Anda di halaman 1dari 7

Oxygenius Vol. 2, No.

1: 16-22
ISSN 2686-4649

Pengaruh Model POGIL Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada


Materi Titrasi Asam Basa
Ratih Anita Memah*a ,Sanusi Gugulea, Dokri Gumolunga
a Universitas Negeri Manado, Minahasa, 95618, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRACT

Diterima 12 Februari 2020 This study aims to determine the effect of POGIL learning models on student learning
Disetujui 30 Juni 2020 outcomes on acid-base titration subject. This research was conducted in class XI
MIPA 2 and XI MIPA 3 in SMA Negeri 1 Kakas. The method used is an experimental
Key word: method with a post-test only control design research design. The research sample
POGIL consisted of 30 students, who were randomly drawn. The experimental class uses the
Learning Outcomes POGIL method, the control class uses conventional learning. Student learning
Acid Base Titration outcomes data obtained from post-test scores. Analysis of research data shows that
there are differences in the average value of student learning outcomes of the
experimental class taught by using the POGIL method and the average value of the
Kata kunci:
POGIL learning outcomes of control class students who are taught by using conventional
Hasil Belajar learning on mole concept material. Data analysis using t-•Žœ•1Š•1Š1œ’•—’•’ŒŠ—•1•ŽŸŽ•1…1
Titrasi Asam Basa = 0.05. Statistical analysis of student learning outcomes obtained tcount > ttable or 3,078
> 2,048. So, it can be concluded that there is a positive influence between student
learning outcomes using the POGIL method and student learning outcomes using
conventional learning on acid-base titration subject.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran


POGIL terhadap hasil belajar siswa pada materi titrasi asam basa. Penelitian
ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Kakas.
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain penelitian
post . test only control design. Sampel penelitian terdiri dari 30 siswa, yang
diambil secara acak. Kelas eksperimen menggunakan model POGIL, kelas
kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Data hasil belajar siswa
diperoleh dari nilai post . test. Analisis data penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen yang
diajarkan dengan menggunakan model POGIL dan nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelas kontrol yang diajarkan dengan mengunakan pembelajaran
konvensional pada materi konsep mol. Analisis data menggunakan uji-t pada
•Š›Š•1œ’•—’•’”Š—1…1½1VðV[ï1 —Š•’œ’œ1ž“’1œ•Š•’œ•’”1‘Šœ’•1‹Ž•Š“Š›1œ’œ Š1•’™Ž›˜•Ž‘1—’•Š’1
thitung > ttabel atau 3,078 > 2,048. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara hasil belajar siswa yang menggunakan model
POGIL dengan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
*e-mail: konvensional pada materi titrasi asam basa.
ratihmewa@gmail.com

Pendahuluan kesulitan dalam memahami konsep yang


Keberhasilan proses belajar mengajar salah disampaikan guru.
satunya dipengaruhi oleh ketepatan pemilihan Kimia adalah salah satu mata pelajaran
model pembelajaran. Pembelajaran yang masih yang mempelajari mengenai materi dan
berpusat pada guru menyebabkan peserta didik perubahan yang terjadi didalamnya [1]. Mata
menjadi kurang aktif dan cenderung pasif pelajaran kimia menjadi sangat penting
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini kedudukannya dalam masyarakat karena kimia
menyebabkan peserta didik mengalami selalu berada disekitar kita dalam kehidupan

16
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

sehari-hari. Kenyataan yang terjadi saat ini, pembelajaran pada peserta didik terhadap
sebagian besar peserta didik menganggap pelajaran kimia. Hambatan dari peserta didik,
kimia sebagai pelajaran yang sulit dimengerti yaitu banyak peserta didik kurang tertarik
dan membosankan sehingga peserta didik tidak untuk belajar karena mereka menganggap
tertarik untuk belajar kimia. Umumnya, proses bahwa pelajaran kimia itu sangat susah dan
pembelajaran yang diberikan oleh guru sulit untuk dipahami. Guru juga mengatakan
cenderung bersifat monoton dalam arti kata bahwa sebagian besar peserta didik
proses pembelajaran bersifat satu arah dan itu memperoleh nilai hasil belajar yang masih
hanya dilakukan oleh guru, sehingga peserta tergolong rendah atau kurang dari KKM yang
didik kurang terdorong untuk belajar dengan telah ditentukan.
baik dan kurang memusatkan perhatian pada Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan
hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar peningkatkan kualitas penyelenggaraan proses
mengajar sehingga peserta didik menjadi malas pembelajaran dan media yang sesuai denga
untuk belajar dan membuat hasil belajar mereka karakteristik pendekatan ilmiah yang dapat
rendah. meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.
Hasil belajar merupakan perubahan Guru perlu memahami hal-hal yang
perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan mempengaruhi proses belajar peserta didik,
itu diupayakan dalam proses belajar mengajar baik yang menghambat maupun yang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan mendukung. Selain itu, guru harus
perilaku disebabkan karena peserta didik memahami tentang model atau strategi
mencapai penguasaan atas materi yang pembelajaran yang efektif yang dapat
diberikan dalam proses belajar mengajar [2]. membantu peserta didik agar dapat belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, salah satu secara optimal dan mampu meningkatkan
factor yang mempengaruhi hasil belajar adalah keaktifan peserta didik dalam proses belajar.
model pembelajaran. Oleh karena itu guru Salah satu model pembelajaran yang dapat
diharapkan menggunakan model pembelajaran digunakan yaitu model pembelajaran Process
yang inovatif sehingga dapat membuat peserta Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL).
didik tertarik dalam belajar dan dapat Metode POGIL adalah filsafat pengajaran yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik berpusat pada peserta didik, dan mendukung
tersebut. partisipasi aktif peserta didik dalam proses
Berdasarkan hasil observasi dan pembelajaran [3]. Kegiatan POGIL berfokus
wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri pada konsep inti dan proses ilmiah karena
1 Kakas bahwa dalam proses pembelajaran dapat mendorong dan menumbuhkan
materi titrasi asam basa masih menggunakan pemahaman mendalam tentang materi
metode konvensional atau ceramah, tanya pembelajaran sambil mengembangkan
jawab, latihan atau diberi tugas sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi [4]. POGIL
peserta didik kurang berperan aktif dalam memanfaatkan kelompok yang terdiri dari
kegiatan pembelajaran. Peserta didik juga empat siswa yang bekerja sebagai tim untuk
masih kurang memahami materi titrasi asam memecahkan masalah atau menganalisis studi
basa, karena selama pembelajaran peserta didik kasus [5]. Model pembelajaran POGIL (Process
belum pernah melakukan praktikum. Selain itu Oriented Guided Inquiry Learning) merupakan
juga, kerjasama antar peserta didik yang dapat elaborasi dari 3 komponen, yaitu tim belajar,
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran aktivitas inkuiri terbimbing, dan metakognisi.
masih rendah. Peserta didik cenderung sibuk Ketiga komponen tersebut dikemas melalui
mencatat dan mendengarkan ceramah dari siklus belajar yang terdiri dari 3 fase yaitu
guru saja, tanpa ada interaksi dengan peserta eksplorasi, penemuan konsep, dan aplikasi [6].
didik lain dalam membangun pemahaman POGIL digunakan dalam mengembangkan
mereka terhadap konsep-konsep kimia. Faktor- informasi, pengetahuan, dan membantu
faktor tersebut yang menyebabkan hasil belajar mengembangkan pemahaman peserta didik,
peserta didik menjadi belum maksimal. Selain karena dalam pembelajarannya diperlukan
itu ditemui hambatan dalam proses keterlibatan peserta didik sehingga peserta

17
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

didik mampu dalam mengkonstruksi adalah data hasil belajar siswa yang diperoleh
pikirannya sendiri dengan cara diterapkannya dari hasil tes akhir berupa soal objektif
siklus belajar dalam kegiatan inkuiri terbimbing (posstest).
[7]. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka
diharapkan penelitian ini dapat membantu Tabel 2. Data Posstest Hasil Belajar
peserta didik dalam meningkatkan pemahaman
Mak Std.
konsep sehingga mampu meningkatkan hasil Minim
N simu Sum Mean Deviati
um
belajar peserta didik, memberi masukan bagi m on
guru mengenai model pembelajaran yang dapat Kelas
15 67 100 1227 81.80 8.587
digunakan dalam proses pembelajaran yang Eksperimen
digunakan dalam proses pembelajaran kimia, Kelas
15 53 87 1073 71.53 9.650
Kontrol
dan dapat meningkatkan mutu pendidikan
disekolah khususnya pada mata pelajaran Valid N
15
(listwise)
kimia. Tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh model
Pengujian Instrumen Penelitian
pembelajaran POGIL terhadap hasil belajar
1. Uji Validitas
peserta didik pada materi titrasi asam basa.
Validitas dilakukan dengan data hasil uji
Telah banyak penelitian yang menunjukkan
tiap item soal dalam bentuk objectif. Pengujian
hasil positif menggunakan metode POGIL [8.
validitas menggunakan bantuan program SPSS
14].
16.0. Untuk validasi soal posttest dari 20 item
soal, diperoleh 15 item soal yang valid (rhitung >
Metode Penelitian
rtabel) dan 5 item soal yang tidak valid (r hitung <
Desain penelitian ini menggunakan
rtabel). Oleh karena itu item soal yang tidak valid
Posttest-Only Control Group Design [15]. Adapun
tersebut tidak digunakan lagi.
Desain penelitiannya dapat dilihat pada tabel 1.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
Tabel 1. Desain Penelitian
menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan
Kelompok Pretest Treatment Posttest
bantuan program SPSS 16.0. Hasil dari
Eksperimen O1 X O2
pengujian ini diperoleh nilai yaitu 0,888 yang
menunjukkan bahwa soal-soal yang akan
Dimana O1 adalah Nilai pretest (sebelum
digunakan reliabel.
pembelajaran), X adalah perlakuan (Treatment),
dan O2 adalah nilai Posttest (setelah
Tabel 3. Data Uji Normalitas Kelas Eksperimen
pembelajaran).
dan Kelas Kontrol

Hasil dan Pembahasan Kolmogorov-


Shapiro-Wilk
Smirnov a
Hasil Penelitian Kelas
Statist Statisti
Data penelitian ini diperoleh dari dua kelas df Sig. df Sig.
ic c
sampel, yaitu kelas XI MIPA 2 sebagai kelas
Hasil Kelas
eksperimen dan kelas XI MIPA 3 sebagai kelas Belajar Eksperimen
.183 15 .189 .949 15 .502
kontrol, dimana masing-masing kelas memiliki Siswa Kelas
jumlah siswa 15 orang. Penelitian ini .173 15 .200 .951 15 .537
Kontrol
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kakas pada a. Lilliefors Significance Correction
semester genap tahun ajaran 2018/2019. Dalam *. This is a lower bound of the true significance.
pelaksanaan penelitian ini, materi yang di
ajarkan adalah titrasi asam basa. Data yang 3. Uji Normalitas
diambil untuk mengetahui pengaruh model Uji normalitas digunakan untuk
pembelajaran process oriented guided inquiry mengetahui data sampel berasal dari populasi
learning (POGIL) terhadap hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
pada materi titrasi asam basa (Tabel 2). Setelah data yang digunakan dalam penelitian ini
pelaksanaan pembelajaran, data yang dianalisis adalah uji Liliefors dengan berbantuan SPSS 16.0

18
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

dengan kriteria jika nilai signifikansi lebih dari


0,05 (sig. > 0,05) maka data berdistribusi normal. Tabel 5. Data Uji t Post-test
Berdasarkan uji normalitas pada Tabel 3 Std. Std.
dengan menggunakan SPSS 16. diperoleh nilai Kelas N Mean Deviat Error
signifikansi untuk masing-masig kelas. Untuk ion Mean
nilai signifikansi kelas eksperimen pada uji Hasil Kelas
15 81.80 8.587 2.217
Eksperimen
Kolmogorov-smirnov adalah 0,189 > 0,05 Belajar
Siswa Kelas Kontrol 15 71.53 9.650 2.492
sedangkan pada uji Shapiro-Wilk nilai
signifikansinya adalah 0,502 > 0,05. Dan
pengujian normalitas data pada kelas control Berdasarkan kriteria uji t dimana, jika t
diperoleh nilai signifikansi pada uji hitung > t table, maka H0 ditolak, dan jika t
Kolmogorov-smirnov adalah 0,2 > 0,05 hitung < t table maka H0 diterima. Dari data
sedangkan pada uji Shapiro-Wilk nilai yang diperoleh pada tabel 6 dapat dilihat hasil
signifikansinya adalah 0,537 > 0,05. Hal ini pengujian hipotesis dengan Uji t dimana nilai
menunjukan bahwa data kelas eksperimen dan signifikansi 2 arah (t-tailed) 0,005 < 0,05.
kelas kontrol berdistribusi normal. Sedangkan untuk thitung = 3,078 > ttabel = 2,048
pada taraf û…ü1 ½1 VðV[. Maka dapat dikatakan
4. Uji Homogenitas bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa ada
Tabel 4. Data Uji Homogenitas Kelas perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil
Eksperimen dan Kelas Kontrol belajar siswa pada kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
Levene df
df2 Sig.
Statistic 1
Pembahasan
Hasil Based on Mean .110 1 28 .743
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri
Belajar Based on Median .106 1 28 .747
Siswa 1 Kakas pada bulan Mei 2019, dengan
Based on Median 27.71 menggunakan dua kelas yaitu kelas XI MIPA 2
and with adjusted df .106 1 .747
8 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 3
Based on trimmed
.109 1 28 .744
sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa
mean masing-masing kelas 15 orang.
Penelitian dilakukan selama 2 kali
Pengujian homogenitas ini digunakan pertemuan, dimana pada pertemuan yang
untuk mengetahui dua atau lebih kelompok pertama diberikan materi titrasi asam basa
data sampel berasal dari populasi yang dengan menggunakan model pembelajaran
memiliki varians yang sama atau tidak, dengan POGIL untuk kelas eksperimen dan untuk kelas
kriteria pengujian jika nilai sign. > 0,05 maka kontrol menggunakan model pembelajaran
kelompok data sampel memiliki varians yang konvensional.
sama atau homogen. Uji homogenitas data Diajarkan dengan menggunakan metode
dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16. POGIL siswa dapat lebih mudah memahami
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai Sig. atau mengerti materi titrasi asam basa karena
Based on Mean untuk variabel hasil belajar dalam metode pembelajaran POGIL ada fase-
sebesar 0,743. Karena nilai sig. 0,743 > 0,05, fase untuk memeriksa pengetahuan siswa
maka dapat disimpulkan data tersebut sehingga siswa menggunakan pengetahuan itu
homogen. untuk pelajaran selanjutnya, siswa mempelajari
5. Pengujian Hipotesis hal-hal yang melingkupi pengajaran langsung
Tabel 5 menunjukkan bahwa kedua kelas dan juga menuntut siswa untuk berkolaborasi
masing-masing mempunyai 15 sampel. Tes dengan teman dalam kelompok, berpikir secara
akhir kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas mendalam tentang konsep yang kompleks,
control dilihat dari rata-ratanya, yaitu 81,80 menghubungkan konteks sains dengan
dengan 71,53. kehidupan sehari-hari.

19
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

Tabel 6. Independent Samples Test


Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances

95% Confidence
Sig. Interval of the
F Sig. t df
(2-tailed) Difference
Lower Upper
Hasil Belajar Equal variances
Siswa .110 .743 3.078 28 .005 3.435 17.099
assumed

Equal variances
3.078 27.627 .005 3.430 17.103
not assumed

Berbeda pada kelas kontrol, dimana hanya asam basa, membuat larutan, merancang titrasi
menggunakan pembelajaran konvensional asam basa dan perhitungan titrasi asam basa.
yaitu pembelajaran berpusat pada guru sebagai Peneliti membagikan LKS yang berisi tahapan-
peneliti. Pada kelas kontrol siswa yang tahapan pembelajaran.
diajarkan dengan menggunakan pembelajaran Pada tahap pertama Orientation, peneliti
konvensional. Guru menjelaskan materi titrasi membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang
asam basa dengan metode ceramah. Guru siswa di setiap kelompok, dan memberikan
memberikan motivasi kepada siswa dalam amplop kecil yang berisi tugas dari setiap siswa
kegiatan pembelajaran dengan memberikan di masing-masing kelompok dan selanjutnya
hadiah bagi yang memperoleh nilai tinggi. Pada peneliti memberikan LKS pada setiap
awal kegiatan berlangsung siswa terlihat aktif kelompok. Penelti meberikan kesempatan pada
untuk mengajukan pertanyaan kepada guru, siswa untuk menelaah materi/ konsep yang ada
ketika guru bertanya siswa memberikan respon di dalam LKS dengan tujuan untuk
yang baik, namun setelah guru mulai mendatangkan pemahaman mereka mengenai
menjelaskan pada inti materi titrasi asam basa, materi yang akan dipelajari. Dari pengamatan
siswa mulai bosan dalam kegiatan peneliti, pada tahap ini siswa dalam masing-
pembelajaran. Mereka menjadi malas bertanya masing kelompok saling berinteraksi satu
dan mereka tidak merespon pertanyaan guru, dengan yang lainnya.
hal ini membuat materi yang dipelajari kurang Tahap kedua Exploration, peneliti
dipahami. Dan dalam pemberian tugas menyuruh siswa untuk mengerjakan soal yang
kelompok hanya ada beberapa siswa yang aktif ada di LKS. Hal ini dilakukan untuk menguji
dalam diskusi berlangsung. kemampuan mereka dari konsep yang telah
Pada pertemuan kedua dilanjutkan mereka telaah di tahap orientasi.
dengan praktikum titrasi asam basa. Setelah itu Tahap Concept Invention, pada tahap ini
dilanjutkan dengan pengambilan data dengan peneliti menjalankan perannya sebagai
memberikan post-test (tes akhir) untuk pengamat/ fasilitator dengan memperhatikan
mengukur hasil belajar siswa di masing-masing kemajuan siswa apakah mengalami kesulitan
kelas. Sebelum digunakan sebagai instrument dalam menyelesaikan tugas yang diberikan dan
penelitian untuk kedua sampel, butir soal post- melihat jawaban mereka.
test telah divalidasi terlebih dahulu pada siswa Selanjutnya tahap Application, yang
Kelas XI MIPA 1 di SMA N 1 Tenga dengan dilakukan pada pertemuan karena waktu tidak
jumlah siswa 19 orang dan setelah dilakukan cukup. Ditahap ini siswa siswa diminta untuk
pengujian vailiditas dan reliabilitas butir soal mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
post-test yang dinyatakan valid dan reliabel dari dapat dengan melakukan percobaan mengenai
20 butir soal objectif diperoleh 15 butir soal. materi titrasi asam basa khususnya pada titrasi
Pada pertemuan pertama kelas eksperimen asam lemah dengan basa kuat. Pada tahap ini
yang diajarkan dengan menggunakan model peneliti menjelaskan alat dan bahan yang akan
POGIL, peneliti memberikan materi tentang digunakan dalam praktikum, dan setiap siswa
pengertian titrasi asam basa, jenis-jenis titrasi dalam kelompok menjalankan perannya

20
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

masing-masing dan dalam proses praktikum diberikan.


siswa mengamati percobaan yang dilakukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Tahap terakhir yaitu Closure, pada tahap ini model POGIL dapat meningkatkan hasil belajar
siswa mempresentasikan hasil percobaan siswa.
mereka kepada teman-teman kelompok
lainnya. Pada tahap-tahap diatas peneliti Kesimpulan
mengamati bahwa setiap siswa yang ada dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
kelompok saling bekerja sama, saling bertukar pembahasan dapat disimpulkan bahwa model
pendapat, berperan aktif dan ketika ada pembelajaran POGIL memiliki pengaruh positif
anggota yang belum mengerti, anggota lain terhadap hasil belajar siswa pada materi titrasi
memberikan penjelasan agar setiap anggota asam basa di kelas XI MIPA 2.
mengerti akan apa yang dipelajari. Proses yang
dilakukan secara kerjasama tim ini membuat Daftar Pustaka
peserta didik lebih mengasah keterampilan
berpikir kritis peserta didik karena dalm 1. Chang, R. Kimia Dasar, Konsep-konsep
kelompok peserta didik dapat saling bertukar Inti, Jilid I, terjemahan Departemen Kimia
ide atau pikiran untuk memecahkan suatu Institut Teknologi Bandung. Jakarta:
permasalahan [16]. Erlangga 2003.
Setelah selesai dengan praktikum, 2. Lumentut, R.S.; Said, I.; Mustapa, K.
dilanjutkan dengan pengambilan data dengan Pengaruh model pembelajaran guided
memberikan post-test. Selama post-test inquiry dengan mind map terhadap hasil
berlangsung peneliti mengawasi dan belajar dan motivasi siswa pada materi
memastikan siswa menjawab dengan jujur redoks di kelas X SMA Negeri 5 Palu. J.
berdasarkan pemahaman yang mereka peroleh Akad. Kim. 2017, 6, 113.118.
selama proses belajar mengajar berlangsung. 3. kŽ—ð1kïò1 ilmaz, A.; Geban, Ö. The effect of
Dari pengambilan data, diperoleh rata-rata Process Oriented Guided Inquiry Learning
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen û ü1 ˜—1 WW•‘1 ›Š•Ž›œ 1 Œ˜—ŒŽ™•žŠ•1
adalah 81,80 dan rata-rata hasil belajarar siswa understanding of electrochemistry. In
pada kelas kontrol adalah 71,53. Selanjutnya Proceedings of the Asia-Pacific Forum on
dilakukan uji prasyarat analisis data yang Science Learning and Teaching; The
terdiri dari uji normalitas dan uji homogeitas. Education University of Hong Kong,
Dari hasil yang diperoleh menunjukan bahwa Department of Science and óð1 XVW\ò1 ˜•ï1
kelas eksperimen dan kelas control 17, p. 5.
berdistribusi normal dan bersifat homogen. 4. Villagonzalo, E.C. Process oriented guided
Pada pengujian hipotesis dengan inquiry learning: an effective approach in
menggunakan uji-t dengan kriteria pengujian Ž—‘Š—Œ’—•1 œ•ž•Ž—•œ 1 ŠŒŠ•Ž–’Œ1
thitung > ttabel. Dari hasil perhitungan diperoleh performance. In Proceedings of the DLSU
nilai thitung = 3,078 dan ttabel = 2,048 pada taraf û…ü1 Research congress; 2014; Vol. 2, pp. 1.6.
= 0,05; oleh karena nilai thitung > ttabel maka tolak 5. Zori, S.; Roller, M.C.; Lyons, E.
H0 dan terima H1. Implementing the process oriented
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa guidedinquiry learning (POGIL) pedagogy
kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 1 Kakas bahwa of group scenario exercises in
penerapan model pembelajaran POGIL yang fundamentals and Medical Surgical II
dilengkapi dengan LKS siswa lebih aktif dalam nursing courses. J. Nurs. Educ. Pract. 2018,
proses belajar mengajar terutama saat diskusi 8, 1.
berlangsung, setiap anggota kelompok bekerja 6. Prathama, G.O.; Margunayasa, I.G.;
sama dalam tim mereka masing-masing. Hal ini Wibawa, I.M.C. Pengaruh Model
dapat dibuktikan dengan pemberian diri siswa Pembelajaran POGIL Terhadap Hasil
dalam mengerjakan soal dan tugas-tugas yang Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD. Mimb.
diberikan untuk tiap kelompok, serta tanggung PGSD Undiksha 2017, 5,
jawab siswa dalam menyelesaikan tugas yang doi:10.23887/JJPGSD.V5I2.10677.

21
Memah, R. A., Gugule, S., Gumolung, D., 2020

7. Caesar Septiani, R. Penerapan POGIL


(Process Oriented Guided Inquiry
Learning) untuk Meningkatkan Hasil
Belajar dan Keterampilan Self- Regulation
Siswa Materi Reaksi Reduksi-Oksidasi.
UNESA J. Chem. Educ. 2017, 6.
8. Nanda Aprilia, G. Pengaruh Model
Pembelajaran Pogil terhadap Hasil Belajar
IPA pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. J.
Penelit. Pendidik. Guru Sekol. Dasar 2019, 7.
9. Luxford, C.J.; Crowder, M.W.; Bretz, S.L. A
symmetry pogil activity for inorganic
chemistry Cynthia J. Luxford. J. Chem.
Educ. 2012, 89, 211.214,
doi:10.1021/ed1007487.
10. Vincent-Ruz, P.; Meyer, T.; Roe, S.G.;
Schunn, C.D. Short-Term and Long-Term
Effects of POGIL in a Large-Enrollment
General Chemistry Course. J. Chem. Educ.
2020, 97, 1228.1238,
doi:10.1021/acs.jchemed.9b01052.
11. Hunnicutt, S.S.; Grushow, A.; Whitnell, R.
Guided-inquiry experiments for physical
chemistry: The POGIL-PCL model. J. Chem.
Educ. 2015, 92, 262.268,
doi:10.1021/ed5003916.
12. Manampiring, G.V.; Santoso, I.; Kapahang,
A. Penerapan Metode POGIL Pada Materi
Konsep Mol Di Kelas X IPA SMA Negeri 2
Langowan. Oxyg. J. Chem. Educ. Vol 1 No 2
Oxyg. J. Chem. Educ. 2019.
13. Straumanis, A.; Simons, E.A. A multi-
institutional assessment of the use of
POGIL in Organic Chemistry. In; ACS
Publications, 2008 ISBN 1947-5918.
14. Simonson, S.R.; Shadle, S. Implementing
process oriented guided inquiry learning
(POGIL) in undergraduate biomechanics:
Lessons learned by a novice. J. STEM Educ.
Innov. Res. 2013, 14.
15. Sugiyono Metode penelitian
pendidikan:(pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan R & D); Alfabeta, 2008; ISBN
9798433718.
16. Malik, A.; Oktaviani, V.; Handayani, W.;
Chusni, M.M. Penerapan model process
oriented guided inquiry learning (POGIL)
untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis peserta didik. J. Penelit.
Pengemb. Pendidik. Fis. 2017, 3, 127.136.

22

Anda mungkin juga menyukai