Anda di halaman 1dari 18

Mochamad Syaifudin

Pembelajaran Unsur Bahasa …

Pembelajaran Unsur Bahasa


(Studi Analisis Konten Buku Bahasa Arab Kelas V MI)

Mochamad Syaifudin, M.Pd.I


IAI Al-Khoziny Buduran Sidoarjo
mochamadthole81@gmail.com

Abstrak
Unsur bahasa menjadi materi dasar, karena itu ketika pembelajar tidak
menguasinya, maka pembelajar akan mengalami kesulitan mematangkan
keterampilan berbahasa yang beragam. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan pembelajaran ketiga unsur
tersebut. Adapaun buku yang dipilih sebagai objek adalah buku pembelajaran
bahasa Arab kelas V MI yang diterbitkan oleh Kementerian Agama tahun
2020. Buku ini dalam setiap awal pelajaran, disajikan peta konsep yang berisi
empat kegiatan. Pertama, berisi penyajian teks, kosakata dan pola kalimat,
menyimak teks. Kedua, memahami teks dan menganalis teks. Ketiga,
demonstrasi ungkapan secara kolektif (kalam/kitabah). Keempat, demontrasi
ungkapan secara individual (kalam/kitabah). Dari hasil kajian dalam buku ini,
diambil kesimpulan bahawa pertama, untuk pembelajaran suara, maka guru
haruslah menjadi model yang mengucapkan suara secara benar walaupun tidak
sama persis dengan penutur asli. Untuk mempermudah pembelajaran itu, maka
disajikan dalam kegiatan 3 yang berisi mengandung demonstrasi ungkapan
secara kolektif berupa latihan verbal (maupun non-verbal yang komunikatif
berupa; tanya jawab berpasangan dan dialog sederhana dengan tujuan untuk
memberi motivasi peserta didik untuk memproduksi bahasa secara kolektif.
Kedua, pembelajaran kosa kata dengan menyajikan teks dalam bentuk dialog
atau bacaan disajikan dengan media gambar dengan tujuan memperjelas arti
kata, kemudian latihan mufradat difungsikan sebagai pendalaman materi dan
evaluasi terhadap mufradat setiap tema dalam kegiatan 1. Ketiga,
pembelajaran tata bahasa kalimat merupakan tatabahasa fungsional dalam
konteks kalimat, dipaparkan dalam bentuk induksi maupun deduksi. Kegiatan
itu juga dipadukan kegiatan lain yang tidak secara khusus mengajarkan ketiga
unsur bahasa.

Kata kunci : pembelajara, unsur bahasa, buku bahasa Arab kelas V MI

Abstract
The language element becomes the basic material, therefore when learners do
not master it, learners will have difficulty maturing various language skills.

71 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

This research is a descriptive study which aims to describe the learning of the
three elements. The book chosen as the object was the class V MI Arabic
language learning book published by the Ministry of Religion in 2020. This
book is presented at the beginning of each lesson a concept map containing
four activities. First, it contains text presentation, vocabulary and sentence
patterns, listening to the text. Second, understand the text and analyze the text.
Third, the demonstration of collective expressions (kalam / kitabah). Fourth,
demonstration of individual expressions (kalam / kitabah). From the results of
the study in this book, it is concluded that first, for voice learning, the teacher
must be a model who pronounces sounds correctly even though they are not
exactly the same as native speakers. To facilitate the learning, it is presented in
activity 3 which contains demonstrations of collective expressions in the form
of verbal (and non-verbal, communicative exercises in the form of paired
question and answer questions and simple dialogue with the aim of motivating
students to produce language collectively. learning vocabulary by presenting
text in the form of dialogue or reading is presented with image media with the
aim of clarifying the meaning of words, then mufradat training functions as a
deepening of material and evaluation of mufradats for each theme in activity 1.
Third, learning sentence grammar is a functional grammar in the context of a
sentence, presented in the form of induction or deduction. This activity is also
combined with other activities that do not specifically teach the three elements
of language.

Key words: learning, language elements, Arabic book class V MI

Pendahuluan
Dalam pembelajaran bahasa asing tidak terlepas dari mempelajari
keterampilan berbahasa dan unsur bahasa.1 Untuk keterampilan bahasa terdiri
dari keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca
dan keterampilan menulis. Untuk keterampilan menyimak dan membaca
disebut sebagai keterampilan reseptif sedangkan keterampilan berbicara dan
menulis disebut sebagai keterampilan produktif.2 Adapun unsur bahasa Arab
terdiri dari tiga bagian yaitu suara, kosakata dan tatabahasa.3 Yang pertama

1
‘Abd al-Rahman Al-Sudani, 'Asasiat Taelim al-Lughah al-Arabiyah li Ghayr al-Natiqin
Biha, (Al-Qahirah: Dar al-Ma’arif, 1987), hal. 17.
2
‘Abd al-Mun’im Sayyidd Abd Al-Al, Ihtirahat ‘Ammah li Qaqaie Nadawat Ta’lim al-
Lughah al-Arabiyah li Ghayr al-Natiqin Biha, (Al-Dawhah: Maktabat al-Tarbiyah al-
‘Arabiyah li Dual al-Khalij, 1981), hal. 37.
3
Zulhannan, Anasir al-Lughoh al-Arabiyah, Ahdafuha dan Khutuwatu Tadrisiha, al-Bayan
vol 7 no 15 2015.
72 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

adalah kumpulan konsonan dan vokal yang membentuk kata.4 Yang kedua
adalah hasil kata dan makna yang dikenal oleh manusia dan tumbuh serta
berkembang sesuai dengan waktu. Sedangkan yang ketiga adalah tata bahasa
yang berupa shorof dan nahwu5. Nahwu adalah deskripsi pembentukan
kalimat dan aturan perubahan di akhir kata sedangkan shorof adalah
perubahan asal kata kepada banyak pola yang mempunyai makna.6
Hasilnya pembelajaran unsur bahasa akan efektif bila desain
pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran, pendekatan, metode, teknik,
media dan evaluasi.7 Unsur bahasa ini adalah materi yang prisnsip bagi
seorang pembelajar untuk belajar keterampilan berbahasa yakni menyimak,
bicara, membaca dan menulis. Maka bila seseorang tidak menguasai ketiga
unsur itu tidak akan mampu menguasai keempat keterampilan bahasa itu.8

Pembelajaran Unsur Bahasa


Unsur Bahasa : Suara
Para pakar pendidikan berpendapat bahwa urgensi untuk mempelajari
cara melafalkan bunyi huruf Arab sejak awal haruslah benar. Melafalkan
bunyi adalah unsur tersulit dalam perubahan dan mengkoreksinya setelah
mempelajari dengan salah. Bukan berarti harus sesuai dengan penutur asli
tapi mampu menguasai mengeluarkan suara yang memungkinkan pelajar bisa
berinteraksi dengan penutur asli dengan detail yang sempurna dalam
mengeluarkan suara, menekan dan intonasinya.9
Para guru hendaknya menghindari mengajarkan suara-suara Arab
yang kesulitan dalam mengucapkannya ataupun kalau mengucapkan maka
akan terpaut jauh dengan kebenaran dalam mengucapkannya.10 Kosakata
adalah media pembawa makna yang berarti dalam waktu bersamaan adalah
media untuk berfikir, dengan kosa kata seorang pembelajar akan berfikir,

4
Fatimah Rudaidah,
https://mawdoo3.com/%D8%B9%D9%86%D8%A7%D8%B5%D8%B1_%D8%A7%D9%8
4%D9%84%D8%BA%D8%A9, diakses pada 21 November 2020.
5
Naimah Makhsusiyah, Studi Kausalitas penguasaan unsur bahasa dan keterampilan
bahasa Santriwati Ponpes Salafiyah Bangil Pasuruan Jawa Timur, Tesis tidak diterbitkan,
UIN Malang, 2019, hal. 37.
6
Ibid, hal. 39.
7
Zulhanna, Anasir al-Lighoh ...., hal. 9.
8
Ibid, hal. 10.
9
Mahmud Kamil al-Naqoh, Ta’lim al-Lughoh al-Arabiyah Lil al-Natiqin bi Lughootin
Ukhro, Ususuhu, madakhiluhum thuruq tadrisiihi, (Makkah: Jami’ah Ummul Quro, 1985),
hal. 159.
10
Ibid, hal. 160.
73 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

menerjemahkan pikirannya dalam kata-kata sebagaimana yang diharapkan.


Biasanya kosakata bahasa asing diperoleh dari keterampilan reseptif yaitu
menyimak berupa menyimak dan membaca, baru kemudian keterampilan
produktif yaitu berbicara dan menulis yang akan diperluas dalam
pengembangan dan berlatih menggunakannya.11 Cara mengajarkan kosakata
adalah pertama, menyodorkan kata-lata yang berhubungan langsung dengan
kondisi mereka, kedua, memberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
kata-kata ini dalam sikap komunikatif, ketiga, mengupayakan mengulangi
menyodorkan kata-kata dalam buku tulis yang terstuktur sehingga tidak
dilupakan.12
Banyak pemerhati bahasa asing mengalami kebosanan bila
mempelajari tata bahasa bahkan ada juga yang menafikannya. Ada yang
berpendapat mayoritas bahwa tata bahasa bukanlah urgensi dalam
mempelajari penggunaan bahasa asing atau berbicara dengannya. Tatabahasa
adalah salah satu sisi penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
keterampilan bicara. Ada dua metode dalam mengajarkan tata bahasa,
pertama, mengajukan tata bahasa baru dalam bentuk dialog atau kondisi
cerita, lalu menyimpulkan dan menggunakannya dalam sikap dialog baru.
Kedua, menyajikan tata-tata bahasa baru dalam beragam contoh dalam
kalimat dalam awal kelas, kemudian mengeluarkan tata bahasa lalu
mempelajarinya. Tergantung situasi baik menyajikan latihan-latihan, atau
menyajikan konsep dari sisi penjelasan yang didukung dengan banyak contoh
yang mudah lalu latihan-latihan.13
Adapun cara mengajarkan ketiganya yaitu, suara dimulai dengan
membunyikan huruf-huruf secara terpisah misalkan ‫ خ‬،‫ ح‬،‫ ذ‬،‫ د‬،‫ ش‬،‫ س‬baru
membunyikan dalam satu kata. Untuk kosakata diajakan dengan muhakat
yakni menirukan apa yang disuarakan oleh guru. Siswa diberi kesempatan
mendengarkan beberapa kali untuk kosakata-kosakata baru, lalu siswa baik
secara kelompok atau individu menirukan. Tujuannya tidak hanya sekedar
bisa mengucapkan, memahami artinya tapi secara menyeluruh dia menguasai
dengan kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

11
Naimah Makhsusiyah, Studi Kausalitas ..., hal.40.
12
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2004),
hal. 68.
13
Ibid, hal. 80.
74 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Teknik Pengajaran Baca Tulis (Mengenal bunyi dan ortografi bahasa)


Huruf Arab memiliki beberapa karakteristik yang membedakanmya
dari huruf latin. Perbedaan ini merupakan problem tersendiri dalam
mempelajari bahasa Arab bagi siswa yang hanya mengenal huruf latin seperti
siswa-siswa Indonesia pada umumnya. Ada beberapa teknik atau bisa juga
disebut metode untuk mengajarkan baca tulis huruf Arab atau mengenalkan
bunyi dan ortografi bahasa Arab.
Metode Alpabetik )‫(أألبجدية‬
Dalam metode ini pengajaran baca tulis dimulai dari mengenalkan
naman-nama huruf dan ortografi (bentuk tulisannya). Selanjutnya, dikenalkan
bunyi huruf konsonann setelah digabungkan dengan huruf vokal sehingga
membentuk sebuah fonem misalkan (b-u  bu – di ). Karena huruf Arab
semuanya konsonan maka dalam bahasa Arab diciptakan tanda vokal berupa
syakal yang diletakkan di atas dan di bawah huruf. Maka pada tahap
pengenalan bunyi disajikan huruf-huruf yang bertanda vokal, misalkan
sebagai berikut14
ُ َ ُ َ
‫أ ِإأ – َب ِب ب ُب – َت ِت ُت – ث ِث ث – َج ِج ُج‬
Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan intensif dan berulang-
ulang gabungan-gabungan huruf yang membentuk kata sampai dengan
kalimat.
Metode Bunyi )‫(الصوتية‬
Dalam metode ini, pembelajaran tidak dimulai dengan pengenalan
nama huruf, tetapi langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada dua cara yang
lazim digunakan, yaitu cara sintesis (merangkai), dan cara analitis
(mengupas).
Metode Sistesis )‫(الصوتية التركيبية‬
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf kemudian
dirangkai menjadi kata.15 Sebagai contoh
َ
‫ن َب َت‬ ‫َن َب َت‬ ‫َن – َب – َت‬
‫َس ِل َم‬ ‫س ِل َم‬
َ ‫س – ِل – َم‬
َ

14
Muhamad Abd al-Qadir Ahmad, Thuruq Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah. Al-Qahirah,
(Maktabah al-Nahdlah al-Misriyah, 1987), hal. 56.
15
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi ... , hal. 80.
75 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Metode Analitis )‫(الصوتية التحليلية‬


Dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi huruf-huruf.
Atau dimulai dengan kalimat kemudian dikupas menjadi kata-kata dan
dikupas menjadi huruf-huruf. Contoh
ََ
‫م‬-‫ َل‬-‫َق‬ ‫َق َل م‬ ‫قلم‬
‫ك‬-‫ َم‬-‫س‬َ ‫س َم ك‬َ ‫َس َمك‬
Metode analisis ini biasanya dimulai dengan pengenalan kata yang telah
dikenal oleh siswa atau untuk bahasa asing dengan bentuk gambar.
Metode analisis sistesis )‫(التحليلية التركيبية‬
Merupakan penggabungan kedua metode16, misalkan dalam bentuk berikut
ْ ‫َف‬
‫صل‬ ْ ‫َف‬
‫صل‬ ْ -‫ص ل َف‬
‫ل‬-‫ص‬ ْ ‫َف‬ ْ ‫َف‬
‫صل‬

Unsur Bahasa: Mufrodat (kosakata)


Cara mengajarkan mufrodat adalah dengan menirukan (muhakah) dan
pemberian contoh dalam pengucapan yang benar oleh guru.17 Untuk
solusinya adalah dengan mengucapkan contoh ayat-ayat al-Qur’an.
Teknik-teknik pengajaran mufrodat
Adapun teknik-teknik pengajaran kosa kata dan tahapan-tahapannya
dipaparkan sebagai berikut :
(1) Mendengarkan kata
Ini adalah tahap yang pertama. Berikan kesempatan kepada siswa untuk
mendengarkan kata yang diucapkan guru, baik berdiri sendiri maupun di
dalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh
siswa maka dalam dua atau tiga pengulangan siswa telah mampu
mendengarkan dengan benar.
(2) Mengucapkan kata
Tahap berikutnya adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru
membantu siswa mengingatnya dalam waktu yang lebih lama.
(3) Mendapatkan makna kata
16
Ibid, hal. 81.
17
Dulhedi, Pembelajaran Unsur Bahasa untuk Mahasiswa di Indonesia (Studi Analisis dan
Solutif), 2015, hal.13. http://repository.uinsu.ac.id/271/1/10.%20Dr.%20Zulhedi-
%D8%AA%D8%B9%D9%84%D9%8A%D9%85%20%D8%B9%D9%86%D8%A7%D8%
B5%D8%B1%20%D8%A7%D9%84%D9%84%D8%BA%D8%A9%20%D8%A7%D9%84
%D8%B9%D8%B1%D8%A8%D9%8A%D8%A9.pdf
76 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Berikan arti kepada siswa dengan sejauh mungkin menghindari


terjemahan kecuali kalau tidak ada jalan lain. Saran ini dikemukakan
karena kalau guru setiap kali selalu menggunakan bahasa ibu siswa, maka
tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang
dipelajari sementara itu akan segera dilupakan pula oleh siswa.18
Ada berbagai teknik yang bisa digunakan oleh guru untuk
menghindari terjemahan dalam menerangkan arti suatu kata, antara lain
dengan pemberian konteks, defenisi sederhana, pemakaian gambar dan
teknik-teknik lain sebagaimana akan diuraikan dalam tahap berikut19
(a) Konteks yang menerangkan arti kata-kata
Untuk menerangkan arti ‫ َع ٌّم‬misalnya dapat diberikan konteks
َ َ َ
‫أ ِبي له أخ صغير اسمه أحمد فأحمد َع ِم ْي‬
(b) Pendefinisian
Pemberian definisi untuk menerangkan arti kata ini dapat efektif
kalau ungkapan yang digunakan untuk pendefinisaian itu telah
dikenal/difahami oleh siswa. Misalkan menerangkan arti kata
‫ الخال‬diberikan defenisi ‫ الخال أخو األم – الخالة أخت األم‬sebaliknya
kalau kata dan ungkapan yang dipakai untuk pendefinisian itu
lebih rumit dari kata yang didefinisikan maka tidak akan ada
gunanya bahkan lebih membingungkan.
(c) Sinonim
Kalau kata yang diterangkan maknanya memiliki sinonim yang
sudah dikenal oleh siswa ini bisa digunakan untuk menjelaskan
makna kata tersebut
َ
Misalnya untuk menerangkan arti kata-kata ‫ يعدو‬،‫ ن َجا‬،‫ َس َهى‬dapat
َ
dibeikan sinonimnya yaitu ‫ َي ْج ِر ْي‬،‫ َس ِل َم‬،‫ ن ِس َي‬yang diduga telah
dikenal oleh siswa karena lebih populer. Tentunya guru
mengetahui mana kata-kata yang telah dipelajari siswa dalam
pelajaran-pelajaran sebelumnya.
(d) Antonim20
18
Mahmud ‘Ali Al-Samaan, Al-Tawjih fi Tadris al-Lughah al-Arabiyah. (Thantha: Jami’ah
Thantha li al-Nasyr wa al-Tawzi’i, 1983), 187.
19
Muhamad Abd al-Qadir Ahmad, Thuruq Ta’lim al-Lughah ... , hal. 64
20
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,
2005), hal. 35.

77 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Seperti halnya sinonim, maka apabila antonim kata akan dapat


diterangkan maknanya bila sudah dipelajari sebelumnya oleh
siswa, dapat digunakan untuk menjelaskan arti kata yang baru.
Misalkan
‫ عادل >< ظالم‬،‫ ناجح >< راسب‬،‫فارغ >< مملوء‬
(e) Gambar
Gambar merupakan alat bantu pengajaran yang dapat
memperjelas suatu makna. Di samping gambar dari benda-benda
gambar itu dapat pula berbentuk diagaram, misalkan untuk
menerangkan kata-kata : ‫ وراء‬،‫ أمام‬،‫ حول‬dan sebagainya. Dapat
juga berupa gambar juga berupa kata-kata yang berhubungan
dengan anggota badan dan lain sebagainya.
(f) Dramatisasi21
Berbagai gerakan atau tindakan dapat didramatisasikan untuk
menjelaskan makna kata, terutama kata kerja misalkan ،‫ مسح‬،‫كتب‬
‫ زقف‬،‫ جلس‬bahkan kata-kata yang biasanya terjadi di luar kelas.
Misalkan ‫ قاد‬،‫ كنس‬،‫ لبس‬dan sebagainya.
(g) Real objek
Benda-benda alamiah yang dapat dibawa ke dalam kelas atau
tiruan benda-benda itu merupakan media yang efektif untuk
menjelaskan makna kosa kata. Benda-benda semacam karcis,
uang kartu dan sebagainya dapat langsung dibawa ke dalam kelas
sebagai alat bantu. Tetapi benda-benda yang tidak mungkin
dibawa ke dalam le;as cukup dibawa tiruannya atau modelnya saja
seperti mobil, sepeda, kapal, andong dan sebagainya. 22
(4) Membaca kata
Setelah siswa mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata
baru kemudian guru menuliskannya di papan tulis. Setelah itu siswa
diberi kesempatan untuk membacanya dengan suara keras.
(5) Menulis kata
Akan sangat membantu penguasaan kosa kata kalau siswa diminta
menulis kata-kata yang baruu dipelajarinya, pada saat makna kata-kata itu

21
Ibid, hal. 45.
22
Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif dan Inovatif berbasis ICT), cet. 5
(Surabaya: PNM, 2016), hal. 64-68.
78 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

masih segar dalam ingatan siswa. Siswa menulis di bukunya masing-


masing dengan mencontoh apa yang ditulis guru di papan tulis.
(6) Membuat kalimat
Tahap terakhir dari kegiatan pengajaran kosa kata adalah menggunakan
kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna secara lisan
maupun tertulis. Pemakaian dalam kalimat ini akan sangat membantu
memantapkan pengertian siswa terhadap makna kata.
Sudah barang tentu, tidak semua kata-kata baru hharus dikenalkan
dengan semua proses atau lagkah di muka. Faktor waktu harus juga
diperhitungkan. Untuk itu perlu dipilih kata-kata yang memang sulit, atau
kata-kata yang memang harus difahami maknanya secara utuh apabila
dihubungkan dengan konteks.

Pembelajaran Mufrodat (Sharf)


Yang dimaksud dengan seseorang dikatakan telah belajar mufrodat
adalah bahwa telah belajar tentang makna sekumpulan kata-kata bahasa
Arab. Dengan kata lain, ia telah mampu atau memiliki kompetensi
kebahasaan pada tingkat menerjemahkan bahasa Arab ke dalam bahasa
pertamanya atau bahasa yang telah dikuasai sebelumnya. Kompetensi
tersebut termasuk juga dalam cara mengujarkan kata-kata yang
diterjemahkan dengan baik.23
Sementara itu, pendapat lain menegaskan pengertian belajar mufrodat
berarti belajar menentukan artinya sesuai dengan makna kamus. Akan tetapi
bila pemberian mufrodat hanya dipandang demikian,maka pembelajaran
tersebut dapat pula dikatakan belum memenuhi aspek kebahasaan yang
bersifat fungsional. Karena itu, pembelajaran mufrodat harus dipahami pula
sebagai usaha mengantarkan siswa mempunyai kompetensi pada pemakaian
kata-kata tadi sesuai dengan situasi dan kondisi yang menyertainya. 24 Tidak
terbatas konsentrasinya hanya pada penguasaan kata-kata dari segi cara
menuturkan huruf per huruf didalamnya, mengetahui asal-usulnya (sharfi)lalu
menerjemahkanna seperti yang ada pada kamus. Sebab tidak menutup
kemungkinan akan terjadi kesalahan penggunaan kata yang secara semantik
dan pragmatiknya tidak serasi. Apa artinya hafalan yang dimiliki siswa
bilamana banyak mufrodat yang dihafalkan tidak tahu penggunaannya.
23
Abd al-Mun’im Sayyidd Abd Al-Al, Thuruq Tadris al-Lughah al-Arabiyah, (Al-Qahirah:
Dar al-Kutub, 1996), 18.
24
Abd al-Rahman Muhammad Ayyub, Dirosat Naqdiyah fi al-Nahwi al-Aroby, (Kuwait:
Muassaah al-Misbah, 1957), hal. 76.

79 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Mengajarkan mufrodat yang baik harus mempertimbangkan hal-hal


sebagai berikut :25
1) Frekuensi (al-Tawatur) yaitu mengutamakan kata-kata yang lebih populer
dalam dunia komunikasi bahasa Arab secara umum.
2) Range (al-Tawazzu’) yakni mengutamakan kata-kata bahasa Arab yang
lebih banyak dipakai di banyak negara daripada yang hanya dipakai di
sebuah negara Arab.
3) Availability (al-Matahiyah), yakni mengutamakan kata-kata yang mana
jika seseorang menginginkan atau mencarinya dengan mudah dapat
ditemukan.
4) Familiaritas (al-Ulfah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih akrab
bagi pembelajar daripada yang jarang digunakan oleh mereka.
5) Coverage (al-Syumul), yakni kata-kata yang menjadi pilihan (diksi)
redaksi dari banyak jurnal, majalah, koran dari pada yang tidak atau
jarang karena hanya terdapat pada selebaran-selebaran tertentu.
6) Urgensi (al-Ahammiyah), yakni mengutamakan kata-kata yang lebih
memenuhi kebutuhan pembelajar dari pada yang kurang dibutuhkan.
7) Al-Arubah, yakni mengutamakan kata-kata Arab yang masih murni,
bukan kata serapan. Kecuali kata yang tidak ada padanannya dalam
bahasa Arab seperti, virus.
Untuk cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam menjelaskan
mufrodat (kosa kata) yakni, memberi contoh (namadzij), dramatisasi (Tamsil
al-Ma’na), bermain peran (la’b al-Dawr), menyebutkan antonim
(Mutadladat), menyebutkan sinonim (Mutaradifat), Memberikan asosiasi
(a’da’il Ma’ani), menyebutkan asal-usul kata (mustaqat), menjelaskan
maksudnya (al-Murad biha), mengulang-ulang bacaan (Takrir al-Qiro’ah),
mencari dalam kamus (Taftisy al-Ma’ajim), dan menerjemahkan langsung
(tarjamah fawriyah).26

Teknik Pengajaran KosaKata (Mufrodat)


Mufrodatmerupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai
oeleh pembelajar bahasa asing untuk dapat memperoleh kemahiran
berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Tapi mempelajari bahasa tidak
identik dengan mempelajari mufrodat. Artinya untuk memiliki kemahiran
berbahasa tidak cukup hanya menghafal mufrodat saja. Saviere (dalam Fries,

25
Fathi ‘Ali Yunus wa Mahmud Kamil al-Naaqah, 'Asasiyat Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah,
(Al-Qahirah: Dar al-Thaqafah, 1977), hal. 78.
26
Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI ..., hal. 69-71.
80 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

1970) menyatakan :”para pembelajar bahasa tidak bisa mengenal bahasa


melalui kamus”. Setiap kata, kalimat atau ungkapan memiliki tiga level
makna yakni makna leksikal (mu’jamiyah), makna morfologis (sharfiyah)
dan makna sintaksis (nahwiyah). Ketiga makna tersebut harus dikenali untuk
dapat memahami suatu kalimat atau ungkapan secara sempurna.
Hal-hal yang harus diperhatikan
Dalam pengajaran kosakata perlu diperhatikan beberapa hal27
(1) Pembatasan makna
Suatu kata dapat mempunyai beberapa makna. Hal ini merupakan
kesulitan tersendiri bagi para pembelajar bahasa asing. Dalam hubungan
ini, untuk para pemula, sebaiknya guna hanya mengajarkan makna yang
sesuai dengan konteks saja agar tidak memecah perhatian dan ingatan
siswa. Untuk tingkat lanjut, penjelasannya makna bisa dikembangkan
agar siswa memiliki wawasan yang luas mengenai makna kata tersebut.
(2) Kosakata dalam konteks
Banyak kosa kata yang tidak bisa dipahami secara tepat tanpa
mengetahui pemakaian dalam kalimat. Kosa kata semacam ini haruslah
diajarkan dalam konteks agar tidak mengacaukan pemahaman siswa.
(3) Terjemah dalam pengajaran
Mengajarkan makna kata dengan cara menerjemahkannya ke
dalam bahasa ibu adalah cara yang paling mudah tetapi mengandung
beberapa kelemahan antara lain : mengurangi spontanitas siswa ketika
menggunakannya dalam ungkapan, lemah daya lekatnya dalam ingatan
siswa dan tidak semua kosa kata bahasa asing terdapat padanannya yang
tepat dalam bahasa ibu.

Teknik Pengajaran Tata Bahasa atau struktur


Salah satu kesulitan mempelajari bahasa Arab adalah karena semua
tulisan Arab selain Al-Qur’an dan beberapa hadits tertulis tanpa harokat
(gundul). Karena itu bisa membaca sebelum memahami maka dibutuhkan
media yaitu tatabahasa. Karena kesulitan itu, maka apapun teks Arab
haruslah diberi harokat tentunya sebagai penulis harus kerja dua kali, menulis
dan memberikan harokat. Tapi resiko itulah yang harus ditanggung untuk
membantu mereka membaca dan memahami teks berbahasa Arab.28

27
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi pembelajaran ..., hal. 89.
28
Saidun Fiddaroini, Membangun Koridor Pengembangan Pendidikan Bahasa Arab, Pidato
Pengukuhan Guru Besar IAIN Sunan Ampel, 2007, hal. 17.
81 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Dalam metode pengajaran bahasa modern pengajaran tata bahasa


berfungsi sebagai penunjang tercapainya kemahiran berbahasa. Tata bahasa
bukan tujuan melainkan sarana untuk menggunaka bahasa dengan benar
dalam komunikasi. Pada dasarnya kegiatan pengajaran tata bahasa terdiri dari
dua bagian (a) pengenalan kaidah-kaidah bahasa (nahwu shorof) dan (b)
pemberian latihan atau drill. Keduanya dapat dilaksanakan dengan dua cara
deduktif atau induktif.29

Cara Deduktif30
Dimulai dengan pemberian kaidah yang harus difahami, dihafalkan,
kemudian diberikan contoh-contoh baru kemudian siswa diberi kesempatan
untuk melakukan latihan-latihan untuk menerapkan kaidah atau rumus yang
telah diberikan. Cara ini mungkin lebih disenangi oleh sebagian pelajar
bahasa yang telah dewasa karena dalam waktu singkat mereka telah
dapatmengetahui kaidah-kaidah bahasa, dan dengan gaya nalar mereka dapat
mengaplikasikan kaidah-kaidah itu setiap kali diperlukan.
Akan tetapi dalam kenyataannya cara ini cenderung menghabiskan
waktu hanya membahas kaidah-kaidah tanpa sempat melakukan latihan
berbahasa itu sendiri sehingga kegiatan di dalam kelas lebih menyerupai
kegiatan analisis bahasa daripada kegiatan berbahasa. Akibatnya pengetahuan
tentang kaidah-kaidah itu hanya tinggal sebagai pengetahuan.31

Cara Induktif32
Dilaksanakan dengan cara, guru pertama-tama menyajikan contoh-
contoh (amtsilah). Setelah mempelajari contoh-contoh yang diberikan, siswa
dengan bimbingan guru memberikan kesimpulan sendiri kaidah-kaidah
bahasa berdasarkan contoh-contoh.
Dengan cara ini, siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, yakni dalam menyimpulkan kaidah-kaidah. Karena
penyimpulan ini dilakukan setelah siswa mendapat latihan-latihan yang

29
Eckelard Schulz, Al-Arobiyah al-Mu’ashiroh, Bahasa Arab Modern terj. Bakhrudin Fanani
dkk (Surabaya: CV. Cakrawala, 2017), hal. 17.
30
Nayif Mahmud Ma’ruf, Khasais al-‘Arabiyah wa Taraiq Tadrisiha, (Beirut : Dar al-
Naqayush,1998), hal. 78.
31
Kitab yang sering dipakai sebagai standar dalam mengajarkan tatabahasa dengan pola
semacam ini adalah Al-Ajrumiyah, al-Imrithi, dan Alfiyah Ibn Malik berdasarkan kategori
dari permulaan, pertengahan hingga yang tertinggi.
32
Nayif Mahmud Ma’ruf, Khasais al-‘Arabiyah ..., hal. 86.
82 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

cukup dalam pemakaian pola kalimat yang disimpulkan kaidahnya, maka


pengetahuan tentang kaidah itu benar-benar berfungsi sebagai penunjang.
Yang dianggap kelemahan dengan cara ini ialah banyaknya waktu
yang diperlukan untuk memperlenalkan kaidah-kaidah baru, sehingga pelajar
bahasa yang telah dewasa biasanya kurang sabar. Untuk kegiatan drill
(latihan) bisa dilakukan sebagaimana berikut.
Latihan Mekanis
Pada dasarnya latihan ini bertujuan menanamkan kebiasaan dengan
memberikan stimulus untuk mendapatkan respon yang benar. Ada
bermacam-macam latihan mekanis, antara lain, pengulangan sederhana,
penggantian sederhana, penggantian lebih dari satu item, transformasi dam
penggabungan kalimat dengan penambahan isim maushul.33
Latihan Bermakna
Kalau latihan mekanis sepenuhnya bersifat manipulatif, karena
kalimat-kalimat yang diucapkan oleh siswa sama sekali tidak dihubungkan
dengan konteks atau situasi maka latihan-latihan bermakna ini walaupun
belum sepenuhnya bersifat komunikatif tapi sudah dihubungkan dengan
konteks atas situasi yang sebenarnya. Oleh karena itu dapat dikatakan semi-
komunikatif.
Pembagian konteks dapat berupa, alat peraga, situasi kelas.
Latihan Komunikatif34
Latihan ini menumbuhkan daya kreasi siswa dan merupakan latihan
berbahasa yang sebenarnya. Oleh karena itu, langkah ini sebaiknya diberikan
apabila guru merasa bahwa siswa telah mendapatkan bekal yang cukup untuk
dapat menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi. Dalam metode
audiolingual, latihan komunikatif ini baru diberikan beberapa bulan setelah
latihan-latihan manipulatif. Tapi dalam pendekatan komunikatif atau metode
eklektik, latihan komunikatif bisa diberikan pada pertemuan pertama
pelajaran bahasa.
Misalkan apabila siswa telah diberi contoh pola kalimat berapa
pulpenmu? ‫ كم قلما لك؟‬Maka guru bisa memberikan latihan kalimat jenis ini
dengan meminta siswa untuk saling bertanya tentang keadaan sebenarnya
dari mereka masing-masing.
Latihan-latihan komunikatif ini bisa dalam bentuk individual, dimana
guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, umpamanya.

33
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi ... , hal. 94.
34
Azhar Arsyad, Bahasa Arab ..., hal. 46.

83 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

‫ما اسم أبيك؟ اسم أمك؟‬


‫هل لك أخ؟‬
‫كم أخا لك؟كم أخت لك؟‬
‫كم عمر أخيك؟ كم عمر أختك؟‬
‫في أي مدرسة يتعلم أخوك؟‬
Bisa juga latihan ini dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Guru menetapkan jenis pola kalimat yang digunakan dan topik atau materi
yang dipercakapkan. Kemudian setiap kelompok bersiap untuk melaporkan
hasil percakapannya kepada seluruh kelas.
Walaupun pola kalimat yang dilatih masih berkisar pada pola-pola
tertentu tetapi respon yang timbul mungkin tidak terduga-duga dan itulah
yang dinamakan komunikasi yang sebenarnya.35

Buku Bahasa Arab Kelas V MI


Buku teks mata pelajaran Bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah
kelas V ini mengacu kepada KMA 183 tahun 2019, materi dan latihan yang
ada dalam buku teks ini dibangun atas dasar beberapa pendekatan yaitu
genre, komunikati dan saintifik, sehingga latihan-latihan disuguhkan dengan
tujuan peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab sekaligus
memahami dan menganalisis konteks penggunaannya dengan pola
sederhana.36
Keterampila bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, menulis
tetap diperhatikan di samping unsur-unsur bahasa yaitu kosakata (mufrodat)
dan tata kalimat (tarakib) dengan menyesuaikan pendekatan-pendekatan yang
digunakan. Setiap pelajaran/dars mengandung:
1. Kegiatan 1 ( 1 ‫)النشاط‬, bagian ini merupakan pendahuluan yang
mengandung penyajian teks sederhana berupa dialog (hiwar) ataupun teks
(nash) pendek sebagai awalan pembelajaran untuk mengenalkan mufradat
baru dalam konteks kalimat, serta melatih tata kalimat (tarakib) dan
keterampilan menyimak. a. Kosakata ( ‫ ) املفردات‬disajikan dengan media

35
Ibid, hal. 56.
36
Ahmad Zamroni, al-Lughoh al-Arobiyah al-Madrasah al-Ibtidaiyah V, (Jakarta:
Kementerian Agama, 2020), hal. iv.
84 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

gambar dengan tujuan memperjelas arti kata, kemudian latihan mufradat (


) ‫ تدريبات املفردات‬difungsikan sebagai pendalaman materi dan evaluasi
terhadap mufradat setiap tema. b. Tata Kalimat ( ‫ ) التراكيب‬merupakan
tatabahasa fungsional dalam konteks kalimat, dipaparkan dalam bentuk
induksi maupun deduksi c. Keterampilan Menyimak ( ‫) االستماع‬,
mengandung latihan-latihan menyimak yang sebagian disertai gambar
sebagai media bantu.
2. Kegiatan 2 ( 2 ‫) النشاط‬, bagian ini mengandung teks bacaan ( ‫) قراءة النص‬
bergenre digunakan untuk memahami sekaligus menganalisisnya.
3. Kegiatan 3 ( 3‫) النشاط‬, mengandung demonstrasi ungkapan secara
kolektif berupa latihan verbal ( ‫ ) الكالم‬maupun non-verbal yang
komunikatif berupa; tanya jawab berpasangan dan dialog sederhana
dengan tujuan untuk memberi motivasi peserta didik untuk memproduksi
bahasa secara kolektif.
4. Kegiatan 4 ( 4 ‫) النشاط‬, mengandung demonstrasi ungkapan secara
personal berupa latihan-latihan menulis ( ‫ ) الكتابة‬dari mulai huruf
menjadi kata, sampai merangkai kata menjadi kalimat, juga terdapat
latihan terjemah baik dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia maupun
sebaliknya dan terakhir dituntutmampu memproduksi bahasa tulisan
maupun lisan melalui media deskripsi gambar maupun pertanyaan-
pertanyaan stimulan.37
Buku ini terbagi dalam enam tema yakni anggota tubuh ‫ أعضاء الجسم‬,
profesi ‫ املهنة‬, kebun binatang ‫ حديقة الحيوانات‬, di ruang tamu dan ruang
belajar ‫ في غرفة االستقبال وفي غرفة املذاكرة‬, di laboratorium dan perpustakaan ‫في‬
‫ املعمل و املكتبة‬dan di kantin ‫ في املقصف‬. Adapun untuk materi tata bahasa
adalah sebagai berikut isim isyaroh (kata tunjuk) untuk bentuk tunggal
ditambah nama seseorang dan sifat ‫ الصفة‬+ ‫ االسم‬+ ‫ اسم اإلشارة للمفرد‬, mubtada’
khobar dan khobar yang didahulukan dan mubtada’ yang diakhirkan ‫املبتدأ‬
‫والخبر – الخبر املتقدم املبتدأ املؤخر‬.38

37
Ibid, hal. v.
38
KMA 183 tahun 2019 tentang kurikulum PAI dan Bahasa Arab MI.
85 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Simpulan
Dari hasil kajian di atas maka dapat disimpulkan : pertama, untuk
pembelajaran suara, maka guru haruslah menjadi model yang mengucapkan
suara secara benar walaupun tidak sama persis dengan penutur asli. Untuk
mempermudah pembelajaran itu, maka disajikan dalam kegiatan 3 yang
berisi mengandung demonstrasi ungkapan secara kolektif berupa latihan
verbal (maupun non-verbal yang komunikatif berupa; tanya jawab
berpasangan dan dialog sederhana dengan tujuan untuk memberi motivasi
peserta didik untuk memproduksi bahasa secara kolektif. Kedua,
pembelajaran kosa kata dengan menyajikan teks dalam bentuk dialog atau
bacaan disajikan dengan media gambar dengan tujuan memperjelas arti kata,
kemudian latihan mufradat )‫ (تدريبات المفردات‬difungsikan sebagai pendalaman
materi dan evaluasi terhadap mufradat setiap tema dalam kegiatan 1. Ketiga,
pembelajaran tata bahasa kalimat )‫ (التراكيب‬merupakan tatabahasa fungsional
dalam konteks kalimat, dipaparkan dalam bentuk induksi maupun deduksi.
Kegiatan itu juga dipadukan kegiatan lain yang tidak secara khusus
mengajarkan ketiga unsur bahasa.

86 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Daftar Pustaka

Abd al-Rahman Muhammad Ayyub. 1957. Dirosat Naqdiyah fi al-Nahwi al-


Aroby. Kuwait: Muassaah al-Misbah.
Ahmad, Muhamad Abd al-Qadir. 1987. Thuruq Ta’lim al-Lughah al-
Arabiyah. Al-Qahirah, Maktabah al-Nahdlah al-Misriyah.
Al-Al, Abd al-Mun’im Sayyidd Abd. 1981. Ihtirahat ‘Ammah li Qaqaie
Nadawat Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah li Ghayr al-Natiqin Biha. Al-
Dawhah: Maktabat al-Tarbiyah al-‘Arabiyah li Dual al-Khalij.
Al-Fawzan, Abd al-Rahman bin 'Ibrahim wa Zumala’uh. 1422 H. Durus al-
Dawrat al-Tadribiyah li-Mu’limi al-Lughah al-Arabiyah li Ghayr al-
Natiqin Biha (al-Janib al-Nazary). Al-Riyad: Muasasah al-Waqf al-
Islami.
Al-Khuli, Muhammad Ali. 1986. Qomus al-Tarbiyah. Beirut: Dar al-Ilm.
Al-Samaan, Mahmud ‘Ali. 1983. Al-Tawjih fi Tadris al-Lughah al-Arabiyah.
Thantha, Jami’ah Thantha li al-Nasyr wa al-Tawzi’i.
Al-Sudani, ‘Abd al-Rahman. 1987. 'Asasiat Taelim al-Lughah al-Arabiyah li
Ghayr al-Natiqin Biha. Al-Qahirah: Dar al-Ma’arif.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Jogjakarta:
Pustaka Pelajar.
Dzauqat, Abidat. 1998. Al-Bahts al-Ilmy; Mafhumuh wa Adawatuh wa
Asalibuh. Amman: Dar al-Ma’arif.
Eckelard Schulz. 2017. Al-Arobiyah al-Mu’ashiroh, Bahasa Arab Modern
terj. Bakhrudin Fanani dkk. Surabaya: CV. Cakrawala.
Effendy, Ahmad Fuad. 2004. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: Misykat.
Fiddaroini, Saidun. 2007. Membangun Koridor Pengembangan Pendidikan
Bahasa Arab. Pidato pengukuhan Guru Besar IAIN Sunan Ampel.
Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research Jilid 2. Yogyakarta: Andi.
Ma’ruf, Nayif Mahmud. 1998. Khasais al-‘Arabiyah wa Taraiq Tadrisiha.
Beirut : Dar al-Naqayush.
Mansur, Sayyid 'Ahmad wa ‘Abd al-Majid. 1987. Sikulujiyah al-Wasail al-
Ta’limiyah wa Wasail Tadris al-Lughah al-Arabiyah. Al-Qahirah:
Dar al-Ma’arif.
Qindil, 'Ahmad 'Ibrahim. 1995. 'Usus Turuq al-Tadris. Al-Qahirah: Dar al-
Kutub.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
87 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam
Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114
Mochamad Syaifudin
Pembelajaran Unsur Bahasa …

Bandung: Alfabeta.
Sulayman, Hasan. 1986. Dirasatan Tahliliatan wa Mawaqif Tatbiqiat fi
Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah wa al-Din al-Islamy. Al-Qahirah: Dar
al-Ma’arif.
Taufik. 2016. Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif dan Inovatif
berbasis ICT, cet. 5 Surabaya: PNM.
Tuaimah, Rusydi Ahmad. Al-Marji’ fi Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah li al-
Natiqin bi Lughah 'Ukhraa. Makkah : Jami’ah 'Umm al-Quraa, Duna
Sanah.
Yunus, Fathi ‘Ali wa Mahmud Kamil al-Naaqah. 1977. 'Asasiyat Ta’lim al-
Lughah al-Arabiyah. Al-Qahirah: Dar al-Thaqafah.
Yunus, Mahmud. 1975. Metodik Khusus Bahasa Arab. Jakarta: CV. Hidayah.
Zakariya, Michel. 1985. Mabahist fi al-Nadariyah al-Alsuniyah wa Ta’lim
al-Lughah. Beirut: al-Muassasah al-Jami’iyah li al-Dirasat wa al-
Nasyr wa al-Tawzi’.
Zarkasy, Syukri. 1992. Muqarrar li Thalabah Kulliyah al-Muta’allimin al-
Islamiyah Gontor. Ponorogo: Dar al-Salam li al-Thiba’ah.

88 | Qudwatunâ : Jurnal Pendidikan Islam


Volume III Nomor 1 Maret 2020
e-ISSN 2620-5114

Anda mungkin juga menyukai