Rangkuman Metode Cerita
Rangkuman Metode Cerita
(MUHAMMAD QUTHB)
Di susun :
Abdi Faikar Mahshun (2021260101105)
Orin amelia
Prodi :
Pendidikan Agama Islam (Semester 4)
Pada hakekatnya anak merupakan aset masa depan. Jika salah dalam
mengoptimalkan potensi anak akan sulit diharapkan ia menjadi sumber yang
potensial. Dan bagaimanapun juga anak ingin matang dengan berguru pada
keteladanan serta kehidupan. Ini semua dapat di judikan dengan
menyampaikan cerita kepada anak didik. Maka dari cerita merupakan metode
yang efektif dalam upaya membentuk dan mengembangkan kepribadian anak
karena cerita mempunyai kekuatan untuk mengubah dan mempengaruhi
perilaku anak.
Pada zaman seperti yang kita alami sekarang ini, metode cerita mengalami
perubahan - karena pada kenyataannya metode cerita merupakan metode yang
paling tua melainkan penyempurnaan. Misalnya jika pada zaman prasejarah,
dalam bentuk gambar mati atau diam maka sekarang di zaman modern dimana
teknologi telah maju dengan pesat, kita jumpai cerita dalam bentuk gambar
hidup yaitu melalui layar televisi kemajuan alat-alat komunikasi ternyata tetap
mendudukkan metode cerin sebagai suatu metode yang penting diantara
metode-metode mengajar."
Secara psikologis anak-anak sangat menyukai cerita baik yang mereka
dengar dari seseorang maupun dengan cara menonton langsung melalui
televisi. Namun demikian tidak semua cerita yang ditayangkan lewat televisi
bersifat mendidik itulah hendaknya orang tua dapat berlaku selektif dalam
memilih tayangan tayangan tersebut,dan memainkan peranan penting dalam
memandu anak untuk memilih cerita yang bermutu.
Selain cara penyampaian, pemilihan tema atau materi cerita sang
menentukan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan penila anak dalam
upaya memberikan pengalaman-pengalaman baru lewat cerita yang
disampaikan. pemilihan tema-tema cerita yang tidak tepat, maka tidak ada
salahnya apa- bila mempertimbangkan apa yang diungkapkan Muhammad
Quthb tentang metode cerita yaitu mengenai tema-tema cerita yang
disampaikan kepada anak. Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya dan
seharusnya apabila selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan al-Hadits. Begitu
juga dengan bercerita sudah seharusnya pula apabila menggunakan referensi
dari keduanya, mengingat akan keberadaan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai
sumber utama ajaran Islam. Di samping itu, dengan menyampaikan cerita dari
dalam al-Qur'an dapat membantu pembentukan watak dasar karena pada
dasarnya berkisah merupakan kegiatan menjelaskan sekaligus menerjemahkan
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aktualisasi Metode Cerita dalam Pendidikan Islam pada Keluarga
Dalam mengaktualisasaikan metode cerita pada lingkungan keluarga
yang penulis maksud adalah pendidikan pada anak dari usia 3-18 Pembatasan
usia ini disebabkan karena anak pada usia ini sudah memenuhi syarat untuk
mendengarkan cerita dengan baik.
Fase realitas yang dibatasi dengan kondisi lingkungan (umur 3-5
tahun). Karena pada fase ini anak hanya mengenal lingkungan
keluarga dan mereka masih bersifat egosentris,
Fase imajinasi yang liar tak terikat (5-8 tahun). Fase ini anak mulai
meninggalkan tahap perkenalan dengan lingkungannya dan mencoba
merambah ke dunia lain dengan membayangkan sesuatu di luar
realitasnya. Mereka juga sudah semakin baik kemampuan bahasanya.
Fase petualangan dan kepahlawanan (8-12 tahun). Fase ini anak mulai
mengembangkan intelektual dan sosialnya, sehingga mereka mulai
bisa memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
Fase ambisius dan emosional yang tinggi (12-18 tahun). Fase ini
dikata- kan sebagai masa pubertas atau masa peralihan. Mereka
biasanya cende- rung menyukai cerita-cerita yang bersinggungan
dengan perasaan.
Walaupun demikian, untuk dapat menarik perhatian anak, orang tual
tidak mengambil murni yang terdapat di dalam al-Qur- an dan al-Hadits
tetapi mereka bisa mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
saja.
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita biasanya mencla
berbagai persoalan hidup dan kehidupan dalam hubungannya dengan d
pendidi sendiri, orang lain, alam semesta maupun hubungan manusia.
uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa menggunakan metod cerita
dengan memakai referensi sumber ajaran Islam (al-Qur'an dan Hadits) dan
sumber-sumber lain yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam
sebagaimana yang diungkapkan Muhammad Quthb sangat urgen teruta di
lingkungan keluarga mengingat kondisi zaman sekarang yang semak
komplek. Orang tua dalam mendidik anak, melalui cerita atau dengan ca
bercerita sangat dominan pada tahap-tahap awal pertumbuhan dan p
kembangan psikologi anak. Karena selain membelajarkan al-Qur'an