The Effect of Process Oriented Guided in F1a2027e
The Effect of Process Oriented Guided in F1a2027e
1: 16-22
ISSN 2686-4649
Diterima 12 Februari 2020 This study aims to determine the effect of POGIL learning models on student learning
Disetujui 30 Juni 2020 outcomes on acid-base titration subject. This research was conducted in class XI
MIPA 2 and XI MIPA 3 in SMA Negeri 1 Kakas. The method used is an experimental
Key word: method with a post-test only control design research design. The research sample
POGIL consisted of 30 students, who were randomly drawn. The experimental class uses the
Learning Outcomes POGIL method, the control class uses conventional learning. Student learning
Acid Base Titration outcomes data obtained from post-test scores. Analysis of research data shows that
there are differences in the average value of student learning outcomes of the
experimental class taught by using the POGIL method and the average value of the
Kata kunci:
POGIL learning outcomes of control class students who are taught by using conventional
Hasil Belajar learning on mole concept material. Data analysis using t-•Žœ•1Š•1Š1œ’•—’•’ŒŠ—•1•ŽŸŽ•1…1
Titrasi Asam Basa = 0.05. Statistical analysis of student learning outcomes obtained tcount > ttable or 3,078
> 2,048. So, it can be concluded that there is a positive influence between student
learning outcomes using the POGIL method and student learning outcomes using
conventional learning on acid-base titration subject.
ABSTRAK
16
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
sehari-hari. Kenyataan yang terjadi saat ini, pembelajaran pada peserta didik terhadap
sebagian besar peserta didik menganggap pelajaran kimia. Hambatan dari peserta didik,
kimia sebagai pelajaran yang sulit dimengerti yaitu banyak peserta didik kurang tertarik
dan membosankan sehingga peserta didik tidak untuk belajar karena mereka menganggap
tertarik untuk belajar kimia. Umumnya, proses bahwa pelajaran kimia itu sangat susah dan
pembelajaran yang diberikan oleh guru sulit untuk dipahami. Guru juga mengatakan
cenderung bersifat monoton dalam arti kata bahwa sebagian besar peserta didik
proses pembelajaran bersifat satu arah dan itu memperoleh nilai hasil belajar yang masih
hanya dilakukan oleh guru, sehingga peserta tergolong rendah atau kurang dari KKM yang
didik kurang terdorong untuk belajar dengan telah ditentukan.
baik dan kurang memusatkan perhatian pada Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan
hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar peningkatkan kualitas penyelenggaraan proses
mengajar sehingga peserta didik menjadi malas pembelajaran dan media yang sesuai denga
untuk belajar dan membuat hasil belajar mereka karakteristik pendekatan ilmiah yang dapat
rendah. meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
Hasil belajar merupakan perubahan Guru perlu memahami hal-hal yang
perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan mempengaruhi proses belajar peserta didik,
itu diupayakan dalam proses belajar mengajar baik yang menghambat maupun yang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan mendukung. Selain itu, guru harus
perilaku disebabkan karena peserta didik memahami tentang model atau strategi
mencapai penguasaan atas materi yang pembelajaran yang efektif yang dapat
diberikan dalam proses belajar mengajar [2]. membantu peserta didik agar dapat belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu secara optimal dan mampu meningkatkan
factor yang mempengaruhi hasil belajar adalah keaktifan peserta didik dalam proses belajar.
model pembelajaran. Oleh karena itu guru Salah satu model pembelajaran yang dapat
diharapkan menggunakan model pembelajaran digunakan yaitu model pembelajaran Process
yang inovatif sehingga dapat membuat peserta Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
didik tertarik dalam belajar dan dapat Metode POGIL adalah filsafat pengajaran yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik berpusat pada peserta didik, dan mendukung
tersebut. partisipasi aktif peserta didik dalam proses
Berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran [3]. Kegiatan POGIL berfokus
wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri pada konsep inti dan proses ilmiah karena
1 Kakas bahwa dalam proses pembelajaran dapat mendorong dan menumbuhkan
materi titrasi asam basa masih menggunakan pemahaman mendalam tentang materi
metode konvensional atau ceramah, tanya pembelajaran sambil mengembangkan
jawab, latihan atau diberi tugas sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi [4]. POGIL
peserta didik kurang berperan aktif dalam memanfaatkan kelompok yang terdiri dari
kegiatan pembelajaran. Peserta didik juga empat siswa yang bekerja sebagai tim untuk
masih kurang memahami materi titrasi asam memecahkan masalah atau menganalisis studi
basa, karena selama pembelajaran peserta didik kasus [5]. Model pembelajaran POGIL (Process
belum pernah melakukan praktikum. Selain itu Oriented Guided Inquiry Learning) merupakan
juga, kerjasama antar peserta didik yang dapat elaborasi dari 3 komponen, yaitu tim belajar,
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran aktivitas inkuiri terbimbing, dan metakognisi.
masih rendah. Peserta didik cenderung sibuk Ketiga komponen tersebut dikemas melalui
mencatat dan mendengarkan ceramah dari siklus belajar yang terdiri dari 3 fase yaitu
guru saja, tanpa ada interaksi dengan peserta eksplorasi, penemuan konsep, dan aplikasi [6].
didik lain dalam membangun pemahaman POGIL digunakan dalam mengembangkan
mereka terhadap konsep-konsep kimia. Faktor- informasi, pengetahuan, dan membantu
faktor tersebut yang menyebabkan hasil belajar mengembangkan pemahaman peserta didik,
peserta didik menjadi belum maksimal. Selain karena dalam pembelajarannya diperlukan
itu ditemui hambatan dalam proses keterlibatan peserta didik sehingga peserta
17
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
didik mampu dalam mengkonstruksi adalah data hasil belajar siswa yang diperoleh
pikirannya sendiri dengan cara diterapkannya dari hasil tes akhir berupa soal objektif
siklus belajar dalam kegiatan inkuiri terbimbing (posstest).
[7]. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
diharapkan penelitian ini dapat membantu Tabel 2. Data Posstest Hasil Belajar
peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
Mak Std.
konsep sehingga mampu meningkatkan hasil Minim
N simu Sum Mean Deviati
um
belajar peserta didik, memberi masukan bagi m on
guru mengenai model pembelajaran yang dapat Kelas
15 67 100 1227 81.80 8.587
digunakan dalam proses pembelajaran yang Eksperimen
digunakan dalam proses pembelajaran kimia, Kelas
15 53 87 1073 71.53 9.650
Kontrol
dan dapat meningkatkan mutu pendidikan
disekolah khususnya pada mata pelajaran Valid N
15
(listwise)
kimia. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model
Pengujian Instrumen Penelitian
pembelajaran POGIL terhadap hasil belajar
1. Uji Validitas
peserta didik pada materi titrasi asam basa.
Validitas dilakukan dengan data hasil uji
Telah banyak penelitian yang menunjukkan
tiap item soal dalam bentuk objectif. Pengujian
hasil positif menggunakan metode POGIL [8.
validitas menggunakan bantuan program SPSS
14].
16.0. Untuk validasi soal posttest dari 20 item
soal, diperoleh 15 item soal yang valid (rhitung >
Metode Penelitian
rtabel) dan 5 item soal yang tidak valid (r hitung <
Desain penelitian ini menggunakan
rtabel). Oleh karena itu item soal yang tidak valid
Posttest-Only Control Group Design [15]. Adapun
tersebut tidak digunakan lagi.
Desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 1.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
Tabel 1. Desain Penelitian
menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan
Kelompok Pretest Treatment Posttest
bantuan program SPSS 16.0. Hasil dari
Eksperimen O1 X O2
pengujian ini diperoleh nilai yaitu 0,888 yang
menunjukkan bahwa soal-soal yang akan
Dimana O1 adalah Nilai pretest (sebelum
digunakan reliabel.
pembelajaran), X adalah perlakuan (Treatment),
dan O2 adalah nilai Posttest (setelah
Tabel 3. Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen
pembelajaran).
dan Kelas Kontrol
18
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
19
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
95% Confidence
Sig. Interval of the
F Sig. t df
(2-tailed) Difference
Lower Upper
Hasil Belajar Equal variances
Siswa .110 .743 3.078 28 .005 3.435 17.099
assumed
Equal variances
3.078 27.627 .005 3.430 17.103
not assumed
Berbeda pada kelas kontrol, dimana hanya asam basa, membuat larutan, merancang titrasi
menggunakan pembelajaran konvensional asam basa dan perhitungan titrasi asam basa.
yaitu pembelajaran berpusat pada guru sebagai Peneliti membagikan LKS yang berisi tahapan-
peneliti. Pada kelas kontrol siswa yang tahapan pembelajaran.
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Pada tahap pertama Orientation, peneliti
konvensional. Guru menjelaskan materi titrasi membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang
asam basa dengan metode ceramah. Guru siswa di setiap kelompok, dan memberikan
memberikan motivasi kepada siswa dalam amplop kecil yang berisi tugas dari setiap siswa
kegiatan pembelajaran dengan memberikan di masing-masing kelompok dan selanjutnya
hadiah bagi yang memperoleh nilai tinggi. Pada peneliti memberikan LKS pada setiap
awal kegiatan berlangsung siswa terlihat aktif kelompok. Penelti meberikan kesempatan pada
untuk mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa untuk menelaah materi/ konsep yang ada
ketika guru bertanya siswa memberikan respon di dalam LKS dengan tujuan untuk
yang baik, namun setelah guru mulai mendatangkan pemahaman mereka mengenai
menjelaskan pada inti materi titrasi asam basa, materi yang akan dipelajari. Dari pengamatan
siswa mulai bosan dalam kegiatan peneliti, pada tahap ini siswa dalam masing-
pembelajaran. Mereka menjadi malas bertanya masing kelompok saling berinteraksi satu
dan mereka tidak merespon pertanyaan guru, dengan yang lainnya.
hal ini membuat materi yang dipelajari kurang Tahap kedua Exploration, peneliti
dipahami. Dan dalam pemberian tugas menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang
kelompok hanya ada beberapa siswa yang aktif ada di LKS. Hal ini dilakukan untuk menguji
dalam diskusi berlangsung. kemampuan mereka dari konsep yang telah
Pada pertemuan kedua dilanjutkan mereka telaah di tahap orientasi.
dengan praktikum titrasi asam basa. Setelah itu Tahap Concept Invention, pada tahap ini
dilanjutkan dengan pengambilan data dengan peneliti menjalankan perannya sebagai
memberikan post-test (tes akhir) untuk pengamat/ fasilitator dengan memperhatikan
mengukur hasil belajar siswa di masing-masing kemajuan siswa apakah mengalami kesulitan
kelas. Sebelum digunakan sebagai instrument dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan
penelitian untuk kedua sampel, butir soal post- melihat jawaban mereka.
test telah divalidasi terlebih dahulu pada siswa Selanjutnya tahap Application, yang
Kelas XI MIPA 1 di SMA N 1 Tenga dengan dilakukan pada pertemuan karena waktu tidak
jumlah siswa 19 orang dan setelah dilakukan cukup. Ditahap ini siswa siswa diminta untuk
pengujian vailiditas dan reliabilitas butir soal mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
post-test yang dinyatakan valid dan reliabel dari dapat dengan melakukan percobaan mengenai
20 butir soal objectif diperoleh 15 butir soal. materi titrasi asam basa khususnya pada titrasi
Pada pertemuan pertama kelas eksperimen asam lemah dengan basa kuat. Pada tahap ini
yang diajarkan dengan menggunakan model peneliti menjelaskan alat dan bahan yang akan
POGIL, peneliti memberikan materi tentang digunakan dalam praktikum, dan setiap siswa
pengertian titrasi asam basa, jenis-jenis titrasi dalam kelompok menjalankan perannya
20
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
21
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020
22