DISUSUN OLEH:
NIKMAH KURNIATI 119330093
I. Pendahuluan
Menurut data dari international rubber study groups (IRSG), terjadi peningkatan
konsumsi karet alam dunia sekitar 24,93% mulai dari 2001-2007. Namun, hal
tersebut tidak sebandung dengan meningkatkan jumlah produksi karet alam, dan
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah permintaan. Penyebab
meningkatnya jumlah permintaan adalah karena berkembangnya industri-
industri barang jadi dunia.
2.1. Lateks
Lateks merupakan cairan berwarna putih yang mirip dengan susu yang memiliki
20-30% butiran karet dimana lapisan protein dan posfolipid mengelilingi butiran
karet tersebut. Terdapat sifat mekanik yang terdapat dari muatan muatan karet,
dimana secara alami sangat dipengaruhi oleh zat yang awalnya sudah terdapat
pada latek itu sendiri. Terdapat zat lain atu bukan karet yang terdapat dalm lateks
seperti senyawa protein, lipid, larbohidrat, anion organic, dan ion-ion logam.
Selain daripada itu, lateks sendiri merupakan sumber karet alam yang berasal dari
pohon karet (Hevea brasiliensis) merupakan jenis pohon yang memiliki nilai
ekonomi cukup tinggi dan juga sudah lama dikembangkan di Indonesia. Pohon
karet juga tergolong dalam pohon yang memiliki batang keras dan agak
besar,tinggi pohon dapat mencapai 10-20 m, cabang dari pohon karet juga
banyak, dan dari kulitnya getah atau cairan lateks keluar (Hidayoko & Wulandra,
2014)
Proses pengambilan getah karet sendiri dapat diakukan dengan cara sadap.
Penyadapan merupakan sebuah prose mengikir lapisan kulit pada alur sadap
dimanan nantinya getah akan mengalir dari pembuluh lateks. Untuk mengikis
lateks terdapat alat khusus yaitu pisau sadap dimana akan terjadi pelukaan secara
mekanis yang nantinya pembuluh lateks akan terbuka dan tekanan akan terlepas
sehingga lateks atau getah karet akan mengalir.
b. Sheet angin.
Sheet angin merupakan bahan oah karet yang dibuat setelah karet melalui
proses penyaringan dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet yang
sudah digiling namun belum jadi sheet angina mutu 2 memiliki kaadar karet
kering 80% , dan tingkat ketebalan pertama 3 mm memiliki tingkat ketebalan
kedua 5mm.
a. Lateks
Lateks merupakan cairan berwarna putih yang mirip dengan susu yang
memiliki 20-30% butiran karet dimana lapisan protein dan posfolipid
mengelilingi butiran karet tersebut. Terdapat sifat mekanik yang terdapat
dari muatan muatan karet, dimana secara alami sangat dipengaruhi oleh zat
yang awalnya sudah terdapat pada latek itu sendiri. Terdapat zat lain atu
bukan karet yang terdapat dalm lateks seperti senyawa protein, lipid,
larbohidrat, anion organic, dan ion-ion logam.
Selain daripada itu, lateks sendiri merupakan sumber karet alam yang berasal
dari pohon karet (Hevea brasiliensis) merupakan jenis pohon yang memiliki
nilai ekonomi cukup tinggi dan juga sudah lama dikembangkan di Indonesia.
Pohon karet juga tergolong dalam pohon yang memiliki batang keras dan
agak besar,tinggi pohon dapat mencapai 10-20 m, cabang dari pohon karet
juga banyak, dan dari kulitnya getah atau cairan lateks keluar (Hidayoko &
Wulandra, 2014)
Proses pengambilan getah karet sendiri dapat diakukan dengan cara sadap.
Penyadapan merupakan sebuah prose mengikir lapisan kulit pada alur sadap
dimanan nantinya getah akan mengalir dari pembuluh lateks. Untuk
mengikis lateks terdapat alat khusus yaitu pisau sadap dimana akan terjadi
pelukaan secara mekanis yang nantinya pembuluh lateks akan terbuka dan
tekanan akan terlepas sehingga lateks atau getah karet akan mengalir.
Apabila terdapat kadar air dalam lateks lebih tinggi dari yang sesaui standar
akan menyebabkan proses pengeringan kurang sempurna serta
penyimpanan ditempat lembab juga menyebabkan tumbuhnya jamur serta
bakteri di permukaan lembaran karet, dank an merusak kualitas dari karet.
e. Data praktikum
setelah melakukan praktikum mengenai penggumpalan lateks dengan
menggunakan berbagai campuran untuk menggumpalkan lateks diantaranya
adalah dengan menggunakan tawas, asam cuka, pupuk TSP, mengkudu dan
bahan yang paling utama pada praktikum kali ini adalah lateks atau getah karet.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari karet setelah
digumpalkan dengan berbagai jenis bahan tersebut, mulai dari aroma yang
dihasilkna, tekstur dari masing-masing karet setealh digumpalkan dengan
berbagai jenis pengumpal yang berbeda, kemudian warna yang dihasilakan,
setelah itu adalah mengetahui kadar karet kering (kkk) yang dihasilkan dengan
mengihtung berat karet lateks segar dibagi dengan karet yang sudah
menggumpal dan airnya sudah dihilangkan
Dari praktikum kali ini bahan pertama yang digunakan sebagai bahan
penggumpal lateks adalah asam cuka dan terdapat tiga jenis sampel untuk asam
cuka. Asam cuka sering disebut juga dengan asam asetat (CH3COOH) yang
merupakan cairan jernih serta tidak berwarna, memiliki bau yang merangsang
serta mudah diencerkan didalam air (Sitanggang, 2017). Asam cuka banyak
digunakan sebagai campuran untuk menggumpalkan lateks (Hidayoko &
Wulandra, 2014).
Hasil untuk asam cuka yang pertama adalah untuk aroma yang dihasilkan tidak
ada, memiliki tekstur yang lembut, serta memiliki warna yang sangat putih.
Selanjutnya untuk jenis asam cuka sampel kedua aroma yang yang dihasilkan
juga sama hanya saja memiliki aroma yang sedikit asam, untuk tekstur dari karet
yang menggumpal adalah lembut, dan memiliki warna yang putih sedikit cream.
Jenis bahan penggumpal selanjutya adaah pupuk TSP atau Tripel Super Posfat,
dengan rumus kimia Ca(H2PO4) yang merupakan jenis dari pupuk yang
memiliki kandungan fosfor (P) dalam bentuk oksida (P2O5) sebesar 45%. Ciri
dari pupuk TSP adalah warna abu-abu ataupun coklat muda serta sebagian P
dapat larut didalam air dan sedikit asam.
Untuk hasil karakteristk yang diperoleh dari penggunaan pupuk TSP sebagai
penggumpal adalah sebagai berikut. Aroma yang dihasilkan adalah tidak ada
atau tidak berbau, selanjutnya untuk tekstur yang dihasilkan adalah lembut serta
kennyak. Kemudian adalah untuk warna yang dihasilkan adalah putih denggan
pinggiran abu.
5.1. Kesimpulan
Kesimpullan pada praktikum kali ini adalah:
a. Aroma yang dihasilkan dari proses penggumpalan berbagai bahan campuran
yang paling dominan adalah tidak memiliki aroma, dan hanya tawas yang
ketiga saja yang memiliki aroma.
b. Untuk tekstur yang dihasilkan kenyal dan sedikit keras.
c. Untuk warna yan dihasilkan memiliki warna putih.
d. Cairan lateks dihasilkan dari proses pelukaanpohon karet yang dikikis
kulitnya hingga mengeluarkan getah/cairan berwarna putih.
e. Pengumpalan lateks dapat dilakukan dengan menambahkan cairan agar lateks
cepat menggumpal
5.2. Saran
Saran setelah mengikuti praktikum kali ini adalah:
a. Pengolahan lateks terlalu lama akan menyebabkan warna lateks berubah
menjadi kehitaman.
b. Jangan terlalu banyka menambahkan larutan penggumpal karena kan
membuat lateks menjadi keras dan sulit siolah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN.