Anda di halaman 1dari 10

DARI LUKA MENJADI PAHLAWAN

Dipagi hari yang indah, para siswa SMA TADIKA MESRA sedang menunggu bel
berbunyi untuk memulai pelajaran pagi ini. Pada saat guru pelajaran pertama sudah masuk
kedalam kelas, seketika suasana kelas menjadi hening dan sunyi.

Bu Pia : selamat pagi anak anak

Siswa : Pagi Bu pia

Bu Pia : Anak-anak kumpulkan tugas yang ibu berikan Minggu lalu. (Perintah bu pia)

Siswa : Baik bu

Bu pia : coba yang sudah mengerjakan tugasnya angkat tangan! (Semua siswa menjawab dan
mengangkat tangan kecuali pita yang hanya diam tidak merespon)

Bu Pia : pita kenapa kamu diam saja?

Pita : s-saya belum mengerjakan tugas Bu (ucap pita gugup)

(Bu pia marah dan langsung menggebrak meja)

Bu Pia : kenapa tidak dikerjakan?!

Pita : maaf Bu, saya kurang memahami tugas yang ibu berikan.

Bu pia : banyak alasan.

Bu pita : Anak-anak buka tugas kalian! Ibu ingin melihat apakah ada yang belum mengerjakan
selain dia?!

Bu pita memeriksa semua tugas siswa, ternyata ada satu siswa laki-laki yang juga belum
mengerjakan tugas.

Bu pita : kamu juga belum mengerjakan? Kenapa tidak jujur!

Bu pita : Deni pita maju kedepan!

Deni dan pita pun maju kedepan dengan rasa malu dan takut !
Bu Pia : Deni kenapa kamu blm mengerjakan tugas ? ( Berbicara dengan nada tinggi dan
ekspresi marah)

Deni : maaf bu saya lupa (ucap deni sambil menunduk)

Bu Pia : Apa kamu bilang? Lupaaa?!

Bu Pia : lihat ya anak anak dua orang ini adalah siswa yang tidak patut dicontoh, mereka tidak
mengerjakan tugas dengan berbagai alasan tidak masuk akal! Memang dasarnya saja
kalian bodoh!

Semua siswa terdiam melihat pita dan deni dipermalukan didepan kelas.

Sc 2

Tringg Tringg

Jam istirahat tiba.

Suasana kelas kembali hidup setelah bu pia selesai mengajar. Para murid pun pergi ke
kantin untuk beristirahat dan membeli makanan dikantin, begitu juga dengan deni dan pita yang
mendapat hukuman dari bu pia karena tidak mengerjakan tugas.

(Deni dan Pita duduk di satu meja yang sama dikantin)

Deni : hufffffttt Pita, aku benar-benar merasa malu dan sedih setelah dimarahi dan
dipermalukan oleh Ibu Pia tadi. Rasanya seperti semua orang menatapku.

Pita : Ya akupun mersakan hal yang sama seperti apa yang kamu rasakan, sangat
disayangkan mengapa hal itu bisa terjadi.

Deni : kenapa ya? kok bu pia menghukum kita sampai segitunya, padahalkan bisa menegur
dengan cara yang baik tidak usah seperti tadi, Memalukan hiks hiks

Pita : Deni, jangan terlalu dipikirkan. Semua orang pasti pernah mengalami momen yang
memalukan. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita menghadapinya.
(Menyemangati)
Deni : Tapi aku merasa bodoh. Aku tahu seharusnya aku lebih mempersiapkan diri
sebelumnya. Sekarang aku takut untuk berbicara di depan kelas lagi.

(Dimas dating menguping pembicaraan mereka)

Pita : Deni, jangan biarkan kegagalan ini menghancurkan kita. Setiap orang punya titik
lemah. Coba lihat positifnya, kita punya kesempatan untuk belajar dan berkembang
dari pengalaman ini.

Dimas : Hahaha, lihatlah mereka berdua. Sedang membicarakan kegagalan mereka yang lucu.
Bukankah kalian memang pantas dipermalukan? (Ucap Dimas menyindir)

Deni : Dimas! Apa maksud kamu berbicara seperti itu? (Marah Deni)

(Aldina daatang melihat keributan yang terjadi antara Dimas, Deni dan Pita)

Pita : Dimas, ini bukan saatnya untuk membuat lelucon. Kita semua pernah mengalami
momen yang sulit. Seharusnya kamu memberikan dukungan, bukan mengolok-olok
kami. (Tegasnya)

Aldina : Kalian bertiga kenapa berbicara terlalu keras?, apa yang sedang kalian ributkan ?.

Dimas : aku hanya mengatakan fakta kepada mereka saja, dan kenapa mereka harus marah ?.

Pita : Dimas !, bisa kah kamu berhenti mengatakan kesalahan kami ?.

Aldina : Daripada kamu membuat keributan, lebih baik hentikan keributan ini dan saling
bermaafan saja !. (sedikit meninggikan nada bicara untuk menegaskan dan
memperingati Dimas)

Dimas : Apa yang kalian harapkan? Kesalahan kalian memang patut untuk dipermalukan.
Kamu dan Pita memang bodoh dan tidak pantas mendapatkan simpati. Aku tidak akan
membuang-buang waktuku dengan orang-orang seperti kalian yang hanya merugikan.

(Dimas pergi meninggalkan Deni, Pita, dan Aldina tanpa meminta maaf kepada mereka bertiga)

Deni : Dia benar-benar tak tahu aturan kesopanan. Bagaimana dia bisa menjadi teman kita
selama ini?
Pita : aku sangat kecewa dengan sikap Dimas. Tidak ada alasan untuk menyakiti dan
meninggalkan kita begitu saja. Apa yang salah dengan dia?

Aldina : Kita tidak bisa mengubah sikap seseorang, tapi kita bisa memilih siapa yang ingin kita
ajak bergaul. Jelas bahwa Dimas bukanlah orang yang bisa kita andalkan.

Deni : Ya, sekarang kita harus melupakan Dimas dan fokus pada perjalanan kita sendiri. Kita
bisa menjadi lebih kuat dan sukses tanpanya.

Pita : Saya setuju. Mari kita ambil sisi positif dari pengalaman ini dan terus berusaha
menjadi yang terbaik. Kita memiliki satu sama lain dan itulah yang penting.

Aldina : Persahabatan sejati akan menghadapi cobaan dan tetap teguh. Mari kita tinggalkan
Dimas di belakang dan melanjutkan perjalanan kita bersama dengan lebih baik.

Tringg Tringg

Bel berbunyi menandakan bahwa jam istirahat telah berakhir, semua siswa kembali
kedalam kelas melanjutkan pelajaran sampai pelajaran berakhir.

Pov Pita

(Dirumah)

Setibanya dirumah, pita kembali merenung dengan kejadian yang dia alami disekolah.

“Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagiku, aku dihukum dan dipermalukan didepan
teman teman. Hanya karena aku tidak mengerjakan tugas, padahal aku tidak mengerjakan tugas
karena aku tidak paham dan takut untuk bertanya kepada Bu Pia, ketika aku bertanya kepada
teman teman, mereka tidak ada yang ingin membantu ku. Sangat disayangkan hal buruk itu
terjadi padaku. Suatu saat nanti jika aku menjadi guru aku akan menjadi guru yang baik untuk
murid murid ku.” (Ucap pita dalam hati)

Pita : Aduh, kenapa aku tidak mengerjakan tugas sekolah dengan baik? Tadi aku dihukum
didalam kelas, aku merasa sangat sedih. Mengapa aku selalu menunda-nunda hal yang
seharusnya aku kerjakan? (Monolognya, sedih dan introspektif)
Pita : Aku tidak bisa terus membiarkan diriku terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan ini,
aku harus bisa menghadapinya, aku harus bangkit dan belajar dari kesalahan ini. Ini
adalah kesempatan bagiku untuk tumbuh dan menjadi lebih baik.

“Aku harus bertanggung jawab atas perbuatanku. Aku tidak bisa terus mencari alasan atau
menyalahkan orang lain. Tugas itu adalah tanggung jawabku, dan aku harus menghargainya.”
(ucapnya dalam hati)

“Pasti ada alasan di balik ketidak terlaksanaannya tugas yang diberikan bu pia. Mungkin saja aku
merasa kewalahan dengan pekerjaan sekolah yang menumpuk, atau mungkin merasa tidak
mempunyai motivasi dalam belajar. Hal ini tidak bisa dia biarkan terlalu lama kalau tidak ingin
hal tersebut terulang kembali nanti” (pita harus mencari cara untuk mengatasi masalahnya saat
ini)

“Aku tidak boleh terjebak dalam siklus menunda keputusan. Aku harus berhenti mengeluh dan
mulai bertindak. Aku harus memulai dengan langkah kecil, mengatur jadwal, dan fokus pada
satu tugas dalam satu waktu”

“Yang paling penting, aku harus memotivasi diriku sendiri. Aku harus mengingatkan diriku
tentang impian-impianku, tentang tujuan-tujuanku di sekolah dan di kehidupan. Aku harus
mengingatkan diriku bahwa kerja keras dan dedikasi akan membawa hasil yang memuaskan.”

Ini adalah momen pembelajaran yang sangat berharga untuk pita. Dia harus melihat itu
sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Dia tidak boleh meratapi kesalahan yang telah
terjadi, tapi harus melihat ke depan dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya. Dia
harus mengingat bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya.

*************

Beberapa tahun kemudian, Pita dan Deni berhasil menyelesaikan pendidikannya pada
tingkat sekolah menengah atas dan melanjutkan jenjang pendidikan sarjana pendidikan. Hingga
pada akhirnya Pita dan Deni pun dapat mengejar impian untuk menjadi seorang guru.
Karena peristiwa memalukan yang Pita dan Deni alami semasa sekolah, membuat mereka
belajar dengan sungguh-sungguh. Dan membuktikan kepada gurunya bahwa dia bisa menjadi
guru yang lebih baik, sabar, pengertian, perhatian dan lemah lembut tetapi tegas. Sehingga bisa
membuat muridnya nyaman saat diajar olehnya.

*********

Situasi di ruangan kepala sekolah dimulai dengan seorang kepala sekolah yang
memberikan perintah kepada seorang guru untuk mengisi jam pelajaran di sebuah kelas guna
memberikan konseling kepada para siswa kelas 3 SMA yang akan segera lulus.

(bu Pita memasuki ruang kepala sekolah)

Bu Pita : Selamat pagi Pak Deni.

Pak Deni : Selamat pagi Ibu Pita, silahkan duduk !

(Pita duduk di kursi menghadap langsung kearah Deni)

Pak Deni: Bu Pita, sebentar lagi para siswa kelas 12 akan melaksanakan wisuda untuk acara
kelulusan mereka, saya mau Ibu Pita memberikan konseling kepada para Siswa kelas
12 dikarenakan banyak dari mereka yang merasa nyaman selama ibu mengajar.

Bu Pita : Trimakasih atas tugas yang Bapak deni berikan kepada saya, kalo begitu saya akan
menerima tugas tersebut.

Suara bell pun berbunyi dan disebuah kelas dengan suasana yang ceria, para murid sedang
menunggu guru favorit mereka. Mereka selalu menantikan guru tersebut pada jadwalnya dihari
sabtu. Mereka juga selalu menyambutnya dengan penuh semangat dan ceria. Akhirnya Guru
yang dinantikan pun tiba didepan kelas.

Bu pita : Assalamu'alaikum warahmatulahi wabaraktuh . Halo anak anak . Gimana kabar


kalian hari ini? (Memperhatikan kebingungan pada 5 muridnya)
Semua Murid : baik bu….

Bu pita : Alhamdulillah kalau begitu, anak2 semua kalian kan sudah kelas 12 nah coba ibu ingin
tahu tujuan kalian setelah lulus dari sekolah ini apa sih. Kira2 dikelas ini ada yang
akan melanjutkan pendidikan ke bangku perkuliahan, bekerja, atau mungkin ada yang
ingin langsung menikah?” (dengan candaan)

Semua murid : (tertawa lucu)

Bu pita : coba ibu Tanya satu persatu ya! Ananda (sambil menunjuk) apa yang akan kamu
lakukan swtelah lulus dari sekolah ini?

Ananda : kuliah bu, rencananya saya akan mengambil jurusan pendidikan matematika bu.

Bu pita : wah pilihan yang sangat bagus sekali, yang lain bagaimana?

Muird 2 (rahma) : bu saya sih pengennya kuliah tapi saya terkendala biaya, jadi mau ga mau saya
harus kerja dulu supaya bisa menabung untuk biaya kuliah saya nanti. Soalnya saya
tidak mau membebani ke 2 orang tua saya.

Bu pita : bagus rahma! Ibu sangat bangga karena rahma adalah tipe anak yang mandiri. Tidak
ada salahnya bekerja sambil kuliah apalagi untuk sekarang banyak sekali beasiswa
yang tersedia dikampus2 terdekat, atau kamu juga bisa mengambil kelas karyawan
agar nanti tidak mengganggu pekerjaan kamu.

Rahma : baik bu.,

Bu pita : yang lain

Murid 3 (salwa) : saya ingin langsung bekerja saja bu

Bu pita : pilihan yang bagus juga, pekerjaan apa yang akan kamu pilih nanti?

Salwa : belum tahu bu, tapi yang pasti saya ingin membantu perekonomian keluarga saya

Aldina : Bu, insya allah saya mau lanjut kuliah


Bu pita : apapun keputusan yang kalian ambil, ibu hanya bisa mendoakan semoga diluar sana
kalian bisa menjadi orang-orang sukses

Semua urid : aamiin bu…

Disaat suasana kelas sedang ramai dengan gelak tawa dan percakapan mereka dengan sang
guru tiba2 terdengar suara ketuka pintu, “tok tok tok”. Kelas pun langsung hening seketika. Pintu
pun dibuka oleh salah satu murid laki2 dikelas itu.

Rafli : assalamu’allaikum bu

Semua murid : wa’allaikumsallam…

Rafli : maaf bu saya terlambat (dengan nafas yang memburu akibat berlari)

Bu pita : siapa nama kamu?

Rafli : nama saya rafli bu

Bu pita : kenapa kamu bisa terlambat rafli?

Rafli : saya bangun kesiangan bu, soalnya semalam saya asik menonton bola sampai jam 2
malam

(bu pita menggelengkan kepala)

Bu pita : kalau begitu sekarang kamu harus mengakui kesalahan kamu dihadapan teman2
semuanya sebagai permintaan maaf atas kesalahan kamu hari ini.

Rafli : Baik Bu

Rafli : Ibu Pita dan Teman-teman, saya meminta maaf karena telah terlambat datang ke
sekolah, dan saya berjanji tidak akan mengulangi hal ini lagi.

Bu pita : Dimaafin ga ni anak2?

Semua murid : Di maafin Bu...


Bu pita : Alhamdulillah kalau begitu. Rafli karena kamu sudah meminta maaf dan mengakui
kesalahan kamu, tapi sebelum kamu duduk bisa kamu kasih tau ibu dan teman-teman
tentang apa yang mau kamu lakukan setelah lulus ?.

Rafli : saya mau langsung nikah aja bu

(semua murid tertawa dengan apa yang dimas ucapkan)

Bu Pita : Begitu ya, kalo gitu sekarang kamu boleh duduk.

Rafli : Terima kasih Bu..

Bu pita : apa ada yang ingin ditanyakan lagi?

Semua murid : Tidak ada Bu...

Bu pita : Baik lah kalau tidak ada, tapi sebelum ibu tutup pertemuan hari ini ibu ingin sedikit
menyampaikan pesan untuk kalian semua. Khususnya kalian anak2 kelas 12 yang
sebentar lagi akan lulus dari sekolah ini. Anak2 apapun keputusan yang akan kalian
ambil dan lakukan setelah lulus nanti ibu harap kalian bisa bertanggung jawab atas
keputusan kalian sendiri. Dimana pun kalian berada kalian pasti akan selalu mendapat
kan ilmu baru dan pengalaman baru yang tentunya akan bermanfaat untuk diri kalian
kelak. Kalian anak2 ibu jangan patah semangat, jangan bosan untuk terus menuntut
ilmu dimana pun itu, dan jangan lupa untuk bersyukur ya. Mungkin itu saja pesan dari
ibu.

Kesimpulan cerita ini adalah bahwa pengalaman masa lalu yang sulit dapat menjadi batu
loncatan bagi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Dalam hal ini, seorang guru yang baik
terkadang muncul dari pengalaman buruk yang mereka alami. Pengalaman tersebut juga
mengajarkan kepada mereka pentingnya memiliki teman sejati yang memberikan dukungan,
serta kemampuan untuk memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti mereka. Dengan
demikian, mereka dapat menjadi seorang guru profesional yang disayangi dan dihormati oleh
para siswa.

Akhir cerita ini menunjukkan bahwa meskipun mengalami kegagalan dan pengalaman
memalukan di masa lalu, belajar dari kesalahan dan terus berkembang. Merupakan salah satu
cara untuk mengatasi rintangan dan meraih impian mereka untuk menjadi guru yang baik. Kisah
ini mengajarkan pentingnya belajar dari kegagalan, memiliki semangat untuk berkembang, dan
menjaga visi untuk mencapai tujuan dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai