Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 6 :

- Faridatun Ni’mah
- Silvia Dwi Yanti
- Kholifatus Sa’adah

SKALA KEPEKAAN SOSIAL

1) Identifikasi Tujuan Ukur


Arus perkembangan zaman yang begitu pesat menimbulkan perubahan
peradaban masyarakat dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Pesatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada perlahan mulai mengubah tatanan kehidupan
dari segi ekonomi, pendidikan, politik, bahkan budaya. Pendidikan merupakan hal
yang paling penting untuk menghadapi arus perubahan zaman dengan segala
tantanganya. Sebab pendidikan merupakan upaya pengembangan sumber daya
manusia.
Dewasa ini pendidikan karakter menjadi hal yang banyak diperbincangkan
dalam dunia pendidikan. Dalam hal ini, pendidikan karakter di yakini sebagai
aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas SDM karena turut memberikan
kemajuan bagi bangsa (Harahap, 2018).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003, bahwa fungsi
pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan, membentuk karakter dan
peradaban bangsa untuk menghasilakan bangsa yang bermartabat. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan nasional di antaranya adalah mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik sehingga mampu menjadi manusia yang beriman serta
bertakwa kepada Tuhan YME, berilmu, berakhlak mulia,cakap, mandiri, kreatif,
sehat, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan mampu bertanggung jawab
(Harahap, 2018).
Pendidikan karakter ini perlu diterapkan pada lembaga-lembaga
pendidikan. Hal ini dikarenakan banyak perilaku yang non-edukatif telah tersebar
di dunia pendidikan (Harahap, 2018). Likona dalam hal ini mengatakan bahwa
pendidikan moral/karakter bukan sebuah ide yang baru. Faktanya, pendidikan
karakter adalah bukti riil dari pendidikan itu sendiri. Dalam sejarah Negara-negara
di seluruh dunia, pendidikan mempunyai dua tujuan pokok yakni membantu
manusia menjadi lebih pintar dan lebih baik (Apriani & Wangid, 2015).
Masalah sosial kontemporer yang ditimbulkan oleh arus perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kurangnya kepekaan sosial (social
sensitivity). Kebanyakan manusia pada era ini cenderung lebih mementingkan diri
sendiri atau individualis. Padahal secara prinsip, manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia yang lain.
Kepekaan sosial meliputi perilaku seperti membagikan apa yang dimiliki
pada orang lain, menolong, kerjasama, jujur, dermawan, serta memerhatikan hak
dan kesejahteraan orang lain dapat menjadikan hubungan antar individu menjadi
semakin akrab dan menimbulkan rasa saling menghargai saling percaya, dan
menghormati antar sesama. Menurut Scott, kepekaan sosial mampu meningkatkan
kemampuan seseorang untuk melakukan moral judgement, moral decision making,
dan moral action yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
(Sukardi, 2015).
Oleh karena itu, kepekaan sosial menjadi penting untuk ditanamkan sejak
dini karena dapat mengembangkan sikap peduli sosial dan membentuk pribadi
yang mempunyai jiwa kepedulian sosial yang tinggi. Kepekaan sosial dimulai dari
pribadi yang matang, dan mampu mengarahkan sesuai dengan nilai-nilai moral
yang ada dalam masyarakat. Kematangan pribadi seseorang akan mampu
meningkatkan kualitas hidup yang dimilikinya baik sebagai makhluk individu
maupun makhluk sosial. Oleh karena itu seseorang yang mampu memahami nilai
moral yang ada di masyarakat akan memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi
terhadap penderitaan yang dimiliki orang lain dan cenderung memiliki tingkat
kepekaan sosial yang tinggi.

2) Definisi Konseptual dan Operasioanal


Kepekaan sosial (social sensitivity) secara sederhana dapat diartikan
sebagai kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap
objek atau situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya (Tondok, 2012: 6). Rohima,
(2018: 9) beranggapan bahwa kepekaan sosial (social sensitivity) merupakan
kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek atau
situasi sosial tertentu yang ada disekitarnya. Kepedulian sosial atau kepekaan sosial
juga berhubungan dengan kemauan diri dan karakter yang telah ada didalam diri
seseorang untuk berempati atau membaca emosi orang lain ( Utami, 2019: 19).
Sehingga dapat dikatakan bahwa kepekaan sosial merupakan suatu bentuk
perhatian serta kepedulian seorang individu terhadap keadaan di lingkungan sekitar
yang dilakukan atas keinginan sendiri tanpa adanya paksaan.
Secara teorotis, kepekaan sosial merupakan tingkat kepedulian individu
terhadap orang lain (Shin, Kim, Im, & Chong, 2017). Sedangkan menurut konsepsi
K. P Scott erat kaitannya dengan empati, prososial dan moralitas. Ketiga hal
tersebut dapat diamati melalui tiga unsur kompetensi yaitu komunikatif, kognitif
dan afektif. Pengamatan kapasitas afektif dari tiap orang dapat dilihat dengan
caranya saling merasakan dan berbagi pengalaman. Sementara, pada bagian
kognitif dapat dirujuk melalui kapasitas tiap orang dalam membedakan cara
pandang orang lain untuk mengambil keputusan. Selanjutnya, kemampuan
komunikatif terlihat melalui cara mengkomunikasikan perasaan seseorang kepada
orang lain (Scott, 1991).
Social sensitivity bisa di ukur melalui alat ukur psikologi yang bisa disebut
dengan Skala Kepekaan Sosial. Penyusunan skala Kepekaan Sosial bisa di lakukan
melalui tahap konstruksi konsep, penulisan butir, pengkajian butir serta uji validitas
dan uji reabilitas.
Dalam tahap awal penyusunan skala adalah kontruksi konsep dengan
menetapkan dimensi yang akan digunakan bersumber pada dimensi yang
dikemukakan oleh K. P Scott yaitu empati, prososial dan moralitas.
3) Kisi-kisi & Spesifikasi skala

Kisi-kisi Skala Kepekaan Sosial

No Dimensi Indikator Total Bobot


Butir (%)
1 Empati - Menunjukkan perasaaan
- Memberikan kepedulian 9 33, 33

2 Prososial - Kerja Sama


- Sukarela 8 33, 33
- Berbagi

3 Moralitas - Bertanggung Jawab


- Berbuat Benar 8 33, 33
- Jujur

4) Penulisan butir: Review butir


No Dimensi Pernyataan
1 Empati 1) Ketika saya melihat seorang lansia yang sedang
mendorong gerobaknya di tanjakan, saya merasa ingin
menolongnya
2) Ketika saya bertemu anak kecil yang mengemis di
lampu merah, saya merasa kasihan
3) Saya suka membantu teman yang sedang
membutuhkan bantuan
4) Saya sangat kagum ketika melihat keharmonisan
keluarga sahabat saya
5) Saya suka berbagi motivasi-motivasi belajar di akun
sosial media saya
6) Ketika tetangga saya membutuhkan pinjaman uang,
saya bersedia untuk meminjamkan uang saya
7) Ketika teman saya diejek saya merasa marah
8) Pada saat guru saya sakit, saya akan menjenguknya
9) Saya ingin menyumbangkan pakaian-pakaian lama
saya yang tidak terpakai ke panti asuhan
10) Ketika teman saya menangis saya berusaha
menenangkannya dan menghiburnya
2 Prososial
1) Saya suka berdonasi untuk anak yatim
2) Saya selalu berbagi kisah suka maupun duka kepada
keluarga saya
3) Ketika belajar, saya lebih suka belajar secara
berkelompok dibandingkan individu
4) Saya selalu mengikuti acara kerja bakti di sekolah
5) Saya bersedia menjadi relawan jika terjadi bencana
di suatu daerah
6) Saya selalu aktif mengikuti kegiatan pramuka
di sekolah
7) Saya selalu berusaha meluangkan waktu saya untuk
keluarga walaupun saya sedang sibuk
8) Ketika teman saya bertanya tentang pelajaran yang
tidak ia pahami, saya bersedia mengajarinya
9) Ketika bulan Ramadan tiba, saya selalu mengadakan
kegiatan bagi-bagi takjil bersama teman teman saya
10) Saya tidak pernah berbohong dalam keadaan apapun
3 Moralitas
1) Saya mau meminta maaf, ketika saya sudah
melakukan kesalahan
2) Ketika saya memiliki tugas piket, saya akan
mengerjakannya
3) Saya selalu membuang sampah pada tempatnya
4) Saya ingin menegur teman saya yang curang ketika
Ujian Sekolah
5) Ketika saya menumpahkan makanan, saya langsung
membersihkannya
6) Saya selalu mentaati peraturan yang telah di tetapkan
dari sekolah
7) Saya tidak akan menuduh orang lain berbuat salah
sebelum ada bukti yang jelas
8) Ketika saat saya berjanji saya selalu menepatinya
9) Saya tidak pernah terlambat ketika berangkat ke
sekolah
10) Saya selalu menjaga diri saya dari hal-hal yang
membahayakan

5) Referensi (lampiran file referensi ketika pengumpulan)

- Shodiq, F. S. (2021). Pengaruh Kepekaan Sosial terhadap Pengembangan Pendidikan


Karakter Berbasis Masyarakat. JURNAL BASICEDU, 5, 5648-5649.

Anda mungkin juga menyukai