Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 6

KONSELING
HUMANISTIK
PSIKOLOGI KONSELING
Memanusiakan manusia
atau melihat manusia secara
utuh

Konsep Rasa percaya bahwa


manusia mampu maju dan
utama berkembang secara mandiri

Manusia bebas menentukan


pilihan, tetapi bertanggung
jawab secara penuh atas
pilihan dan tindakannya
Membantu klien menyadari
potensi secara utuh atau otentik
dan bertindak sesuai
kemampuannya.

Tujuan
Menyadarkan klien untuk
bertanggung jawab atas
kebebasannya dalam memilih
pelaksaan konseling
Membantuklien mengatasi humanistik
kecemasan akan pilihannya
Proses konseling
humanistik berfokus pada
relasi yang terbangun
antara konselor dan klien
dimana konselor dapat melihat klien sebagai manusia yang utuh.
Konselor memahami
dan menerima klien

Peran konselor secara utuh

maupun terapis humanistik Konselor secara


perlahan membantu
klien menyadari
konsekuensi-
konsekuensi apa saja
yang mungkin timbul
secara lebih luas,
Konselor merefleksikan
perasaan-perasaan
klien
Peran konselor untuk mendorong dan membantu
klien menemukan dan menyadari
situasi yang ada
maupun terapis humanistik
Konselor secara
perlahan membantu
klien menyadari
kompotensi secara
lebih luas,
sehingga dapat membantu klien
memahami situasi yang ada
Konselor memberikan
motivasi, maupun dorongan
berkaitan dengan potensi
Peran konselor yang dimiliki oleh klien yang
mungkin tidak disadari,
maupun terapis humanistik namun dengan tetap menghargai
setiap keputusan yang diambil klien,

Konselor membantu klien


dalam menjalankan
keputusannya dengan yakin
dan bertanggung jawab
melalui dukungan berupa memahami,
menerima dan menghargai klien
Penerapan: teknik dan
prosedur koseling humanistik
- Acceptance (penerimaan)
- Respect (rasa hormat)
1. Client- - Understanding (mengerti, memahami)
- Reassurance (menentramkan hati,
centered meyakinkan)
- Encouragement (dukungan atau

therapy dorongan)
- Limited questioning (pertanyaan terbatas)
- Reflection (memantulkan pertanyaan dan
perasaan klien)
2.
Motivational •Motivational interviewing (MI) difokuskan
untuk menambah target terapi yang lebih

interviewing agar lebih terarah dan spesifik pada tujuan


klien.

(MI)
3. Emotion- •Teknik ini berfokus pada klien untuk

focused memahami emosi, pengalaman, dan


ekspresi dari individu.

therapy
1)Memandang manusia dengan utuh layaknya
Kelebihan manusia atau memanusiakan manusia

2)Dapat diterapkan pada klien dengan masalah


kepercayaan diri.

3)Klien bebas mengambil keputusan untuk


dirinya sendiri.

4)Memunculkan kebebasan berpendapat tanpa


dibatasi, dan kebebasan mengungkapkan
batasan.
Kelebihan 5)Memberdayakan setiap manusia sebagai
individu yang bebas untuk mengembangkan
potensinya, serta dapat mengaktualisasikan
dirinya.

6)Meluaskan kesadaran diri klien, dan


karenanya meningkatkan kesanggupan
pilihannya yakni menjadi bebas dan
bertanggung jawab atas arah hidupnya
1)Secara metode, sulit untuk dibuktikan secara

Kekurangan
ilmiah

2)Tidak ada teknik atau aturan yang tegas dan


terstruktur dalam pelaksanaannya

3)Terlalu menyerahkan semua keputusan


pada klien dalam penyelesaian masalahnya
4)Membutuhkan waktu yang lama dalam

Kekurangan
proses konselingnya

5)Konselor harus benar-benar objektif dan


bijak dalam memaknai pengalaman hidup

6)Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak


ada motivasi dari lingkungan yang mendukung
individu untuk melakukan perubahan.
Daftar Pustaka
Basuki, H. M. A. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Corey, Gerald. (2009). Theory and Practice of Counseling and Psychotheraphy. (8th ed). US:
BROOKS/COLE.

Corey, Gerald. (2010). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama.
Corey, Gerald. (2013). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi Cetakan 7. Bandung: PT Refika
Aditama

Crits-Christoph, P., Gibbons, M. B. C., & Mukherjee, D. (2013). Psychotherapy process-out-come


research. In M. J. Lambert (ed.), Bergin and Garfield's Handbook of Psychotherapy and
Behavior Change (6th ed.). Hoboken, NJ: Wiley.

Goodtherapy.org. (2018, 22 Juni). Emotion-Focused Therapy. Diakses pada 13 Februari 2021, dari,
https://www.goodtherapy.org/learn-about-therapy/types/emotion-focused-therapy
Daftar Pustaka
Maslukiyah, N., & Rumondor, P. (2020). Implementasi Konsep Belajar Humanistik pada Siswa
dengan Tahap Operasional Formal di SMK Miftahul Khair. Psikologika: Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Psikologi, 25(1), 97-110.
Misqiyah, R. (2018). Teknik Konseling Humanistik Dalam Mengatasi Perilaku Agresif Remaja
Dengan Orang Tua Tunggal (Studi Kasus Di Mts Mathlaul Anwar, Kampung Kamarang, Desa
Cidahu, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang, Provinsi Banten) (Doctoral Dissertation,
Universitas Islam Negeri" Smh" Banten).

Mulyadi. (2016). Penerapan Client Centered Therapy Terhadap Klien “KK” Yang Mengalami
Grieving Di Sekolah Luar Biasa Negeri A Kota Bandung. PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial,
15(01), 16-36.

Palmer, Stephen. (2000). Introduction To Counselling and Psychoterapy. London : SAGE

Publications Ltd. Prianti, E. R. (2020). Layanan Konseling Individual Dengan Pendekatan


Humanistik Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Kasus Pembunuhan di Lembaga
Pemasyarakatan Perempuan Kelas Ii A Way Hui Kota Bandar Lampung (Doctoral
Dissertation, Uin Raden Intan Lampung).
Daftar Pustaka

Ratnawati, Vivi. (2017). Penerapan Person Centered Therapy Di Sekolah (Empathhy, Congruence,
Unconditional Positive Regard) Dalam Manajemen Kelas. Journal of Education Technology, 1(04),
252-259.
Ratu, B. (2010). Psikologi humanistik (Carl Rogers) dalam bimbingan dan konseling. Kreatif, 17(3).
Scholl, M. B., McGowan, S. dan Hansen, J. T. (2012). Humanistic Perspectives on Contemporary
Counseling Issues. New York: Routledge.

Sommers, F.J., & Sommers, F.R. (2015). Counseling and Psychotherapy Theories in Context and
Practice: Skills, Strategies, and Techniques. (2nd ed). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Zulfikar, Z., Hariko, R., Muwakhidah, M., & Aritonang, N. (2017). Konseling humanistik: Sebuah
tinjauan filosofi. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai