Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENTINGNYA PERAN KELUARGA DALAM PENGAJARAN AKIDAH


ISLAM SEJAK DINI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MAKALAH MATA KULIAH


PENDIDIKAN AGAMA

Disusun oleh:

Awanda Novi Cahyawati

142210080

PRODI AKUNTANSI

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akidah adalah sebuah istilah yang tidak asing lagi bagi umat Islam. Bahkan
bisa dibilang pemahaman tentang akidah adalah landasan dari ajaran Islam. Dalam
istilah agama Islam, akidah juga bisa dimaknai sebagai iman.1 Baik buruknya
seseorang dalam beragama tergantung keimanan terhadap apa yang dipercayainya.
Sebuah bangunan harus memiliki pondasi yang kokoh untuk menjaga agar
bangunan tidak rubuh. Sama halnya dengan akidah, sebagai landasan diperlukan
pondasi yang kuat agar amalan-amalan yang dikerjakan tidak rubuh atau rusak.
Dalam memahami akidah, umat Islam harus bersikap selektif ketika menerima
ajaran yang berkaitan dengan akidah. Maka dari itu, pemahaman akidah harus
bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah yang merupakan pedoman pokok bagi
umat Islam.
Tidak sekedar dipahami, akidah juga harus diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Namun tidak jarang kita bertemu dengan sesama muslim yang
berperilaku menyimpang dari ajaran akidah, seperti meninggalkan salat, enggan
membayar zakat, berbohong, dan tindakan lain yang melanggar perintah Allah.
Baik yang mudah maupun yang tua, sering ditemui muslim yang berperilaku
seperti itu. Telah dikatakan sebelumnya bahwa baik buruknya seseorang
tergantung keimanannya, dimana keimanan sendiri berkaitan erat dengan akidah.
Akidah seorang muslim dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya faktor
lingkungan. Lingkungan sendiri terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan tempat bermain, dan lingkungan tempat tinggal.2 Di antara
jenis lingkungan tersebut, lingkungan keluargalah yang mempunyai peran paling
penting terhadap terbentuknya akidah seseorang.

1
Abdi, H. 2021. Akidah adalah Iman yang Teguh Tanpa Keraguan, Pahami
Penjabaranya. https://hot.liputan6.com/read/4575537/akidah-adalah-iman-yang-teguh-tanpa-
keraguan-pahami-penjabarannya. Diakses 7 Juni 2021, 14:05 WIB
2
Efendi, Didik. "Proses pembentukan akidah dan akhlak pada siswa sekolah dasar di kota
Jayapura." Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 9.1 (2019): 9-20.
Pendidikan bagi anak usia dini amat krusial. Sebab, pada usia 0-5 tahun
merupakan saat dimulainya pembentukan mental dan karakter.3 Perilaku anggota
keluarga dan tata cara mengajar orang tua memberikan dampak bagi
perkembangan karakter anak. Di usia dini, anak cenderung meniru perilaku orang-
orang disekitarnya. Apabila lingkungan tempat anak berkembang cenderung
berperilaku tidak sesuai dengan ajaran agama, tidak menutup kemungkinan anak
berperilaku demikian. Maka sudah seharusnya orang tua menyadari pentingnya
pendidikan akidah sejak dini kepada anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, untuk memudahkan
pemahaman masalah yang akan dibahas dalam makalah. Maka disajikan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan akidah?
2. Mengapa pendidikan akidah harus diberikan sejak dini?
3. Bagaimana peran keluarga dalam memberikan pendidikan akidah kepada
anak usia dini?
1.3 Metodologi
1.3.1 Jenis Penulisan
Penulisan makalah ini bersifat deskriptif analisis dengan cara mendeskripsikan,
menggambarkan, menjelaskan, dan menganalisis situasi dan kondisi suatu obyek
permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan studi literatur.
1.3.2 Fokus Penulisan
Obyek permasalahan dalam makalah adalah lingkungan tempat seorang muslim
tumbuh dan berkembang akan mempengaruhi akidah muslim tersebut. Penulis

3
Sindo, Koran. 2018. Mengapa Pendidikan Penting Diberikan kepada Anak saat Usia Dini.
https://edukasi.sindonews.com/berita/1316227/144/mengapa-pendidikan-penting-diberikan-
kepada-anak-saat-usia-
dini#:~:text=Mengapa%20Pendidikan%20Penting%20Diberikan%20kepada%20Anak%20saat%2
0Usia%20Dini,-
Koran%20Sindo&text=PENDIDIKAN%20bagi%20anak%20usia%20dini,dimulainya%20pemben
tukan%20mental%20dan%20karakter.&text=Oleh%20karena%20itu%2C%20menanamkan%20ke
biasaan,aspek%20kognitif%20dan%20afektif%20anak. Diakses 25 Juni 2018, 16:32 WIB
mencoba memberi solusi dari permasalahan tersebut dengan cara memberikan
pendidikan akidah kepada anak sejak usia dini oleh keluarga.
1.3.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari jurnal,
artikel, dan laman website terkait yang relevan.
1.3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dengan cara
mengumpulkan data-data sekunder yang berhubungan dengan topik dan masalah
yang terkait dengan peran keluarga dalam pengajaran akidah kepada anak sejak
usia dini.
1.3.5 Analisis Data
Analisi data dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, dan membandingkan
data yang sudah terkumpul serta menginterpretasikan hasil analisis.
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Modul yang berjudul “Hakikat Anak Usia Dini” yang ditulis oleh Mukti
Amini, S. Pd., M. Pd. Modul ini berisi tentang pengertian, karakter,
prinsip-prinsip perkembangan, dan tahap perkembangan anak usia dini.
1.4.2 Jurnal yang berjudul “Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis
Akidah” yang ditulis oleh Fitriningsih. Jurnal ini membahas tentang
pendidikan anak usia dini, hubungan penanaman akidah dengan
pendidikan anak usia dini, karakteristik pendidikan akidah berbasis Islam,
serta pihak-pihak yang berperan dalam PAUD.
1.4.3 Jurnal yang berjudul “Pendidikan Akidah pada Anak Usia Dini” yang
ditulis oleh Susiba dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Indonesia. Jurnal ini berisi tentang pendidikan anak usia dini,
perkembangan keagamaan anak usia dini, urgensi pendidikan akidah bagi
anak usia dini, serta metode pembinaan akidah bagi anak usia dini.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab yang berisikan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang peran keluarga dalam memberika pendidikan akidah
kepada anak sejak usia dini. Selain itu, dalam bab ini juga membahas bagaimana
cara yang baik untuk memberikan pendidikan akidah kepada anak.

BAB III KESIMPULAN

Berisi kesimpulan tehadap pembahasan yang berkaitan dengan peran keluaraga


terhadap akidah anak yang telah dibahas pada bab kedua.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akidah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, akidah adalah kepercayaan dasar
atau keyakinan pokok. Dalam bahasa Arab, akidah adalah kata yang berasal dari
al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan
yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.4 Jadi akidah dapat diartikan
sebagai kepercayaan yang kuat dan kokoh.
Akidah adalah sesuatu yang sangat penting karena di atasnya dibangun
amalan-amalan seorang muslim. Artinya, bila akidah ini rusak maka amalan yang
terbangun di atasnya akan ikut rusak pula.5 Maka, membangun pondasi keimanan
penting bagi setiap muslim. Apabila keimanan sudah kokoh, seperti yang telah
disebutkan akan menjaga amalan-amalan yang telah diperbuat agar tidak rusak.

4
Abdi, H. 2021. Akidah adalah Iman yang Teguh Tanpa Keraguan, Pahami Penjabaranya.
https://hot.liputan6.com/read/4575537/akidah-adalah-iman-yang-teguh-tanpa-keraguan-
pahami-penjabarannya. Diakses 7 Juni 2021, 14:05 WIB
5
Rawiyah An-Nawawi, Abu Usamah bin. Akidah adalah Pondasi Islam.
https://www.annasindonesia.com/read/723-akidah-adalah-pondasi-islam. Diakses 14 Januari 2017,
9:13
Seperti bunyi surat Al Maidah ayat 5 yang artinya: “Barangsiapa yang
mengingkari keimanan maka sungguh telah terhapus amalannya dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang merugi.”
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ucapan Al-Imam Asy-
Syafi’i mengandung keimanan kepada apa yang datang dari Allah di dalam kitab-
Nya sesuai dengan apa yang dimaukan-Nya tanpa menambah, mengurangi dan
menyelewengkannya.” Dalam mengartikan akidah, umat Islam harus bersumber
dari Al Qur’an yang merupakan pegangan hidup umat Islam yang berisikan
firman Allah. Selain itu, terdapat sumber lain untuk memahami arti akidah yaitu
as sunnah. Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullahu berkata: “Ucapan Al-Imam
Asy-Syafi’i mengandung keimanan kepada apa yang datang dari Allah di dalam
kitab-Nya sesuai dengan apa yang dimaukan-Nya tanpa menambah, mengurangi
dan menyelewengkannya.”

2.2 Pendidikan Akidah pada Anak Usia Dini

2.2.1 Pengertian Anak Usia Dini

Terdapat beberapa pendapat tentang batasan anak usia dini, antara lain:

a. NAEYC (National Association for The Education of Young Children),


yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman
penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home),
pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC,
1992).
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas, 2003).
c. UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggotanya membagi jenjang
pendidikan menjadi 7 jenjang yang disebut International Standard
Classification of Education (ISDEC). Pada jenjang yang ditetapkan
UNESCO tersebut, pendidikan anak usia dini termasuk pada level 0 atau
jenjang prasekolah yaitu untuk anak usia 3-5 tahun.

Dalam mengartikan anak usia dini menurut beberapa sumber memang berbeda,
namun pada intinya anak usia dini adalah dimana pendidikan diberikan kepada
seseorang sebagai upaya pembinaan.

Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini tersebut
adalah sebagai berikut:6

a. Rasa ingin tahu yang besar


Anak usia dini selalu ingin mengetahui apa saja yang ada disekitarnya.
Misalnya saja anak selalu memasuka benda-benda yang mereka temui
disekitarnya, menyentuh bahkan membongkar benda-benda yang sudah
rapi, dan selalu bertanya walaupun dengan bahasa mereka yang teradang
sulit dimengerti oleh orang lain. Dalam keadaan seperti ini, orang tua tidak
boleh apatis. Orang tua dapat merespon dengan cara menjawab pertanyaan
dari anak dan menyediakan sarana tempat dan mainan yang aman untuk
anak.
b. Pribadi yang unik
Setiap anak mempunyai pribadi yang unik, meskipun usia mereka sama
atau bahkan masih saudara. Anak memiliki minta, tingkah laku, bakat, dan
latar belakang keluarga yang berbeda. Keunikan ini dapat berasal dari
faktor genetis (misalnya dalam hal ciri fisik) atau berasal dari lingkungan
(misalnya dalam hal minat).7 Misalnya, anak A keluarganya cenderung
suka terhadap hal-hal yang berbau musik yang membuat anak A ini juga

6
Amini, Mukti, and Siti Aisyah. "Hakikat Anak Usia Dini." Perkembangan dan Konsep Dasar
Pengembangan Anak Usia Dini (2014): 1-43.
7
Amini, Mukti, and Siti Aisyah. "Hakikat Anak Usia Dini." Perkembangan dan Konsep Dasar
Pengembangan Anak Usia Dini (2014): 1-43.
memiliki kegemaran terhadap musik. Contoh lain misal, Doni dan Dino
saudara kembar namun mereka memiliki tingkah laku yang berbeda.
c. Suka berimajinasi
Anak usia dini suka membayangkan sesuatu yang ada dalam pikiranya
yang kadang tidak masuk akal. Namun imajinasi mereka ini justru dapat
membangun kreativitas serta bahasanya.
d. Masa paling potensi untuk belajar
Pada usia dini pertumbuhan anak terbilang cepat. Begitupun dengan
pertumbuhan otaknya. Anak usia dini memiliki potensi kepekaan dalam
mempelajari sesuatu.
e. Menunjukan sikap egosentris
Anak pada usia dini cenderung suka berpikir melalui sudut pandang
mereka sendiri dan tidak mempedulikan pandangan orang lain. Mereka
suka bercerita tentang diri sendiri kepada orang disekitarnya. Sifat
egosentris perlahan hilang ketika anak mulai bersekolah.
f. Daya konsentrasi pendek
Ketika bermain, anak pada usia dini suka gonta-ganti mainan atau bahkan
berganti kegiatan. Saat melihat hal lain yang dirasa lebih menarik,
konsentrasi anak pada kegiatan sebelumnya teralihkan.
g. Sebagai makhluk sosial
Anak mulai bergaul dengan teman sebayanya. Dengan adanya interaksi
ini, sifat egosentris anak perlahan akan menghilang. Hal tersebut karena
anak mendapatkan teman untuk berkomunikasi sehingga mereka perlahan
mulai beradaptasi dengan lingkungan.

2.2.1 Pentingnya Pendidikan Akidah pada Anak Usia Dini

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab


1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu
upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.8

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pertumbuhan otak pada anak


usia dini begitu pesat. Sehingga mampu menerima informasi dan pengalaman
dengan cepat pula. Pada masa ini pemberian informasi dan pengalaman untuk
anak usia dini penting dilakukan. Bagaikan mengukir di atas batu, memberikan
pendidikan pada anak usia dini akan lebih lama menempel dalam diri anak
tersebut. Pendidikan awal yang dapat diberikan kepada anak usia dini dapat
berupa selalu mengajak berbicara, mengajak bermain, dan tidak melarang anak
untuk mencoba hal baru selagi hal tersebut aman untuk anak. Dengan demikian
anak akan mendapatkan pengalaman dan informasi baru.

Akidah merupakan pondasi bagi umat muslim. Apabila seorang beriman


maka akan tergugah untuk mengerjakan amal baik dan meninggalkan perbuatan
buruk. Dalam hal beribadah, orang beriman akan melaksanakannya dengan ikhlas
sehingga dapat memancarkan amal salehnya. Allah berfirman dalam Q.S At-
Tahrim: 6 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka.” Pada suatu hari., sahabat pernah bertanya kepada
Rasulullah mengenai ayat tersebut, “Bagaimnana menyelamatkan keluarga dari
api neraka?” Rasulullah SAW bersabda: “Dengan memberikan mereka pendidikan
Islam.” Sementara itu dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: “Ajarilah
anak-anakmu salat pada usia tujuh tahun, dan pukullah bila dia tidak salat pada
usia sepuluh tahun.” Dalam hadits lain Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.” (H.R.
Bukhari, Abu Daud, Ahmad).

Berdasarkan ayat dan hadist di atas, pendidikan akidah penting diberikan


sejak usia dini. Pendidikan dapat didapat dari orang sekitar seperti keluarga,
teman bermain, dan yang lainya. Tujuan dari pemberian pendidikan akidah sejak

8
Fitriningsih, Fitriningsih. "Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Akidah." Jurnal
Musawa IAIN Palu 8.1: 55-68.
usia dini adalah untuk mengajarkan tauhid bahwa Allah itu esa. Hal ini tergambar
dalam firman Allah mengenai nasehat Luqman kepada anaknya:9

“Dan ingatlah ketika ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia


memberikan pelajaran kepadanya: “hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-
benar kedzaliman yang nyata.” (Q.S 31:13)

2.3 Peran Keluarga dalam Memberikan Pendidikan Akidah untuk Anak


Usia Dini

2.3.1 Pengertian Keluarga

Kata keluarga berasal dari bahasa Inggris yaitu familiy. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002: 536), keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-
anaknya; seisi rumah. 10 Unsur-unsur dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga mempunyai peran penting dalam pertumbuhan jasmani dan ruhani
anak. Tata cara dalam berprilaku sehari-hari mempengaruhi terbentuknya karakter
anak.

Ada beberapa jenis tata cara berperilaku dalam keluarga. Moeljono


Notosoedirdjo dan Latipun meninjau tiga jenis tata cara kehidupan keluarga:11

a. Demokratis
Tata cara iri membuat anak pandai bergaul, ramah, dapat menerima
pandangan orang lain, dan mampu mengutarakan pendapat.
b. Membiarkan
Anak dalam keluarga ini cenderung jauh dari sosial, perkembangan anak
jadi terhambat, dan membuat anak menjadi lebih gampang frustasi
dikarenakan tidak mempunyai teman dalam bercerita.

9
Susiba, Susiba. "PENDIDIKAN AKIDAH BAGI ANAK USIA DINI." POTENSIA: Jurnal
Kependidikan Islam 4.2 (2019): 155-168.
10
ANAK, TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP PENDIDIKAN. "A. Keluarga 1. Pengertian
Keluarga."
11
ANAK, TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP PENDIDIKAN. "A. Keluarga 1. Pengertian
Keluarga."
c. Otoriter
Tata cara ini membuat anak menjadi tidak agresif dalam bertingkah laku.
Akan selalu menyesuaikan dengan pemikiran orang lain sehingga
kreativitas anak tersebut terhambat.

2.3.2 Metode Pengajaran Akidah

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa keluarga mempunyai peran


penting dalam pertumbuhan anak. Jadi, dalam hal mendidik anak orang tua tidak
boleh sembarangan. Apabila tata cara dalam mendidik anak salah, dapat berakibat
buruk terhadap karakter anak.

Dalam ajaran Islam, pendidikan akidah sangat penting. Maka dari itu keluarga
sebagai tempat pendidikan pertama bagi seseorang, berkewajiban memberikan
pendidikan akidah. Namun dengan metode yang benar, karena metode yang
digunakan berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak. Berikut beberapa
metode pengajaran akidah yang dapat dilakukan dalam keluarga:

a. Menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga. Anak akan


berperilaku penyayang terhadap orang lain. Karena anak usia dini
cenderung suka meniru hal-hal yang disekitarnya
b. Menjalin komunikasi dengan anak. Dengan berkomunikasi yang baik
dan mengunakan tutur kata yang sopan. Komunikasi yang baik akan
membuat anak terampil dalam berbicara dan mau mendengarkan
pendapat orang lain serta mereka akan berani mengutarakan pendapat
dengan sopan.
c. Membiasakan anak untuk mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah.
Misalkan ketika bersin membaca alhamdulillah dan sebelum memulai
aktifitas membaca basmallah.
d. Membiasakan mengajak anak untuk shalat berjamaah dengan
keluarga, tarawih bersama di bulan Ramadhan, membaca al qur’an,
dan sebagainya.
e. Memberi tahu sifat-sifat Allah, misalnya Allah punya sifat Maha
pengasih, Maha penyayang, Maha pengampun, dan sebagainya.
Dengan ini anak akan terbiasa meminta pertolongan kepada Allah
ketika tertimpa musibah bukan malah melakukan hal-hal yang
melanggar perintah Allah.
f. Kreatif dalam mengajarkan ilmu akidah kepada anak. Contohnya
menghafal rukun iman dengan lagu. Dengan itu anak akan senang
dan menjadi tahu rukun iman dalam Islam.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai pentingnya peran keluarga


dalam pendidikan akidah pada anak usia dini, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Dalam bahasa Arab, akidah adalah kata yang berasal dari al-'aqdu yang
berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-
ihkaamu yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah
yang berarti mengikat dengan kuat.

Dalam mengartikan anak usia dini menurut beberapa sumber memang


berbeda, namun pada intinya anak usia dini adalah dimana pendidikan diberikan
kepada seseorang sebagai upaya pembinaan.

Beberapa karakteristik untuk anak usia dini seperti, rasa ingin tahu yang
besar, pribadi unik, suka berimajinasi, potensi belajar inggi, mempunyai sifat
egosentri, sebagai makhluk sosial, dan konsentrasi pendek.

Pertumbuhan otak pada anak usia dini begitu pesat. Sehingga mampu
menerima informasi dan pengalaman dengan cepat pula. Pada masa ini pemberian
informasi dan pengalaman untuk anak usia dini penting dilakukan. Informasi
pendidikan akidah penting diberikan sejak usia dini. Pendidikan dapat didapat dari
orang sekitar seperti keluarga, teman bermain, dan yang lainya. Tujuan dari
pemberian pendidikan akidah sejak usia dini adalah untuk mengajarkan tauhid
bahwa Allah itu esa.

Kata keluarga berasal dari bahasa Inggris yaitu familiy. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002: 536), keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-
anaknya; seisi rumah. Unsur-unsur dalam keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Keluarga mempunyai peran penting dalam pertumbuhan jasmani dan rohani
anak. Tata cara dalam berprilaku sehari-hari mempengaruhi terbentuknya karakter
anak. Terdapat tiga tata cara menurut Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun yaitu
demokratis, membebaskan, dan otoriter.

Dalam ajaran Islam, pendidikan akidah sangat penting. Maka dari itu
keluarga sebagai tempat pendidikan pertama bagi seseorang, berkewajiban
memberikan pendidikan akidah. Namun dengan metode yang benar, karena
metode yang digunakan berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Berikut beberapa metode pengajaran akidah dalam keluarga:

a. Menciptakan hubungan yang harmonis dalam keluarga.


b. Menjalin komunikasi dengan anak.
c. Membiasakan anak untuk mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah.
d. Membiasakan mengajak anak untuk shalat berjamaah dengan keluarga,
tarawih bersama di bulan Ramadhan, membaca al qur’an, dan sebagainya.
e. Memberi tahu sifat-sifat Allah.
f. Kreatif dalam mengajarkan ilmu akidah kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. 2021. Akidah adalah Iman yang Teguh Tanpa Keraguan, Pahami
Penjabaranya. https://hot.liputan6.com/read/4575537/akidah-adalah-iman-yang-
teguh-tanpa-keraguan-pahami-penjabarannya. Diakses 7 Juni 2021, 14:05 WIB

Efendi, Didik. "Proses pembentukan akidah dan akhlak pada siswa sekolah dasar
di kota Jayapura." Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
9.1 (2019): 9-20.

Sindo, Koran. 2018. Mengapa Pendidikan Penting Diberikan kepada Anak saat
Usia Dini. https://edukasi.sindonews.com/berita/1316227/144/mengapa-
pendidikan-penting-diberikan-kepada-anak-saat-usia-
dini#:~:text=Mengapa%20Pendidikan%20Penting%20Diberikan%20kepada%20
Anak%20saat%20Usia%20Dini,-
Koran%20Sindo&text=PENDIDIKAN%20bagi%20anak%20usia%20dini,dimula
inya%20pembentukan%20mental%20dan%20karakter.&text=Oleh%20karena%2
0itu%2C%20menanamkan%20kebiasaan,aspek%20kognitif%20dan%20afektif%
20anak. Diakses 25 Juni 2018, 16:32 WIB

Abdi, H. 2021. Akidah adalah Iman yang Teguh Tanpa Keraguan, Pahami
Penjabaranya. https://hot.liputan6.com/read/4575537/akidah-adalah-iman-yang-
teguh-tanpa-keraguan-pahami-penjabarannya. Diakses 7 Juni 2021, 14:05 WIB

Rawiyah An-Nawawi, Abu Usamah bin. Akidah adalah Pondasi Islam.


https://www.annasindonesia.com/read/723-akidah-adalah-pondasi-islam. Diakses
14 Januari 2017, 9:13

Amini, Mukti, and Siti Aisyah. "Hakikat Anak Usia Dini." Perkembangan dan
Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (2014): 1-43.

Fitriningsih, Fitriningsih. "Urgensi Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis


Akidah." Jurnal Musawa IAIN Palu 8.1: 55-68.

Susiba, Susiba. "PENDIDIKAN AKIDAH BAGI ANAK USIA


DINI." POTENSIA: Jurnal Kependidikan Islam 4.2 (2019): 155-168.

ANAK, TINJAUAN UMUM TENTANG KONSEP PENDIDIKAN. "A.


Keluarga 1. Pengertian Keluarga."

Anda mungkin juga menyukai