BAB I
PENDAHULUAN
TAHAP I
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran Kembali
Pembersihan Lokasi
Sewa Direksi keet
Papan Nama Jalan
Papan Nama Proyek
TAHAP II
PEKERJAAN JALAN ASPAL
Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor
LPA Klas A
Lapen Permukaan Makadam (tebal=5cm)
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Latasir Kelas A (SS-A)
TAHAP III
PEKERJAAN TURAP
Galian tanah biasa
Urugan kembali
Urugan pasir bawah pondasi
Pas. Batu kali 1pc : 4psr.
Plesteran 1pc : 4psr.
Acian
B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebagai dasar awal untuk pelaksanaan pekerjaan dilakukan Pengukuran
Kembali dan Pembersihan Lokasi direncanakan dimulai pada minggu pertama
termasuk shop drawing dan pembuatan/pasang papan nama proyek. Kemudian
dilanjutkan membuat barak material/gudang alat-alat kerja atau sewa direksi
keet dan kelengkapannya, sedangkan administrasi dan dokumentasi mengikuti
kegiatan di lapangan sesuai progress dari awal sampai akhir pekerjaan. Setelah
Pekerjaan selesai baru dipasangkan Papan Nama Jalan
2. LPA KLAS A
Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah seluruh kegiatan yang
menyangkut pekerjaan pembangunan fisik dari proyek konstruksi tersebut.
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, unsur-unsur di dalam proyek konstruksi
ikut terlibat di dalamnya baik perencana, pengawas lapangan, kontraktor,
tenaga kerja, maupun mesin atau peralatan kerja. Tahap pelaksanaan
pekerjaan merupakan tahapan yang paling penting dan juga merupakan
realisasi suatu perencanaan proyek. Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang ada
di dalam proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan dengan benar dan
sesuai dengan rencana maupun jadwal kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya pada time schedule.
Untuk menentukan hasil pekerjaan, pelaksana sebagai pelaku utama
memegang peranan yang sangat penting, dan dalam pelaksanaan di lapangan
biasanya terdapat perubahan-perubahan sesuai keadaan di lapangan baik
perubahan desain maupun perubahan struktur. Hal tersebut harus tetap
diusulkan dalam rapat tim maupun rapat khusus pengelola proyek, sehingga
dapat dianalisa ulang.
Cara Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B Dan Lapis Pondasi Agregat
Kelas A
Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas
B adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah
dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan
beban roda.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat
berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal
pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan.Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya
lintang dari beban roda.
• Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
• Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
2. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A dan B.
a) Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat
lapis pondasi setelah proses angkut menggunakan dump
truk dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh di
lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan
karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila
kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
maksimum (modified) yang ditentukan olehspesifikasi SNI. Alat untuk
menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan Motor
Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan
yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan
alat pemadat vibratory roller.
b) Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume
kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat
seperti krikil dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci
sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat
tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan
mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada
pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat
pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu
di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang
agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material
secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali
setelah material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan
dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara
merata dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter.
Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah di padatkan
kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory
roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk
pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga
antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling
mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
Persiapan Alat
• Pedestrian Roller
• Water Tanker Truck
• Alat Bantu Lainnya
Persiapan Bahan
• Aggregat Kelas A
• Aggregat Kelas B
8. URUGAN KEMBALI
Pekerjaan Urugan kembali dalam pekerjaan ini menggunakan bahan
timbunan tanah dari luar tentunya dengan persetujuan dari direksi.
Urutan Pekerjaan
1. Material Urugan kembali dengan kualitas dan jenis tanah tertentu.
2. Urugan kembali dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan
tingkatan yang tertera dalam gambar rencana.
3. Urugan kembali dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya
dapat semaksimal mungkin-
4. Pemadatan timbunan tanah menggunakan Pemadat manual secara
merata diseluruh areal urugan.
Persiapan Alat
• Alat Bantu
12. ACIAN
Pekerjaan ini Pekerjaan ini diberikan sebagai pelapisan setelah adanya
pekerjaan plesteran dengan campuran Pc dan air secukupnya.
Urutan Pekerjaan
• Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
• Material yang dipakai adalah : semen dan air secukupnya. Air yang
dipakai adalah air dari sumber air tanah.
• Sebelum pekerjaan acian dilakukan terlebih dahulu semua permukaan
yang akan diaci dibersihkan. Apabila bidang yang akan diaci terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara plesteran lama
dengan acian.
• Semua acian yang jatuh dibersihkan dan dibuang.
Persiapan Alat
• Alat Bantu (Kereta dorong, sekop, cangkul, cetok)
Persiapan Bahan
• Portland Cemen (PC)
BAB IV
PEKERJAAN PENUNJANG
1. SOSIALISASI
Direksi pekerjaan bersama-sama dengan penyedia jasa mengundang warga
sekitar beserta aparat pemerintah terkait untuk melakukan penjelasan tentang
adanya kegiatan diwilayahnya.
2. KANTOR DIREKSI, BARAK KERJA DAN GUDANG
Penyiapan kantor direksi pada lokasi pekerjaan yang berfungsi sebagai
kantordilapangan. Kantor direksi bisa dibuat dari bangunan sementara atau biasa
juga denganmenyewa rumah dan dilengkapi dengan meja, kursi, tempat menempel
gambar dll.Disamping kantor perlu juga disiapkan gudang dan brak pekerja sebagai
tempat untuk menyimpan material dan peralatan dan tempat istirahat karyawan.
3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Semua kebutuhan material, peralatan, dan tenaga manusia didatangkan ke
lokasi pekerjaan sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah dibuat.
Penempatan materialdan alat haruslah benar dan tepat sehingga tidak
mengganggu pekerjaan.Dan apabila pekerjaan telah selesai maka penyedia jasa
harus memindahkan peralatan, tenaga kerja, sisa material, bangunan sementara,
dan bekas galian dari lokasi pekerjaan.
4. ADMINISTRASI
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan, maka dibuat laporan
kemajuan pekerjaan dengan laporan harian, mingguan dan laporan bulanan.
Laporan harus menyajikan kegiatan yang sebenarnya terjadi dilapangan.
Disamping itu harus dilengkapi dengan gambar-gambar kerja, buku direksi, buku
material, dan surat menyurat yang diperlukan.
5. DOKUMENTASI
Setiap item pekerjaan didalam kontrak haruslah didokumentasikan secara
berurutan sesuai dengan urutan dan bobot prestasi pekerjaan. Foto disusun mulai
dari 0%, 50% dan100% prestasi pekerjaan.
6. PENGATURAN LALULINTAS
Apabila selama proses pengerjaan proyek tersebut masih memungkinkan
adanya aktifitas lalulintas maka perlulah dilakukan pengaturan lalulintas agar tidak
terjadi kecelakaan lalu lintas. Pengaturan ini harus berkoordinasi dengan instansi
terkait dan dilapangan disiapkan petugas yang mengaturnya. Untuk itu juga perlu
dipasang rambu-rambu yang jelas terlihat pengguna jalan. Dan apabila malam hari
diberi lampu penerangan dan lampu tanda peringatan yang bisa dilihat pengguna
jalan.
7. SISTEM MANAJEMEN (K3)
Agar selama kegiatan proyek tidak terjadi adanya gangguan akibat adanya
kecelakaan pekerjaan dan terjadinya gangguan lingkungan termasuk kerusakan
dan pencemaran lingkungan maka perlulah dibuatkan manajemen k 3.
1. Pelatihan
Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini haruslah diberikan
pengarahan secaraberkala akan pentingnya keselamatan kerja dengan
mengikuti prosedur kerja yang benar.
2. Perlengkapan pekerja
Dilapangan harus disiapkan perlengkapan yang sesuai dengan bidang kerja
masing-masing pekerja seperti helm, sepatu, sarung tangan, kaca mata,
masker, dan sabukpengaman.
3. Fasilitas Kesehatan / keselamatan
Dilapangan harus disiapkan sarana seperti km/wc bagi pekerja sehingga
tidak terjadi pencemaran lingkungan. Disamping itu juga disediakan kotak
obat/kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan dan tabung
pemadam kebakaran jika diperlukan.
4. Sarana Komonikasi
Untuk memudahkan komonikasi dilapangan maka dilapangan harus
disediakan sarana komonikasi yang memadai seperti HT sehinga apabila ada
kondisi darurat bias berkomonikasi dengan instansi terkait dengan cepat.
5. Koordinasi dengan instansi terkait
Perlulah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pihak
kesehatan (puskemas atau rumah sakit terdekat), polsek, koramil, perangkat
desa dan kecamatan,atau intansi-instansi lain yang terkait. Sehingga bila terjadi
kecelakan kerja atau kondisidarurat langsung dapat ditangani dengan cepat.
6. Pemasangan rambu-rambu/tanda
Dilapangan haruslah dipasang rambu-rambu yang jelas seperti tanda rambu
jalan,tanda lokasi yang rawan, tempat dan jalur evakuasi. Disamping itu
perlulah dipasang lampu penerangan yang jelas dan lampu peringatan. Atau
jika perlu dipasang alarm/sirine jika pekerjaan tersebut dilokasi rawan bencana.
7. Penempatan material dan alat yang benar
Penempatan alat dan material haruslah diatur sehingga tidak
membahayakan pengguna jalan dan pekerja.
BAB V
PENUTUP
Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja (
produktivitas ) antara tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan peralatan (
metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat
tergantung pada kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau
peralatan ), apakah memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih
tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara keduanya ( tenaga kerja dan
peralatan ). Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah
kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk
dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya
lebih mendekati kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat
jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh
dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai menyiapkan dan menyampaikan laporan
akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun
keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-
foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya
pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Sebaiknya dilakukan perawatan berkala. Pemilihan metode pelaksanaan dan jenis
peralatan yang akan digunakan dal am suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat sesuai
medan lokasi pekerjaan. Penyediaan peralatan harus disesuaikan dengan tahapan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan berlangsung supaya tidak
terjadi antrian atau peralatan yang menganggur.
Akhir kata, semoga segenap bantuan dan bimbingan dari semua pihak
mendapatkan balasan dari-Nya. Dan kami harapkan metode pelaksanaan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
MUJIONO
Direktur