976 2172 3 PB
976 2172 3 PB
ABSTRACK
The phenomenon that arises today is the existence of product innovations that
are specifically intended for certain genders (pink products) and (blue
products) which are subject to higher prices than unisex products. Especially
for products that are packaged for the feminine consumer market or pink
products. This phenomenon became known as the Pink Tax where products
marketed for the feminine or female gender tend to be twice as expensive as
men's products. Scientific writing is carried out using a descriptive method
using a qualitative approach which aims to explain the meaning behind the
social reality that occurs. The gender perspective is then used to see the
problems that arise in the form of price gaps based on gender-labeled
products. The results of this study conclude that gender labeling on the product
itself is a method used by industry and sellers to classify or segment their
consumers. The phenomenon of pink tax itself for industry owners and sellers
is a gap to get more profits.
`1
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
produk khusus maskulin menyasar pada pasar umum oleh masyarakat (Lafferty, 2019).
konsumen pria dengan identitas produk Diskriminasi harga berdasarkan gender
berwarna biru, navy, atau bernuansa gelap. kemudian menjadi sebuah perhatian yang
Selain itu terdapat produk unisex yang berdampak pada ilmu pengetahuan dan
sebenarnya memiliki fungsi yang kurang pengambilan keputusan berkaitan kebijakan
lebih sama hanya saja pada pengemasannya publik.
tidak secara spesifik menyasar pasar tertentu
Badan urusan konsumen Kota New
seperti pink dan blue product.
York (New York City Department of
Pink dan blue product sendiri bila di
Consumer Affairs) melakukan pengamatan
compare dengan produk unisex memiliki
terhadap sekitar 800 produk yang beridentitas
harga yang lebih tinggi. Terlebih untuk
gender jelas. Pengamatan ini mengungkap
produk yang dikemas untuk pasar konsumen
sejumlah produk bergender (wanita dan pria)
feminin atau pink product. Fenomena ini
yang memiliki jenis dan fungsi yang sama
kemudian dikenal dengan Pink Tax. Produk
namun terdapat perbedaan harga.
wanita cenderung dua kali lebih tinggi
Berdasarkan temuan mereka, produk wanita
harganya bila dibandingkan dengan produk
harganya rata-rata tujuh persen lebih tinggi
pria (Joint Economic Committee & United
dari item yang sama untuk pria (Wakeman,
States Congress, 2016). Pink Tax
2020). Kricheli-Katz & Regev (2016) dalam
didefinisikan sebagai harga tambahan yang
penelitiannya juga menemukan bahwa wanita
harus dibayar oleh konsumen wanita untuk
cenderung membayar lebih untuk produk
konsumsi produk yang mereka pilih. Produk-
yang dibelinya dibandingkan pria. Lebih
produk ini cendrung memiliki kualitas yang
lanjut dalam pengamatannya, ditemukan
sama atau bahkan berkualitas tidak lebih
bahwa produk versi wanita mengalami
daripada produk sejenis yang ditargetkan
kenaikan harga sebesar 42 persen. Sementara
kepada konsumen pria ataupun produk
untuk produk yang sama versi pria harganya
unisex.
naik hanya 18 persen.
Konsumen wanita seringkali
mengalami diskriminasi dalam bentuk
penetapan harga berdasarkan gender. Taktik
branding dan pemasaran terang-terangan oleh
perusahaan besar untuk terus
memproyeksikan ekspektasi gender pada
segala umur, hingga tekanan sosial pada Gambar 1 Tingkat kenaikan harga pada
wanita dalam membangun karakteristik fisik produk wanita
Sumber : (Joint Economic Committee &
tertentu atas stereotip kemudian berkontribusi
United States Congress, 2016)
pada diskriminasi yang diterima secara
`2
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`3
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
pandangan dalam pengembangan literatur dimana hubungan antara wanita dan pria
akuntansi di kalangan akademisi. setara. Perspektif gender juga menimbulkan
kesadaran yang berasal dari karakteristik
gender secara kolektif yang menimbulkan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN ketidakadilan sistematis antara pria dan
Perspektif Gender wanita. Konsep gender ini kemudian
dihubungkan dengan penelitian dan
Gender adalah perbedaan-perbedaan
perspektif teoritikal, dimana kesetaraan
sifat, peranan, fungsi, dan status antara
gender kemudian dihunungkan dengan aturan
wanita dan pria yang bukan berdasarkan pada
dan perubahan secara praktis (Eriksson,
perbedaan biologis, tetapi berdasarkan relasi
2014).
sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur
masyarakat yang lebih luas. Gender Sejarah terjadinya perbedaan antar
merupakan konstruksi sosial budaya dan gender (gender differences) antara pria dan
dapat berubah sesuai perkembangan zaman wanita terbentu melalui proses panjang,
(Kementerian Pemberdayaan Wanita dan contohnya melalui proses sosialisasi, ajaran
Perlindungan Anak Republik Indonesia, agama serta kebijakan negara, sehingga
2017). Marzuki (2007) dalam penelitiannya kemudian perbedaan-perbedaan tersebut
mendefinisikan gender sebagai suatu sifat dicerna sebagai kodrat pria dan wanita (Amir
yang dijadikan dasar untuk mengidentifikasi MZ, 2013). Perbedaan antar gender inilah
perbedaan antara pria dan wanita dilihat dari yang kemudian menimbulkan marginalisasi,
segi kondisi sosial dan budaya, nilai dan ketidakadilan, subordinasi, pembentukan
perilaku, mentalitas, dan emosi, serta faktor- stereotipe, beban kerja ganda serta bentuk-
faktor nonbiologis lainnya. Konsep gender bentuk kekerasan.
sendiri menurut Astuti (2020) adalah sifat
Dengan adanya perbedaan kondisi
yang melekat pada manusia, pria dan wanita
sosial-ekonomi pria dan wanita, sebuah
yang dikonstruksi secara sosial maupun
kebijakan publik akan berdampak terhadap
kultural. Hal itu digambarkan seperti pada
mereka secara berbeda, baik dampak positif
pria yang bersifat perkasa; jantan; dan kuat,
yang diinginkan maupun yang tak diinginkan
sementara wanita digambarkan lembut;
sama sekali. Hanya dengan menggunakan
cantik; dan keibuan.
pendekatan gender-lah, perbedaan tersebut
Secara umum, perspektif gender dapat dilihat dan solusinya ditemukan
diartikan sebagai fenomenal sosial, hubungan (Chappell et al., 2012). Perspektif gender ini
dan proses dalam bidang politik, ekonomi, kemudian diharapkan menjadi sebuah lilin di
pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan kegelapan, guna menuntaskan diskriminasi
lainnya yang dianalisis dari sudut pandang yang terjadi antar gender, terutama wanita.
`4
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`5
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
dapat kita lihat bahwa produk-produk pertama atau first degree price
`6
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`7
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`8
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
Faktor pada jasa Intrinsik umumnya sendiri merukan suatu metode yang
mengarah pada atribut khusus untuk dilakukan oleh industri dan penjual untuk
Faktor pada jasa ekstrinsik terkait pada produk. Hal tersebut sangat
sifat dari persaingan dan mampu menggunakan perspektif gender. Hal ini
diatur pada tingkat yang lebih tinggi tidak sesuai dengan kriteria pembeda produk
oleh penyedia jasa. (karena produk memiliki fungsi dan manfaat
Namun begitu, penjual harus dapat melihat yang sama) dalam proses penetapan harga
dimensi yang mempengaruhi diskriminasi dan juga tidak sesuai dengan asas
dan mempertimbangkan dengan bijaksana kemanusiaan yang melihat bahwa semua
`9
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
sering kali terjadi pada produk berlabel ditargetkan untuk wanita dari pria dengan
gender feminim untuk digunakan oleh membuat produk lebih menarik dengan
wanita, seperti pada fenomena pink tax. menerapkan properti warna rona yang kuat
Pelabelan gender pada produk target pasar dan identik dengan stigma feminism seperti
tertentu seperti pada fenomena pink tax lebih merah muda. Produk yang disasar kaum pria
sering memberi kesalahpahaman bahwa harus memiliki warna yang berkonotasi baik
produk tersebut hanya dapat digunakan oleh atau di representasikan dengan warna
wanita dan tidak dapat digunakan oleh pria, monokrom atau gelap seperti biru (Funk &
padahal fungsi dan manfaat yang diberikan Oly Ndubisi, 2006).
dari produk adalah sama.
`10
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`11
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri
Jurnal Riset Akuntansi Tridinanti (Jurnal Ratri), Vol. 4, No. 1, hal. 01 – 12, Juli-Desember 2022
p-ISSN 2715 -0208, e-ISSN 2827-9328
`12
http://www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/index.php/ratri