Anda di halaman 1dari 13

PENGENDALIAN DAN

KECEPATAN PERNAPASAN
DAN TRANSPOR DAN
PENUKARAN GAS
Kelompok 2 :
1. Dira Putri Zahara
2. Fatimah Tuzahra
3. Khayla Veriska Putri
4. Maulana Robby
5. Rizqi Muhammad Aziz
PENGENDALIAN DAN KECEPATAN
PERNAPASAN
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh sistem saraf pada medula
oblongata, pons Varolli di otak, dan serabut *aferen nervus vagus* yang berasal dari
reseptor saluran pernapasan dan paru-paru. Ketika kandungan O2 dalam darah sedikit
atau darah banyak menganduk CO2, maka pH darah akan berubah. Perubahan pH darah
tersebut dideteksi oleh medula oblongata. Selanjutnya medula oblongata mengirimkan
impuls ke otot tulang rusuk atau diafragma untuk berkontraksi lebih kuat, sehingga
volume rongga dada menjadi lebih besar dan napas akan lebih dalam, akibatnya lebih
banyak O2 yang diikat oleh darah dalam kapiler.

Kecepatan (frekuensi) pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai


berikut.
JENIS KELAMIN

Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.


Hal ini disebabkan paru-paru pada laki-laki dewasa sehat rata-rata
mampu menampung udara sekitar 5.7 liter, sedangkan pada wanita
hanya sekitar 4,2 liter.
UMUR BAYI

dan balita memiliki frekuensi pernapasan lebih banyak dibanding


orang dewasa karena sel-sel tubuh sedang mengalami pertumbuhan
sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen, sedangkan volume
paru-parunya relatif lebih kecil. Orang yang sudah tua juga memiliki
frekuensi pernapasan lebih banyak karena kontrakai otot-otot
pernapasan dan diafragma tidak sebaik pada saat masih muda,
sehingga udara pernapasan yang mampu dihirup berjumlah lebih
sedikit, Frekuensi normal pernapasan bayi berjumlah 30-40 kali per
menit, balita berumur 2-5 tahun berjumlah 24 kali per menit, dan
orang dewasa sekitar 10-20 kali per menit.
SUHU TUBUH

Perubahan suhu tubuh berkaitan Jengan produksi panas dan


pengeluaran panas yang berlebihan. Selama demam, metabolisme
meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme
karbohidrat akan meningkat sekitar 10-15% untuk setiap kenaikan
suhu 1C, sehingga frekuensi jannung dan pernapasan akan meningkat
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme rubuh terhadap nutrisi dan
oksigen.
POSISI DAN AKTIVITAS TUBUH

Frekuensi pernapasan pada posisi tubuh berdiri lebih banyak


daripada posisi duduk. Posisi tubuh berdiri menyebabkan otot-otot
kaki berkontraksi untuk menjaga tubuh agar tetap tegak, sehingga
diperlukan energi dan oksigen yang akan berpengaruh pada
peningkatan frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan pada saat
berlari lebih banyak dibandingkan pada saat diam (beristirahan)
EMOSI, RASA SAKIT, DAN
KETAKUTAN
Hal ini menyebabkan terjadinya impuls yang merangsang pusat
pernapasan, sehingga penghirupan udara semakin kuat.
STATUS KESEHATAN

Sistem kardiovaskuler dan pernapasan pada orang yang sehat


mampu menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan. Namun, adanya penyakit pada sistem rersebut berakibat
terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh, sehingga
berpengaruh pula pada frekuensi pernapasan.
KETINGGIAN TEMPAT

Tempat yang tinggi memiliki kadar oksigen yang rendah, sehingga


jumlah oksigen yang dihirup lebih sedikit. Hal ini menyebabkan sesak
napas dan peningkatan frekuensi pernapasan.
TRANSPOR DAN PENUKARAN GAS
PERTUKARAN OKSIGEN DAN
KARBONDIOKSIDA
Komposisi udara di atmosfer, terdiri atas Nitrogen 78%, oksigen 21%, argon 0,93%,
karbondioksida 0,038%, serta uap air dan gas lainnya.
Hukum dalton tentang tekanan parsial (P), menyatakan bahwa setiap gas menggunakan
tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran, dan tidak dipengaruhi oleh
keberadaan gas lainnya. Jadi PO2 dalam atmosfer = x/y dikali 760 mmHg = 160 mmHg, sedangkan
Pco2 dalam atmosfer =x/y dikali 760 mmHg = 0,3 mmHg.
Pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi pada sel-sel jaringan tubuh , sangat dipengaruhi oleh tekanan
parsial. P02 darah yang kaya oksigen di arteri adalah 100 mmHg sedangkan Pco2 sebesar 40 mmHg.
Sel jaringan tubuh mempunyai P02 sebesar 40 mmHg dan Pco2 sebesar 46 mmHg.
Perbedaan tekanan parsial ini membuat terjadinya perrtukaran O2 dari darah arteri ke sel-sel
jaringan tubuh, serta sebaliknya CO2 bertukar dari sel jaringan tubuh (Pco2 46 mmHg), ke darah (P02
40 mmHg).
TRANSPOR OKSIGEN

Oksigen dalam darah terikat oleh hemoglobin eritrosit serta larut dalam
plasma darah.
Hemoglobin teridiri atas 4 gugus heme (suatu molekul organik dengan
satu atom besi) yang dapat berikatan dengan O2 membentuk oksihemoglobin
(HbO2). setiap molekul hemoglobin mengandung 4 gugus heme, maka dapat
dinyatakan sebagai Hb4. Jika berikatan dengan O2, akan membentuk Hb4O8 .
Reaksi pengikatan ini berlangsung sangat cepat, sekitar 0,01 detik. Reaksi
deoksigenasi (reduksi) Hb4O8 juga berlangsung sangat cepat.
TRANSPOR KARBON DIOKSIDA

Ketika darah arteri mengalir melalui kapiler jaringan, CO2 berdifusi dari sel-sel jaringan ke dalam
darah. Karbon dioksida diangkut oleh darah dengan 3 cara :
1. CO2 larut dalam plasma darah. Kelarutan CO2 dalam plasma darah sekitar 20 kali lebih besar
daripada kelarutan O2 . Hanya 10% kandungan CO2 total darah yang tersangkut dengan cara ini.
2. CO2 terikat oleh hemoglobin. Sebanyak 30% CO2 berikatan dengan Hb membentuk
karbaminohemoglobin (HbCO2 ). karbon dioksida terikat oleh hemoglobin di bagian globin.
3. CO2 berbentuk bikarbonat. Sebanyak 60% CO2 diubah menjadi HCO3 - di dalam sel darah merah
dengan enzim karbonat anhidrase. Reaksinya
  Reaksi ini dapat terjadi sangat lambat di plasma darah, namun akan berlangsung sangat cepat
di dalam sel darah merah karena adanya enzim eritrosit Karbonat anhidrase yang mengkatalis
(mempercepat) reaksi.

Anda mungkin juga menyukai