Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN METODE CERITA

(MUHAMMAD QUTHB)

Di susun :
Abdi Faikar Mahshun (2021260101105)
Orin amelia

Prodi :
Pendidikan Agama Islam (Semester 4)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ISLAMIYAH KARYA


PEMBANGUNAN PARON NGAWI TAHUN AJARAN 2022/2023
Dalam mempengaruhi dan membimbing jiwa raga anak agar dapat
mencapai maksimal, tentu tidak bisa lepas dari peran dan tanggung jawab
orang tua dan lembaga lainnya serta sejauh mana ketepatan penggunaan
metode yang diterapkan dalam pendidikan. Metode pendidikan yang di
gunakan harus diperhatikan bahwa sesuai dengan tujuan akhir itu terletak
dalam realisasi penyerahan diri (ubudiyah) sepenuhnya kepada Allah, baik
secara perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia
keseluruhannya.'
Diantara beberapa metode yang telah dijelaskan dalam dunia pendi
dikan salah satunya adalah metode kisah (cerita). sebuah cerita sebagai salah
satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam karena menyangkut
pendidikan rasa (emosi) dan sangat efektif untuk mempenga ruhi jiwa anak.
Muhammad Quthb, menurutnya cerita mempunyai daya tarik yang menyentuh
perasaan dan mempunyai pengaruh terhadap jiwa. Tentunya hal ini harus
disesuaikan dengan per kembangan jiwa anak.Dengan menggunakan cerita,
pendidik dapat mengenalkan sifat-sifat, figur-figur, dan perbuatan-perbuatan
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan begitu, anak-anak terangsang
pula untuk mengidentifikasi
A. MENGENAL BIOGRAFI MUHAMMAD QUTHB
Nama lengkapnya adalah profesor Muhammad Ali Quthb al-M Beliau
lahir pada tahun 1919 M di kota Assyout Mesir dari keluarga yang amat saleh
dan taat beribadah. Ayahnya bernama al-Haj Quthb Ibe Ibrahim, seorang
petani terhormat yang relatif kaya dan menjabat sebagai Komisaris Partai
Nasional di Assyout."
Muhammad Quthb dan saudara-saudaranya mula-mula dididik dalam
lingkungan desanya dan menjadi tahfidz quran sejak kecil. Menyadari bakat
anak-anaknya orang tuanya memindahkan keluarganya ke Halwan, daerah
pinggiran Kairo. Di Kairo inilah Muhammad Quthb memperoleh kesempatan
masuk ke universitas. Sebagaimana saudaranya, beliau adalah anggota
Ikhwanul Muslinin Bahkan beliau pernah dipenjara oleh presiden Jamal
Abdul Nasser selam tujuh tahun. Sebagai seorang ilmuwan Muhammad Quthb
adalah guru besar (profesor) dalam Islamic Studies dan perbandingan agama
pada universitas King Abdul Aziz Jeddah Arab Saudi. Muhammad Quthb
adalah penulis lebih dari selusin buku-buku tentang Islam, Karya-karya
Muhammad Quthb dikelompokkan ke dalam tujuh bidang, yaitu: bidang
sastra Islam, bidang tauhid, bidang psikologi dan sosiologi, bidang
pendidikan, bidang sejarah, bidang isme-isme modern, bidang pemikiran,
bidang peradaban, dan kerangk filosofi peradaban Barat, dan studi tentang
Qur'ani
B. METODE CERITA MENURUT MUHAMMAD QUTHB
Secara bahasa cerita diartikan sebagai tuturan yang membentangkan
bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian dan sebagainya) atau
karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, kejadian dan sebagainya
(baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka).
Sedangkan menurut istilah, suatu karya sastra yang dimaksudkan sebagai
sarana untuk mengungkapkan sepenggal atau seluruhnya dari kejadian-
kejadian atau peristiwa-peristiwa baik yang benar-benar terjadi (nyata) atau
hanya rekaan (fiktif) belaka agar bisa diambil pelajaran.
Muhammad Quthb mengatakan: "cerita mempunyai daya tarik yang me-
nyentuh perasaan."24 Islam menjadikan sifat alamiah manusia untuk senang
terhadap cerita dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap pera Oleh
karena itu, menurut Muhammad Quthb Islam menggunakan metode cerita itu
untuk dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan."
Muhammad Quthb menyatakan bahwa pendidikan melalui dongeng dapat
membentuk manusia menjadi artistik dan peka serta dapat membuat mereka
belajar dari peristiwa, melihat kebenaran dan menghindari kesesatan. Lebih
lanjut Muhammad Quthb menjelaskan bahwa pembaca atau pendengar sebuah
cerita mau tidak mau harus bekerja sama dengan alur cerita dan orang- orang
yang ada di dalamnya. Sadar atau tidak, ia telah memanipulasi dirinya untuk
mengikuti alur cerita, mengkhayal bahwa ia berhak atas ini dan itu, dan telah
menimbang posisinya dengan tokoh- tokoh cerita, yang mengakibatkan
dirinya senang, membenci atau mengagumi orang.
Dalam menyampaikan sebuah cerita kepada anak didik hendaknya ne
milih jenis cerita yang sesuai dengan keadaan mereka. Dalam hal ini
Muhammad Quthb menawarkan berbagai jenis cerita yang dapat disampaikan
kepada anak diantaranya:"
Pertama, Cerita sejarah faktual yang menonjolkan tempat, orang, dan
peristiwa tertentu misalnya cerita tentang nabi dan orang-orang yang
mengingkarinya serta segala hal yang mengalami akibat pengingkaran itu.
Cerita itu menyebut nama-nama pelaku, tempat-tempat kejadian dan
peristiwa-peristiwanya secara jelas.
Kedua, Cerita faktual yang menampilkan suatu contoh kehidupan manusia
yang & dimaksudkan agar kehidupan manusia itu bisa seperti pelaku yang
ditampilkan oleh contoh tersebut. Misalnya cerita anak Adam as yaitu, Qabil
dan Habil.
Ketiga, Cerita drama yang melukiskan fakta yang sebenarnya tetapi bisa
diterapkan kapan dan saat apapun. Muhammad Quthb menegaskan kepeda
pendidik agar tidak menyampaikan cerita yang penuh ilusi. Sikap ini jelas
akan merugikan tumbuh kembang anak. Ada banyak peristiwa yang benar-
benar terjadi disekitar kita yang bisa dijadikan sebagai pengganti cerita yang
tidak memiliki realitas.
Dengan kisahnya di pendidikan bahkan dapat menumbuhkan dalam diri
sang anak didik norma, norma akhlak secara jujur." Karena kejujuran itu
sendiri merupakan tonggak akhlak yang mendasari bangunan pribadi yang
benar bagi anak-anak dan sebaliknya, sifat pembohong merupakan kunci
segala perbuatan yang jahat. Maka dari itu anak-anak hams djaga jangan
sampai melakukannya dengan menyampaikan cerita-cerita fakta yang benar-
benar terjadi. Al-Qur'an sebagai salah satu sumber ajaran Islam telah
menggunakan metode cerita untuk mendidik umatnya, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Muhammad Quthb: "Al-Qur'an mempergunakan cerita
untuk seluruh jenis pendidikan dan pengarahan yang dicakup oleh semua
metode pendidikannya, yaitu untuk pendidikan mental, pendidikan akal dan
pendidikan jasmani Jadi, dari sini dapat dipahami bahwa metode cerita
merupakan metode pendidikan yang lengkap dan menyeluruh untuk semua
jenis pendidikan, yaitu pendidikan mental, pendidikan akal dan kognitif,
afektif dan psikomotorik yaitu melalui teladan dan nasehat yang terdapat di
dalamnya. Metode cerita ini memiliki pengaruh tersendiri bagi jiwa dan akal,
dengan menghadirkan argumentasi yang logis, al- Qur’an menggunakan
metode ini di beberapa tempat, terutama dalam cerita tentang rasul dan
kaumnya. Kisah- kisah dalam Al- Qur'an, menurut Muhammad Quthb
diarahkan untuk tujuan keagamaan. Al- Qur'an sendiri bukanlah kitab cerita,
melainkan kitab suci yang berisi pendidikan dan tuntunan yang sangat cermat
dalam mengungkapkannya dan menjaga aspek keindahannya.”
Demikian juga tambah Muhammad Quthb - kata yang dipergunakan untuk
melukiskannya dapat dinyatakan sebagai kumpulan berbagai ungkapan dan
model sastra yang tidak dapat diperkirakan banyaknya, sejak dari dialog
sampai tata kalimat dan tata bunyi hingga pemilihan saat yang tepat dalam
bercerita agar hati mudah menerima pesannya.
Dari sini dapat dipahami bahwa Muhammad Quthb memandang kisah-
kisah al-Qur'an menyiratkan kisah-kisah artistic yang mengandung nilai sastra
yang tinggi sebagai sarana untuk mempengaruhi unsur-unsur psikis bagi para
pendengar atau pembacanya sehingga mereka terangsang untuk melakukan
apa yang telah diamanatkan oleh kisah tersebut. Di dalam al-Qur'an lanjutnya
- diungkapkan sifat-sifat manusia secara lengkap yaitu sifat kelemahan yang
mana hal ini diungkapkan agar bisa dijauhi dan diambil pelajaran dan sifat
kelebihan yang dimiliki manusia dengan memberi kesan yang luhur, suci dan
sempurna yang patut diteladani dan dijunjung tinggi."
Misalnya, ada kisah tentang Adam yang merupakan kisah petunjuk khusus
yang terdapat dalam Al- Qur'an. Kisah tersebut merupakan kisah pertama
tentang manusia dan kemanusiaan sepanjang sejarah Menurut Muhammad
Quthb cerita di atas itu adalah cerita tentang manusia yang telah diberi tempat
yang mulia dan diangkat derajatnya oleh penciptanya serta telah diberinya
kekuasaan untuk menguasai bumi ag menjadi khalifah dan hamba Allah yang
tidak ada bandingannya. Tentang manusia itu lemah karena nafsunya sehingga
menyerahkan kekuasaan dirinya kepada nafsu lalu ia dibuat tergelincir oleh
syaitan. Ia tidak tahu lag fungsinya yang besar dalam memimpin dan
membenahi dunia. Mala terbuanglah ia ke bumi selama-lamanya. Namun
demikian Allah tidak mengecilkannya dari rahmat-Nya. Dia dekat darinya,
yang memberinya ketentuan-ketentuan dan meninjukinya apabila ia tidak
mengulangi kembali perbuatannya dan membuka hati dan pikirannya untuk
Allah.
Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pemikiran
Muhammad Quthb tentang metode cerita dalam pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
Pertama, Sumber yang dijadikan rujukan Muhammad Quthb dalam
mengkonstruksikan pemikiran pendidikannya adalah al-Qur'an, al-Hadits, ijti
had para sahabat rasul dan pemikir muslim klasik maupun kontemporer serta
pemikir-pemikir barat.
Kedua, Muhammad Quthb menggunakan istilah qashash untuk menyebut
cerita. Ketiga, Muhammad Quthb menggunakan cerita sebagai metode
pendidikan dengan alasan bahwa cerita merupakan bimbingan yang komplit,
untuk pendidikan akal, mental dan jasmani melalui teladan dan nasehat yang
terdapat di dalamnya. Keempat, Membagi jenis cerita menurut isinya, yaitu
cerita yang menonjolkan tempat, orang dan peristiwa, cerita yang
menampilkan suatu contoh kehidupan untuk diteladani dan ditiru, cerita yang
melukiskan fakta yang nya. Kelima, Tujuan cerita yang dirumuskannya adalah
untuk tujuan keaga- maan, pendidikan dan hiburan.
C. AKTUALISASI METODE CERITA DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Muhammad Quthb adalah termasuk ilmuan muslim yang cukup
produktif, hal ini bisa kita lihat dari berbagai buah fikirannya yang senantiasa
menawarkan gagasan-gagasan segar dan besar sehingga banyak dijadikan
rujukan oleh para pendidik, calon pendidik maupun para pemikir lain. Pa
dasarnya orang tua perlu memanfaatkan sebaik nya saat-saat berharga yang
mereka miliki bersama anak mereka deng mengambil peran aktif dalam
melatih, membimbing dan mendak anak mereka.

Pada hakekatnya anak merupakan aset masa depan. Jika salah dalam
mengoptimalkan potensi anak akan sulit diharapkan ia menjadi sumber yang
potensial. Dan bagaimanapun juga anak ingin matang dengan berguru pada
keteladanan serta kehidupan. Ini semua dapat di judikan dengan
menyampaikan cerita kepada anak didik. Maka dari cerita merupakan metode
yang efektif dalam upaya membentuk dan mengembangkan kepribadian anak
karena cerita mempunyai kekuatan untuk mengubah dan mempengaruhi
perilaku anak.

Pada zaman seperti yang kita alami sekarang ini, metode cerita mengalami
perubahan - karena pada kenyataannya metode cerita merupakan metode yang
paling tua melainkan penyempurnaan. Misalnya jika pada zaman prasejarah,
dalam bentuk gambar mati atau diam maka sekarang di zaman modern dimana
teknologi telah maju dengan pesat, kita jumpai cerita dalam bentuk gambar
hidup yaitu melalui layar televisi kemajuan alat-alat komunikasi ternyata tetap
mendudukkan metode cerin sebagai suatu metode yang penting diantara
metode-metode mengajar."
Secara psikologis anak-anak sangat menyukai cerita baik yang mereka
dengar dari seseorang maupun dengan cara menonton langsung melalui
televisi. Namun demikian tidak semua cerita yang ditayangkan lewat televisi
bersifat mendidik itulah hendaknya orang tua dapat berlaku selektif dalam
memilih tayangan tayangan tersebut,dan memainkan peranan penting dalam
memandu anak untuk memilih cerita yang bermutu.
Selain cara penyampaian, pemilihan tema atau materi cerita sang
menentukan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan penila anak dalam
upaya memberikan pengalaman-pengalaman baru lewat cerita yang
disampaikan. pemilihan tema-tema cerita yang tidak tepat, maka tidak ada
salahnya apa- bila mempertimbangkan apa yang diungkapkan Muhammad
Quthb tentang metode cerita yaitu mengenai tema-tema cerita yang
disampaikan kepada anak. Sebagai seorang muslim sudah sepantasnya dan
seharusnya apabila selalu berpedoman kepada al-Qur'an dan al-Hadits. Begitu
juga dengan bercerita sudah seharusnya pula apabila menggunakan referensi
dari keduanya, mengingat akan keberadaan al-Qur'an dan al-Hadits sebagai
sumber utama ajaran Islam. Di samping itu, dengan menyampaikan cerita dari
dalam al-Qur'an dapat membantu pembentukan watak dasar karena pada
dasarnya berkisah merupakan kegiatan menjelaskan sekaligus menerjemahkan
perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aktualisasi Metode Cerita dalam Pendidikan Islam pada Keluarga
Dalam mengaktualisasaikan metode cerita pada lingkungan keluarga
yang penulis maksud adalah pendidikan pada anak dari usia 3-18 Pembatasan
usia ini disebabkan karena anak pada usia ini sudah memenuhi syarat untuk
mendengarkan cerita dengan baik.
 Fase realitas yang dibatasi dengan kondisi lingkungan (umur 3-5
tahun). Karena pada fase ini anak hanya mengenal lingkungan
keluarga dan mereka masih bersifat egosentris,
 Fase imajinasi yang liar tak terikat (5-8 tahun). Fase ini anak mulai
meninggalkan tahap perkenalan dengan lingkungannya dan mencoba
merambah ke dunia lain dengan membayangkan sesuatu di luar
realitasnya. Mereka juga sudah semakin baik kemampuan bahasanya.
 Fase petualangan dan kepahlawanan (8-12 tahun). Fase ini anak mulai
mengembangkan intelektual dan sosialnya, sehingga mereka mulai
bisa memahami hal-hal yang bersifat abstrak.
 Fase ambisius dan emosional yang tinggi (12-18 tahun). Fase ini
dikata- kan sebagai masa pubertas atau masa peralihan. Mereka
biasanya cende- rung menyukai cerita-cerita yang bersinggungan
dengan perasaan.
Walaupun demikian, untuk dapat menarik perhatian anak, orang tual
tidak mengambil murni yang terdapat di dalam al-Qur- an dan al-Hadits
tetapi mereka bisa mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
saja.
Nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita biasanya mencla
berbagai persoalan hidup dan kehidupan dalam hubungannya dengan d
pendidi sendiri, orang lain, alam semesta maupun hubungan manusia.
uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa menggunakan metod cerita
dengan memakai referensi sumber ajaran Islam (al-Qur'an dan Hadits) dan
sumber-sumber lain yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam
sebagaimana yang diungkapkan Muhammad Quthb sangat urgen teruta di
lingkungan keluarga mengingat kondisi zaman sekarang yang semak
komplek. Orang tua dalam mendidik anak, melalui cerita atau dengan ca
bercerita sangat dominan pada tahap-tahap awal pertumbuhan dan p
kembangan psikologi anak. Karena selain membelajarkan al-Qur'an

Anda mungkin juga menyukai