertama-tama
manajemen akan mengukur waktu dan biaya dari proses yang lama sebagai patokan dasarnya.
Dalam contoh kami, waktu yang diperlukan untuk membeli sebuah buku dari toko buku fisik
akan berkisar dari: 5 menit (jika konsumen dengan segera menemukan apa yang dia inginkan)
hingga 30 menit jika buku masih memiliki persediaan, tetapi harus dibantu mencari oleh staf
penjualan. Jika buku dipesan dari sumber lainnya, maka proses akan mengambil satu atau dua
minggu dan perjalanan lainnya ke toko buku bagi konsumen. Jika konsumen bertempat tinggal
agak jauh dari toko buku, maka waktu untuk perjalanan ke toko buku harus dipertimbangkan.
Toko buku harus membayar biaya untuk memelihara kondisi fisik toko dan tetap
mempertahankan ketersediaan buku, untuk menyiagakan staf penjualan di tempatnya, dan
untuk biaya pengiriman jika buku harus diperoleh dari lokasi lainnya.

Proses yang baru untuk membeli sebuah buku secara online hanya memerlukan waktu
beberapa menit, meskipun konsumen harus menunggu beberapa hari atau minggu untuk
menerima buku yang telah dipesannya dan harus membayar ongkos pengiriman. Namun,
konsumen dapat menghemat waktu dan uang dengan tidak harus bepergian ke toko buku atau
melakukan kunjungan tambahan untuk mengambil buku. Biaya bagi para penjual buku juga
menjadi lebih rendah karena mereka tidak perlu membayar untuk lokasi fisik toko atau untuk
persediaan setempat.

4. Mengimplementasikan proses yang baru: Ketika proses yang baru telah seluruhnya
dimodelkan dan dianalisis, maka harus diterjemahkan ke dalam suatu rangkaian
prosedur yang baru dan aturan kerja. Sistem informasi yang barn atau peningkatan dari
sistem yang telah ada harus diimplementasikan untuk mendukung proses perancangan
ulang. Proses yang baru dan sistem pendukung akan diluncurkan ke dalam organisasi
bisnis. Sebagaimana bisnis mulai menggunakan proses tersebut, maka permasalahan
menjadi terselesaikan dan teratasi. Para karyawan bekerja dengan proses yang
merekomendasikan peningkatan.
5. Pengukuran yang terus-menerus: Ketika suatu proses telah diimplementasikan dan
dioptimalkan, maka perlu diukur secara terus-menerus. Mengapa? Karena proses dapat
memburuk dari waktu ke waktu seiring dengan para karyawan menerapkan metode
yang lama, atau mereka akan kehilangan keefektifan ketika bisnis mengalami
perubahan lainnya.

Meskipun banyak peningkatan, proses bisnis dilakukan secara bertahap dan sedang
berlangsung, tetapi terdapat peluang ketika perubahan yang lebih radikal harus
dilakukan. Contoh kami mengenai toko buku fisik yang merancang ulang proses pembelian
buku sehingga dapat dilaksanakan secara online merupakan contoh dari tipe perubahan yang
radikal, dan besar pengaruhnya. Ketika diimplementasikan dengan tepat, maka perancangan
ulang proses bisnis akan menghasilkan keuntungan yang dramatis dalam produktivitas dan
efisiensi dan bahkan mengubah cara dalam menjalankan bisnisnya. Dalam beberapa contoh,
hal ini mendorong "pergeseran paradigma" yang mengubah sifat bisnis itu sendiri.

Hal ini sebenarnya terjadi dalam pengeceran buku ketika Amazon menantang toko buku fisik
tradisional dengan model ritel online-nya. Dengan pemikiran ulang secara radikal terhadap cara
suatu buku dapat dibeli dan dijual, maka Amazon dan toko buku online lainnya telah mencapai
efisiensi yang luar biasa, pengurangan harga, dan keseluruhan cara yang baru dalam
menjalankan bisnis.

BPM merupakan tantangan. Para eksekutif melaporkan bahwa hambatan tunggal yang terbesar
untuk melakukan perubahan proses bisnis dengan berhasil adalah budaya organisasional. Para
karyawan tidak menyukai rutinitas yang tidak dikenalnya dan sering kali berusaha melawan.
perubahan. Hal ini merupakan proyek yang sangat nyata di mana perubahan organisasional
sangat ambisius dan besar pengaruhnya. Mengelola perubahan tidaklah sesederhana itu atau
bukan pula berdasarkan intuisi, dan perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan proses
secara ekstensif yang memerlukan suatu strategi manajemen perubahan yang tepat.

Alat Bantu bagi Manajemen Proses Bisnis

Lebih dari 100 perusahaan perangkat lunak yang menyediakan alat bantu bagi aspek BPM
yang bervariasi, meliputi IBM, Oracle, dan TIBCO. Alat bantu tersebut membantu bisnis dalam
mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses yang memerlukan peningkatan, menciptakan
model untuk meningkatkan proses, menangkap dan menegakkan aturan bisnis untuk
menjalankan proses, dan mengintegrasikan sistem-sistem yang telah ada untuk mendukung
proses yang baru atau yang dirancang ulang. Alat bantu perangkat lunak BPM juga
menyediakan analitis untuk memverifikasi bahwa kinerja dari proses telah ditingkatkan dan
untuk mengukur dampak dari perubahan proses terhadap indikator-indikator kunci dari kinerja
bisnis.

Beberapa alat bantu BPM mendokumentasikan dan memonitor proses bisnis untuk membantu
perusahaan dalam mengidentifikasi ketidakefisienan, dengan menggunakan perangkat lunak
untuk menghubungkan dengan tiap-tiap sistem yang digunakan untuk proses tertentu oleh
perusahaan untuk mengidentifikasi titik-titik yang bermasalah. Perusahaan reksa dana di
Canada AIC menggunakan perangkat lunak pemantauan Sajus BPM untuk memeriksa
ketidakkonsistenan prosesnya dalam memperbarui akun setelah transaksi klien. Sajus
mengkhususkan diri dalam manajemen proses yang berbasis pada tujuan, yang mana
menitikberatkan pada menemukan penyebab dari permasalahan organisasional melalui
pemantauan proses sebelum menerapkan alat bantu tersebut untuk menangani permasalahan-
permasalahan tersebut.

Kategori alat bantu lainnya yang mengotomatisasi beberapa bagian dari suatu proses bisnis
dan menegakkan aturan bisnis sehingga para karyawan akan melaksanakan proses tersebut
dengan lebih konsisten dan efisien.

Sebagai contoh, American National Insurance Company (ANCO), yang menawarkan asuransi
jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kerugian properti, dan jasa investasi, menggunakan
perangkat lunak aliran kerja Pega BPM untuk melancarkan proses layanan kepada konsumen
di seluruh 4 kelompok bisnis. Perangkat lunak membangun aturan untuk membimbing
representatif layanan konsumen melalui satu tampilan dari informasi konsumen yang terpelihara
dalam berbagai sistem. Dengan menghilangkan kebutuhan untuk menyeimbangkan berbagai
macam aplikasi secara bersamaan dalam menangani konsumen dan permintaan agen,
meningkatkan proses yang meningkatkan kapasitas beban kerja dari representatif layanan
konsumen menjadi sebesar 192%.

Kategori alat bantu yang ketiga membantu bisnis dalam mengintegrasikan sistem yang telah
mereka miliki untuk mendukung peningkatan proses. Mereka secara otomatis mengelola proses
diseluruh bisnis, mengekstrak data dari berbagai macam sumber dan database, dan
menghasilkan transaksi dalam banyak sistem yang terkait. Sebagai contoh, Star Alliance dari
15 maskapai penerbangan, meliputi United dan Lufthansa, menggunakan BPM untuk
menciptakan proses yang sama yang akan dibagikan oleh semua anggotanya dengan
mengintegrasikan sistem mereka yang telah ada. Salah satu proyek yang menciptakan layanan
yang baru bagi penerbangan rutin dari anggota maskapai penerbangan dengan
mengonsolidasi 90 proses bisnis yang terpisah-pisah di seluruh 9 maskapai penerbangan dan
27 sistem yang lama. Perangkat lunak BPM mendokumentasikan bagaimana setiap maskapai
penerbangan akan memproses informasi penerbangan rutin untuk membantu para manajer
maskapai penerbangan membuat model suatu proses bisnis yang baru yang menunjukkan
bagaimana membagi data di antara sistem-sistem yang bervariasi.

Sesi Interaktif: Organisasi akan memberikan suatu contoh perusahaan yang memperoleh
manfaat secara kompetitif dari manajemen proses bisnis. Seiring dengan beberapa perusahaan
yang meluas dengan cepat dari bisnis berskala kecil menjadi merek global, Burton Snowboard
menemukan bahwa beberapa dari proses bisnisnya telah menjadi ketinggalan zaman. Burton
melakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan proses- proses tersebut dan
mengubah kelemahan mereka menjadi kekuatan.

2. Ikhtisar dari Pengembangan Sistem


Sistem informasi yang baru merupakan suatu hasil dari proses pemecahan permasalahan
organisasional. Suatu sistem informasi yang baru dibangun sebagai suatu pemecahan bagi
beberapa tipe permasalahan atau serangkaian permasalahan yang organisasi pandang sedang
mereka hadapi. Permasalahan dapat merupakan salah satu yang mana para manajer dan para
karyawan menyadari bahwa organisasi tidak berjalan sebaik yang diharapkan, atau bahwa
organisasi harus memanfaatkan keuntungan dari peluang yang baru untuk dapat mengerjakan
dengan lebih berhasil.

Aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam menghasilkan suatu pemecahan sistem informasi


terhadap permasalahan atau peluang organisasional dinamakan pengembangan sistem
(systems development). Pengembangan sistem merupakan jenis permasalahan yang
terstruktur yang dipecahkan dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda. Aktivitas tersebut terdiri
alas analisis sistem, desain sistem, pemrogaman, pengujian, konversi, serta produksi dan
pemeliharaan.

Gambar di bawah mengilustrasikan proses pengembangan sistem. Aktivitas-aktivitas


pengembangan sistem yang digambarkan biasanya dilakukan dalam order yang berurutan.
Namun, beberapa aktivitas perlu diulang atau beberapa akan dilakukan secara bersamaan,
bergantung pada pendekatan pada membangun sistem yang sedang dikerjakan.
ANALISIS SISTEM

Analisis sistem (systems analysis) adalah analisis suatu permasalahan yang mana suatu
perusahaan berusaha untuk memecahkannya dengan sistem informasi. Analis sistem terdiri
atas menentukan permasalahan, mengidentifikasi penyebab-penyebabnya, menentukan solusi,
dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.

Analis sistem menciptakan sebuah peta penunjuk jalan dari organisasi yang telah ada dan
sistem, mengidentifikasi para pemilik dan para pengguna data yang utama sejalan dengan
perangkat keras dan perangkat lunak yang dimiliki. Analis sistem kemudian memerinci
permasalahan dari sistem yang telah ada. Dengan memeriksa dokumen-dokumen, kertas kerja,
dan prosedur, mengamati operasional sistem, dan mewawancarai para pengguna sistem yang
utama, maka analis dapat mengidentifikasi area permasalahan dan tujuan solusi yang akan
dicapai. Sering kali, solusi tersebut memerlukan pembangunan suatu sistem informasi yang
baru atau meningkatkan sistem yang telah ada.

Analisis sistem juga meliputi studi kelayakan (feasibility study) untuk menentukan apakah
suatu solusi layak & ataukah tidak, atau dapat dicapai, dari sudut pandang finansial, teknikal,
dan organisasional. Studi kelayakan menentukan apakah sistem yang diusulkan diharapkan
dapat menjadi suatu investasi yang tepat atau tidak, apakah teknologi yang diperlukan bagi
sistem tersebut tersedia atau tidak dan dapat ditangani oleh para spesialis sistem informasi
perusahaan atau tidak, dan apakah organisasi dapat menangani perubahan yang diperkenalkan
oleh sistem atau tidak.
Normalnya, proses analisis sistem akan mengidentifikasi beberapa alternatif solusi yang mana
organisasi dapat mengejar dan menilai. kelayakan dari masing-masing. Laporan proposal
sistem yang tertulis menggambarkan biaya dan manfaat, serta keuntungan dan kerugian dari
tiap-tiap alternatif. Ini bergantung pada manajemen untuk menentukan yang mana bauran dari
biaya, manfaat, fitur teknikal, dan dampak organisasional yang merepresentasikan alternatif
yang paling diinginkan.

Menentukan Kebutuhan lnformasi

Barangkali tugas yang paling menantang dari analis sistem adalah menentukan kebutuhan
informasi secara spesifik yang harus dipenuhi oleh pemecahan sistem yang dipilih. Pada tingkat
yang paling dasar, kebutuhan informasi (information requirements) dari suatu sistem yang
baru melibatkan mengidentifikasi siapa yang memerlukan informasi, di mana, kapan, dan
bagaimana. Analisis kebutuhan secara hati-hati menentukan sasaran dari sistem yang baru
atau sistem yang dimodifikasi dan mengembangkan gambaran fungsi secara terperinci yang
mana sistem yang baru harus mengerjakannya. Analisis kebutuhan yang gagal merupakan
sumber penyebab dari kegagalan sistem dan biaya pengembangan sistem yang besar. Suatu
sistem yang dirancang di sekitar penetapan kebutuhan yang salah maka harus dibuang karena
kinerja yang buruk atau yang memerlukan untuk menjalani modifikasi yang besar.

Beberapa permasalahan tidak memerlukan solusi sistem tambahan, tetapi justru membutuhkan
penyesuaian dalam manajemen, pelatihan tambahan, atau perbaikan dari prosedur
organisasional yang telah ada. Jika permasalahan adalah yang terkait dengan informasi, maka
analisis sistem akan diperlukan untuk mendiagnosis permasalahan dan sampai pada suatu
solusi yang tepat.

DESAIN SISTEM

Analisis sistem menggambarkan apakah yang harus dilakukan oleh suatu sistem untuk
memenuhi kebutuhan informasi, dan desain sistem (systems design) memperlihatkan
bagaimana sistem akan memenuhi sasaran ini. Desain dari suatu sistem adalah keseluruhan
rencana atau model bagi sistem tersebut. Seperti denah gedung atau rumah, ini terdiri atas
semua spesifikasi yang memberikan bentuk dan struktur dari sistem tersebut.

Perancang sistem memerincikan spesifikasi sistem yang akan menjalankan fungsi yang
diidentifikasikan dalam analisis sistem. Spesifikasi-spesifikasi tersebut akan menangani semua
komponen manajerial, organisasional, dan teknologikal dari solusi sistem.
Seperti rumah atau gedung, maka sistem informasi memiliki banyak kemungkinan desain.
Masing-masing desain merepresentasikan campuran yang unik dari seluruh komponen teknikal
dan organisasional. Apa yang membuat salah satu desain menjadi lebih unggul dibandingkan
yang lainnya adalah kemudahan dan efisiensi yang mana memenuhi kebutuhan dari
penggunanya di dalam suatu rangkaian kendala teknikal, organisasional, finansial, dan waktu
yang spesifik.

Peran dari Para Pengguna Akhir

Kebutuhan informasi pengguna mendorong upaya untuk membangun sistem secara


keseluruhan. Para pengguna harus memiliki kendali yang memadai atas proses desain untuk
memastikan bahwa sistem akan mencerminkan prioritas bisnis mereka dan kebutuhan
informasi, bukan bias dari staf teknikal. Dalam mengerjakan desain akan meningkatkan
pemahanan dari para pengguna dan penerimaan sistem. Keterlibatan pengguna yang tidak
memadai alam upaya desain merupakan penyebab utama dari kegagalan sistem. Namun,
beberapa sistem memerlukan lebih banyak peran serta pengguna, alam desain dibandingkan
yang lainnya.

MENYELESAIKAN PROSES PENGEMBANGAN SISTEM

Langkah-langkah yang tersisa dalam proses pengembangan sistem akan menerjemahkan


spesifikasi solusi yang ditetapkan dalam analisis sistem dan merancangnya ke dalam sistem
informasi yang dapat beroperasional dengan sepenuhnya. Hal ini mencakup langkah-langkah
yang terdiri atas pemrogaman, pengujian, konversi, produksi, dan pemeliharaan.

Pemrograman

Dalam tahap pemrograman (programming) spesifikasi sistem dipersiapkan, selama tahap


perancangan diterjemahkan ke dalam perangkat lunak kode program. Saat ini, banyak
organisasi yang tidak lagi mengerjakan pemrogaman mereka sendiri untuk sistem-sistem yang
baru. Malahan, mereka membeli perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan akan suatu sistem
yang baru dari sumber-sumber eksternal seperti misalnya paket perangkat lunak dari pemasok
perangkat lunak komersial, layanan perangkat lunak dari penyedia layanan aplikasi, atau
melakukan perusahaan alih daya yang mengembangkan aplikasi perangkat lunak khusus bagi
para klien mereka.

Pengujian
Pengujian (testing) yang mendalam dan teliti harus dilaksanakan untuk memastikan apakah
sistem memberikan hasil yang tepat atau tidak. Pengujian akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan, "Akankah sistem memberikan hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi-kondisi
yang diketahui"? Beberapa perubahan mulai menggunakan layanan cloud computing untuk
pekerjaan ini.

Jumlah waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan ini telah meremehkan secara
tradisional dalam perencanaan proyek sistem. Pengujian akan menghabiskan banyak waktu:
Menguji data harus dipersiapkan dengan hati-hati, meninjau ulang hasil, dan perbaikan akan
dilakukan dalam sistem. Dalam beberapa contoh, bagian-bagian dari sistem harus dirancang
ulang. Risiko yang dihasilkan dari pengulasan langkah ini sangat besar.

Pengujian sistem informasi dapat dibagi ke dalam 3 tipe aktivitas: pengujian unit, pengujian
sistem, dan pengujian penerimaan. Pengujian unit (unit testing) atau pengujian program, terdiri
atas menguji tiap-tiap program secara terpisah dalam sistem. Sangat diyakini bahwa tujuan dari
pengujian seperti ini adalah untuk menjamin bahwa program-program telah bebas dari
kesalahan, tetapi tujuan ini secara realistis adalah mustahil. Pengujian harus dipandang
bukannya sebagai sarana untuk menempatkan kesalahan-kesalahan dalam program-program,
tetapi menitik beratkan pada menemukan semua cara untuk membuat suatu program gagal.
Ketika mereka menunjuk dengan tepat, maka permasalahan dapat diperbaiki.

Pengujian sistem (system testing) akan menguji fungsi dari sistem informasi sebagai suatu
keseluruhan. Ini mencoba untuk menentukan apakah modul-modul yang berlainan akan
berfungsi bersama-sama seperti yang direncanakan dan apakah kesenjangan yang terjadi di
antara cara sistem benar-benar bekerja dan cara yang dipahami. Di antara area-area yang
diperiksa adalah kinerja waktu, kapasitas untuk penyimpanan file dan menangani beban
puncak, kapabilitas untuk memulihkan dan mengawali kembali, dan prosedur-prosedur manual.

Pengujian penerimaan (acceptance testing) menyediakan sertifikasi final yang mana sistem
siap untuk digunakan dan suatu pengaturan produksi. Pengujian sistem dievaluasi oleh para
pengguna dan dikaji ulang oleh manajemen. Ketika semua pihak dipuaskan bahwa sistem yang
baru memenuhi standar-standar mereka, maka sistem akan diterima secara formal untuk
instalasi.

Tim pengembangan sistem bekerja sama dengan para pengguna untuk merancang suatu
rencana pengujian yang sistematis. Rencana pengujian (test plan) meliputi semua persiapan
untuk serangkaian pengujian yang baru saja telah kita bahas.
Gambar di bawah memperlihatkan sebuah contoh dari rencana pengujian. Kondisi yang umum
yang diujikan adalah perubahan catatan. Dokumentasi terdiri atas serangkaian rencana
pengujian layar yang dipelihara dalam suatu database (barangkali suatu database PC) yang
sangat ideal disesuaikan dengan jenis aplikasi ini.

Konversi (conversion) merupakan suatu proses perubahan dari sistem yang lama menuju
sistem yang baru. Empat strategi utama konversi yang dapat dilakukan: strategi paralel, strategi
pemangkasan langsung, strategi penelitian percobaan, dan strategi pendekatan secara
bertahap.

Dalam suatu strategi paralel (paralel strategy) baik sistem yang lama maupun penggantiannya
yang potensial dijalankan bersama-sama pada suatu waktu hingga setiap orang meyakini salah
satu fungsi yang baru dengan benar. Hal ini merupakan pendekatan konversi yang paling aman
karena, dalam hal terjadinya kesalahan atau gangguan dalam pemrosesan, maka sistem yang
lama masih dapat digunakan sebagai cadangan. Namun, pendekatan ini sangat mahal, dan staf
tambahan atau sumber daya akan diperlukan untuk menjalankan sistem tambahan.

Strategi pemangkasan secara langsung (direct cutover strategy) menggantikan sistem yang
lama secara keseluruhan dengan sistem yang baru pada hari yang telah ditunjuk. Merupakan
suatu pendekatan yang berisiko yang dapat berpotensial lebih mahal daripada menjalankan dua
sistem yang sejajar jika permasalahan yang serius dengan sistem yang baru ditemukan. Tidak
terdapat sistem lainnya sebagai cadangan. Dislokasi, gangguan, dan biaya perbaikan akan
menjadi sangat besar.
Strategi penelitian percobaan (pilot study strategy) memperkenalkan suatu sistem yang baru
kepada hanya area yang terbatas dari organisasi, seperti misalnya sebuah departemen tunggal
atau unit operasional. Ketika versi percobaan ini telah selesai dan dapat bekerja dengan lancar,
maka akan dipasang di seluruh bagi lainnya dari organisasi, baik secara bersamaan atau
secara bertahap.

Strategi pendekatan bertahap (phased approach strategy) memperkenalkan suatu sistem


yang baru secara bertahap, baik dengan fungsi atau dengan unit organisasional. Jika,
sebagai contoh, sistem diperkenalkan dengan fungsi, suatu sistem pengajian akan dimulai
dengan para pekerja dalam jam yang digaji mingguan, diikuti 6 bulan kemudian dengan
menambahkan para karyawan penerima gaji (yang dibayar bulanan) pada sistem. Jika sistem
diperkenalkan dengan unit organisasional, maka kantor pusat korporat yang terlebih dahulukan
diubah, diikuti dengan unit operasional terkecil 4 bulan kemudian.

Berpindah dari suatu sistem yang lama menjadi suatu sistem yang baru mensyaratkan para
pengguna akhir dilatih untuk menggunakan sistem yang baru. Dokumentasi (documentation)
yang terperinci memperlihatkan bagaimana sistem bekerja baik dari sudut pandang teknikal
maupun pengguna akhir yang diselesaikan selama masa konversi untuk digunakan dalam
pelatihan dan kegiatan operasional setiap hari. Kurangnya pelatihan yang layak dan
dokumentasi memberikan kontribusi terhadap kegagalan sistem sehingga bagian dari proses
pengembangan sistem ini sangat penting.

Produksi dan Pemeliharaan

Setelah sistem yang baru dipasang dan konversi telah terselesaikan, maka sistem dikatakan
berada dalam produksi (production). Dalam tahap ini, sistem akan dikaji ulang oleh para
pengguna dan para spesialis teknikal untuk menentukan seberapa baik ini telah memenuhi
tujuan awalnya dan untuk memutuskan apakah terdapat perbaikan atau modifikasi yang
diperintahkan. Dalam beberapa contoh, dokumen audit pasca-implementasi (post
implementation audit) yang formal dipersiapkan. Setelah sistem telah terpasang dengan baik,
maka harus dipelihara sementara itu berada dalam produksi untuk memperbaiki kesalahan,
memenuhi persyaratan, atau meningkatkan efisiensi pemrosesan. Perubahan dalam perangkat
keras, perangkat lunak, dokumentasi, atau prosedur pada sistem produksi untuk memperbaiki-
kesalahan, memenuhi persyaratan yang baru, atau meningkatkan efisiensi pemrosesan,
diistilahkan dengan pemeliharaan (maintenance).
Kira-kira, 20% waktu yang ditujukan untuk pemeliharaan digunakan untuk melakukan
debug⎯usaha menemukan dan memperbaiki kesalahan program atau memperbaiki
permasalahan darurat dalam produksi. Dua puluh persen lainnya berkaitan dengan perubahan
dalam data, file, laporan, perangkat keras, atau perangkat lunak sistem. Namun, 60% dari
semua kerja pemeliharaan terdiri atas melakukan perbaikan terhadap pengguna, meningkatkan
dokumentasi, dan pengodean ulang komponen sistem untuk efisiensi pemrosesan yang lebih
tinggi. Jumlah pekerjaan dalam kategori yang ketiga dari permasalahan pemeliharaan dapat
diturunkan secara signifikan melalui analisis sistem yang lebih baik dan pelaksanaan desain.
Tabel 13.2. meringkas aktivitas-aktivitas dalam pengembangan sistem.

PEMODELAN DAN PERANCANGAN SISTEM: METODOLOGI TERSTRUKTUR DAN


METODOLOGI BERORIENTASI OBJEK

Terdapat metodologi alternatif untuk membuat model dan merancang sistem. Metodologi yang
terstruktur dan pengembangan yang berorientasi pada objek merupakan yang paling penting.

Metodologi Terstruktur

Metodologi terstruktur telah digunakan untuk mendokumentasi, menganalisis, dan merancang


sistem informasi sejak tahun 1970-an. Terstruktur (structured) mengacu pada kenyataan
bahwa teknik-teknik yang dilakukan adalah tahap demi tahap, dengan tiap tahap dibangun pada
tahap yang sebelumnya. Metodologi yang terstruktur arahnya dari atas ke bawah, maju
dari yang tertinggi, level yang paling abstrak menuju level rincian yang terendah⎯dari yang
umum menjadi yang spesifik.

Metode pengembangan terstruktur sifatnya berorientasi proses, berfokus terutama kepada


pemodelan proses, atau tindakan mengambil, menyimpan, memanipulasi, dan mendistribusikan
data seiring data tersebut mengalir melalui suatu sistem. Metode-metode ini memisahkan data
dari proses -proses. Prosedur pemrograman yang tersendiri harus ditulis setiap kali seseorang
ingin melakukan tindakan atas data tertentu. Prosedur-prosedurnya bertindak pada data yang
disampaikan oleh program.

Perangkat utama untuk merepresentasikan. Proses dari komponen data dan alur data di antara
mereka adalah diagram alur data (data flow diagram⎯DFD). Diagram alur data menawarkan
suatu model grafik logis atas alur informasi, membagi-bagi sistem ke dalam modul-modul yang
menunjukkan level rincian yang dapat dikendalikan. Ini menentukan dengan ketat proses atau
transformasi yang terjadi di dalam tiap-tiap modul dan antar muka yang terjadi di antara
mereka. Gambar di bawah, menunjukkan suatu diagram alur data yang sederhana bagi sistem
pendaftaran program universitas dalam bentuk mail. Kotak yang berbentuk lingkaran
merepresentansikan proses, yang mana menggambarkan transformasi data. Kotak yang
berbentuk persegi merepresentasikan suatu entitas eksternal, yang mana merupakan pencetus
atau penerima informasi yang ditempatkan di luar cakupan sistem yang dibuat model. Persegi
panjang yang terbuka merepresentasikan penyimpanan data, yang mana baik persediaan data
secara manual atau otomatisasi. Anak panah merepresentasikan alur data, yang mana
menunjukkan pergerakan di antara proses, entitas eksternal, dan penyimpanan data. Mereka
terdiri atas paket data dengan nama atau konten dari tiap-tiap alur data yang terdaftar di
samping anak panah.

Diagram alur data ini memperlihatkan bahwa mahasiswa memasukkan formulir pendaftaran
dengan nama, nomor identifikasi, dan jumlah mata kuliah yang ingin mereka ambil. Dalam
proses 1.0, sistemnya memastikan bahwa setiap mata kuliah yang dipilih masih terbuka,
dengan merujuk file kuliah dari universitas tersebut. File ini membedakan mata kuliah yang
masih terbuka dari yang telah dibatalkan atau penuh (ditutup). Proses 1.0 kemudian
menentukan pilihan mana saja yang dapat diterima atau ditolak. Proses 2.0 mendaftarkan
mahasiswa ke dalam mata kuliah yang telah diambilnya. Proses ini memperbarui file kuliah
universitas tersebut dengan nama mahasiswa dan nomor identifikasi dan menghitung ulang
jumlah anggota setiap mata kuliah. Jika jumlahnya telah mencapai maksimum, mata kuliah
tersebut ditutup. Proses 2.0 juga memperbarui file master mahasiswa milik universitas dan
informasi mahasiswa baru atau perubahan alamat mahasiswa. Proses 3.0 mengirimkan surat
konfirmasi pendaftaran yang menyertakan daftar mata kuliah yang telah diambil oleh
mahasiswa tersebut, dan memberitahukan pilihan mata kuliah yang tidak dapat diambilnya.
Diagram ini dapat digunakan untuk menggambarkan proses tingkat tinggi dan juga tingkat
rendah. Melalui diagram alur data yang bertingkat, proses yang rumit dapat dipecah-pecah
menjadi tingkatan-tingkatan perincian yang lebih lanjut. Seluruh sistem dapat dibagi ke dalam
beberapa subsistem dengan diagram alur data tingkat tinggi. Setiap subsistem selanjutnya
dapat dibagi lagi menjadi subsistem tambahan dengan diagram alur data tingkat dua, dan
subsistem di tingkat ini dapat dipecah -pecah lagi sampai ke tingkatan perincian yang paling
rendah.

Alat bantu lainnya bagi analitsis terstruktur adalah kamus data (data dictionary), yang mana
berisi informasi mengenai bagian data individual dan pengelompokan data di dalam suatu
sistem. Kamus data merupakan konten alur data dan penyimpanan data sehingga para
pembangun sistem memahami dengan tepat bagian dari data yang mereka isi. Spesifikasi
proses (process specifications) menggambarkan transformasi yang terjadi di dalam level
diagram alur data yang terendah. Mereka mengekspresikan logika bagi tiap-tiap proses.

Dalam metodologi terstruktur, desain perangkat lunak akan dibuat model dengan menggunakan
diagram struktur dengan hierarki. Diagram struktur (structured chart) adalah diagram dari atas
ke bawah, memperlihatkan tiap-tiap level desain, hubungannya dengan level-level lainnya, dan
tempatnya dalam keseluruhan struktur desain. Desain yang pertama mempertimbangkan fungsi
utama dari program atau sistem, kemudian memecahkan fungsi ini ke dalam subfungsi, dan
menguraikan tiap-tiap subfungsi hingga level rincian yang terendah telah tercapai. Gambar di
bawah memperlihatkan level diagram struktur yang tinggi bagi suatu sistem penggajian. Jika
desain memiliki terlalu banyak level untuk dimasukkan ke dalam satu diagram struktur, maka
dapat dibagi -bagi lebih lanjut dengan diagram struktur yang lebih terperinci. Suatu diagram
struktur dapat mendokumentasikan satu program, satu sistem (serangkaian program), atau
bagian dari salah satu program.

Pengembangan Berorientasi Objek


Metode terstruktur yang bermanfaat bagi proses permodelan, tetapi tidak dapat menangani
permodelan data dengan baik. Mereka juga memperlakukan data dan proses sebagai entitas
yang terpisah secara logis, sedangkan dalam dunia nyata pemisahan tersebut terlihat tidak
lazim. Konvensi permodelan yang berbeda digunakan untuk analisis (diagram alur data) dan
untuk desain (diagram struktur).

Pengembangan berorientasi objek (object-oriented development) menangani permasalahan


tersebut. Pengembangan yang berorientasi pada objek (object) menggunakan objek sebagai
unit dasar dari analisis sistem dan desain. Suatu objek yang menggabungkan data dan proses
tertentu yang beroperasional dengan data tersebut. Data dikemas dalam suatu objek yang
dapat diakses dan dimodifikasi hanya dengan mengoperasionalkan, atau metode, yang terkait
dengan objek tersebut. Ketimbang melewatkan data pada prosedur, program akan mengirimkan
suatu pesan bagi objek untuk mengerjakan operasional yang-telah tertanam di dalamnya.
Sistem dimodelkan sebagai suatu kumpulan dari objek-objek dan hubungan di antara mereka.
Karena pemrosesan yang logis yang terletak di dalam objek daripada dalam perangkat lunak
program yang terpisah, maka objek harus bekerja sama satu sama lain untuk membuat sistem
dapat bekerja.

Pemodelan berorientasi objek berdasarkan pada konsep kelas dan turunan. Objek yang dimiliki
oleh kelas tertentu, atau kategori umum dari objek-objek yang serupa, memiliki ciri-ciri dari
kelas tersebut. Kelas-kelas kemudian dapat mewarisi semua struktur dan perilaku dari kelas
yang lebih umum dan kemudian menambahkan variabel dan perilaku yang unik kepada setiap
objek. Kelaskelas baru dibuat dengan memilih kelas yang sudah ada dan menentukan apa
perbedaan kelas yang baru dengan kelas yang sudah ada, alih-alih mulai dari nol setiap
kalinya.

Kita dapat melihat bagaimana kelas dan turunan pekerjaan dalam Gambar di bawah, yang
mana mengilustrasikan hubungan di antara kelas-kelas mengenai para karyawan dan
bagaimana mereka dibayar. Karyawan merupakan common ancestor, atau super kelas, bagi 3
kelas lainnya. Bergaji, Per Jam, dan Sementara merupakan subkelas dari Karyawan. Nama
kelas berada pada bagian atas dari kotak, atribut untuk tiap-tiap kelas berada di bagian tengah
dari tiap-tiap kotak, dan daftar kegiatan operasional berada pada bagian bawah dari masing-
masing kotak. Tampilan -tampilan ini dibagikan oleh semua karyawan (id, nama, alamat,
tanggal, direkrut, posisi, gaji) disimpan dalam super kelas Karyawan, sedangkan tiap -tiap
subkelas menyimpan tampilan yang spesifik terhadap tipe karyawan tertentu. Spesifik bagi para
karyawan per jam, sebagai contoh, tingkat per jam dan tingkat lembur mereka. Lini yang kuat
dari subkelas kepada super kelas merupakan jalur generalisasi yang menunjukkan bahwa
subkelas Bergaji, Per Jam, dan Sementara memiliki tampilan umum yang dapat
digeneralisasikan ke dalam super kelas Karyawan.

Pengembangan berorientasi objek lebih berulang dan bertahap daripada pengembangan


terstruktur tradisional. Selama analisis, para pembangun sistem akan mendokumentasikan
persyaratan fungsional dari sistem, menentukan sifat-sifatnya yang paling penting dan apakah
yang harus dilakukan oleh sistem yang diusulkan Interaksi di antara sistem dan penggunanya
dianalisis untuk mengidentifikasi objek-objek, yang mana meliputi data dan proses. Fase desain
yang berorientasi pada objek akan menggambarkan bagaimana objek akan bersikap dan
bagaimana mereka akan berinteraksi satu sama lain. Objek-objek yang hampir sama
dikelompokkan bersama untuk membentuk suatu kelas, dan kelas-kelas akan dikelompokkan
ke dalam hierarki yang mana subkelas akan menurunkan atribut dan metode dari super
kelasnya.

Sistem informasi diimplementasikan dengan menerjemahkan desain ke dalam kode program,


menggunakan kembali kelas yang siap tersedia dalam perpustakaan objek perangkat lunak
yang dapat digunakan, dan menambahkan yang baru diciptakan dalam database yang
berorientasi pada objek. Sistem yang menghasilkan harus diuji dan dievaluasi sepenuhnya.

Karera objek-objek dapat dipakai ulang, pengembangan berorientasi objek berpotensi


menghemat waktu dan biaya pembuatan perangkat lunak karena perusahaan dapat memakai
ulang objek perangkat lunak yang telah dibuat sebagai bahan untuk aplikasi lainnya. Sistem
baru dapat dibuat dengan menggunakan beberapa objek yang ada, mengubah beberapa objek
lainnya, dan menambahkan beberapa objek yang baru. Kerangka kerja berorientasi objek telah
dikembangkan untuk menyediakan aplikasi setengah jadi yang dapat dipakai ulang, yang dapat
dimodifikasi lebih jauh oleh perusahaan menjadi aplikasi siap pakai.

Rekayasa Ulang Perangkat lunak Dengan Bantuan Komputer

Rekayasa ulang perangkat lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software


engineering⎯CASE)⎯kadangkala disebut dengan rekayasa ulang sistem dengan bantuan
komputer⎯menyediakan peralatan perangkat lunak untuk mengotomatisasi metodologi yang
baru dijelaskan untuk mengurangi jumlah kerja repetitif yang harus dilakukan oleh pemrogram.
Perangkat CASE juga memfasilitasi pembuatan dokumentasi yang jelas dan koordinasi upaya
tim pemrogram. Anggota tim dapat berbagi beban kerja mereka dengan mudah dengan cara
mengakses file untuk meninjau atau memodifikasi apa yang telah diselesaikan. Sedikit manfaat
dari segi produktivitas juga dapat diperoleh jika perangkatnya digunakan dengan benar.

Perangkat CASE menyediakan fasilitas grafik otomatis untuk membuat grafik dan diagram,
layar dan pembuat laporan, kamus data, fasilitas pelaporan yang ekstensif, perangkat analisis
dan pemeriksaan, pembuat kode, dan pembuat dokumentasi. Umumnya, perangkat CASE
mencoba meningkatkan produktivitas dan kualitas dengan melakukan hal-hal berikut:

• Menerapkan metodologi pengembangan dan disiplin perancangan yang standar


• Meningkatkan komunikasi di antara para pengguna dengan para spesialis teknis
• Mengorganisasi dan menghubungkan komponen desain dan menyediakan akses yang
cepat kepada mereka dengan menggunakan tempat penyimpanan desain
• Mengotomatisasi bagian, analisis dan desain yang membosankan dan rentan terhadap
kesalahan
• Mengotomatisasi pembuatan kode dan pengujian dan mengendalikan proses
implementasi

Perangkat CASE mengandung fitur-fitur untuk memvalidasi diagram dan spesifikasi rancangan.
Perangkat CASE mendukung rancangan iteratif dengan mengotomatisasi revisi dan perubahan
dan menyediakan fasilitas pembuatan prototipe. Penyimpanan informasi CASE menyimpan
semua informasi yang didefinisikan oleh analis selama proyek berjalan. Penyimpanan ini
mencakup diagram alur data, diagram struktur, diagram hubungan entitas, definisi data,
spesifikasi proses, format layar dan laporan, catatan dan komentar, serta hasil ujian.

Supaya penggunaannya efisien, perangkat CASE membutuhkan disiplin organisasional. Setiap


anggota proyek pengembangan harus mematuhi sejumlah aturan penamaan dan standar dan
juga metodologi pengembangan yang disepakati bersama. Perangkat CASE yang paling baik
menerapkan metode dan standar bersama, yang mungkin mempersulit penggunaan
perangkat tersebut dalam situasi tanpa adanya disiplin organisasional.

3. Pendekatan Alternatif Pembangunan Sistem


Sistem-sistem berbeda dari segi ukuran dan kompleksitas teknologinya dan dari masalah
perusahaan yang dipecahkannya. Sejumlah pendekatan pengembangan sistem telah
dikembangkan untuk menangani dengan perbedaan-perbedaan ini. Bagian ini menjelaskan
metode-metode alternatif berikut: siklus hidup sistem tradisional, pembuatan prototipe, paket
aplikasi perangkat lunak, pengembangan oleh pengguna akhir, dan alih daya.

SIKLUS HIDUP SISTEM TRADISIONAL

Siklus hidup sistem (systems life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi yang
paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang formal, seperti yang
diilustrasikan pada Gambar di bawah. Para spesialis pengembangan sistem mempunyai
pendapat berbeda tentang bagaimana membagi tahapan pengembangan sistem, tetapi mereka
secara umum menyesuaikan dengan tahapan-tahapan pengembangan sistem yang baru saja
dijelaskan.

Metodologi siklus hidup sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara pengguna
akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem dan pemrogram,
bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem, perancangan, dan implementasi; pengguna
akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasinya dan menilai hasil pekerjaan staf
teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan pencatatan, banyak sekali
dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.

Siklus hidup sistem masih digunakan untuk pengembangan sistem yang besar dan rumit yang
membutuhkan keperluan analisis yang tepat dan formal, spesifikasi yang telah ditentukan
sebelumnya, dan kendali yang ketat atas proses-prosesnya. Namun, pendekatan siklus hidup
sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu, dan tidak fleksibel. Walaupun
pembuat sistem dapat mundur dan maju ke setiap tahapan dari siklus hidup, siklus hidup sistem
pada dasarnya merupakan pendekatan "air terjun" dimana tugas-tugas dalam satu tahapan
diselesaikan sebelum pekerjaan pada tahapan selanjutnya dimulai. Aktivitas dapat diulangi,
tetapi banyak sekali dokumen baru yang harus dibuat dan langkah yang harus diulangi jika
kebutuhan dan spesifikasi perlu direvisi. Hal ini akhirnya membuat spesifikasi "dibekukan" relatif
awal dalam proses pengembangannnya. Pendekatan siklus hidup juga tidak cocok untuk
banyak sistem desktop kecil, yang cenderung tidak terlalu terstruktur dan lebih individual.

PEMBUATAN PROTOTIPE

Pembuatan prototipe (prototyping) terdiri dari membangun suatu sistem percobaan dengan
cepat dan tidak mahal bagi para pengguna akhir untuk melakukan evaluasi. Dengan
berinteraksi dengan prototipe, maka para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih
baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe didukung oleh para pengguna yang
dapat digunakan sebagai suatu contoh untuk menciptakan sistem final.

Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi, prototipe
akan lebih jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunanya. Ketika
rancangannya telah difinalisasi, prototipe dapat dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh
lebih baik.

Proses untuk membangun suatu rancangan pendahuluan, mencobanya terlebih dahulu,


menyempurnakannya, dan mencoba kembali telah dinamakan dengan proses pengembangan
(iterative) sistem yang berulang karena tahap-tahap yang diperlukan untuk membangun sistem
dapat diulang lagi dan lagi. Pembuatan prototipe lebih berulang secara eksplisit daripada siklus
hidup yang konvensional, dan secara aktif mempromosikan perubahan dalam rancangan
sisiem. Telah dikatakan bahwa prototipe akan menggantikan pengerjaan kembali yang tidak
direncanakan dengan pengulangan yang terencana, dengan setiap versi lebih akurat
mencerminkan kebutuhan dari para penggunanya.
Tahap-Tahap dalam Pembuatan Prototipe

Gambar di bawah menunjukkan 4 tahapan model proses membuat prototipe, yang terdiri atas
tahaptahap berikut:

Tahap 1: Mengidentifikasi kebutuhan dasar dari pengguna. Perancang sistem (biasanya


spesialis sistem informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk
mendapatkan informasi kebutuhan dasar pengguna.
Tahap 2: Mengembangkan prototipe awal. Perancang sistem menciptakan suatu prototipe yang
bekerja dengan cepat, dengan menggunakan alat bantu untuk menghasilkan
perangkat lunak dengan segera.
Tahap 3: Menggunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja sama dengan sistem
untuk menentukan seberapa baik prototipe dalam memenuhi kebutuhannya dan
untuk memberikan saran-saran untuk meningkatkan prototipe.
Tahap 4: Merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua perubahan
yang diminta oleh pengguna dan menyempurnakan prototipe sesuai dengan yang
diminta. Setelah prototipe direvisi, siklusnya kembali ke Langkah 3. Langkah 3 dan 4
diulangi terus hingga penggunanya merasa puas.

Ketika tidak ada pengulangan lagi yang diperlukan, maka prototipe yang telah disetujui
kemudian menjadi prototipe operasional yang melengkapi spesifikasi final untuk penerapan.
Kadangkala prototipe diambil sebagai versi produksi dari sistem.

Keuntungan dan Kerugian Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian tentang


kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk merancang sistem informasi
antarmuka pengguna akhir (end-user interface), atau bagian dari sistem yang berinteraksi
dengan pengguna, seperti tampilan online dan layar masukan data, laporan, atau laman web.
Karena pembuatan prototipe mendorong pengguna akhir terlibat secara mendalam di seluruh
siklus hidup pengembangan sistem, maka pembuatan prototipe lebih berpeluang menghasilkan
sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Namun, pembuatan prototipe secara cepat dapat melupakan langkah-langkah yang penting
dalam pengembangan sistem. Jika prototipe sempurna bekerja dengan benar, pihak
manajemen mungkin tidak merasa perlu melakukan pemrograman ulang. perancangan ulang,
atau dokumentasi dan pengujian yang lengkap untuk membuat sebuah sistem produksi yang
baik. Beberapa sistem yang dibuat secara terburu-buru mungkin akan mengalami kesulitan
dalam mengakomodasi jumlah data yang besar atau jumlah pengguna yang banyak dalam
sebuah lingkungan produksi.

PENGEMBANGAN OLEH PENGGUNA AKHIR

Beberapa jenis sistem informasi dapat dikembangkan oleh pengguna akhir dengan sedikit
bantuan formal dari spesialis teknis, atau bahkan tidak sama sekali. Fenomena ini disebut
pengembangan oleh pengguna akhir (end-user development). Rangkaian perangkat lunak
yang dikategorikan sebagai bahasa generasi keempat membuat hal ini mungkin dilakukan.
Bahasa generasi keempat (fourthgeneration language) adalah perangkat lunak yang membuat
pengguna akhir dapat membuat laporan atau mengembangkan aplikasi perangkat lunak
dengan sedikit bantuan teknis atau tidak sama sekali. Beberapa perangkat generasi keempat ini
juga meningkatkan produktivitas pemrogram profesional.

Bahasa generasi keempat cenderung tidak prosedural, atau kurang prosedural, dibandingkan
bahasa pemrograman pada umumnya. Bahasa prosedural membutuhkan spesifikasi urutan
langkah kerja, atau prosedur, yang memberitahukan komputer apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. Bahasa nonprosedural hanya perlu menentukan apa yang harus
diselesaikan alihalih memberikan perincian mengenai bagaimana cara melaksanakan tugasnya.

Terdapat tujuh kategori bahasa generasi keempat: peralatan perangkat lunak PC, bahasa query
(permintaan), pembuat laporan, bahasa grafis, pembuat aplikasi, paket aplikasi perangkat
lunak, dan bahasa tingkat tinggi. Tahap ini memperlihatkan perangkatperangkatnya diurutkan
berdasarkan kemudahan penggunaannya oleh pengguna akhir (bukan pemrogram). Pengguna
akhir kebanyakan bekerja dengan perangkat lunak PC dan bahasa query. Bahasa query
(query language) adalah perangkat lunak yang memberikan jawaban cepat secara online untuk
permintaan informasi yang belum didefinisikan, seperti "Petugas pnjualan mana saja yang
kinerjanya terbaik"? Bahasa query sering dikaitkan dengan perangkat lunak manajemen data
dan sistem manajemen database.

Secara keseluruhan, sistem pengembangan oleh pengguna akhir dapat diselesaikan lebih
cepat daripada yang dikembangkan dengan siklus hidup sistem yang konvensional. Dengan
memberikan kemampuan kepada para pengguna untuk menentukan kebutuhan bisnis mereka
sendiri, pengumpulan kebutuhan menjadi lebih baik, dan tingkat keterlibatan pengguna menjadi
lebih tinggi, dan mereka jadi lebih puas dengan sistemnya. Namun, perangkat generasi
keempat masih tidak dapat mengganti perangkat-perangkat lama untuk beberapa aplikasi
bisnis, karena sering kali mengalami kesulitan dalam menangani pemrosesan jumlah transaksi
yang banyak, atau aplikasi dengan logika prosedural yang ekstensif dan kebutuhan pembaruan.

Komputasi pengguna akhir juga membawa risiko bagi perusahaan karena berlangsungnya di
luar mekanisme yang tradisional untuk manajemen dan kontrol sistem informasi. Ketika sistem
dibuat dengan cepat, tanpa adanya metodologi pengembangan yang format, pengujian dan
dokumentasi mungkin tidak dilakukan dengan memadai. Kendali terhadap data dapat hilang
dalam sistem-sistem di luar departemen sistem informasi yang tradisional. Untuk membantu
perusahaan memaksimalkan keuntungan dari aplikasi pengembangan oleh pengguna akhir,
manajemen harus mengontrol pengembangan aplikasi pengguna akhir dengan mengatur
pengeluaran biaya untuk pembuatan proyek sistem informasi pengguna akhir dan menentukan
perangkat keras, perangkat lunak, dan standar kualitas untuk setiap aplikasi yang
dikembangkan oleh pengguna.
PAKET PERANGKAT LUNAK APLIKASI DAN ALIH DAYA

Modul 5 menekankan bahwa perangkat lunak untuk sebagian besar sistem dewasa ini tidak
dikembangkan sendiri, melainkan dibeli dari sumber eksternal. Perusahaan dapat menyewa
perangkat lunak dari penyedia layanan aplikasi, membeli paket perangkat lunak dari vendor
komersial, atau mendapatkan aplikasi berdasar permintaan yang dikembangkan oleh
perusahaan luar secara alih daya (outsourcing).

Paket Perangkat Lunak Aplikasi

Selama beberapa dekade terakhir, banyak sistem yang telah dibuat di atas fondasi paket
perangkat lunak aplikasi. Banyak aplikasi umum bagi perusahaan bisnis- antara lain,
pembayaran gaji, piutang, buku besar, atau pengendalian persediaan. Untuk fungsi-fungsi yang
universal seperti itu dengan proses-proses standar yang tidak membuat berubah banyak dari
waktu ke waktu, suatu sistem umum akan dapat memenuhi kebutuhan banyak perusahaan.

Jika sebuah paket perangkat lunak dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan perusahaan,
maka perusahaan tidak perlu membuat perangkat lunaknya sendiri. Perusahaan dapat
menghemat waktu dan uang dengan menggunakan program jadi, yang telah dirancang dan diuji
sebelumnya, yang terdapat dalam paket perangkat lunak. Vendor paket memasok sebagian
besar pendukungan dan pemeliharaan sistem secara terus-menerus, termasuk perbaikan-
perbaikan untuk membuat sistem sesuai dengan perkembangan teknis dan bisnis yang terus
berjalan.

Jika sebuah perusahaan mempunyai kebutuhan tersendiri yang tidak dapat dipenuhi oleh paket
perangkat lunak, maka ada banyak paket perangkat lunak yang memberikan kemampuan
penyesuaian. Fitur penyesuaian (customization) membuat paket perangkat lunak dapat
dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan tersendiri tanpa menghilangkan integritas paket
tersebut. Jika penyesuaian yang dibutuhkan cukup banyak, maka pekerjaan untuk
pemrograman tambahan dan penyesuaian mungkin menjadi sangat mahal dan memakan
waktu, sehingga malah menghilangkan banyak keuntungan dari paket perangkat lunak.

Ketika sistem dikembangkan menggunakan paket perangkat lunak aplikasi, analisis sistem
akan mencakup suatu upaya evaluasi paket. Kriteria evaluasi yang paling penting adalah
fungsifungsi yang disediakan oleh paket, fleksibilitasnya, kemudahan penggunaannya, sumber
daya perangkat keras dan perangkat lunaknya, kebutuhan database-nya, upaya pemasangan
dan pemeliharaannya, dokumentasi; kualitas vendornya, dan biayanya. Proses evaluasi paket
sering didasarkan pada Permintaan Proposal (Request for Proposal⎯RFP), daftar pertanyaan
terperinci yang diberikan kepada vendor paket perangkat lunak.

Ketika paket perangkat lunak telah dipilih, perusahaan tidak lagi mengendalikan proses
perancangan sistem secara keseluruhan. Alih-alih menyesuaikan spesifikasi rancangan sistem
secara langsung dengan kebutuhan pengguna, upaya perancangan akan meliputi mencoba
menyesuaikan kebutuhan pengguna dengan fitur-fitur paket yang ada. Jika kebutuhan
perusahaan berseberangan dengan cara kerja paket dan paketnya tidak bisa disesuaikan,
perusahaan harus beradaptasi dengan paket tersebut dan mengubah prosedur-prosedurnya.

Alih Daya

Jika suatu perusahaan tidak ingin menggunakan sumber daya internalnya untuk membangun
atau mengoperasionalkan sistem informasi, maka perusahaan dapat melakukan alih daya
pekerjaan kepada organisasi eksternal yang mengkhususkan diri pada menyediakan layanan
tersebut. Konsultasi dan perangkat lunak cloud computing sebagai para penyedia jasa (SaaS),
yang kita gambarkan dalam Modul 5, merupakan salah satu bentuk dari alih daya. Perusahaan-
perusahaan yang berlangganan menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras komputer
yang disediakan oleh jasa tersebut sebagai platform teknikal bagi sistem mereka. Dalam bentuk
alih daya lainnya, maka perusahaan akan menyewa pemasok eksternal untuk merancang dan
menciptakan perangkat lunak bagi sistemnya, tetapi perusahaan tersebut akan menjalankan
sistem pada komputer-komputernya sendiri. Pemasok alih daya dapat berada di dalam negeri
atau di negara lainnya.

Alih daya dalam negeri sangat didorong oleh kenyataan bahwa perusahaan alih daya memiliki
keahlian, sumber daya, dan aset yang tidak dimiliki oleh para klien mereka. Memasang sistem
manajemen rantai pasokan yang baru dalam suatu perusahaan yang sangat besar
membutuhkan untuk merekrut tambahan antara 30-50 orang dengan keahlian-keahlian tertentu
dalam perangkat lunak manajemen rantai pasokan, yang memperoleh lisensi dari pemasok.
Ketimbang merekrut karyawan baru yang permanen, sebagian besar dari mereka memerlukan
pelatihan ekstensif dalam paket perangkat lunak, dan kemudian melepaskan mereka setelah
sistem yang baru telah terpasang, akan lebih masuk akal, dan sering kali lebih mudah, untuk
melakukan alih daya pekerjaan ini selama periode 12 bulan.

Dalam kasus alih daya luar negeri (offshore outsourcing), maka keputusan akan cenderung
lebih didorong oleh biaya. Seorang pemrogram yang terampil di India atau Rusia akan
memperoleh sekitar USD $10.000-$20.000 per tahun, dibandingkan dengan $73.000 per tahun
bagi pemrogram di Amerika Serikat. lnternet dan teknologi komunikasi yang berbiaya murah
secara drastis telah menurunkan biaya dan kesulitan dalam mengoordinasikan kerja dari tim
global di lokasi yang jauh. Sebagai tambahan pada penghematan biaya, banyak perusahaan
yang melakukan alih daya ke luar negeri yang menawarkan aset dan keahlian teknologi
berkelas dunia. Tingkat inflasi atas upah di luar Amerika Serikat akhir-akhir ini telah mengikis
beberapa dari keuntungan tersebut, dan beberapa pekerjaan telah dipindahkan kembali ke
Amerika Serikat.

Namun demikian, terdapat peluang yang sangat kuat di mana pada suatu titik tertentu dalam
karier Anda, Anda akan bekerja dengan para pelaku alih daya di luar negeri atau tim-tim global.
Perusahaan Anda sangat mungkin memperoleh manfaat dari alih daya jika memiliki waktu
untuk mengevaluasi semua risiko dan untuk memastikan bahwa alih daya sangat sesuai
dengan kebutuhan khususnya. Banyak perusahaan yang melakukan alih daya atas aplikasinya
harus memahami proyek sepenuhnya, meliputi kebutuhannya, metode implementasi, manfaat
yang diharapkan, komponen biaya, dan metrik untuk mengukur kinerja.

Banyak perusahaan yang meremehkan biaya untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi para
pemasok jasa teknologi informasi, untuk beralih ke pemasok yang baru, untuk meningkatkan
metode pengembangan perangkat lunak internal untuk menyamakan dengan para pemasok
alih daya, dan untuk memantau para pemasok untuk memastikan bahwa mereka memenuhi
kewajiban dalam kontraktual mereka. Perusahaan perlu mengalokasikan sumber daya untuk
keperluan dokumentasi, mengirimkan RFP, menangani biaya perjalanan, melakukan negosiasi
kontrak, dan manajemen proyek. Para ahli menyatakan bahwa ini memerlukan waktu antara 3
bulan hingga 1 tahun untuk sepenuhnya memindahkan pekerjaan kepada mitra di luar negeri
dan memastikan bahwa pemasok memahami bisnis Anda sepenuhnya.

Alih daya di luar negeri mendatangkan biaya-biaya tambahan untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan budaya yang mengeringkan produktivitas dan berurusan dengan permasalahan
sumber daya manusia, seperti misalnya memecat atau merelokasi para karyawan dalam negeri.
Semua biaya yang tersembunyi tersebut akan melemahkan beberapa rnanfaat yang diharapkan
dari alih daya. Perusahaan, khususnya harus berhati-hati ketika menggunakan para pelaku alih
daya untuk mengembangkan atau untuk menjalankan aplikasi yang memberikan beberapa jenis
keunggulan yang kompetitif.

General Motors Corporation (GM) telah melakukan alih daya atas 90% dari jasa TI-nya, meliputi
sentra datanya dan pengembangan aplikasi. Perusahaan baru-baru ini memutuskan untuk
mengarahkan 90% dari infrastruktur TI-nya sendiri (dari dalam perusahaan sendiri) dan hanya
10% yang dikelola oleh para pelaku alih daya. Menurunkan biaya menjadi penting, tetapi dasan
utama dari GM untuk memangkas alih dayanya adalah untuk mengembalikan kendali atas
sistem informasinya yang mana diyakini dapat mencegah perusahaan dari memberikan
tanggapan dengan cepat terhadap peluang yang kompetitif. Mengarahkan sistem informasi ke
dalam perusahaan sendiri akan mempermudah bagi GM untuk memangkas daftar aplikasi Tl-
nya dengan sedikitnya 40%, berpindah menjadi platform yang lebih terstandardisasi,
menyelesaikan proyek TI yang inovatif dengan lebih cepat, dan memperoleh kekuasaan yang
lebih baik terhadap pelanggan dan data produksi, yang telah ditempatkan dalam terlalu banyak
sistem yang berbeda. Pembuat mobil akan mengonsolidasikan 23 sentra data di seluruh dunia
menjadi hanya 2, kedua-duanya di Michigan, dan menjalankan 4 sentra pengembangan
perangkat lunak (Murphy:2012).

Gambar di atas memperlihatkan skenario-skenario kasus terbaik dan terburuk bagi total biaya
suatu proyek alih daya di luar negeri. Gambar tersebut memperlihatkan berapa banyaknya
biaya tersembunyi yang memengaruhi total biaya proyek. Kasus yang terbaik mencerminkan
estimasi terendah bagi biaya-biaya tersebut. Seperti yang dapat Anda lihat, biaya-biaya yang
tersembunyi meningkatkan total biaya dari proyek alih daya di luar negeri dengan tambahan
sebesar 15% hingga 57%. Bahkan dengan tambahan-tambahan biaya tersebut, banyak
perusahaan yang akan memperoleh manfaat dari alih daya di luar negeri jika mereka dapat
mengelola pekerjaan dengan baik. Berdasarkan skenario kasus yang terburuk, perusahaan
masih dapat menghemat sekitar 15%.

4. Pengembangan Aplikasi untuk Perusahaan Digital


Dalam lingkungan perusahaan digital, organisasi perlu untuk dapat menambahkan, mengubah,
dan menghentikan kemampuan teknologi mereka dengan sangat cepat untuk menanggapi
peluang-peluang yang baru, meliputi kebutuhan untuk menyediakan aplikasi bagi platform
mobile. Perusahaan mulai menggunakan proses pengembangan yang lebih cepat, lebih
informal yang menyediakan solusi dengan cepat. Sebagai tambahan menggunakan paket
perangkat lunak dan para penyedia layanan eksternal, para pebisnis sangat bergantung pada
teknik siklus yang cepat, seperti misalnya pengembangan aplikasi yang cepat, desain aplikasi
bersama, pengembangan yang cerdas, dan komponen perangkat lunak yang dapat digunakan
kembali yang terstandardisasi yang dapat dirakit ke dalam seperangkat jasa yang lengkap bagi
e-commerce dan e-business.

PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT (RAD)

Alat bantu perangkat lunak yang berorientasi pada objek, perangkat lunak yang dapat dipakai
ulang, pembuatan prototipe, dan perangkat bahasa generasi keempat membantu para
pembangun sistem melakukan pekerjaan sistem lebih cepat daripada jika mereka
menggunakan metode pengembangan sistem dan peralatan peranti lunak yang tradisional.
Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application development⎯RAD) digunakan untuk
menggambarkan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang
sangat singkat. RAD dapat mencakup penggunaan pemrograman visual dan perangkat lainnya
untuk membuat antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe iteratif dari elemen-
elemen sistem yang terpenting, otomatisasi pembuatan kode program dan kerja sama erat
antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Sistemsistem sederhana sering kali
dapat dirakit dari komponen-komponen yang sebelumnya telah dibuat. Prosesnya tidak harus
sekuensial, dan bagian-bagian penting dari proses pengembangan dapat berlangsung
bersamaan.

Terkadang teknik yang disebut desain aplikasi gabungan (joint application design⎯TAD)
digunakan untuk mempercepat pembuatan kebutuhan informasi dan mengembangkan
rancangan sistem awal. JAD mengarahkan para pengguna akhir dan para spesialis sistem
informasi bersamasama di dalam suatu sesi interaktif untuk membahas perancangan sistem.
Dipersiapkan dengan tepat dan difasilitasi, sesi JAD dapat secara signifikan mempercepat
tahapan dalam desain dan melibatkan para pengguna pada tingkat yang lebih intensi.

Pengembangan yang gesit (agile development) menitikberatkan pada pengiriman perangkat


lunak kerja yang cepat dengan membagi suatu proyek yang besar ke dalam serangkaian
subproyek yang kecil yang diselesaikan dalam suatu periode waktu yang pendek dengan
menggunakan umpan balik yang berulang dan terus-menerus. Tiap-tiap proyek yang kecil
dikerjakan oleh sebuah tim seakan-akan ini merupakan suatu proyek yang utuh, meliputi
perencanaan, analisis kebutuhan, desain, pengodean, pengujian, dan dokumentasi.
Peningkatan atau tambahan fungsionalitas yang baru dilakukan di dalam pengulangan
berikutnya sebagaimana para pengembang menjelaskan kebutuhan-kebutuhan. Hal ini
membantu meminimalkan keseluruhan risiko, dan memungkinkan bagi proyek untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan dengan lebih cepat. Metode yang gesit menekankan
pada komunikasi berhadapan muka atas dokumen-dokumen yang tertulis, mendorong orang
untuk bekerja sama dan mengambil keputusan dengan cepat dan lebih efektif.

PENGEMBANGAN BERBASIS KOMPONEN DAN LAYANAN WEB

Telah dijelaskan beberapa manfaat dari pengembangan berorientasi objek untuk


pengembangan sistem yang dapat merespons perubahan yang cepat dalam lingkungan bisnis,
termasuk aplikasi web. Untuk pembuatan perangkat lunak yang lebih cepat, kelompok-
kelompok objek telah dirakit untuk menyediakan komponen perangkat lunak untuk fungsi-fungsi
yang umum, seperti antarmuka grafis bagi pengguna atau fungsi pemesanan online yang dapat
dikombinasikan untuk membuat aplikasi bisnis berskala besar. Pendekatan terhadap
pengembangan perangkat lunak ini disebut pengembangan berbasis komponen (component-
based development), yang membuat sistem dapat dibuat dengan merakit dan mengintegrasikan
komponen-komponen perangkat lunak yang tersedia. Perusahaan-perusahaan menggunakan
pengembangan berbasis komponen untuk membuat aplikasi e-commerce dengan
menggabungkan komponen-komponen yang tersedia secara komersial untuk program
shopping cart (kereta belanja), autentikasi pengguna, mesin pencarian, dan katalog, dengan
potongan-potongan peranti lunak untuk kebutuhan bisnis mereka tersendiri .

Layanan Web dan Komputasi Berorientasi Layanan

Modul 5 memperkenalkan layanan web sebagai komponen perangkat lunak yang dapat dipakai
ulang yang dapat diimplementasikan menggunakan Extensible Markup Language (XML) dan
protokol dan standar terbuka lainnya yang memungkinkan satu aplikasi berkomunikasi dengan
aplikasi lainnya tanpa membutuhkan pemrograman yang disesuaikan untuk berbagi data dan
layanan. Selain untuk mendukung integrasi internal dan eksternal dari sistem, layanan web
dapat digunakan sebagai perangkat pembuatan aplikasi sistem informasi baru atau perbaikan
sistem yang ada. Layanan web dapat membuat komponen-komponen perangkat lunak yang
dapat diimplementasikan melalui internet dan menyediakan fungsi-fungsi baru untuk sistem
perusahaan yang sudah ada, atau membuat sistem baru yang menghubungkan sistem suatu
perusahaan dengan sistem lainnya. Karena layanan perangkat lunak ini menggunakan standar
yang universal, maka biayanya lebih rendah dan layanannya lebih mudah untuk disusun
bersama daripada kompunenkomponen yang sifatnya kepemilikan.

Layanan web dapat menjalankan fungsi-fungsi tertentu dengan cara mereka sendiri, dan
mereka juga dapat mengikutsertakan layanan web lainnya untuk menyelesaikan transaksi-
transaksi yang lebih rumit, seperti misalnya memeriksa kredit, pengadaan, atau memesan
produk-produk. Dengan menciptakan komponen perangkat lunak yang dapat
mengomunikasikan dan membagi data tanpa memperhatikan sistem operasi, bahasa
pemrograman, atau perangkat klien, maka layanan web dapat memberikan penghematan biaya
yang signifikan dalam membangun sistem, sementara itu membuka selebar-lebarnya peluang-
peluang yang baru untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan lainnya.

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE

Mengembangkan aplikasi bagi platform mobile cukup berbeda dari pengembangan untuk PC
dan layar mereka yang jauh lebih besar. Besaran perangkat mobile yang diturunkan
memungkinkan dengan menggunakan jari-jari tangan dan gerakan multi touch yang jauh lebih
mudah daripada mengetik dan menggunakan keyboard. Aplikasi mobile perlu dioptimalkan
untuk suatu tugas tertentu yang mereka laksanakan, mereka tidak berusaha untuk
melaksanakan terlalu banyak tugas, dan mereka akan dirancang untuk kegunaannya.
Pengalaman pengguna untuk interaksi mobile secara fundamental berbeda dari menggunakan
desktop atau PC laptop. Menghemat sumber daya⎯bandwidth, spasi layar, memori,
pemrosesan, entri data, dan gerakan pengguna⎯semuanya merupakan prioritas yang tertinggi.

Ketika situs web yang sepenuhnya diciptakan bagi desktop disusutkan menjadi ukuran layar
smartphone, sulit bagi pengguna untuk menavigasi melalui situs. Pengguna harus secara terus-
menerus memperbesar dan memperkecil gambar serta menggulir untuk menemukan bahan
material yang relevan. Oleh karenanya, perusahaan biasanya merancang situs web secara
spesifik bagi antarmuka mobile dan menciptakan banyak situs mobile untuk memenuhi
kebutuhan dari smartphone, tablet, dan browser desktop. Hal ini setara dengan sedikitnya 3
situs dengan konten, pemeliharaan, dan biaya yang terpisah. Saat ini, situs web mengetahui
perangkat yang Anda gunakan karena browser Anda akan mengirimkan informasi tersebut
kepada server ketika Anda masuk. Didasarkan pada informasi ini, maka server akan
mengirimkan layar yang sesuai.
Salah satu solusi terhadap permasalahan memiliki 3 situs web yang berbeda adalah
menggunakan desain web yang bersifat responsif. Desain web responsif (responsive web
design) memungkinkan situs web untuk secara otomatis mengubah tata letak sesuai dengan
resolusi layar dari pengunjung, apakah menggunakan desktop, tablet, atau smartphone.
Pendekatan ini menggunakan campuran yang fleksibel atas grids, dan layout, gambar yang
fleksibel, dan queri media yang mengoptimalkan desain bagi konteks melihat yang berbeda.
Sebagaimana pengguna akan beralih dari laptop-nya menjadi iPad, iPhone, atau Android
genggam, maka situs web akan secara otomatis mengakomodasi perubahan resolusi dan
besaran gambar. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan desain yang terpisah dan kerja
pengembangan untuk setiap perangkat yang bari Dengan desain yang bersifat responsif, maka
pengguna seluruh kisaran perangkat dan browser yang luas akan memiliki akses pada suatu
sumber konten tunggal, ditata agar lebih mudah untuk membaca dan menavigasi dengan
minimum perubahan ukuran, penggeseran, dan pengguliran.

Terdapat 3 platform utama bagi aplikasi mobile- iPhone/iPad, Android, dan Window Phone.
Masing-masing platform untuk aplikasi mobile tersebut memiliki lingkungan pengembangan
yang terintegrasi, seperti misalnya Apple's iOS SDK (perangkat pengembangan perangkat
lunak) untuk iPhone/iPad, yang mana menyediakan alat bantu untuk menulis, menguji, dan
menyebarkan aplikasi dalam lingkungan platform target. Perusahaan yang lebih besar atau
para pemilik bisnis dengan pengalaman pemrograman dapat menggunakan perangkat
pengembangan perangkat lunak ini untuk menciptakan aplikasi dari nol. Pengembangan
aplikasi dapat juga dilakukan alih daya kepada perusahaan pengembangan aplikasi yang
memiliki spesialisasi yang membebankan sebesar-besarnya $20.000 untuk merancang dan
mengembangkan suatu aplikasi dan biaya tambahan untuk memperbarui perangkat lunak.
Sejumlah perusahaan, seperti misalnya Red Foundry menawarkan aplikasi template bagi bisnis
skala kecil yang tidak dapat mengupayakan para pemrogram yang bergaji tinggi. Sesi Interaktif:
Teknologi akan menggambarkan bagaimana beberapa perusahaan telah menangani
tantangan-tantangan dari pengembangan mobile yang baru saja telah kita bahas.
KESIMPULAN

Berhasil atau tidaknya implementasi sistem informasi perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal.
Mulai dari perencanaan hingga pengelolaan dari sistem informasi itu sendiri. Untuk menunjang
keberhasilan dari implementasi sistem informasi, segala tahapan dalam implementasinya
sebaiknya dilakukan dengan baik dan maksimal, tentunya untuk hasil yang maksimal pula.

Apakah implementasi sistem informasi dari perusahaan anda sudah dapat dikatakan berhasil?
Lihatlah perkembangan yang dirasakan selama menggunakan sistem informasi. Jika bergerak ke
arah yang menguntungkan perusahaan maka dapat dikatakan penerapan sistem informasi tersebut
telah berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D., Hamiza, A., Doktoralina, C. M., & Anah, S. (2018). Application of Supply
Chain Management Practices in Banks: Evidence from Indonesia. International Journal of
Supply Chain Management, 7(5), 418-427.

Anggraini, D., & Tanjung, P. R. S. (2020). Company Value: Disclosure Implications of


Sustainable Supply Chain, Profitability and Industrial Profile. International Journal of
Supply Chain Management, 9(2), 648-655.

Ardianto, A., & Fitrianah, D. (2019). Penerapan Algoritma FP-Growth Rekomendasi Trend
Penjualan ATK pada CV. Fajar Sukses Abadi. InComTech, 9(1), 49-60.

Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology Utilization,


Management Support, Internal Control, and User Competence on Accounting Information
System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.

Doktoralina, C., & Apollo, A. (2019). The contribution of strategic management accounting
in supply chain outcomes and logistic firm profitability. Uncertain Supply Chain
Management, 7(2), 145-156.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of Education,
Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology Toward Quality The
Quality of MSME ’ s Financial Reports. (3). doi:https://doi.org/10.4108/eai.3-2-
2020.163573.

Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The Determinants of
Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become Customer of Islamic Banks
(Religion, Religiosity, and Location of Islamic Banks ). The 1st Annual Conference
Economics, Business, and Social Sciences, (2). doi:https://doi.org/10.4108/eai.26-3-
2019.2290775.

Putra, Y. M. (2019). Membangun Sistem Informasi. Modul Kuliah Sistem Informasi


Manajemen. FEB-Universitas Mercu Buana: Jakarta

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai