Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN KEIMANAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawi

Dosen Pengampu : Dr. Nurul Azizah, S.Pd, M.P.d

Disusun Oleh Kelompok 7:

1. Mela Kurniawati (21106011055)


2. Rizka Maulidha (21106011059)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji hanya milik Allah Tuhan semesta alam yang atas karunia
dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Baginda Rasulillah Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya
kelak di yaumil qiyamah.

Makalah yang kami susun ini bertemakan “ Pendidikan Keimanan” pada mata kuliah
Hadist Tarbawi Dengan rujukan dari berbagai sumber dan bantuan dari teman-teman lain
akhirnya makalah ini berhasil kami susun meskipun jauh dari kata sempurna.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami berharap kritikan dan saran dari pembaca
dan semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi semua khususnya kami sendiri.

Semarang, 10 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah .............................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Pengertian Pendidikan Keimanan .............................................................................. 6-7
B. Hadist Pendidikan Keimanan .................................................................................... 8-9
C. Kandungan Hadist Pendidikan Keimanan ............................................................... 9-10
D. Nilai Pendidikan Dalam Hadist ..............................................................................10-11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam dunia pendidikan, pendidikan agama merupakan usaha untuk
memperkuat iman dan taqwa terhadap Tuhan yang maha Esa, Pendidikan keimanan
yang diajarkan Allah swt melalui Rasul-Nya bersumber pada Al-Qur’an sebagai
rujukan dan pendekatan untuk membentuk masyarakat yang sadar serta menjadikan
Allah sebagai tempat bergantung, yang menjadikan mereka selamat di dunia dan
akhirat. Keimanan merupakan sarana yang tepat bagi manusia untuk menjauhkan diri
dari murka Allah SWT.

Pendidikan Keimanan adalah mengikat anak dengan dasar-dasar Iman, seperti


rukun Islam dan dasar-dasar Syari’at, sejak anak mulai mengerti dan dapat memahami
sesuatu. Kewajiban para pendidik adalah menumbuhkan anak atas dasar pemahaman
dan dasar-dasar pendidikan Keimanan dan ajaran Islam sejak masa pertumbuhannya.
Sehingga anak akan terikat dengan Islam, baik akidah maupun ibadanya. Oleh karena
itu penting adanya pendidikan dalam keimanan, khususnya pada materi keimanan
kepada Allah swt, Malaikat, Kitab suci, para Rasul, Hari Kiamat, serta Qodho dan
Qodar.

Oleh karena itu pendidikam keimanan sangat penting, karena dalam pendidikan
keimanan ini seseorang akan dididik akan nilai-nilai ketuhanan, sehingga dengan
tertanamnya nilai-nilai ketuhanan di dalam diri seseorang akan menyadari
keberadaannya di dunia dan menyadari bahwa semua yang terjadi itu tidak terlepas dari
kehendak-Nya. Islam datang untuk menghapuskan sesembahan manusia atas manusia,
pengabdian yang menyesatkan dan menghapus semua aturan yang berasalkan dari
penolakan terhadap prinsip Islam. Islam datang untuk menaklukan kesesatan yang
dilakukan oleh umat manusia yang mengabdi kepada hawa nafsunya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan keimanan?
2. Bagaimana bunyi hadist Pendidikan keimanan?
3. Apa kandungan hadist Pendidikan keimanan?
4. Apa nilai-nilai Pendidikan dalam hadist?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan keimanan.
2. Untuk mengetahui hadist pendidikan keimanan.
3. Untuk mengetahui kandungan hadist pendidikan keimanan.
4. Untuk mengetahui milai-nilai pendidikan dalam hadist.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Keimanan


Pendidikan Keimanan berasal dari dua kata yakni “pendidikan” dan
“keimanan”. Istilah pendidikan itu sendiri berasal dari kata “didik” yang diberi awalan
“pe”dan akhiran “kan”, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).1 Kata
Pendidikan berasal dari bahasa arab yaitu kata Tarbiyah. Tarbiyah merupakan bentuk
masdar dari kata robba-yurabbi-tarbiyyatan, yang berarti pendidikan. Sedangkan
menurut istilah merupakan tindakan mangasuh, mendididk dan memelihara.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan ialah “proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pendidikan.”2 Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensipotensi pembawaan, baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan
kebudayaan.3
Sedangkan, pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi perbuatan
atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuannya,
pengalamannya, kecakapan serta keterampilannya kepada generasi muda, sebagai
usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik
jasmaniah maupun rohaniah.4
Selanjutnya, Keimanan ialah berasal dari kata “iman” yang memiliki imbuhan
“ke” dan “an” yang menyatakan sesuatu hal atau peristiwa yang telah terjadi. Hal ini
berarti keimanan dapat diartikan sebagai “rasa iman yang telah dimiliki oleh
seseorang”. Iman sendiri berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja
(fi‟il), ‫ ايمانا ا‬- ‫ يؤمن‬- ‫ امن‬yang mengandung arti percaya, tunduk, tentram dan tenang.5

1
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2002),hal.13
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2007) Cet.II, hal.263
3
M.Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang:Bayumedia Publishing, 2004), hal.22
4
Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),hal. 2
5
Muhammad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Yogyakarta: Pesantren al-Munawwir, 1984),
hal.44.

6
Iman secara umum dapat dipahami sebagai suatu keyakinan yang dibenarkan
dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan yang di
dasari niat yang tulus dan selalu mengikuti petunjuk Allah SWT serta sunnah Nabi
Muhammad SAW.6
Adapun yang dimaksud Pendidikan Keimanan adalah mengikat anak dengan
dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar Islam sejak anak mulai mengerti dan
dapat memahami segala sesuatu. Kewajiban para pendidik adalah menumbuhkan anak
atas dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman sejak masa pertumbuhannya.
Sehingga anak akan terikat dengan Islam baik akidah maupun ibadah, disamping
penerapan metode maupun peraturan. Setelah anak mendapatkan petunjuk tentang
Pendidikan Keimanan, ia hanya akan mengenal Islam sebagai ad- Dinnya, Al-Qur‟an
sebagai imamnya, dan Rasulullah sebagai pemimpin dan keteladanan.7
Jadi, Pendidikan Keimanan adalah penanaman nilai-nilai keimanan dan
ketuhanan oleh seorang yang memiliki pengalaman kegamaan yang lebih banyak dan
memiliki kualitas keimanan yang lebih baik kepada orang yang masih memiliki kualitas
keimanan yang masih lemah tersebut agar menjadi lebih kuat dengan membiasakan
mereka melakukan ibadah-ibadah baik mahdoh atau ghair mahdoh, serta akhlak yang
baik sebagai konsekuensi keimanan mereka dan bukti ketaatan mereka dalam
melaksanakan perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kwalitas iman
yang baik tentu akan dibarengi dengan menghasilkan ibadah-ibadah yang berkualitas.
Sebaliknya akhlak yang buruk akan timbul apabila seseorang tidak memiliki kualitas
keimanan yang baik.

6
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, Terj. H.Firdaus, (Jakarta: Bulan Bintang. 1976),hal. 25
7
Abdullah Nasih „Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Jilid I (Semarang, CV.As-Syifa,1981)
Cet.III, hal.151

7
B. Hadist Pendidikan Keimanan

Artinya: “Diriwayatkan dari Musaddad berkata, diriwayatkan dari Isma’il bin


Ibrahim ia meriwayatkan dari Abu Hayyan at-Taimi dari Abi Zur’ah diriwayatkan dari
Abu Hurairah ra. berkata: Pada suatu hari, Rasulullah saw. berada bersama kaum
muslimin, lalu datang seorang laki-laki, kemudian ia bertanya kepada Rasulullah saw:
“Wahai Rasulullah, Apakah iman itu?” Beliau menjawab: “Iman adalah kamu harus
percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, semua Kitab-Nya, pertemuan dengan-
Nya, para Rasul-Nya, dan percaya kepada Hari Kebangkitan di akhirat nanti,” Laki-laki
itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?” Beliau menjawab: “Islam
adalah kamu harus menyembah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun, mendirikan salat yang telah difardhukan, membayar zakat yang diwajibkan,
berpuasa pada bulan Ramadhan.” Laki-laki itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah,
Apakah Ihsan itu?” Beliau menjawab: “Engkau menyembah Allah, seolah-olah engkau
melihat-Nya, sekiranya engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya pasti Dia
melihatmu.” Laki-laki itu bertanya lagi: “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat akan
tiba?” Beliau menjawab: “Orang yang bertanya lebih mengetahui dari pada orang yang
ditanya. Akan tetapi akan aku ceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya, yaitu:
Apabila seorang hamba sahaya telah melahirkan tuannya, maka itulah diantara tanda-
tanda hari kiamat. Apabila seorang miskin menjadi pemimpin umat manusia, maka
itulah di antara tanda-tanda hari kiamat. Apabila penggembala-penggembala kambing
telah berlomba-lomba dalam mendirikan bangunan pencakar langit, maka itulah di

8
antara tanda-tanda hari kiamat. Ada lima hal dimana tidak ada seorang pun yang
mengetahuinya hanya Allah saja Yang Maha Mengetahuinya. Kemudian Rasulullah
saw. membaca Surat Luqman ayat 34 yang artinya: “Sesungguhnya hanya disisi Allah
sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada di dalam rahim ibu yang mengandung. Dan tiada seorang pun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi manakah dia akan mati. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Kemudian setelah laki-laki tadi pergi,
Rasulullah saw. bersabda: “Suruhlah laki-laki tadi kembali kepadaku.” Sahabat-sahabat
Nabi saw. segera mencarinya untuk menyuruhnya kembali, tetapi mereka tidak
menemukannya. Setelah itu Rasulullah SWA bersabda: “Dia adalah Jibril, datang untuk
mengajarkan agama kepada umat manusia.” Hadis ini tergolong syarif marfu’ dengan
kualitas perawi sebagian shaduq dan tsiqah tsiqah. Muhammad bin Isma’il al-Bukhari,
Shahih Bukhari (Saudi Arabia: Idarah al-Bahtsi Ilmiah wa Ifta’ wa ad-Da’wah wa al-
Irsyad, t.t.), juz 1.hal. 19-20. Lihat juga Shahih Muslim, Kitab Iman, hadis no. 10,
Nasa’i, Kitab Iman dan Syariat-syariatnya, hadis no. 4905, Ibnu Majah, Kitab
Pendahuluan, hadis no. 63, Fitnah hadis no. 4034, Ahmad Ibn Hanbal, Kitab Musnad,
juz 1, h. 426.8

C. Kandungan Hadist Pendidikan Keimanan


Berikut adalah ringkasan isi dari kandungan hadits tersebut:
Definisi Iman (Faith): Adapun iman menurut pengertian istilah yang sesungguhnya
ialah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak
bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingkah laku
dan perbuatan sehari- hari. pengertian iman dalam Islam beserta dalilnya terhadap
Alquran secara bahasa adalah percaya atau membenarkan. Iman adalah keyakinan pada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan
takdir-Nya.Jadi kita sebagai manusia harus meyakini adanya tersebut .

8
Muhammad bin Isma'il al-Bukhari (Saudi Arabia: Idarah al-Bahtsi Ilmiah wa Ifta' wa ad-Da'wah wa
al-Irsyad)juz 1, hal. 19-20. Lihat juga Shahih Muslim, Kitab Iman, hadis no. 10, Nasa'i, Kitab Iman dan Syariat-
syariatnya,hadis no. 4905, Ibnu Majah, Kitab Pendahuluan, hadis Shahih Bukhari no. 63, Fitnah hadis no. 4034,
Ahmad Ibn Hanbal, Kitab Musnad, juz 1, hal. 426

9
Definisi Islam (Submission): Islam adalah tunduk kepada Allah, mengesakan-
Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan berpuasa di bulan Ramadan,dan
mematuhi segala perintahnya .

Definisi Ihsan (Excellence): Ihsan adalah beribadah kepada Allah seolah-olah


melihat-Nya, atau jika tidak melihat-Nya, tahu bahwa Dia melihat kita.Tidak Diketahui
Kapan Kiamat Terjadi: Pertanyaan tentang kapan hari kiamat terjadi tidak dijawab
dengan jelas. Hanya Allah yang mengetahui waktu pasti kiamat.Pengetahuan Allah
tentang Kiamat: Allah memiliki pengetahuan penuh tentang kapan terjadinya hari
kiamat, dan hanya Dia yang mengetahuinya.

Kedatangan Jibril (Gabriel): Jibril datang untuk mengajarkan kepada umat


manusia tentang agama mereka.Keseluruhan sebagai Bagian dari Iman: Keseluruhan
konsep yang disampaikan dalam hadits ini dianggap sebagai bagian dari iman.Hadits
ini mencakup aspek-aspek penting dalam ajaran Islam, dari iman dan Islam hingga
konsep ihsan dan pengetahuan tentang hari kiamat yang hanya diketahui oleh Allah.

D. Nilai Pendidikan Dalam Hadist


Nilai Pendidikan: Kedatangan Malaikat Jibril untuk mengajarkan agama kepada
umat manusia menunjukkan nilai pendidikan dalam Islam. Pendidikan agama dianggap
sebagai cara untuk menyampaikan ajaran Allah kepada umat manusia.

Adapun pentingnya pendidikan agama islam adalah agama sangat berpengaruh


dalam kehidupan individu dan kehidupan masyarakat. Agama sebagai pengatur dan
penunjuk arah kehidupan manusia serta agama juga dapat membangkitkan kebahagiaan
batin seseorang yang paling sempurna, dan juga perasaan takut. Pengaruh agama dalam
kehidupan individu dapat memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindungi,
rasa sukses, dan rasa puas. Agama dalam kehidupan individu selain menjadi motivasi
dan nilai etik juga merupakan harapan. Melalui motivasi keagamaan seseorang
terdorong untuk berkorban baik dalam bentuk materi maupun tenaga atau pemikiran.
Segala bentuk perbuatan individu maupun masyarakat selalu berada dalam garis serasi
dengan peraturan dan aturan agama dan akhirnya akan terbina suatu kebiasaan yang
agamis.

Agama adalah tiang dalam berprilaku tanpa agama seseorang tidak bisa
berprilaku baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan kebaikan,

10
tanpa agama seseorang sangat miskin dengan petuah segala sesuatu yang diajarkan
kebaikan, moral dan tentang norma-norma yang harus dijalankan dalam masyarakat.

Agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-sendi kehidupan


manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama. Agama dan beragama adalah
satu kesatuan namun memiliki makna yang berbeda. Agama merupakan sebuah ajaran
kebaikan yang menuntun manusia kembali kepada hakekat kemanusiaannya

Pendidikan keimanan merupakan materi Pendidikan vital terhadap anak didik


dalam membentuk moral yang baik ,sehingga kehidupan anak mempunyai pedoman
hidup yang menentramkan dan tidak mudah tergoyah oleh berbagai pengaruh yang ada
disekitarnya.Materi Pendidikan keimanan ini mempunyai nama lain banyak
diantaranya :Ilmu tauhid ,ilmu kalam ,akidah ,dan teologi .para pakar Pendidikan
memberikan komentar yang menunjukan betapa pentingnya materi Pendidikan
keimanan ini. 9

9
Ulwan, Tarbiyat al-Awlad as-Islam, Jilid 1, h. 118-119.

11
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Pendidikan Keimanan berasal dari dua kata yakni “pendidikan” dan
“keimanan”. Istilah pendidikan itu sendiri berasal dari kata “didik” yang diberi awalan
“pe”dan akhiran “kan”, mengandung arti perbuatan (hal, cara, dan sebagainya).10 Kata
Pendidikan berasal dari bahasa arab yaitu kata Tarbiyah. Tarbiyah merupakan bentuk
masdar dari kata robba-yurabbi-tarbiyyatan, yang berarti Pendidikan. Pendidikan
Keimanan adalah penanaman nilai-nilai keimanan dan ketuhanan oleh seorang yang
memiliki pengalaman kegamaan yang lebih banyak dan memiliki kualitas keimanan
yang lebih baik kepada orang yang masih memiliki kualitas keimanan yang masih
lemah tersebut agar menjadi lebih kuat dengan membiasakan mereka melakukan
ibadah-ibadah baik mahdoh atau ghair mahdoh, serta akhlak yang baik sebagai
konsekuensi keimanan mereka dan bukti ketaatan mereka dalam melaksanakan
perintah Allah swt. dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Hadist Pendidikan Keimanan
Hadis ini tergolong syarif marfu’ dengan kualitas perawi sebagian shaduq dan tsiqah
tsiqah. Adapun ringkasan hadist pendidikan keimanan yang mencakup Iman Islam
Ihsan dan yang lain. Nilai Pendidikan: Kedatangan Malaikat Jibril untuk mengajarkan
agama kepada umat manusia menunjukkan nilai pendidikan dalam Islam.
B. Saran
Demikian makalah ini yang kami susun .Trimakasih atas partisipasinya untuk
membaca makalah ini,tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena terbatanya
pengetahuan dan referensi yang ada hubungan dengan judul makalah ini. Penulis
banyak berharap pembaca memberikan kritik dan saran kepada penulis
makalah.Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

10
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2002),hal.13

12
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nasih „Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Jilid I (Semarang, CV.As-
Syifa,1981) Cet.III, hal.151.

Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, Terj. H.Firdaus, (Jakarta: Bulan Bintang. 1976),hal. 25
Abdullah Nasih „Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam. Jilid I (Semarang, CV.As-
Syifa,1981) Cet.III, hal.151.

Muhammad bin Isma'il al-Bukhari (Saudi Arabia: Idarah al-Bahtsi Ilmiah wa Ifta' wa ad-
Da'wah wa al-Irsyad)juz 1, hal. 19-20. Lihat juga Shahih Muslim, Kitab Iman, hadis no. 10,
Nasa'i, Kitab Iman dan Syariat-syariatnya,hadis no. 4905, Ibnu Majah, Kitab Pendahuluan,
hadis Shahih Bukhari no. 63, Fitnah hadis no. 4034, Ahmad Ibn Hanbal, Kitab Musnad, juz 1,
hal. 426.

M.Djumransjah, Filsafat Pendidikan (Malang:Bayumedia Publishing, 2004), hal.22 .

Muhammad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Yogyakarta: Pesantren al-


Munawwir, 1984).

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia. 2002),hal.13.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka. 2007) Cet.II, hal.263
Ulwan, Tarbiyat al-Awlad as-Islam, Jilid 1, h. 118-119.

Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),hal. 2

13

Anda mungkin juga menyukai