Anda di halaman 1dari 6

PostModernist

POSTMODERNIST
Ketika klien mengatakan ia mengalami penyakit mental maka tidak ada yang perlu
diperdebatkan

Sebagai psikolog kita harus tau apakah yang dikatakan klien benar-benar terjadi
atau hanya self-diagnose yang tidak berdasar.

Mencari tau dampaknya bagi klien.

Dua pendekatan utama postmodern:

Solution-Focused Brief Therapy (SFBT)

Narrative therapy / terapi naratif

SOLUTION-FOCUSED BRIEF THERAPY


(SFBT)
Overview dan asumsi dasar
Terapi ini berdasarkan asumsi bahwa terapis bukanlah ahli dalam kehidupan klien.

Klien adalah ahli dalam kehidupannya sendiri.

Masalah yang kompleks tidak serta merta membutuhkan solusi yang kompleks, dan
terapis membantu klien mengenali kompetensi yang sudah mereka kuasai.

PostModernist 1
Perubahan adalah konstan dan tidak dapat dihindari, dan perubahan kecil
membukan jalan kepada perubahan besar.

Perhatian diberikan kepada apa yang klien lakukan yang dapat membantu mereka
membangun potensi, kekuatan, dan sumber dayanya.

Konsep-konsep kunci
Konsep sentral: pergerakan dari membicarakan masalah kepada membuat solusi

Terapi terjaga tetap simple dan singkat.

Ada pengecualian di setiap masalah dan dengan membicarakan mengenai


pengecualian ini, klien akan mampu menaklukan apa yang terlihat sebagai masalah
utama dalam periode waktu yang singkat.

Tujuan terapeutik
Menekankan pada peran klien dalam menetapkan tujuan dan preferensi mereka
sendiri.

Terapi selesai ketika terjadi iklim yang saling menghormati, berdialog, menyelidi,
dan mengafirmasi sebagau bagian dari proses terapeutik.

Bekerja bersama dalam hubungan yang kolaboratif, baik terapis mapun klien
mengmbangkan tujuan treatment yang berguna dan bermakna.

Utamanya, klien membangun tujuan yang bermakna yang bisa membawanya


kepada masa depan lebih baik.

Teknik
Menggunakan beberapa teknik

Beberapa terapis meminta klien untuk mengeksternalisasi permasalahan dan foku


pada kekuatan atau sumber daya yang belum digunakan.

Yang lain menantang klien untuk menemukan splusi yang mungkin dapat berguna.

Teknik berfoks pada masa depan dan bagaimana yang terbaik untuk memecahka
masalah daripada memahami alasan permasalahan.

PostModernist 2
Teknik yang sering digunakan seperti pre-therapy chane, exception question, the
miracle qestsion, scaling question, homework, dan ringkasan feedback.

Pre-therapy: Terapis SFBT sering menanyakan klien pada sesi pertama "apa yang
telah kamu lakukan sejak kamu dipanggil untuk pertemuan ini yang telah membuat
perubahan pada masalahmu?"

Kemungkinan bisa mendorong klien untuk kurang mengandalkan terapis dan


lbih kepada sumber dayanya sendiri untuk mencapai tujuan.

Exception questions: mengarahkan klien kepada waktu waktu dimana hidupnya


tidak ada masalah. Mengeksplor pengecualian menawarkan peluang kepada klien
untuk mengenali sumber daya, melibatkan kekuatan, dan menciptakan solusi yang
memungkinkan.

The miracle question: mengizinkan klien menjelaskan kehidupan tanpa masalah.


Pertanyaan ini melibatkan fokus masa depan yyang mendorong klien untuk
mempertimbangkan jenis kehidupan yang berbedan daripada yang didominasi oleh
berbagai permasalahan.

Teknik ini memfokuskan klien untuk mencari solusi.

"how will you know whw things are better?"

"apa hal-hal yang akan kamu sadari ketika hidup menjadi lebih baik?"

Scalling question: membutuhkan perkembangan klien pada dimensi tertentu


dalam skala 0 sampai 10. teknik ini memungkinkan klien melihat progres yang telah
ia buat pada langkah atau derajat yang spesifik.

Summary Feedback: afirmas tulus dar terapis atau mengutarakan kekuatan


tertentu yang telah klien demonstrasikan.

Aplikasi Multikultural
Terapis SFBT belajar dari klien mengenai dunia eksperientalnya daripada
melakukan pendekatan kepada klien dengan gagasan yang telah disusun
mengenai dunia klien.

Pendirian nonpatologis praktisi SFBT bergeser dari apa yang salah dengan indivdu
menjadi mendorong kemungkinan kreatif.

PostModernist 3
Daripada berujuan untuk membut perubahan terjadi, praktisi SFBT berupaya
membentuk sebuah atmosfer pemahaman dan penerimaan yang memungkinkan
beragam individu untuk memanfaatkan sumber daya mereka untuk membuat
perubahan yang konstruktif.

Kontribusi
Orientasi optimis yang melihat manusia menjadi kompeten dan mampu membuat
solusi yang lebih baik

Masalah dilihat sebagai kesulitas biasa dan tantangan dalam hidup

Menggunakan pertanyaan, terlebih pertanyaan yang berorientasi ppada masa


depan yang menantang klien untuk berfikir mengenai bagaimana mereka mungkin
memecahkan masalah yang dapat terjadi di masa depan.

NARATIVE THERAPY
Overview dan asumsi dasar
Dasarnya bagian dari memeriksa cerita yang orang ceritakan dan memahami
makna dari cerita tersebut.

Setiap bagian cerita ini adalah kebenaran untuk individu yang menceritakannya

Meskipun begtu, tidak ada realita absolut

Terapi ini berupaya untuk menghindari membuat asumsi mengenai orang untuk
menghormati setiap cerita unik klien dan warisan budayanya.

Konsep-konsep kunci
Diskusi mengenai bagaimana masalah telah mengganggu, mendominasi, atau
membuat individu merasa kecil.

Terapis hadi untuk memisahkan klien dari permasalahannya sehingga mereka tidak
mengadopsi menjadi pandangan fix mengenai identitasnya.

Klien diundang untuk melihat ceritanya dari prespektif yang berbeda dan bahkan
untuk membangun bersama cerita kehidupan alternatif.

PostModernist 4
Klien diminta untuk menemukan bukti untuk mendukung pandangan baru mengenai
dirinya sebagai pribadi yang cukup kompeten untuk keluar dari dominasi
permasalahan dan didorong untuk mempertimbngkan masa depan seperti apa yang
mereka harapkan jika mereka kompeten.

Tujuan Terapeutik
Mengundang klien untuk menjelaskan pengalaman mereka dalam bahasa yang
baru, yang mendorong terbukanya pandangan positif baru yang mungkin dapat
terjadi.

Inti proses terapeutik dari perspektif terapi naratif termasuk mengidentifikasi


bagaimana stadar sosial dan ekspetasi di internalisasi oleh orang dalam cara yang
membatasi dan mempersempit kehidupan yang dapat mereka jalani.

Terapi naratif berkolaborasi dengan klien untuk membantu mereka merasakan


sebuah sensasi hak memilih atau kemampuan yang tinggi untuk berperilaku di
dunia ini.

Hubungan Terapeutik
Terapi naratif tidak mengasumsikan ahwa mereka memiliki pengetahuan spesial
mengenai kehidupan klien.

Klien adalah penginterpretasi utama dari pengalamannya sendiri.

Pada pendekatan naratif, terapis beruaha memahami pengalam hidup klien dan
menghindari usaha untuk memprediksi, menginterpretasi, atau mempatologiskan.

Melalui proses mendengarkan yang hati-hati secara sistematis, disertai dengn rasa
ingin tahu, kegigihan, dan pertanyaan yang sopan, terapis bekerja secara
kolaboratif dengan klien untuk mengeksplorasi pengaruh dari permasalahan dan
apa yang mereka lakukan untuk mereduksi efeknya.

Melalui proses tersebut, klien dan terapis membangun kembali cerita alternatif yang
"meriah".

Teknik

PostModernist 5
Terapi naratif menekankan kualitas hubungan terapeutik dan penggunaan teknik
yang kreatif dalam hubungan terebut.

Terapis naratif melibatkan klien dalam percakapan "externalizing" yang betujuan


memisahkan permasalahan dari identitas seseorang.

Asumsinya adalah klien dapa mengembangkan cerita alternatif yang lebih


konstruktif ketika mereka telah memisahkan diri mereka sendiri dari masalahnya.

Aplikasi multikultural
Dengan penkanan pada beberapa kenyataan dan asumsi bahwa apa yang
dianggap betul adalah hasil dari konstruk sosial, terapi naratif cocok digunakan
untuk beragam pandangan.

Terapi naratif beroprasi pada premi bahwa masalah diidentifikasi dengan sosial,
kultur, politik, dan konteks relasional daripada dengan keberadaan individu itu
sendiri.

Kontribusi
sebagai terapis naratif yang mendengarkan cerita klien, mereka memberikan atensi
kepada detail yang memberikan bukti kompetensi klien dalam bertahan melawan
permasalahan yang menindasnya.

Maslah tidak dilihat sebagai manifestasi patologis melainkan sebagai kesulitan


biasa dan tantangan kehidupan.

Dalam prakteknya, tidak ada resep, tidak ada agenda yang diatur, dan tidak ada
formula yang harus diikuti untuk memastikan hasil yang diinginkan.

Pendekatan terapeutik ini mendorong praktisi untuk menggunakan kreatifitas ketika


bekerja dengan klien.

PostModernist 6

Anda mungkin juga menyukai