Beberapa dampak banjir yang membahayakan kesehatan masyarakat sebagai berikut
(Kemenkes, 2022; Telaumbanua, 2021): 1. Berkembangnya vektor penyakit berupa hewan seperti tikus dan nyamuk; sehingga dapat menyebabkan munculnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Leptospirosis. DBD Saat banjir perkembangan nyamuk ini meningkat karena semakin banyak lokasi genangan air, dimana nyamuk ini bisa berkembang biak. 4-10 hari setelah gigitan (masa inkubasi) barulah penyakit DBD menunjukkan gejala berupa demam, mual, munculnya ruam, pusing, dan rasa nyeri pada otot, tulang, sendi, dan bagian belakang mata. Leptospirosis Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. yang tersebar melalui feses dan urin tikus. Penyakit ini memakan waktu inkubasi 4-9 hari sebelum kemudian memunculkan berbagai gejala yang dibedakan atas anicteric dan icteric. Gejala anicteric meliputi batuk, sakit kepala, diare, dan demam. Sementara icteric memunculkan gejala seperti demam, sakit kepala, gagal ginjal, atau pendarahahan. 2. Makanan seperti persediaan beras dan sayur mayur terkontaminasi, yang dapat menyebabkan muncul penyakit diare. Diare merupakan penyakit yang lumrah terjadi setelah musibah banjir. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi BAB, demam, kram perut, kekurangan cairan, bahkan feses berdarah. Diare umumnya disebabkan karena makanan mengandung mikroorganisme pathogen seperti virus (misalnya Norwalk virus) atau bakteri (misalnya Eschericia coli). Untuk menghindari diare, terutama pasca banjir, selalu usahakan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah beraktifitas, bersihkan tumpukan sampah yang terbawa banjir, dan memakan makanan yang tidak terkontaminasi mikroorganisme (misalnya telah dimasak matang). 3. Sumber air tercemar dan persediaan air bersih minim juga menyebabkan penyakit diare dan penyakit kulit Penyakit kulit disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus yang banyak terdapat di air banjir. Oleh karena itu, sebisa mungkin untuk menghindarkan kontak langsung dengan air banjir. Beberapa jenis penyakit kulit tersebut adalah panu, kutu air, kurap (disebabkan oleh jamur), selutis, bisul (disebabkan oleh bakteri) dan herpes (disebabkan virus) 4. Fasilitas pengungsian buruk dan tidak sehat, yang dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang sehingga pengungsi dapat dengan mudah terserang penyakit baik itu DBD, diare, leptospirosis, ISPA, penyakit kulit, demam tifoid, dan memburuknya penyakit kronis. sumber: Kemenkes. (2022). Waspadai Penyakit Pasca Banjir. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/waspadai- penyakit-pasca-banjir Telaumbanua, R. (2021). Dampak Banjir Terhadap Kesehatan. https://www.academia.edu/9272713/Dampak_Banjir_Terhadap_Kesehatan