Anda di halaman 1dari 12

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MENYIKAPI

ANAK YANG GEMAR BERMAIN GAME

(Studi Kasus Pada Orang Tua di Dusun Sering Ai Mata).

Rizky Amanda Saputra


Universitas Teknologi Sumbawa
Jln. Raya Olat Maras, Batu Alang, Moyo Hulu, Kab. Sumbawa, NTB. 84371
rizkyamandasaputra07@gmail.com

Abstract
This research will discuss about the Communication Patterns of Parents in The
Hamlet Sering Ai Mata In Responding to their children who like to play games.
According to Yusuf (2001) in his theory there are 3 Communication Patterns
owned by parents, these are Permissive, Authoritarian, and Authoritative. Based
on this theory, researchers will try to group parents in the hamlet of Sering Ai
Mata in accordance with their Communication Patterns towards their children
who like to play games. This research is qualitative research using case study
strategies and theory of Parental Communication Patterns for Children by Yusuf
Shamsu (2001). The results showed that parents in the hamlet often Ai Mata
adhered to the 3 Communication Patterns above.
Keywords: Video Games, Parent, Communication Patterns, Parrent
Communication.

Abstrak
Penelitian ini akan membahas tentang Pola Komunikasi Orang Tua di Dusun
Sering Ai Mata Dalam Menyikapi anaknya yang gemar bermain game. Menurut
Yusuf (2001) dalam teorinya terdapat 3 Pola Komunikasi yang dimiliki oleh
orang tua, Pola Komunikasi tersebut adalah Membebaskan, Otoriter, dan
demokratis. Berdasarkan teori tersebut peneliti akan berusaha untuk
mengelompokan orang tua di dusun Sering Ai Mata sesuai dengan Pola
Komunikasi mereka terhadap anak-anak mereka yang gemar bermain game.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi studi
kasus dengan menggunakan pendekatan teori Pola Komunikasi Orang Tua Pada
Anak yang di gagas Oleh Yusuf Syamsu (2001). Hasil penelitian menunjukan
bahwa orang tua di dusun sering Ai Mata menganut ke-3 Pola Komunikasi
diatas.
Kata kunci: Video Games, Orang Tua, Pola Komunikasi, Komunikasi Orang
Tua.
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Pendahuluan menjadi tugas orang tua untuk


Seiring dengan perkembangan membimbing agar anak-anak bisa
teknologi, ada berbagai macam media terbebas dari efek negatif game.
hiburan yang sangat diminati oleh anak
Keluarga dalam hal ini orang tua
anak, salah satunya adalah video game.
merupakan pilar pertama dalam hal
Dalam penelitian yang telah dilakukan,
mendidik anak-anaknya, dalam
video game adalah jenis permainan
penelitian yang telah dilakukan oleh
yang dimainkan di perangkat keras yang
Yuli Setnowati (2005), dijelaskan
dibangun dengan sirkuit logika
bahwa nilai-nilai yang ditanamkan
elektronik yang membawa elemen
orang tua akan lebih banyak dicerna dan
interaksi dan mengembalikan hasil aksi
dianut oleh anak. Perlakuan setiap
pemain melalui layar (Rio Caesar :
anggota keluarga, terutama orang tua,
2015).
akan “direkam” oleh anak dan
Video game mempunyai dampak positif mempengaruhi perkembangan emosi
dan negatif, contoh negatifnya dapat dan lambat laun akan membentuk
dilihat kasus dalam penelitian Felicia kepribadiannya. Oleh karena itu, untuk
(2017), dinyatakan bahwa anak-anak game yang dimainkan oleh anak-anak
(dalam penelitan tersebut yaitu siswa di pun orang tua seharusnya mampu
SMPN 20 Kota Malang) yang mengambil tindakan dan menjadi
menghabiskan banyak waktunya dengan panutan terhadap anak-anaknya yang
bermain game, akan berdampak buruk bermain game
bagi motivasi belajar anak-anak
Berangkat dari pemikiran tersebut,
tersebut. Sementara dalam penelitian
Penelitian ini akan melihat dan
Fauziah (2013), dikatakan bahwa anak-
menganilis bagaimana pola komunikasi
anak yang gemar bermain game
yang dilakukan oleh orang tua kepada
mempunyai tingkat pemahaman bahasa
anak-anaknya yang bermain game.
asing yang jauh lebih baik dari anak-
Penelitian ini akan melihat sejauh apa
anak lainnya.
tindakan yang dilakukan oleh orang tua
Seperti yang dijelaskan diatas, Video terhadap anaknya yang bermain game.
games mempunyai dampak negatif dan
positif tersendiri, dan sudah selayaknya
2
Penelitian ini akan mengambil lokasi di membiarkan adalah orang tua yang
Dusun Sering Ai Mata, Desa Kerato bersikap mengalah, menuruti semua
Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten keinginan, melindungi secara
Sumbawa Besar. Dibuktikan dari pra- berlebihan, serta memberikan atau
research yang telah dilakukan sejak memenuhi semua keinginan anak secara
tanggal 30 September 2020, di satu berlebihan.
Dusun ini (dalam hal ini Dusun sering
Pola komunikasi Authoritarian otoriter
Ai Mata) sudah ada 27 anak-anak yang
ditandai dengan orangtua yang
diketahui dari berbagai jenjang (SD-
melarang anaknya dengan
SMA) yang menjadi seorang Gamer
mengorbankan otonomi anak. Pola
(julukan bagi orang yang bermain
komunikasi otoriter mempunyai aturan-
game), 27 anak tersebut berasal dari 22
aturan yang kaku dari orangtua. Dalam
keluarga yang berbeda.
pola komunikasi ini sikap penerimaan
Penelitian ini akan menggunakan rendah, namun kontrolnya tinggi, suka
landasan teori Pola Komunikasi Orang menghukum, bersikap mengkomando,
Tua terhadap Anak yang dicetuskan mengharuskan anak untuk melakukan
oleh Yusuf (2001). Dalam teori tersebut sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku
yusuf menerangkan ada 3 macam pola atau keran, cendenrung emosinal dan
komunikasi orang tua terhadap anaknya, bersikap menolak. Biasanya anak akan
3 pola komunikasi tersebut adalah merasa mudah tersinggung, penakut,
Permissive atau membiarkan, pemurung dan merasa tidak bahagia,
Authoritarian atau otoriter, and mudah terpengaruh, stress, tidak
Authoritative atau demokratis. mempunyai arah masa depan yang jelas
serta tidak bersahabat.
Dalam bukunya Yusuf (2001), Yusuf
mendefinisikan masing-masing Pola Pola komunikasi orang tua yang
komunikasi ini, yang pertama demokratis pada umumnya ditandai
Permissive ditandai dengan adanya dengan adanya sikap terbuka antara
kebebasan tanpa batas kepada anak orang tua dan anak. Mereka membuat
untuk berbuat dan berperilaku sesuai semacam aturan-aturan yang disepakati
dengan keinginan anak. Pola bersama. Orang tua yang demokratis ini
komunikasi permisif atau dikenal pula yaitu orangtua yang mencoba
dengan Pola komunikasi serba
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

menghargai kemampuan anak secara data lainnya (sekunder) didapatkan dari


langsung. pihak ketiga yaitu dokumen seperti
tanda pengenal dan lainnya.
Berdasarkan pada teori tersebut, peniliti
akan menggunakan teori ini untuk Adapaun teknik analisis data
mengelompokan orang tua di Dusun menggunakan metode Reduksi Data
Sering Ai Mata berdasarkan bagaimana yaitu tahap menyeleksi data yang akan
cara mereka berkomunikasi dengan digunakan dalam penelitian ini,
anak mereka. Oleh karena itu penelitian selanjutnya Penyajian Data yaitu tahap
ini bertujuan untuk Mengetahui pola pengorganisasian dari data-data yang
komunikasi orang tua Dusun Sering Ai telah direduksi, dan terakhir
Mata kepada anaknya yang bermain Kesimpulan atau Verivikasi yang
game dengan cara mengelompokannya merupakan tahap penarikan kesimpulan
dengan menggunakan teori diatas. dari semua data yang telah di olah
sebagai hasil penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian Hasil dan Pembahasan
kualitatif dengan strategi studi kasus. Berdasarkan hasil analisis tabel 1
Penelitian ini dilakukan pada sejak menunjukan bahwa terdapat 27 anak
bulan september 2020 - November 2021 yang menjadi informan dalam
di Dusun Sering Ai Mata Desa Kerato penelitian ini, dimana 77% anak
Kecamatan Unter Iwes Kabupaten tersebut merupakan Laki-laki dan 33%
Sumbawa. Informan dalam penelitian perempuan, menurut jenjang pendidikan
ini berjumlah 27 orang anak-anak 51% dari anak-anak tersebut masih SD,
ditambahkan dengan 22 orang tua. 22% SMP, dan 26% SMA, dengan rasio
Pengambilan sampel dilakukan dengan usia 7 sampai 17 Tahun.
teknik purposive sampling, sehingga
Tabel 1. Data Anak
informan dalam penelitian ini berjumlah
49 orang. Anak

Jenis
Penelitian ini menggunakan data primer Kelamin Jenjang Anak
No Inisial Usia
Pendidikan Dari
dan sekunder, dimana teknik
(L/P)
pengumpulan data menggunakan teknik
1 A 12 L SD Us
wawancara semi terstruktur, adapun 2 B 11 L SD Su
3 C 8 L SD Aw
4 D 7 P SD Ir
4
5 E 10 L SD An 4 Ir 31 L Petani/Pekebun D
6 F 12 P SD Sr L Petani/Pekebun E
5 An 39
7 G 10 P SD Ba
8 H 10 L SD Sa P Karyawan F
6 Sr 35
Swasta
9 I 12 L SD Am
P Mengurus G dan
10 J 8 L SD Ra 7 Ba 32
Rumah Tangga M
11 K 11 L SD Ag
L Karyawan H
12 L 8 L SD Da 8 Sa 44
Swasta
13 V 8 L SD Ti
9 Am 41 L Petani/Pekebun I
14 W 11 P SD Ti
15 M 13 L SMP Ba 10 Ra 47 L Wiraswasta J
16 N 13 L SMP Hp 11 Ag 52 L Petani/Pekebun K dan S
17 O 13 P SMP Ha L Petani/Pekebun L
12 Da 30
18 X 14 L SMP An2
19 Y 13 L SMP Aj P Mengurus N
13 Hp 42
Rumah Tangga
20 Z 15 L SMP Ta
P Mengurus O
21 P 16 L SMA Lp 14 Ha 40
Rumah Tangga
22 Q 17 L SMA Aw
15 Lp 49 L Wiraswasta P dan U
23 R 17 L SMA Sa2
24 S 15 P SMA Ag 16 Sa2 41 P Petani/Pekebun R
25 T 16 L SMA Cu L Karyawan T
26 U 17 L SMA Lp 17 Cu 46
Swasta
27 A2 17 L SMA Al L Petani/Pekebun V dan
18 Ti 48
W
19 An2 42 L Petani/Pekebun X
P Mengurus Y
20 Aj 44
Kemudian hasil analisis tabel 2 Rumah Tangga
21 Ta 41 L Wiraswasta Z
menunjukan terdapat 22 orang tua yang 22 Al 39 L Petani/Pekebun A2

menjadi informan dalam penelitian ini,


dimana 66% orang tua yang Daftar Pertanyaan wawancara disusun
diwawancarai merupakan Ayah/Bapak berdasarkan pada teori Pola
dari anak-anak sebaliknya 44% dari Komunikasi Orang Tua dimana
total keseluruhan adalah Ibu dari anak- pertanyaan tersebut dibagi menjadi 3
anak. Dapat dilihat dari tabel tidak ada kategori pertanyaan yang tiap
orang tua yang memiliki anak yang kategorinya mempunyai 7 pertanyaan di
sama dengan orang tua yang lain, yang dalamnya. Berdasarkan pertanyaan
maknanya hanya satu orang tua yang tersebut peneliti mengklasifikasikan
diwawancarai dari masing-masing pola komunikasi orang tua di Dusun
keluarga. Rasio usia orang tua 31-52 Sering Ai Mata, dimana dari 22 orang
Tahun. tua tersebut mereka diklasifikasikan

Tabel 2. Data Orang Tua menjadi 3 kelompok dengan Pola


komunikasi yang sesuai dengan teori
Orang Tua
Orang
Pola Komunikasi Orang Tua.
Usia Jenis
N Tua
Inisial (Tahun Kelamin Pekerjaan
o Dari
) (L/P)
(Inisial) Pola Komunikasi Membebaskan
1 Us 46 L PNS A
P Mengurus B (Permissive)
2 Su 40
Rumah Tangga
3 Aw 49 L Petani/Pekebun C dan Q
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Yusuf dalam penelitian Prastya (2018), Hal ini sejalan dengan yang
menjelaskan pola komunikasi diungkapkan oleh Yusuf dalam
permissive (membebaskan) adalah pola penelitian Prastya (2018), bahwa pola
komunikasi yang ditandai adanya komunikasi Permissive dapat dikatakan
kebebasan tanpa batas kepada anak adalah pola komunikasi yang serba
untuk berbuat dan berperilaku sesuai membiarkan orang tua cenderung
keinginan anak dan orang tua yang bersikap mengalah, menuruti semua
bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara
keinginan anak secara berlebihan. Hal berlebihan, serta memberikan atau
ini yang ditunjukan oleh beberapa memenuhi semua keinginan anak secara
informan yaitu Su, Sa, dan Ha (Inisial), berlebihan, dan ini mengakibatkan anak
mereka merupakan orang tua dari anak- mendapat kebebasan dalam melakukan
anak yang menjadi subjek dalam hal-hal yang mereka inginkan (dalam
penelitian ini dimana Su merupakan hal ini bermain game).
orang tua dari B, Sa merupakan orang
Pembebasan yang dilakukan oleh ketiga
tua dari H, dan HA merupakan orang
informan orang tua diatas ialah
tua dari O.
kebebasan bagi anak-anak tersebut
Untuk subjek Su dan Sa, alasan mereka untuk memainkan game tanpa kontrol
terklasifikasi sebagai orang tua dengan yang kurang dari orang tua di dalamnya.
pola komunikasi membiarkan adalah Kurangnya kontrol yang dilakukan
karena mereka tidak terlalu mengetahui tersebut membuat anak bermain tanpa
anak-anak mereka itu aktif bermain bimbingan namun di lain sisi mereka
game, oleh karena itu terjadi pembiaran juga bisa dengan sepuasnya
atau pembebasan oleh orang tua untuk mengeskplorasi hobi yang mereka
anaknya dalam urusan bermain game. sukai. Menurut orang tua, kebebasan ini
Namun berbeda dari kedua keluarga dapat membuat mereka lebih nyaman
diatas, keluarga Ha mengetahui jika dan tenang dalam bermain serta mereka
anaknya O (Inisial anak beliau) gemar juga bisa terhindar dari kenakalan
bermain game, namun karena terlalu remaja dan pergaulan bebas.
sering di tegur untuk tidak bermain
Pola Komunikasi Otoriter
game akhirnya Ha membiarkan anaknya
(Authoritarian)
untuk tetap bermain

6
Yusuf dalam penelitian Prastya (2018), hukuman seperti hukuman fisik,
menjelaskan pola komunikasi otoriter perangkat mereka untuk bermain game
mempunyai aturan–aturan yang kaku akan disita, atau akses bermain mereka
dari orang tua. Dalam pola komunikasi di batasi.
ini sikap penerimaan rendah, namun
Alasan orang tua tersebut melarang
kontrolnya tinggi, suka menghukum,
anak-anaknya bermain game karena
bersikap mengkomando, mengharuskan
mereka menilai game hanya
anak untuk melakukan sesuatu tanpa
mendatangkan dampak negatif bagi
kompromi, bersikap kaku atau keras,
anak-anaknya, seperti turunnya nilai
cenderung emosional dan bersikap
akademis, menimbulkan kecanduan,
menolak. Orang tua dengan inisial Ir,
serta untuk orang tua yang memiliki
An, dan Sa terkategori sebagai orang
anak SMA, mereka berpedapat game
tua yang menggunakan Pola
hanya untuk anak kecil dan tidak pantas
Komunikasi Otoriter dan akan
untuk dimainkan oleh anaknya yang
dijelaskan secara terperinci dalam
sudah SMA
pembahasan ini. Ir merupakan orang tua
dari D, An merupakan orang tua dari E, Dalam hal ini ketiga informan
dan Sa2 merupakan orang tua dari R. mengakui bahwa dalam mendidik anak
orang tua harus bersikap tegas dan tidak
Adanya pola komunikasi otoriter dari
boleh lemah, dan ini sejalan dengan
ketiga informan ini adalah dapat dilihat
diungkapkan oleh Yusuf dalam
dari sikap orang tua yang keras dan
penelitian Prastya, bahwa dalam pola
tidak ada sikap lembut yang
komunikasi otoriter sikap penerimaan
ditunjukkan orang tua setiap kali
rendah, namun kontrolnya tinggi, suka
memberi nasihat atau larangan-larangan
menghukum, bersikap mengkomando,
kepada anaknya. Dari hasil wawancara
mengharuskan anak untuk melakukan
didapat bahwa jika anak masih
sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku
melakukan hal yang dilarang oleh orang
atau keras, cenderung emosional dan
tuanya (dalam hal ini bermain game),
bersikap menolak.
yang dilakukan oleh ketiga keluarga
tersebut adalah memarahi anaknya dan Pola Komunikasi Demokratis
ketika anaknya masih belum mengikuti (Authoritative)
perintah orang tuanya akan diberikan
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Pola komunikasi yang demokratis atau di Dusun Sering Ai Mata ternyata


authoritative membuat anak bisa mayoritas orang tua nya adalah orang
menjalin komunikasi yang baik dengan tua dengan pola komunikasi demokratis,
orang tuanya. Anak bebas dimana kebanyakan mereka menjawab
mengemukakan pendapat atau bahwa mereka tidak masalah dengan
keinginnya kepada orang tua. Begitu anaknya yang bermain game tetapi
pula orang tua mengontrol setiap apa mereka juga mampu mengontrol
yang anak lakukan dan inginkan anaknya tersebut.
sehingga anak tetap dengan
Oleh karena itu terklasifikasi 16
pendiriannya dan tidak merasa tertekan
keluarga dengan pola komunikasi
dengan peraturan-peraturan yang telah
demokratis kepada anaknya yang gemar
disepakati oleh anak dan orang tua.
bermain game, namun Pola Komunikasi
Meluangkan waktu kepada anak dan Demokratis memang menghasilkan
mengerti apa yang anak inginkan output yang terbaik namun dalam
membuat anak lebih mudah penerapannya memang tidak semudah
berkomunikasi dan terbuka dengan yang dipikirkan, peneliti menanyakan
orang tua. Saling memahami satu sama kesulitan apa yang di lalui oleh orang
lain dan mengerti tanggung jawab tua dalam mendidik anaknya yang
masing-masing, serta peran antara orang merupakan seorang gamer, dari 16
tua dan anak. Tidak membatasi ruang keluarga dengan kategori demokratis,
gerak namun orang tua tetap 13 keluarga diantaranya memiliki
mengontrol, membimbing, serta kesulitan untuk mengontrol anaknya
memberikan pengertian kepada anak yang gemar bermain game pada
tentang baik dan buruk apa yang akan awalnya dan hanya 3 keluarga yang
mereka kerjakan (Andirah Ayu Rahayu : baik-baik saja.
2018)
Dari hasil wawancara dilihat bahwa
Untuk diklasifikasikan sebagai orang orang tua yang ber Pola Komunikasi
tua yang demokartis, jawaban dari Demokratis tidak menyerah dan terus
orang tua harus seimbang dimana tidak berinteraksi dengan anaknya yang
terlalu memaksa namun juga tidak gemar bermain game sehingga akhirnya
terlalu lunak kepada anaknya. Peneliti anak-anaknya pun mendengarkan, hal
disini menemukan fakta menarik bahwa ini berbanding terbalik dengan Ha yang
8
telah dijelaskan sebelumnya, dimana Terdapat 3 kategori Pola Komunikasi
beliau melakukan hal yang sama dengan orang tua di Dusun Sering Ai Mata
orang tua-orang tua diatas namun dalam menyikapi anaknya yang gemar
menyerah dan lebih memilih bermain game, Pola Komunikasi
membiarkan anaknya. Ada juga Membebaskan (Permissive), Pola
beberapa orang tua seperti Us dan Am Komunikasi Otoriter (Authoritarian),
yang mendidik anaknya melalui media dan Pola Komunikasi Demokratis
game karena menurut mereka game bisa (Authoritative).
memberikan hiburan sekaligus edukasi
Orang tua dengan Pola Komunikasi
pada anak-anak mereka.
Permissive bersifat membiarkan anak-
Jika pola komunikasi Membebaskan anaknya untuk bermain game, di Dusun
merupakan Pola Komunikasi yang Sering Ai Mata terdapat 3 Keluarga
menitikberatakan pada Memberikan yang menggunakan Pola Komunikasi
namun dengan Kontrol yang lemah, ini.
kemudian Otoriter dengan Kontrol yang
Orang tua dengan Pola Komunikasi
tinggi namun Pemberian yang kurang,
Authoritarian, bersifat memaksa dan
maka metode ini merupakan gabungan
memarahi anaknya untuk tidak bermain
dari adanya kontrol yang kuat dan
game, sifat mereka tegas dan bahkan
dorongan/pemberian yang positif. Oleh
jika anak-anak tidak mendengar ucapan
karena itu faktor komunikasi dalam
mereka, perangkat yang mereka
keluarga merupakan salah satu cara
gunakan untuk bermain game akan di
paling penting dalam membentuk
sita/di ambil, di dusun Sering Ai Mata
kepribadian dan tingkah laku anak-
terdapat 3 Keluarga yang menggunakan
anak, agar tidak ketergantungan dengan
Pola Komunikasi ini dalam menyikapi
game dan menghindari dampak negatif
anaknya yang gemar bermain game.
dalam pada pertumbuhannya.

Orang tua dengan Pola Komunikasi


Authoritative, bersifat mensupport
anaknya yang bermain game namun
juga tidak membiarkan mereka dengan
Simpulan
sebebas-bebasnya untuk bermain game,
Kesimpulan
mereka mampu mengontrol kapan anak-
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

anak mereka untuk berhenti bermain komunikasi antara orang tua dengan
game. Mayoritas Informan Orang Tua anak dapat terjalin dengan baik.
dalam penelitian ini merupakan orang
Daftar Pustaka
tua dengan Pola Komunikasi
Authoritative, yaitu 16 dari 22 keluarga. Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A.
2011. Theoris Of Human
Saran
Communication. Tenth Edition.
Kepada orang tua untuk meningkatkan
Waveland Press. Inc.
interaksi serta kemampuan komunikasi,
Creswell, John W. 2009. Reasearch
diharapkan kepada orang tua untuk
memahami perannya dan mampu Deseign Qualitative,
memberikan solusi yang terbaik untuk Quantitative, and Mixed Method
anak-anak mereka. Approaches. Third Edition.
California. SAGE publications.
Senantiasa meluangkan waktu untuk
Caesar, Rio. 2015. Kajian Pustaka
anak dan mengawasi anak dalam
Perkembangan Genre Games
bermain game sehingga kedepannya
Dari Masa Ke Masa.
orang tua memiliki stategi dalam
Universitas Atma Jaya
memahami anak-anak mereka.
Yogyakarta. Journal of
Kepada anak-anak terkhusus yang Animation and Games Studies,
sudah meranjak remaja dan dewasa Vol. 1 No. 2
(jenjang SMP-SMA), cobalah untuk Felicia, Tasya Macelin. 2017.
mengisi waktu luang dengan hal-hal Hubungan Durasi dan
lain yang lebih positif serta Frekuensi Bermain Video Game
mendekatkan diri kepada orang tua, Terhadap Motivasi Belajar
serta lebih terbuka dan mau Siswa. Fakultas Kedokteran
menceritakan apa masalah yang sedang Universitas Muhammadiyah
dihadapi agar hubungan antara anak dan Malang.
orang tua lebih baik. Fauziah, Eka Rusnani. 2013. Pengaruh
Game Online Terhadap
Pola komunikasi yang harus digunakan
Perubahan Perilaku Anak SMP
orang tua pada anak-anak mereka
Negeri 1 Samboja. Universitas
adalah pola komunikasi atau
Mulawarman : E Journal Ilmu
authoritative. Hal ini akan menciptakan
Komunikasi 1(3) :1-6.
10
Sukaputri, Windi Pungky. 2012. Pola Ilmu Komunikasi, Volume 6,
Komunikasi Orangtua Dengan Nomor 3, September -
Anak Pengguna Game Online Desember 2008.
Yang Berprestasi, Universitas Gunawan, Henri. 2013. Jenis Pola
Pembangunan Nasional Komunikasi Orang Tua Dengan
“Veteran” Jawa Timur. Anak Perokok Aktif Di Desa
Setyowati, Yuli. 2005. Pola Komunikasi Jembayan Kecamatan Loa Kulu
Keluarga dan Perkembangan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Emosi Anak (Studi Kasus Kutai Kartanegara. eJournal
Penerapan Pola Komunikasi Ilmu Komunikasi, 2013, 1 (3):
Keluarga dan Pengaruhnya 218-233.
terhadap Perkembangan Emosi Apperley, Thomas H. 2006. Genre and
Anak pada Keluarga Jawa). game studies: Toward a critical
Yogyakarta, Journal Ilmu approach to video game genres.
Komunikasi 1(3) :1-6. Volume Melbourne. SIMULATION &
2, Nomor 1,Juni 2005: 67-78 GAMING, Vol. 37 No. 1, March
Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A. 2006 6-23.
2011. Theoris Of Human Creswell, John W. 2009. Reasearch
Communication. Tenth Edition. Deseign Qualitative,
Waveland Press. Inc. Quantitative, and Mixed Method
Loveless, Mathew. 2008. Media Approaches. Third Edition.
Dependency: Mass Media as California. SAGE publications.
Sources of Information in the Dewantoro, Andreas. 2019. Pengaruh
Democratizing Countries of Optimisme Terhadap
Central and Eastern Europe. Kemampuan Identifikasi
Washington DC. Peluang Mahasiswa Strata Satu
Democratization, Vol.15, No.1, Pada Perguruan Tinggi Di
February 2008, pp.162–183. Surabaya. AGORA: Volume 7.
Retnowati, Yuni. 2008. Pola No : 1.
Komunikasi Orangtua Tunggal Pratiwi, Nuning Indah. 2017.
Dalam Membentuk Kemandirian Penggunaan Media Video Call
Anak (Kasus Di Kota Dalam Teknologi Komunikasi.
Yogyakarta). Yogyakarta. Jurnal Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial.
JURNAL KOMUNIKASI DAN KAJIAN MEDIA VOLUME, NOMOR, BULAN TAHUN,
HALAMAN

Volume 1, Nomor 2, Agustus Identifikasi Kawasan


2017. Permukiman Kumuh Penyangga
Rijali, Ahmad. 2018. Analisis Data Kota Metropita
Kualitatif. UIN Antasari
Banjarmasin Vol. 17 No. 33
Januari – Juni 2018.
Suswandari. 2016. Kode Etik Penelitian
dan Karya Ilmiah, Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr.
Hamka. Jakarta.
Rahayu, Andirah Ayu. 2018. Pola
Komunikasi Orang Tua Dengan
Anak Remaja Terhadap
Ketergantungan Media Internet
Di Btn Gowa Lestari
Batangkaluku. Makassar.
Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin
Makassar.
Prastya, Muhammad Rizal Gani. 2018.
Pola Komunikasi Interpersonal
Orang Tua Dan Anak Tentang
Dampak Negatif Bermain Game
Dota 2. Kutai Barat. eJournal
lmu Komunikasi, 2018, 6(2):
110-124
Ismiati. 2018. Pengaruh Stereitype
Gender Terhadap Konsep Diri
Perempuan. Jurnal Studi Gender
dan Islam serta Perlindungan
Anak.
Direktorat Jendral Cipta Karya -
Departemen Pekerjaan Umum.
12

Anda mungkin juga menyukai