Anda di halaman 1dari 20

MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

MODUL
Sitem Rujukan Pada Masa Kehamilan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Dosen : Sri Lestariningsih, S.ST.,M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Suntina Wati (1915471034)


2. Anggi Try (1915471035)
3. Evi Kurnia Wati (1915471036)
4. Diah Ayu Parwati (1915471037)
5. Triana Ayu Aprila (1915471038)
6. Claudia Ratih Nurullita (1915471039)
7. Putu Setia Wati (1915471040)
8. Ketut Riani (1915471041)

POLTEKKES TANJUNG KARANG PRODI D3 KEBIDANAN METRO


Jl. Brigjend Sutiyosa , Metro, Metro Pusat, Kota Metro, Lampung 34124

1
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

PEN
DAH
  
  ULU
SAN
Latar Belakang
u
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam Sistem
b
kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk mendapatkan mutu
m
pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu
at
adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan
er
sistem
i: rujukan. Pelaksanaan sistem rujukan di indonesia telah diatur dengan bentuk
bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga,
dimana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan
saling berhubungan.
Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat
primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya,
demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi)
terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera
tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan
bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada
keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan
peraturan. (Setandar Kesehatan Nasional ; 2009)

Materi
Bahan kajian ini dengan sub bahan kajian meliputi:
1. Pengertian sistem rujukan
2. Tujuan
3. Jenis
4. Jenjang tempat tingkat rujukan
5. Upaya peningkatan mutu rujukan
6. Pengertian PONED dan PONEK

2
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

.     
1. Untuk mengetahui apa sistem rujukan
2. Untuk mengetahui jenis rujukan
3. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu rujukan
4. Untuk mengetahui Apa PONEK dan PONED

URAIAN MATERI

A. Sistem Rujukan
1. Pengertian

3
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu
kasus/masalah medik yang timbul, baik secara vertikel maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu, terjangkau dan rasional (Depkes RI,1991 )

2. Tujuan Rujukan
Menurut Mochtar, 1998 Rujukan mempunyai berbegai macam rujukan antar lain:
a. Agar setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan sebaik-baiknya
b. Menjalin kerja sama dengan cara pengiriman penderita atau bahan laboratorium dari unit
yang kurang lengkap keunit yang lebih lengkap fasilitasnya
c. Menjalin perubahan pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan dan latihan antara
pusat pendidikan dan daerah perifer

3. Jenis Rujukan
Menurut Hatmoko (2000) jenis rujukan secara konseptual menyangkut hal-hal sebagai
berikut:
a. Rujukan medic, meliputi
1) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostic, pengobatan, tindakan operatif dan
lain-lain.
2) Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
3) Mendatangkan atu mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk mutu
pelayanan pengobatan
b. Rujukan kesehatan adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan
1) Survey epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau
terjangkitnya penyakit menular
2) Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan disuatu wilayah
3) Pendidikan penyebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan
bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan masal.
4) Saran dan teknologi untuk penyedian air bersih atas masalah kekurangan air bersih
bagi masyarakat umum.
5) Pemeriksaaan specimen air dilaboratorium kesehatan dan lain-lain.
4. Jenjang Tingkat Tempat Rujukan
a. Rumah sakit tipe C/D
b. Rumah sakit tipe inap
4
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

c. Puskesmas /BP/RB/BKIASWASTA
d. Puskesmas pembantu/bidan
e. Posyandu/kader/dukun bayi

5. Jalur Rujukan
a. Dari kader dapat langsung merujuk ke
1) Pondok bersalin bidan desa
2) Puskesmas/puskesmas rawat inap
3) Rumah sakit pemerintah/swasta
b. Dari posyandu, dapat langsung merujuk ke:
1) Puskesmas pembantu
2) Pondok bersalin/bidan desa
3) Puskesmas/puskesmas rawat inap
4) Rumah sakit pemerintah/swasta
c. Dari puskesmas pembantu dapat langsung merujuk kerumah sakit tipe D/C atau
rumah sakit swasta
d. Dari pondok bersalin dapat langsung merujuk kerumah sakit tipe D. atau rumah
sakit swata

6. Mekanisme Rujukan
a. Menentukan kegawatdarurataan penderita
1) Pada tingkat kader atu dukun bayi terlatih
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga
atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasiitas pelayanan kesehatan
yang terdekat, oleh karna itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat
kegawatdaruratan.
2) Pada tingkat bidan desa , puskesmas pembantu danpuskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus
mana yang boleh ditangi sendiri dan kasus mana harus dirujuk.
b. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga

5
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengetahuan ibu atau keluarga
bayi yang bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan kondisi atau
masalah bayi yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
c. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
1) Memberitahukan bahwa aka nada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita
tidak mungkin di kirim.
d. Persiapan penderita(BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan disingkat
“BAKSOKUDA” yang diartikan sebagai berikut:
Bidan : pastikan ibu/ bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksakan
kegawatdaruratan
Alat : bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
Keluarga : beritahu keluarga tentang kondidi terakhir ibu (klien) dan alas
an mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain
harus menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
Surat : beri surat ketempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alsan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obat yang
telah diterima ibu.
Obat : bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk
Kendaraan : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien) dalam kodisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat
rujukan dalam waktu cepat.
Uang : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yng
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang
diperluakn ditempat rujukan
Darah : siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan tranfusi
darah apabila terjadi perdarahan.
e. Pengiriman penderita
6
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana


transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
f. Tindak lanjut penderita
Untuk penderita yang telah dikembalikan Harus kunjungan bila penderita
yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor.

7. Upaya Peningkatan Mutu Rujukan


Langkah-langkah dalam upaya meningkatkan mutu rujukan :
a. Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan
puskesmas pembantu dan pos kesehatan lain dari masyarakat
b. Mengadakan pusat rujukan antara lain dengan mengadakan ruangan tambahan
untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat di lokasi strategis
c. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit pelayanan kesehatan
d. Menyediakan Puskesmas keliling disetiap kecamatan dalam bentuk kendaraan
roda 4 atau perahu bermotor yang dilengkapi alat komunikasi
e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan bagi sistem, baik rujukan media
maupun rujukan kesehatan
f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan
kesehatan
Kader dapat langsung merujuk ke ;
1) Puskesmas pembantu atau pondok bersalin atau bidan di desa
2) Puskesmas atau puskesmas dengan rawat inap
3) Rumah sakit pemerintah atau swasta

KEGIATAN RUJUKAN
1) Rujukan dan pelayanan kebidanan
2) Rujukan kesehatan yang meliputi permintaan bantuan atas
3) Rujukan informasi medis
4) Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan
5) Pusat rujukan pelayanan (Puskesmas dengan 10 tempat tidur)

B. Deteksi Dini Dan Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil


1. Menetukan Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko
2. Persiapan Ibu Hamil
7
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

C. PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar )


1. Pengertian PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.
PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih.
2. Batasan Dalam PONED
Dalam PONED bidan boleh memberikan
a. Injeksi antibiotika
b. Injeksi uterotonika 
c. Injeksi sedative
d. Plasenta manual
e. Ekstraksi vacuum
f. Tranfusi darah
g. Operasi SC 

3. Indikator Kelangsungan Dari Puskesmas PONED 


a. Kebijakan tingkat PUSKESMAS
b. SOP
c. Kerjasama RS PONED
d. Dukungan Diskes
e. Kerjasama SpOG
f. Kerjasama bidan desa
g. Kerjasama Puskesmas Non PONED
h. Pembinaan AMP 
i. Jarak Puskesmas PONED dengan RS
Tujuan PONED
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2
untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.
4. Tugas Puskesmas PONED
a. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan
Pondok bersalin Desa
b. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang

8
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

c. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra
hospital.

5. Petugas Pelaksana Poned


a. Dokter umum 2 orang
b. Bidan 8 orang 
c. Perawat 
d. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED 

6. Pelayanan Yang Dilaksanakan


a. Pelayanan KIA/KB
b. Pelayanan ANC & PNC
c. Pertolongan Persalinan normal
d. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil 
e. Penatalaksanaan Bumil Resti 
f. Perawatan Bumil sakit
g. Persalinan Sungsang
h. Partus Lama
i. KPD
j. Gemeli

7. Faktor Pendukung Keberhasilan Poned Puskesmas 


a. Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
b. Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
c. Peran serta aktif bidan desa
d. Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
e. Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan
standart pelayanan minimal.

D. PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif )


1. Pengertian PONEK
9
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah


Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
Seksia sesaria,
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
E. PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar )
8. Pengertian PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.
PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih.
9. Batasan Dalam PONED
Dalam PONED bidan boleh memberikan
h. Injeksi antibiotika
i. Injeksi uterotonika 
j. Injeksi sedative
k. Plasenta manual
l. Ekstraksi vacuum
m. Tranfusi darah
n. Operasi SC 

10. Tujuan PONED


PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2
untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.

11. Tugas Puskesmas PONED


d. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan
Pondok bersalin Desa
e. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang
f. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra
hospital.

12. Syarat Puskesmas Poned


a. Pelayanan buka 24  jam
b. Mempunyai Dokter, bidan, perawat  terlatih PONED dan siap melayani 24 jam
10
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

c. Tersedia alat transportasi siap 24  jam


d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter
Spesialis Obgyn dan spesialis anak
13. Petugas Pelaksana Poned
e. Dokter umum 2 orang
f. Bidan 8 orang 
g. Perawat 
h. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED 

14. Pelayanan Yang Dilaksanakan


k. Pelayanan KIA/KB
l. Pelayanan ANC & PNC
m. Pertolongan Persalinan normal
n. Pendeteksian Resiko tinggi Bumil 
o. Penatalaksanaan Bumil Resti 
p. Perawatan Bumil sakit
q. Persalinan Sungsang
r. Partus Lama
s. KPD
t. Gemel
F. PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif )
2. Pengertian PONEK
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah
Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan
a. Histerektomi,
b. Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
c. Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
d. Tranfusi darah.
RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap
24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di
desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
11
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

3. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam


Upaya Pelayanan PONEK :
a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
d. Perawatan intensif ibu dan bayi.
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK
terbagi atas 2 kelas, antara lain :
a. Ponek Rumah Sakit Kelas C
1.          Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Fisiologis
2.          Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Dengan Risiko Tinggi
3.          Pelayanan Kesehatan Neonatal
4.          Pelayanan Ginekologis
5.          Perawatan Khusus / High Care Unit Dan Transfusi Darah

b. Ponek Rumah Sakit Kelas B


1.         Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Fisiologis
2.         Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Dengan Risiko Tinggi
3.         Pelayanan Kesehatan Neonatal
4.         Pelayanan Ginekologis
5.         Perawatan Intensif Neonatal

c. Pelayanan Penunjang Medik


1) Pelayanan Darah
a) Jenis Pelayanan
b) Tempat Pelayanan
c) Kompetensi
d) Sumber Daya Manusia
e) Ruang Pelayanan Darah
2) Perawatan Intensif
a) Jenis Pelayanan
b) Tempat Pelayanan
c) Kompetensi
12
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

d) Sumber Daya Manusia


e) Ruang Pelayanan
3) Pencitraan
4) Laboratorium
4. Kriteria Rumah Sakit Ponek 24 Jam
a. Kriteria Umum Rumah Sakit Ponek
1) Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasusemergensi baik
secara umum maupun emergency obstetrik – neonatal.
2) Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah
sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
3) Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
4) Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan
neonatal.
5) Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
6) Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
7) Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi,
bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum.
8) Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu
kurang dari 30 menit.
9) Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
sewaktu-waktu,meskipun on call.
10) Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain
dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit
dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
11) Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
12) Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan
alat penunjang yang selalu siap tersedia.
13) Perlengkapan
a) Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)
b) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak

13
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

c) Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau
tidak stabil)
d) Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
e) Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsibaik
f) Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
g) Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker
menempel kokoh)
h) Bahan
i) Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan unit ini.

b. Kriteria Khusus
1) Sumber Daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
a) 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
b) 1 dokter spesialis anak
c) 1 dokter di Unit Gawat Darurat
d) 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
e) 2 orang perawat
2) Tim PONEK Ideal ditambah :
a) 1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi
b) 6 Bidan pelaksana
c) 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
d) 1 Petugas laboratorium
e) 1 pekarya kesehatan
f) 1 Petugas administrasi
3) Prasarana dan sarana
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan
PONEK harus dipenuhi hal-hal sebagi berikut :
a) Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b) Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
c) Ruang pulih / observasi pasca tindakan
d) Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi
internal
14
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

5. Manajemen
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program
PONEK menyelaraskan program RS untuk mendukung program PONEK dalam
bentuk SK Direktur 42 Pedoman Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif.

RANGKUMAN

Sistem Rujukan
Pengertian
Sistem rujukan adalah pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu
kasus/masalah medik yang timbul, baik secara vertikel maupun horizontal kepada yang lebih
berwenang dan mampu, terjangkau dan rasional (Depkes RI,1991 )

Deteksi Dini Dan Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil


3. Menetukan Ibu Hamil Dengan Faktor Resiko
4. Persiapan Ibu Hamil
PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar )

15
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.


PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih.
PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif )
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah
Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
Seksia sesaria,
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar )
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar.
PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang
boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih.
PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif )
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di Rumah
Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan

LATIHAN

1. Pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu kasus/masalah medik yang
timbul, baik secara vertikel maupun horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu
pengertian dari...
a. System rujukan
b. Sistem Jaringan
c. Terapi
d. SPA bayi

2. Persiapan seperti apa saja yang harus dilakukan oleh Ibu Hamil adalah...
a. Senam Pada Kehamilan Trimester Ketiga
b. Trombosit turun
c. Berbelanja kebutuhan bayi

16
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

d. Makan makanan yang bergizi

3. Menentukan kegawatdarurataan penderita termasuk dalam...


a. Mekanisme rujukan
b. Jenjang tingkat rujukan
c. Fae orientasi
d. Jalur rujukan

4. Dibawah ini yang termasuk macam macam bahaya kehamilan kecuali…


a. Keluar darah dari jalan keluar
b. Keluar ketuban sebelum waktunya
c. Meningkatkan mutu perinatal care
d. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
e. gerakan janin tidak ada atau kurang

5. Apa yang dimaksud dengan tanda bahaya kehamilan


a. Tanda Bahaya Kehamilan adalah suatu kehamilan yang memiliki suatu tanda
bahaya atau risiko lebih besar dari biasanya
b. Penderita dari keluarganya perlu diberi informasi tentang perlunya penderita segera
dirujuk tentang mendapat pertolongan fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
c. pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas suatu kasus/masalah
d. Melakukan tindakan opertaif terbatas terhadap penderita gawat darurat antara lain.
e. Terjadinya perubahan hormonal tubuh pada masa kehamilan

6. Dibawah ini yang bukan termasuk dengan kegiatan rujukan ….


a. Rujukan dan pelayanan kebidanan
b. Rujukan kesehatan
c. Rujukan informasi medis
d. Pelimpahan pengetahuan dan ketrampilan
e. Bidan Harus siap antar ibu ke rumah sakit

7. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu,KECUALI....


a. Dokter
b. Bidan
17
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

c. Perawat
d. Apoteker

8. Salah satu hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED yaitu...


a. Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non
PONED belum maksimal
b. Dukungan Diskes
c. Kerjasama Spog

9. Kemampuan tindakan yang dapat dilakukan PONEK, kecuali...


a. Seksia sesaria,
b. Histerektomi,
c. Penyembuhan cedera
d. Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih

10. Salah satu Program Menjaga Mutu dalam penyelenggaranaan PONEK yang harus
dipenuhi adalah,kecuali...
a. Tidak melakukan pelayanan yang maksimal
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
c. Ruang pulih / observasi pasca tindakan
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal

18
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Husin F (2013) Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto, Jakarta

Buku Modul Teori MK Askeb Kehamilan Program Diploma III Kebidanan Metro

Holmes and Baker (2006), Buku Ajar Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta
Saifudin, A.B. dkk (2002) Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal,
YBPSP Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar.
Jakarta.2005. Kebijakan Pelayanan Ibu dan Perinatal di Indonesia. Jakarta.
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif.

19
MODUL SISTEM RUJUKAN DALAM MASA KEHAMILAN

20

Anda mungkin juga menyukai