Proposal Nasrianti Abidin 02
Proposal Nasrianti Abidin 02
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan
Tarbiyah dan Keguruan Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Majene
Oleh
NASRIANTI
NIM 10156119152
Tarbiyah dan Keguruan STAIN Majene, setelah meneliti dan mengoreksi secara
Terkandung Dalam Tradisi Temu Manten pada Upacara Pernikahan Adat Jawa
Memandang bahwa proposal skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan
Pembimbing l Pembimbing ll
i
KATA PENGANTAR
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah diberikan kepada kami dalam
serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Beserta
keluarganya dan sahabatnya serta seluruh umat Islam dengan harapan semoga seluruh
ii
KOMPOSISI BAB
HALAMAN SAMPUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
KATA PENGANTAR
KOMPOSISI BAB
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Rumusan Masalah
D. Kajian Pustaka
B. Adat Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
C. Kerangka Konseptual
iii
B. Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data
E. Instrument Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Kebudayaan memiliki arti sebagai sesuatu yang berkaitan dengan Budi dan Akal
mencakup beberapa hal, di antaranya Kepercayaan, Kesenian, Adat Istiadat, tata cara
berlaku, dan suatu kegiatan khas dari masyarakat atau sekelompok penduduk tertentu.
Sehingga dapat di pahami bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks yang
mengembangkan potensi peserta didik untuk hidup dengan nilai-nilai yang tinggi dan
dengan kehidupan yang mulia, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun
perbuatan.2 Dsimpulkan bahwa Pendidikan adalah suatu usaha peserta didik untuk
mengembangkan potensi di dalam diri mereka yang mencakup beberapa aspek yang
Setiap agama dan budaya menetapkan cara-cara tertentu untuk hubungan laki-laki
dan perempuan dalam hal pernikahan. Di mana pernikahan ini hanya dapat di lakukan
oleh laki-laki dan perempuan saja, Atau dalam istilah yang di kenal dengan pasangan
1
Indra Tjahyadi. Dkk, Kajian Budaya Lokal (Lamongan: Pangan Press, 2019) h. 3.
2
Iswantir, Pendidikan Islam Sejarah, Peran dan Kontribusi Dalam Sistem Pendidikan
Nasional (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2019) h. 7
1
2
bagi pasangan yang berbeda jenis kelaminnya, dengan kata lain bagi pasangan yang
sesama jenis tidak di perbolehkan untuk melakukan pernikahan karna tidak memilikik
dasar hukum.
Pernikahan adalah suatu keharusan atau kewajiban bagi mereka yang sanggup
untuk melaksanakannya, selain itu pernikahan adalah suatu ikatan lahir dan batin
yang di tandai dengan adanya akad atau perjanjian yang menghalalkan antara
perempuan dan laki-laki yang bukan muhrimnya. Sehingga bila di analisis lebih
lanjut pernikahan adalah suatu keharusan bagi seseorang untuk membina rumah
tangga yang bahagia yang berdasarkan tutunan Allah SWT yang biasa di kenal
dengan istilah Sakinah Mawaddah Warohma. Seperti firman Allah dalam Q.S An-
Nur ayat/24:32.
ٰ ِ ْ َالص لِ ِح ِمن ِعب ِاد ُكم واِم اۤىِٕ ُكمۗ اِ ْن يَّ ُكونُ وا ُف َق راۤء ي ْغنِ ِهم ال ٰلّ ه ِمن ف ِ ِ
ُض لهٖۗ َواللّ ه ْ ُ ُ ََُ ْ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َواَنْك ُح وا ااْل َيَا ٰمى مْن ُك ْم َو ّٰ نْي
َو ِاس ٌع َعلِْي ٌم
Terjemahnya:
Mengetahui”.
3
Umar Haris Sanjaya Annur Rahim Faqih, Hukum Perkawinan Islam (Yogyakarta: Gama
Media, 2017) h. 10
3
sitinaya (dipasiala) pole di para batuammu iya tommuane anna para batuammu
iya to baine. mua’ kasi-asidi palakang puang Allah Taala na mappasugi’i pole di
paissang”.4
Islam sudah menetapkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang harus di lalui,
rumah tangga yang harmonis hingga hidup dan menua bersama, tetapi pernikahan
terdapat nilai ibadah. Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Islam tidak
Islam sebagai penyempurna agama seorang muslim dalam beribadah kepada Allah
SWT.
penduduknya adalah suku Jawa, yang dimana adat istiadatnya memiliki persentuhan
dengan Islam terutama adat yang dilakukan dalam sistem pernikahan yaitu temu
manten. Yang dimana masyarakatnya masih banyak yang belum memahami nilai-
nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Temu Manten ini, selain itu
belum pernah disosialisasikan kepada masyarakat atau generasi tentang makna yang
terkandung dalam tradisi Temu Manten, dan belum pernah dilakukan secara detail
4
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Malaqbiq Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia,
(Cet. 1; Jakarta: Kementrian Agama, 2019), h. 622
4
bahwa tradisi Temu Manten dapat membentuk karakter religious dan karakter sosial
Sistem pernikahan sebagai salah satu unsur kebudayaan yang bersifat universal
bagi umat manusia untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian
dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Tradisi Temu
Manten pada Upacara Perkawinan Adat Jawa di Dusun Kmp. Rea, Desa Beru-beru,
Kab. Mamuju”
1. Fokus Penelitian
yang terkandung dalam tradisi temu manten pada upacara perkawinan adat
Jawa
2. Deskripsi Fokus
positif yang berguna bagi manusia yang mencakup tentang norma dan aturan yang
Salah satu tradisi upacara pernikahan adat jawa adalah temu manten yang
dimana pada prosesi ini bertujuan untuk menjaga kehormatan serta meminta
c. Temu Mante
5
Temu manten atau panggih dalam Bahasa jawa yang berarti Bertemu, yaitu
C. Rumusan Masalah
Kabupaten Mamuju?
D. Kajian Pustaka
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Palangka Raya pada tahun
Moyangnya sebelum kemerdekaan pada tahun 1921 hingga saat ini tetap
dilaksanakan oleh masyarakat secara turun temurun tiap satu tahun sekali
dengan tujuan agar masyarakat bersyukur atas rezeki dan segala nikmat yang
5
Arlindayanti, “Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Budaya Sedekah Laut di Desa Sabuai
Pangkalan Bun”, Skripsi (Palangka Raya: IAIN, 2020), h. vi
6
Islam yang terkandung dalam tradisi Temu Manten pada upacara perkawinan
adat Jawa.
2. Peneliti mengkaji skripsi Lias Pandan Sari Jurusan Pendidikan Agama Islam,
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo pada tahun (2022) tentang “Tradisi
dari adannya sikap simpati serta kerja sama6. Sebelumnya Lias Pandan
meneliti tentang Tradisi temu manten; Karakter Religius Dan Perilaku Sosial
prinsip, nilai-nilai adat dan ajaran agama. Selain itu yang mempunyai nilai-
nilai Pendidikan Islam adalah peminangan atau proses awal yang dilakukan
6
Lias Pandan, “Tradisi temu manten; Karakter Religius Dan Perilaku Sosial Masyarakat
Trosono Parang Magetan”, Skripsi (Ponorogo: IAIN, 2022), h. 2
7
Tadris, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu pada tahun (2019) tentang
yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1990 oleh seluruh masyarakat.
Rangkaian acara pada tradisi ini mulai dari kebersihan lingkungan, Ruqyah
Islam yang terdapat dalam tradisi bersih desa di Purbosari ini adalah nilai
nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Temu Manten pada
1. Tujuan Penelitian
Tradisi Temu Manten Pernikahan Adat Jawa di Dusun Kampung Rea, Kecamatan
2. Kegunaan Penelitian
Pendidikan islam yang terkandung dalam tradisi Temu Manten pada upacara
tradisi Temu Mante pada upacara perkawinan adat jawa, bahwasanya Islam
adalah agama yang damai dan budaya adalah salah satu bentuk toleransi yang di
ajarkan.
c. Bagi Desa, di harapkan hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai masukan yang
TINJAUAN TEORITIS
Pendidikan adalah suatu teori atau ideologi Pendidikan yang muncul dari sifat
Sedangkan pada tingkatan konsep dasar, ajaran Islam adalah satu kesatuan
ajaran, yang artinya antara ajaran yang satu dengan ajaran yang lainnya
maka Islam harus ditinjau dari tiga aspek, yakni meliputi Nizam, Akidah, dan
Syariah.
dimaksud dengan Nizam adalah suatu sistem atau cara hidup, dimana ia
9
tata laku (akhlak).9 Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nizam ialah cara
9
Ma’ruf dan Abdur Rasyid, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Belalek (Pontianak:
IAIN Pontianak Press, 2019), h. 20
10
11
yang berasal dari nizam itu sendiri, sehingga melahirkan beberapa turunan yang lebih
spesifik diantaranya seperti, tata cara berkeluarga, tata politik, tata ekonomi, tata
yang berarti ikatan, perjanjian dan kokoh, setelah terbentuk menjadi Akidah
adalah suatu keyakinan yang tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat
tertentu, yang berarti suatu Pendidikan yang bersumber ajaran dari agama
islam. Pendidikan dalam islam lebih populer dengan istilah tarbiyah, ta’dib,
Pendidikan islam adalah suatu Pendidikan yang sumber ajarannya berasal dari
ajaran islam itu sendiri yang dapat di jadikan sebagai pelatihan dan
pembelajaran.
yang dilakukan dalam membimbing tingkah laku Manusia baik itu secara
individu maupun secara sosial, untuk mengarahkan potensi baik itu potensi
dasar (fitrah) maupun ajar yang sesuai dengan fitrahnya yang melalui proses
hakikat Pendidikan islam adalah suatu cara untuk membimbing manusia baik
10
Ma’ruf dan Abdur Rasyid, Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Belalek, h. 21
11
Muhammad Shaleh Assingkly, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: K-Media, 2021), h. 3
12
Syamsul Kurniawan, Filsafat Pendidikan Islam, (Malang, Madani, 2017), h. 11
12
itu secara individu maupun sosial untuk mencapai kebahagiaan baik itu di
Pendidikan islam.
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Selain itu Tujuan Pendidikan adalah
syarat mutlak untuk mendefinisikan Pendidikan itu sendiri, hal ini disebabkan
karna Pendidikan adalah salah satu upaya untuk membentuk manusia menurut
dari berbagai harapan dan keyakinan manusia. Selain itu hubungan antara
tujuan dan nilai-nilai sangatlah erat kaitannya, karena tujuan Pendidikan tidak
hidup seseorang sehingga apa bila pandangan hidup seseorang adalah Islam
13
Syamsul Kurniawan, Filsafat Pendidikan Islam (Malang, Madani, 2017), h. 23
13
Terjemahnya:
“Di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari
“Anna di antara rupa tau diang to maayumai alawena sawa’ ma’itai riona
puang Allah Taala, anna Puang Allah Taala Masarro pappelomo lao di para
batuan-Na”.14
yang ada pada dirinya baik itu tenaga maupun harta, demi tercapainya impian
14
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Malaqbiq Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia,
(Cet. 1; Jakarta: Kementrian Agama, 2019), h. 51
14
Terjemahnya:
alang”.15
Dari ayat di atas di jelaskan bahwa Mati dalam keadaan berserah diri
kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir
dari proses hidup jelas yang berisi Pendidikan. Agar tujuan Pendidikan islam
Tiga fungsi utama dari agama di atas memiliki kaitan dengan definisi
yang berdasarkan nilai-nilai dan ukuran ajaran islam, hal ini dinilai bahwa
15
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Malaqbiq Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia,
(Cet. 1; Jakarta: Kementrian Agama, 2019), h. 247
15
setiap upaya yang menuju kepada proses pencarian ilmu yang dikategorikan
Islam adalah:
a. Akidah
b. Ibadah (‘ubudiyah)
dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu ibadah yang dimaksud
bukanlah ibadah yang bersifat ritual saja tetapi yang dimaksud adalah
ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum ialah segala amalan yang
diizinkan Allah SWT sedangkan ibadah khusus ialah segala sesuatu yang
c. Akhlak
16
Zubaedi & Zulkarnain, “Transformasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Manajemen Berorientasi
Link dan Match” (Cet. 1;Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008), h. 27
16
dari iman dalam segala bentuk perilaku.17 Dalam islam sendiri akhlak
hati Nurani mengajak manusia untuk melakukan yang baik dan yang
manusia.
Panggih atau temu manten (pertemuan) adalah salah satu tradisi yang
awal antara pengantin pria dan pengantin wanita setelah atau sebelum
a. Matah duta, Penjemputan atau penerimaan pengantin pria oleh pihak keluarga
pengantin wanita.
b. Balang gantal, keliling bunga dan saling melempar daun sirih yang diikat
c. Ngidek Tigan atau Wiji Dadi, pengantin pria menginjak telur dengan
untuk membasuh kaki pengantin pria dengan air yang sudah disediakan.
e. Sindhur Binayang, kedua mempelai dibalut dengankain jare (kain batik) dan
17
Septiyani Dwi Kurniasih,”Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Upacara Panggih Penganten
Banyumasan, Jurnal”, Jurnal, (Purwokerto, IAIN, 2018), h. 124
17
g. Sungkeman, dalam prosesi ini kedua pengantin menemui kedua orang tua,
sebagai berikut:
a. Nilai Akidah
Allah, tanpa kuasanya kedua pengantin tidak akan dapat Bersatu. Selain
itu pada prosesi Gantal ada tujuh gulung gantal yang disiapkan sebagai
simbol bahwa prosesi ini memiliki nilai akidah. Tujuh gantal tersebut
2) Ngidek Tingan atau Wiji Dadi, pada prosesi ini menunjukkan bahwa
manusia hanyalah makhluk yang hanya dapat berusaha dan tuhan yang
3) Sungkeman, pada prosesi ini memiliki makna yang memuat nilai akidah
pada saat kedua pengantin melakukan sungkem kepada kedua orang tua
dan mertua. Sebelum memohon maaf kepada kedua orang tua kedua
harapan kedua pengantin dapat membina keluarga baru dengan bersih dan
1) Wiji Sekar Setaman, pada prosesi ini memiliki makna kebaktian seorang
2) Titik Nitik atau Mirtui, memiliki makna bahwa kedua orang tua pengantin
harus rukun dan menjaga silaturahmi. hal ini ditandai dengan kedua orang
dan meminta ridho kepada orang tua, sebab ridho Allah tergantung dari
c. Nilai Akhlak
1) Ngidek Tingan atau Wiji Dadi, memiliki makna bahwa pengantin pria siap
memberikan benih atau memberikan nafkah batin dengan cara yang baik.
menghormati kedua orang tua atau yang lebih tua. Makna ini disimbolkan
dengan pengantin pria yang melepas sendal slop dan keris yang ia kenakan
B. Adat Pernikahan
1. Pengertian pernikahan
memiliki arti bersetubuh dan akad. Menurut ahli usul dan Bahasa, bersetubuh
merupakan makna hakikih dari nikah, sementara akad merupakan makna majazi.
19
Dengan demikian, jika dalam ayat al-Qur’an atau hadis Nabi muncul lafaz nikah
dengan tanpa disertai indikator apa pun, berarti maknanya adalah bersetubuh.18 Dalam
ِ َواَل َتْن ِكحوا ما نَ َكح اٰباُۤؤ ُكم ِّمن النِّساِۤء اِاَّل ما قَ ْد سلَف ۗ اِنَّهٗ َكا َن ف
ࣖ اح َشةً َّو َم ْقتًاۗ َو َساۤءَ َسبِْياًل َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُْ َ
Terjemahnya :
kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sesungguhnya (perbuatan) itu
sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”.
“Anna da mie’ passialang para to baine iya pura nasialang amammu, selaengna
(iya pura) diolo’ mai. Sitogangna panggauang di’o merissi-rissi’ sanna’I anna na
bire’i Puang Allah Taala anna tangalalang iya kaminang adae’ “.19
menikahi wanita yang sudah berzina dengan ayahnya. Ayah yang dimaksud
adalah ayah dan kakek. Maka bila salah seorang dari mereka telah melakukan
akad nikah maka bagi anak dan cucunya sama sekali tidak diperbolehkan
18
Iffah Muzammil, Fiqh Munafakat (Hukum pernikahan dalam Islam), (Tangerang: Tira
Smart, 2019), h. 1
19
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Malaqbiq Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia,
(Cet. 1; Jakarta: Kementrian Agama, 2019), h. 131
20
untuk menikahi wanita tersebut. Wanita yang dinikahi oleh ayah dan kakek
merupakan salah satu dari empat perempuan yang haram untuk dinikahi
karena hubungan mushaharah. Sedangkan tiga lainnya yaitu Istri anak laki-
laki, Ibu atau Istri, dan anak perempuan Istri. Hal ini dilarang karena
Setiap manusia yang sudah dewasa sehat jasmani dan rohaninya pasti
membutuhkan teman hidup yang berbeda jenis kelaminnya, teman hidup yang dapat
memenuhi kebutuhan biologisnya yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat
mengasihi dan dikasihi, dan yang dapat diajak bekerja sama dalam mewujudkan
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ اج ا لِّتَ ْس ُكُن ْوٓا الَْي َه ا َو َج َع َل َبْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرمْح َ ةً ۗا َّن يِف ْ ٰذل
ك ً َوم ْن اٰيٰتهٖٓ اَ ْن َخلَ َق لَ ُك ْم ِّم ْن اَْن ُفس ُك ْم اَْز َو
ت لَِّق ْوٍم يََّت َف َّكُر ْو َن
ٍ ٰاَل ٰي
Terjemahnya:
pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram
20
Miftakhul Huda, “Perspektif Hukum Islam Terhadap Perkawinan Mahasiswa IAIN
Ponorogo”, Skripsi, (Ponorogo: IAIN, 2018), h. 41
21
Islam memandang pernikahan adalah suatu mahligai rumah tangga yang mulia dan
yang soleh dan soleha yang berguna bagi orang lain dan memakmurkan dunia dan
akhirat. Itulah tujuan Allah dalam menciptakan manusia yang berjenis kelamin
saling mancintai sehingga sempurnalah bangunan manusia dan kehidupan ini pun
tidak terputus.
Dalam pandangan Islam pernikahan adalah suatu ikatan yang amat suci dimana
dua insan yang berbeda jenis kelamin Bersatu dalam ikatan yang halal dan dapat
hidup Bersama dengan restu agama, kedua orang tua dan keluarga besar. Akad nikah
dalam Islam berlangsung secara sederhana karena hanya terdiri dari dua kalimat saja
yakni “Ijab dan Kabul”. Tetapi dengan dua kalimat tersebut membuat hubungan dua
makhluk Allah menjadi ikatan yang suci. Di karenakan merubah maksiat menjadi
ibadah dan merubah perbuatan dosa menjadi ladang pahala. Selain itu akad nikah
adalah sebuah perjanjian antara dua insan serta perjanjian antara makhluk Allah
dengan Al-Khalik.
21
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Malaqbiq Terjemahan Bahasa Mandar dan Indonesia,
(Cet. 1; Jakarta: Kementrian Agama, 2019), h. 728
22
beberapa tahapan yang biasa disebut dengan pra syarat bagi pasangan yang akan
tersebut. Seperti membasuh muka saat wudhu, takbiratul ihram saat sholat
Syarat, adalah sesuatu ketentuan atau peraturan yang harus dilakukan untuk
menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah). Tetapi sesuatu ini tidak
melaksanakan sholat dan calon mempelai laki-laki dan wanita harus beragama islam.
Sah, adalah suatu pekerjaan (ibadah) yang memenuhi keduanya yaitu rukun dan
syarat .
a. Mempelai laki-laki
b. Mempelai wanita
c. Wali
Dari kelima rukun nikah tersebut ijab Kabul adalah rukun yang paling penting
antara yang mengadakan dengan yang menerima akad tersebut, sedangkan syarat
dengan syarat-syarat bagi calon mempelai, wali, saksi dan ijab Kabul
menyimpulkan bahwa adat atau kebiasaan adalah tingkah laku seseorang yang terus
menerus dan dilakukan secara tertentu lalu diikuti oleh masyarakat luar dalam waktu
yang lama.
Selain itu, Adat istiadat merupakan suatu kepribadian dari suatu masyarakat atau
bangsa. Adat selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kemajuan jaman, sehingga
adat tersebut tetap kekal. Adat istiadat yang biasanya hidup dalam masyarakat erat
sekali kaitannya dengan tradisi-tradisi rakyat sehingga hal ini merupakan sumber
Pernikahan adat adalah suatu ikatan hidup antara seorang pria dan seorang
menjadi pasangan suami istri, suatu keluarga baru yang berdiri yang mereka bina
22
Erwin Owan Hermansyah Soetoto. Dkk, Buku Ajar Hukum Adat, (Malang: Madza Media,
2021), h. 6
24
keluarga, masyarakat, suku dan kasta. Selain itu pernikahan adat adalah suatu
peristiwa penting yang mengakibatkan masuknya warga baru yang ikut memiliki
Dalam realistis, ritual dan tradisi adalah bagian yang melekat dengan
tingginya nilai-nilai filosofi dalam tradisi dan ritual pernikahan adat jawa
C. Kerangka Pikir
Pernikahan
dalam Islam
Keimanan
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN Syarat
Perilaku
ISLAM Pernikahan
Etika
Adat
Pernikahan
1. Matah Duta
2. Balang Gantal
3. Ngidek Tigan atau Wiji dadi
TEMU MANTEN
4. Wijik Sekar Setaman
5. Sindhur Binayang
23
Erwin Owan Hermansyah Soetoto. Dkk, Buku
6. Ajar Hukum Adat, h. 91
Sungkeman
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus pada pertanyaan siapa, apa,
dan di mana peristiwa atau pengalaman terjadi dan mendapatkan data langsung
B. Pendekatan Penelitian
suatu individu atau kelompok yang berkaitan dengan masalah sosial dan
waktu. Selain itu banyak pendekatan dalam peneliatan kualitatif, salah satunya
Studi etnografi berkaitan dengan pola perilaku, Bahasa, dan tindakan Bersama
dari kelompok budaya yang utuh dalam suasana alami selama periode waktu yang
adalah suatu deskripsi tentang kebudayaan etnik dari suatu suku bangsa yang
24
Ahmad Fauzy. Dkk, Metodologi Penelitian (Purwokerto, CV. Pena Persada, 2022), h. 24
25
Fauzy. Dkk, Metodologi Penelitian, h. 13
26
Fauzy. Dkk, Metodologi Penelitian, h. 22
27
Praptika Dwi Febrianti, “Etnografi Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris”, Jurnal,
(Purwokerto: UMP, 2019), h. 2
26
27
kepercayaan dan Bahasa yang dipelajari yang dianut oleh suatu kelompok
budaya.28 Menurut Creswell Ada tiga ragam bentuk etnografi yang sering muncul
dalam penelitian Pendidikan antara lain etnografi kritis, studi kasus, dan etnografi
kritis. Namun dalam penelitian ini peneliti memakai jenis etnografi realis dan
etnografi kritis.
termarjinalisasi (terpnggirkan).
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
28
Praptika Dwi Febrianti, Etnografi Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris, h. 4
28
berikut :
Kabupaten Mamuju.
Kabupaten Mamuju.
Kabupaten Mamuju.
2. Data Sekunder
1. Metode Observasi
29
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantiatif, Kualiatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2018), h. 18
30
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CitaPustaka Media, 2012) h.
119
29
2. Metode Wawancara
agama islam?
hal-hal yang sudah ditentukan sebelumnya, sehingga tidak ada lagi bahaya
lain, jawaban juga mudah dicatat dan data yang dihasilkan lebih mudah
3. Metode Dokumentasi
yang didasarkan ataa jenis sumber apapun, baik itu bersifat lisan, tulisan,
31
Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 82
32
Sudaryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 82
30
E. Instrument Penelitian
dan laptop.
1. Pedoman Observasi
Hari/tanggal :
Waktu observasi :
1. Nilai Akidah
- Balang Gantal
- Sungkeman
2. Nilai Ibadah
33
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (teori dan aplikasi yang disertai contoh
proposal), (Yogyakarta: lembaga penelitian dan pengabdian pada masyarakat UPN “Veteran”
Yogyakarta Press, 2020), h. 64
34
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Syakir Media Press), h. 141
31
- Sungkeman
3. Nilai Akhlak
Dadi
- Sungkeman
1. Pedoman Wawancara
Narasumber :
Hari/tanggal :
Waktu observasi :
Usia :
pernikahan?
Pendidikan agama islam yang terkandung dalam tradisi temu manten pada
a. Editing
pula peneliti memeriksa jawaban dari responden, apa bila ada jawaban
kembali.
b. Coding
lainnya.36
c. Tabulasi
35
Rahmadi, pengantar metodologi penelitian, (Banjarmasin: antasari press, 2011), h. 90
36
Rahmadi, pengantar metodologi penelitian, h. 91
33
data yang valid. Namun, temuan awal hanya bersifat sementara, dan
akan direvisi jika tidak ada bukti kuat yang mendukung. Ketika
yang dicapai pada tahap awal didukung oleh bukti yang kuat dan
dipercaya.
2. Analisis Data
Proses analisis data adalah suatu proses mencari dan menyusun secara
penelitian ini. Triangulasi data adalah pengecekan data dengan cara mengecek
atau pemeriksaan ulang.39 Oleh karena itu, data yang dihasilkan oleh peneliti dari
terkandung dalam tradisi temu manten pada upacara perkawinan adat jawa,
37
Rahmadi, pengantar metodologi penelitian, h. 91
38
Helaluddin & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif (sebuah tinjauan teori dan praktik),
(Makassar: 2019), h. 102
39
Helaluddin & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif (sebuah tinjauan teori dan praktik),
h. 22
34
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Munafakat (Seri Buku Dasar), Jakarta: Prenadamedia
Group, 2019.
Ahmad Fauzy. Dkk, Metodologi Penelitian, Purwokerto, CV. Pena Persada, 2022.
Eko Murdiyanto, Metode Penelitian Kualitatif (teori dan aplikasi yang disertai
contoh proposal), Yogyakarta: lembaga penelitian dan pengabdian pada
masyarakat UPN “Veteran” Yogyakarta Press, 2020.
Erwin Owan Hermansyah Soetoto. Dkk, Buku Ajar Hukum Adat, Malang: Madza
Media, 2021.
Helaluddin & Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif (sebuah tinjauan teori dan
praktik), Makassar: 2019.
Iffah Muzammil, Fiqh Munafakat (Hukum pernikahan dalam Islam), Tangerang: Tira
Smart, 2019.
Indra Tjahyadi. Dkk, Kajian Budaya Lokal Lamongan: Pangan Press, 2019.
Irmawati, Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Adat Pernikahan Suku Bugis Makassar
di Desa Moncongloe Bulu Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros, Skripsi,
Makassar, UNISMUH 2018.
Iswantir, Pendidikan Islam Sejarah, Peran dan Kontribusi Dalam Sistem Pendidikan
Nasional Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja, 2019.
35
Lias Pandan, Tradisi Temu Manten; Karakter Religius dan Perilaku Sosial
Masyarakat Trosono Parang Magetan, Skripsi, IAIN, 2022
Ma’ruf dan Abdur Rasyid, Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Belalek,
Pontianak, IAIN, 2019.
Salim & Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Cita Pustaka Media,
2012.
Saputra Ridho Abadi, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pernikahan Karena Tuntutan
Pertanggung jawaban Akibat Kelalaian Berlalu Lintas”, Skripsi, Bandar
Lampung: UIN, 2020.
Umar Haris Sanjaya Annur Rahim Faqih, Hukum Perkawinan Islam, Yogyakarta:
Gama Media, 2017.
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: CV. Syakir Media Press,
2021.