Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Bappenas baru saja
mengkonsultasi-publikan Narasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045. Dokumen ini merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahap II di era reformasi, menuju Indonesia Emas Tahun 2045. Sekedar merefleksi sejarah di era perencanaan pembangunan jaman Orde Baru yang dikenal Garsi-Garis Besar Haluan Negera (GBHN), capaian RPJPN tahap I atau periode 2000-2025, seperti dihamparkan dalam angka-angka kuantitatif di Bab I (Selayang Pandang Pembangunan Indonesia) RPJPN 2025-2045. Namun menurut penulis, tetap saja masih jauh dari yang diharapkan. Mengapa?, dibalik kontroversi keberhasilan pembangunan era GBHN jaman Orde Baru, kita berhasil mempersepsikan “tinggal landas” menurut Rostow, untuk menggambarkan keberhasilan pembangunan waktu itu. Dunia luar pun mengakui dan mulai menggolongkan bangsa kita, sebagai macan Asia, selevel dengan Singapura, Hongkong dan Korea Selatan. Lalu persepsi apa yang bisa digambarkan terkait keberhasilan pembangunan di era RPJPN 2000-2025 ini?. Berikutnya, mestinya substansi evaluasi RPJPN 2025-2045, tidak mesti harus dominan dipotret menggambarkan keberhasilan pembangunan Indonesia 10 (sepuluh) tahun terakhir. Nanti memunculkan kesan subyektif, sebab banyak juga kelemahan pembangunan bangsa ini, dalam 10 tahun terakhir. Seperti terus melambungnya utang Negara, dominasinya kepemilikan sector-sektor ekonomi oleh sekelompok orang tertentu, serta permasalahan Papua yang tak kunjung usai. Dan tentu masih banyak lagi. Mestinya di bagian ini terus saja dilakukan evaluasi capaian setiap periode pembangunan agar lebih adil dan elegan.
Bagaimana Papua dalam konsepsi RPJPN 2025-2045?
Substansi RPJPN Tahun 2025-2045, dikelompokan dalam 5 (lima) transformasi sekaligus menjadi misi, yakni transformasi social, ekonomi, tata kelola, kemudian supermasi hukum, stabilitas dan ketangguhan diplomasi serta ketahanan social, budaya dan energi. Lalu dijabarkan dalam 17 arah pembangunan dan 45 indikator utama pembangunan. Rumusan visinya Negara Nusantara, Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan. Menitilik dari substansinya sangat-sangat filosofis sesuai dengan bilangan-bilangan suci keperiadaan bangsa ini. Nah, sementara pembahasan mengenai Papua terdapat di Bab V, arah pembangunan wilayah dan sarana prasarana, bersama pulau-pulau besar lainnya. Fokusnya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dengan memperhatikan aspek social budaya, wilayah adat, dan zona ekologis serta tetap mengutamakan OAP. Kesan pembangunan Papua yang bisa dideliver dari konsep tersebut adalah, fokus pada penanganan pembangunan ke dalam (in world looking) termasuk penguatan Otonomi Khusus-nya. Hal ini tentu sejalan dengan substansi dalam Rencana Induk Percepatan Pembangunan Papua (2021- 2041). Kesimpulnya adalah pendekatan pembangunan di Papua tetap pada pendekatan kesejahteraan (welfare approach). Pertanyaanya, sudakah pendekatan ini menyelesaiakan akar masalah Pembangunan di Papua sat ini?. fakta faktual pembangunan di Papua hari ini, sebagaimana penulis kutip dari kajian LIPI, adalah (1) Kemiskinan dan Marginilisasi, (2) perbedaan pandangan terkait sejarah dan status politik Papua, (3) tidak jelasnya penyelesaian kekerasan negara dan pelanggaran HAM, serta ke (4) terkait kegagalan pembangunan dan implementasi OTSUS jilaid I, tetapi bagian ini sekarang sedang diperbaiki melalui implentasi OTSUS jilid II. Mestinya muatan ini mendapatkan tempat dalam perumusan RPJPN Tahun 2025-2045, untuk Papua, sebagaimana keberhasilan pemerintah menyelesaikan koflik Aceh di RPJPN jilid I. Pembangunan Papua di era ini, sudah seharusnya disesuaikan dengan ucapan Presiden Soekarno, bahwa Papua adalah wilayah atau tempat masa depannya Indonesia. Oleh karena itu, pembangunan Papua saatnya ditangani secara komprehensif. Penanaman “nation building” yang berdampak pada tumbuhnya “trust” antara pemerintah dan masyarakat Papua merupkaan kunci pembangunan di tanah Papua. Sayangnya terkadang kita sering “menggaruk bagian tubuh kita tetapi bukan pada tempat yang gatal”. Belum terlambat, RPJPN 2025-2045, masih berproses, berpulang kepada kita, mau atau tidak?. Semoga.
*) Pegiat Pembangunan di Papua, berdomisili di Jaya Asri Blok H/1, Entoup
Menata Perubahan. Mewujudkan Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis Dan Berkeadilan Pencapaian Kinerja Pembangunan KIB I (2004-2009) Dan KIB II (2009-2014)
PUSTAKA Virtual Tata Ruang dan Pertanahan (Pusvir TRP)