Media Sosial Sebagai Panggung Presentasi Diri Bab V
Media Sosial Sebagai Panggung Presentasi Diri Bab V
Pada bab ini peneliti memaparkan analisis data berdasarkan konsep pada
bab sebelumnya. Dari analisis ini dimunculkan temuan penelitian yang dapat
disajikan dalam bentuk pola, tema, kecenderungan dan motif yang muncul dari
data, di samping dapat juga berupa penyajian kategori, sistem, klasifikasi maupun
tipologi yang tentunya mengacu pada fokus penelitian. Pada tahap ini data yang
diperoleh dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan, catatan lapangan,
dokumen dan data lain yang mendukung dikumpulkan, diklasifikasikan dan
dianalisis secara induktif.
24
Jakarta, Rega sempat menikmati hasil kerja kerasnya melalui penjualan
properti dari bantuan beberapa temannya.
Rega menunjukkan diri lewat media sosial sebagai seorang yang
memiliki identitas dan ekspresi gender yang berbeda dengan jenis
kelaminnya ketika ia lahir. Rega juga merupakan transeksual dan
memiliki ketertarikan dengan laki-laki. Dari latar belakang tersebut ia
membentuk citra dirinya dengan nama Mordelente untuk menghibur
pengguna internet di media sosial. Mordelente menunjukan kenyamanan
dalam ekspresi pertunjukannya melalui media sosial. Seorang
Mordelente merasa asli, dan nyaman dengan penampilan luarnya serta
menerima identitas asli sebagai kesesuaian transgender.
Gambar 5.1.1
Penampilan Mordelente
(Sumber: Arsip pribadi, 7 Juli 2017)
25
jenis. Meski begitu sisi homoseksualitasnya tidak memberikan efek
psikologi negatif dan perilaku menyimpang serta melanggar hukum.
Gambar 5.1.2
Konten Channel YouTube Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wTYWETD2nRc diakses 2 September
2017; 02:26)
26
(selebgram) yang cukup terkenal dan memiliki 684,000 follower
(pengikut) aktif. Mimi Peri dan Mordelente memiliki kesamaan dalam
pembawaan topik vlog, sehingga topik tentang mordelente dan mimi peri
cukup mendapatkan antusiasme dari pengguna media sosial.
Tabel 5.1
Most Popular Vlog Mordelente
Jumlah
No. Judul Vlog Durasi Bulan
Viewers
WAWANCARA
1. MORDELLENTTE 4:07 Februari 2017 106,957
TENTANG MIMI PERI
DialyML #2 SIAPA
4. 5:08 Juni 2017 58,497
MORDELENTE?!
Dengan durasi rata-rata lima menit per video blog (vlog), seorang
Mordelente mampu memikat puluhan ribu pengguna channel YouTube.
Sejak memposting kiriman vlog pada September 2016, grafik
peningkatan viewer.nya sangat signifikan. Meskipun begitu popularitas
Mordelente jauh dibandingkan dengan Mimi Peri. Jumlah Subscribe
Mimi Peri 14,381 hampir tiga kali lipat dibandingkan Subscribe milik
Mordelente. Melihat fenomena pesaingnya, Mordelente memberikan
tanggapan lewat vlog pada Februari 2017:
27
Peneliti menganalisis ketertarikan pengguna media sosial
YouTube terhadap Vlog hasil karya Mordelente melalui grafik statistik
pada gambar berikut:
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
QnA Serial Cover Karaoke vs Mimi Drama ft
Barbie Lagu (Smule) Peri Vino Assad
Gambar 5.9
Rating Channel YouTube Mordelente Berdasarkan Tema Vlog
28
Mordelente adalah opened system, bebas dan tidak beraturan namun tetap
memilki makna dan maksud tujuan yang positif.
Drama berjudul Barbie merupakan serial vlog unggulan dari
Mordelente yang mengangkat drama isu-isu sosial. Sisi yang menarik
dari beberapa vlog yang diunggah, Mordelente tampil sebagai bentuk
androgini yaitu dua karakter berbeda namun satu aktor pada cerita yang
sama.
Gambar 5.1.3
Serial Drama Barbie Channel Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=NUxw6KQMsBw Diakses 2 September
2017; 02:43)
4. Tanggapan Followers
Follower dapat dijadikan indikator gambaran bagaimana
komunikasi yang dibangun di media sosial berhasil atau tidak dalam
menyampaikan pesan. Karakteristik follower menjadi bagian yang
penting bagi Mordelente untuk mempertimbangkan bagaimana bentuk-
bentuk postingan. Tidak semua follower adalah penyuka, ada pula
29
follower yang memang membenci (hatter) ataupun follower pasif yang
hanya melihat tanpa memberikan respon apapun.
Gambar 5.1.4
Tanggapan Negatif Pengguna Media Sosial terhadap Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nADH3AKrWPc Diakses 2 September
2017; 02:44)
30
“faishal ba’abdullah:
Mimi Peri labih baiklah soalnya bancinya gak binal, ga
kasar, ga dandan make up waria, Cuma pakai baju-baju
aneh sama ngomong-ngomong manja. Kalau yang ini kan
jijik, dari dandanan sama bahasa, waria jalanan banget.
Messya Elzhara:
Setuju banget cc: faishal ba’abdullah
Anjas Yanuar Pramata:
Betul cc: faishal ba’abdullah
Deltaable:
Setuju cc: faishal ba’abdullah
Rahman Bogor:
Iya cc: faishal ba’abdullah”
Gambar 5.5
Tanggapan Positif Pengguna Media Sosial terhadap Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wA1P32iy44I&t=11s Diakses 2 September
2017; 02:45)
31
“merin puspita
lu ganteng kalau jadi cowo maco. Sumpah
Indra Fernandes
Sedih banget
Achmad Baihaqqi
Video favorit, penjiwaanya dapat banget, setiap peran punya
karakter tersendiri, mantab.
Sasuke Uchiha
Aktingnya si teteh emang gila, layak Oscar lah.”
32
“Musiknya dulu biar ada scene-scene.nya. Kita tu
ngerekam ga langsung segitu, jadi bisa pindah-pindah
tempat. Itu udah jadi misal bikin segini, ini bisa langsung
dilihat disini ini Beb (smartphone). Bikin greenscreen juga
dari sini (smartphone) yang backgroundnya bisa diganti-
ganti.” – wawancara 7 Juli 2017, Serpong, Tangerang.
33
Gambar 5.2.1
Consumer Insight (YouTube)
(Content and Product Marketing YouTube via think with Google - 2016)
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
04-Jul
06-Jul
08-Jul
10-Jul
12-Jul
14-Jul
16-Jul
18-Jul
20-Jul
22-Jul
24-Jul
26-Jul
28-Jul
30-Jul
01-Agust
03-Agust
05-Agust
Gambar 5.2.2
Grafik Perkembangan Viewers Mordelente Periode Juli – Agustus 2017
(Sumber: Data Analisis YouTube, Diolah 5 Agustus 2017)
34
Ketidakstabilan jumlah viewer menunjukan ketertarikan atau
tidak pada kualitas Vlog yang diposting oleh Mordelente. Fluktuasi dan
penurunan jumlah viewer menjadi bahan koreksi sekaligus sebagai acuan
pemilihan tema Video yang di upload melalui channel YouTube.
Kesimpulannya tidak semua video harus di upload, perlu pertimbangan
dan penyuntingan yang sesuai.
35
tentang kehidupan transgender dan transeksual serta penggambaran
aktivitas seksual yang dianggap tabu di masyarakat.
Gambar 5.2.3
Presentasi Monolog Mordelente terhadap Isu Sosial di Masyarakat
(Sumber: Data Media Sharing Network Mordelente, Diakses 2 September 2017)
36
Vlogger. Tak jarang, netizen mencaci, bahkan memberikan makian
sehingga terkesan memberikan perundungan (bully) kepada Mordelente.
Melihat pengguna media sosial yang lebih masif, seorang Mordelente
berusaha untuk tetap bertahan dengan Channel Video Blogging nya.
Interopeksi yang dilakukan oleh Mordelente adalah dengan membuat
video #tanyateteh (teteh adalah panggilan orang Sunda untuk kakak
perempuan).
“Raditya oke
#tanyateteh Nanyak dong, gimana cara ngadepin homo-
homo yang sok normal yang suka nuduh orang lain homo
Anzar kurniawan
#tanyateteh Teteh ada niatan buat nikah sama cewe gak
kedepannya?
Ari Fauzi
#tanyateteh apa bener pas konflik sama miper itu
settingan teh, hahaha, gpp tapi lucu.”
37
5.3. Dramaturgi Mordelente Melalui Media Sosial
Dramaturgi Mordelente melalui media sosial dianalisis dengan
konteks dari perilaku Mordelente dalam mencapai tujuannya dan bukan
untuk mempelajari hasil dari perilakunya. Dramaturgi memahami bahwa
dalam interaksi antara Vlogger dan Netizen ada kesepakatan perilaku yang
disetujui yang dapat mengantarkan kepada tujuan akhir dari maksud
interaksi sosial tersebut. Bukti nyata bahwa terjadi permainan peran dalam
kehidupan Mordelente dapat dilihat pada panggung depan, tengah dan
panggung belakang. Mordelente secara tidak langsung menciptakan suatu
mekanisme tersendiri, dimana dengan permainan peran tersebut ia dapat
tampil sebagai sosok tertentu.
38
“Beneran mas, mau beliin aku mobil sport? Aku
maunya yang seri terbaru ya mas, yang harganya 80
miliar itu.
Makasih ya mas
Loh karo Berbie, mesti tak laporke iki, gak bisa
dibiarkan.”
b. Pengucapan Istilah
Salah satu strategi agar para viewer tidak merasa bosan dalam
menonton video blogging adalah dengan adanya variasi hal-hal yang
baru dan tidak umum (anti mainstream). Dalam mengungkapkan
ekspresi terkejut dan kesal pada keadaan tertentu, Mordelente
menggunakan istilah kata-kata yang kurang sopan, meskipun kata-kata
tersebut adalah kata-kata yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari:
c. Intonasi
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat dengan
memberikan penekanan pada kata-kata tertentu. Mordelente sering
39
menggunakan intonasi dengan penekanan nada tinggi dalam
mengucapkan kalimat-kalimatnya. Dalam serial drama yang
dibawakan, Mordelente secara fasih dapat mengucapkan kalimat
dengan nada suara bervariasi (naik - turun) dalam tempo yang cepat
dan berubah-ubah.
d. Gerak Tubuh
Gerak tubuh adalah salah satu bagian terpenting dalam
kegiatan video blogging. Gerak tubuh dapat mencerminkan
kepribadian dan menunjukkan kecakapan terhadap hal-hal tertentu.
Beberapa karakteristik gerak tubuh Mordelente adalah menyilangkan
kaki dan tangan, jarang tersenyum dan tertawa, sering terburu-buru
dan dapat menunjukkan bahwa gerakan-gerakan tubuhnya tidak
terbebani dengan tema Vlog yang dibawakan.
Gambar 5.3.1
Gerak Tubuh Mordelente via Video Blogging
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=eWvLx9d2dxw Diakses, 2 September
2017; 08:13)
40
dengan baik. Secara gerak tubuh, Mordelente tidak kaku dan dapat
mengatur posisi yang baik di depan kamera.
e. Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah hasil dari kombinasi gerakan otot-otot
pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi
nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang
kepada orang yang mengamatinya. Dalam video blogging, ekspresi
wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan
sosial dalam kehidupan Mordelente.
Gambar 5.3.2
Ekspresi Wajah via Vlog Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=4lZbjcYR6S8 Diakses 2 September 2017;
08:23)
41
f. Kostum
Kostum merujuk pada suatu gaya pakaian tertentu yang
dikenakan untuk menampilkan Mordelente dari karakter satu ke
karakter yang lainnya. Secara umum kostum yang digunakan
Mordelente merujuk pada gaya pakaian sehari-hari.
Gambar 5.3.3
Personal Costume via Mordelente
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=uJatM2qDo-4 Diakses 2 September 2017;
08:31)
g. Kesesuaian Tema
Secara umum Mordelente dapat menyesuaiakan antara
keseluruhan perangkat aspek panggung depang dengan tema yang
42
dibawakan. Dalam durasi rata-rata lima menit Mordelente dapat
dengan maksimal menyampaiakan pesannya kepada viewer.
Kekurangan yang ada dalam setiap artistik video blog Mordelente
beberapa dikarenakan tidak adanya crew yang turut serta, hampir
semua Vlog Mordelente dirancang dan diambil gambar secara sendiri
oleh Rega.
Analisis Front Pribadi (Personal Front) Mordelente dalam
dramaturginya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2
Matriks Personal Front Mordelente
Hasil
No. Aspek
Positif Negatif
Menggunakan bahasa-
Langsung merujuk ke
1. Cara berbicara bahasa yang tabu dan
tujuan
kurang lazim
Belum fasih
Bahasa Indonesia, daerah,
2. Pengucapan istilah menggunakan istilah
Jawa, Sunda
bahasa asing
Mayoritas kewanita-
4. Gerak tubuh Fleksibel tergantung tema
wanitaan
Jarang menggunakan
6. Kostum Sesuai dengan topik Vlog
kostum pria
43
Hasil dari panggung depan dapat dilihat langsung oleh pengguna
media sosial melalui kiriman video blogging mordelente dengan tema-
tema yang beragam.
Gambar 5.3.4
Persiapan Kostum Mordelente
(Sumber: Arsip Pribadi, 31 Agustus 2017)
44
alat-alat seadanya, seperti peralatan rumah tangga, smartphone dan
kombinasi pakaian yang tepat
Gambar 5.3.5
Persiapan Make Up Mordelente
(Sumber: Arsip Pribadi, 31 Agustus 2017)
45
3. Panggung Belakang Dramaturgi Mordelente (Back Stage)
Mordelente adalah seorang yang introvert, Panggung belakang
seorang Mordelente adalah sosok yang penyendiri dari keramian dunia
nyata. Namun Mordelente bukanlah seorang yang pemalu, Mordelente
sangat antusias memperhatikan dan menganalisis keadaan-keadaan yang
terjadi di lingkungan sosialnya, juga mengangkat hal-hal tabu yang
selama ini ada di masyarakat dan anak muda.
Gambar 5.3.6
Mordelente Back Stage (Offline)
(Sumber: Arsip Pribadi, 31 Agustus 2017)
46
berhubungan erat dengan teori The Presentation of Self in Everyday Life
dari Erving Goffman.
Gambar 5.3.7
Back Stage Mordelente dalam Memproduksi Video Blogging secara Monolog
(Sumber: Arsip Pribadi, 31 Agustus 2017)
47
Gambar 5.3.8
Mordelente tanpa Artistik
(Sumber: Arsip Pribadi, 31 Agustus 2017)
600
500
400
300 Like
DisLike
200
100
0
04-Jul 05-Jul 07-Jul 11-Jul 18-Jul
Gambar 5.3.9
Grafik Perbandingan Lovers – Haters Mordelente Periode Juli 2017
48
Indonesia yang berani menampilkan sisi nyata dari isu sosial yang dianggap
tabu di masyarakat.
Rega memberikan pesan bahwa isu sosial dimasyarakat seperti
homoseksual, Pekerja Seks Komersial (PSK), dan sensualitas pada media
sosial adalah nyata adanya dan wajar untuk diterima, meskipun masyarakat
Indonesia masih menganggapnya tabu dan negatif. Berdasarkan konsep
panggung depan (front stage) Erving Goffman, dan berdasarkan hasil
empiris yang telah dilakukan peneliti ternyata saling berlawanan. Rega
sebagai Mordelente menampilkan sosok dirinya yang sesungguhnya saat
ada dipanggung depan. Rega merasa nyaman saat menjadi Mordelente yang
apa adanya dan terbuka. Berbanding terbalik dengan saat menjadi Rega di
kehidupan aslinya yang tertutup terhadap orang lain. Rega menekankan
konsep presentasi diri dimana ia menciptakan kesan yang baik di
masyarakat sebagai pria normal dan tidak ingin diketahui sisi lainnya
sebagai Mordelente.
Dramaturgi Erving Goffman menganggap bahwa seseorang menjadi
dirinya sendiri saat berada di panggung belakang (back), namun konsep ini
dianggap kurang tepat apabila diterapkan pada studi kasus vlog Mordelente.
Rega justru merasa nyaman menjadi dirinya sendiri ketika ia menjadi sosok
Mordelente di media sosial.
Bentuk pengakuan pengguna media sosial terhadap sosok
Mordelente pada akun Youtube Mordelente Itil memberikan Rega ruang
seluas-luasnya untuk terus berkreativitas membuat konten video
Mordelente.
Bagi peneliti dramaturgi memiliki hubungan dengan konsep ilmu
komunikasi terutama jika dikaitkan pada jejaring media sosial, bagaimana
seorang komunikator berusaha mengemas pesan secara menarik, hal itu pula
yang dilakukan Rega sebagai Mordelente, ia mengemas pesan dalam
bentuk video di akun Youtube miliknya. Cara rega mengemas pesan dalam
format parodi dimana ia menjadi aktor Mordelente yang cantik dengan
pembawaan yang feminim. Berbeda dari dirinya dalam kehidupan
49
sesungguhnya, yang adalah seorang laki-laki. Peranan Rega sebagai
Mordelente memperlihatkan ia menjadi sesosok yang lebih percaya diri
dengan tampil apa adanya sebagai pria feminim. Hal ini menggambarkan
bahwa ketika seseorang tampil di media sosial jauh lebih percaya diri dan
mampu mengeksplor dirinya.
50
Tabel 5.3
Matriks Analisis Presentasi Diri Mordelente Melalui Pendekatan Dramaturgi pada Studi Kasus Channel YouTube
Dramaturgi
No. Presentasi Diri Hasil
Front Middle Behind
Direct
2. Ingratiation
communication
Siap menerima
6. Supplication masukan dan
kritikan
51
Ketika di sosial media seseorang belum tentu menjadi dirinya
sendiri, terutama jika hal itu digunakan untuk meraih kepopuleran. Di
panggung depan sosial media, orang menyamarkan identitasnya dan dapat
berubah 1800. Dalam teori dramaturgi Erving Goffman (1959), kehidupan
sosial adalah serangkaian pertunjukan drama dan pentas yang mungkin tidak
selalu sama dengan kenyataan asli. Fiksi Mordelente melalui Video
Blogging (Vlog) dengan memainkan tokoh dan karakter-karakter tertentu
merubah identitas aslinya.
Media sosial kini telah menjadi ajang eksistensi diri di berbagai latar
belakang kehidupan, termasuk transgender seperti Rega. Rega membuat
berbagai karya Vlog dari apartemen pribadinya, menyusun sedemikian rupa
dengan persiapan tertentu. Kalangan remaja merupakan pengguna terbesar
media sosial, sehingga kemampuan Mordelente dalam mensiasati berbagai
publikasi Vlog sangat berperan penting dalam mendidik viewer. Penemuan
dari hasil analisis konten pada penelitian ini berbeda dengan apa yang
dihasilkan oleh Anasari (2015) yang mengambil studi kasus media sosial
Twitter. Media sosial twitter digunakan sering digunakan sebagai media
sharing pendapat dengan topik yang up to date dan resmi. Sementara di sisi
lain media YouTube dirancang lebih khusus sebagai sarana Video Blogger
dengan menampilkan drama atau konten-konten cerita nyata maupun fiksi.
52