Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB I
PENDAHULUAN

Metode Pelaksanaan Pekerjaan adalah tahap realisasi design rencana menjadi


sebuah bangunan yang utuh. Pada tahap ini dibutuhkan metodologi yang efektif dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan shop drawing. Metode yang dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan dapat berbeda meskipun untuk pekerjaan yang sama, hal ini
tergantung dari sumber daya dan kondisi lingkungan yang dihadapi.
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan
pekerjaan dilapangan mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga
harus memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses
pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai ZERO ACCIDENT sesuai dengan standar
OHSAS dalam proyek.
Metode ini kami buat setelah melakukan dan melaksanakan peninjauan lapangan
dan mempelajari dengan seksama Dokumen lelang yang diberikan dengan maksud
untuk memberikan penjelasan yang lebih terperinci mengenai prosedur dan tata cara
kerja yang akan dilaksanakan dilapangan serta mengutarakan asumsi – asumsi dalam
pelaksanaan, sehingga kami dapat membuat suatu manajemen pelaksanaan yang lebih
tepat sesuai dengan kwantitas, kwalitas serta waktu dan biaya yang disepakati dengan
pemilik pekerjaan, sehingga pemilik pekerjaan dapat mempercayakan pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan kami.
Sesuai dokumen lelang, serta spesifikasi teknik dan gambar, maka dengan ini
kami buatkan Metode Pelaksanaan Pekerjaan, dalam Pelaksanaan Pekerjaan
PENINGKATAN JALAN KUNCI - MENUJU TPA KECAMATAN SIDAREJA

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Dengan dibuatnya metode ini diharapkan pekerjaan akan dapat selesai
tepat waktu, tepat mutu dan tepat sasaran. Disamping hal tersebut diharapkan
dapat menyelesaian pekerjaan ini sehingga tidak menimbulkan dampak lingkungan
yang kurang baik dan tidak ada kecelakaan kerja yang diakibatkan kelalaian.

B. LOKASI LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan : Peningkatan Jalan Kunci - Menuju TPA
Kecamatan Sidareja
Lokasi : Kecamatan Sidareja
Sumber Dana : APBD. Kab. Cilacap
Tahun Anggaran : 2018

Waktu pelaksanaan proyek ini direncanakan selama 90 (Sembilan Puluh) hari


kalender dengan Masa Pemeliharaan 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

A. TAHAPAN / URUTAN PEKERJAAN UTAMA


Tahapan / urutan pekerjaan dari awal sampai akhir secara garis besar yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan sesuai kondisi di lapangan.

TAHAP I
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran Kembali
Pembersihan Lokasi
Sewa Direksi keet
Papan Nama Jalan
Papan Nama Proyek
TAHAP II
PEKERJAAN JALAN ASPAL
Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor
LPA Klas A
Lapen Permukaan Makadam (tebal=5cm)
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Latasir Kelas A (SS-A)
TAHAP III
PEKERJAAN TURAP
Galian tanah biasa
Urugan kembali
Urugan pasir bawah pondasi
Pas. Batu kali 1pc : 4psr.
Plesteran 1pc : 4psr.
Acian

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebagai dasar awal untuk pelaksanaan pekerjaan dilakukan Pengukuran
Kembali dan Pembersihan Lokasi direncanakan dimulai pada minggu pertama
termasuk shop drawing dan pembuatan/pasang papan nama proyek. Kemudian
dilanjutkan membuat barak material/gudang alat-alat kerja atau sewa direksi
keet dan kelengkapannya, sedangkan administrasi dan dokumentasi mengikuti
kegiatan di lapangan sesuai progress dari awal sampai akhir pekerjaan. Setelah
Pekerjaan selesai baru dipasangkan Papan Nama Jalan

II. PEKERJAAN JALAN ASPAL


1. Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor
Pekerjaan Waterbound Macadam untuk Pekerjaan Minor diatas dengan
volume 111,17 m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 4 sampai
dengan minggu ke - 5.
2. LPA Klas A
Pekerjaan LPA Klas A diatas dengan volume 370,00 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 5 sampai dengan minggu ke - 7.
3. Lapen Permukaan Makadam (tebal=5cm)
Pekerjaan Lapen Permukaan Makadam (tebal=5cm) diatas dengan volume
175,00 m3 yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 6 sampai
dengan minggu ke - 8.
4. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
Pekerjaan Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair diatas dengan volume
1.400,00 Ltr yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 9.
5. Latasir Kelas A (SS-A)
Pekerjaan Latasir Kelas A (SS-A) diatas dengan volume 3.508,00 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 9 sampai dengan minggu ke - 11.

III. PEKERJAAN TURAP


1. Galian tanah biasa
Pekerjaan Galian tanah biasa diatas dengan volume 25,33 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 2.
2. Urugan kembali
Pekerjaan Urugan kembali diatas dengan volume 8,44 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 5.
3. Urugan pasir bawah pondasi
Pekerjaan Urugan pasir bawah pondasi diatas dengan volume 1,40 m3
yang direncanakan dimulai pada diminggu ke - 2.
4. Pas. Batu kali 1pc : 4psr.
Pekerjaan Pas. Batu kali 1pc : 4psr. diatas dengan volume 25,20 m3 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 2 sampai dengan minggu ke – 13.
5. Plesteran 1pc : 4psr.
Pekerjaan Plesteran 1pc : 4psr. diatas dengan volume 53,20 m2 yang
direncanakan dimulai pada diminggu ke - 3 sampai dengan minggu ke - 4.
6. Acian
Pekerjaan Acian diatas dengan volume 53,20 m2 yang direncanakan
dimulai pada diminggu ke - 4.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA

A. PEKERJAAN JALAN ASPAL


1. WATERBOUND MACADAM UNTUK PEKERJAAN MINOR
Pekerjaan ini komposisi material terdiri dari : 85 % agregat kasar ( yang
terdiri dari batu 3 - 5 cm, batu 2 - 3 cm, batu 1 - 2 cm, batu 0.5 - 1 cm ), dan 15
% agregat halus ( yang terdiri dari abu batu ). Dalam pelaksanaan sebelumnya
membentuk tanda persegi empat sejajar dengan sumbu jalan pada posisi jalan
yang akan dipasangi waterbound makadam yang sesuai bestek, ketentuan dan
petunjuk direksi lapangan agar dapat menghasilkan levelisasi yang telah
ditentukan dan disetujui direksi lapangan. Dengan menggunakan alat manual
dilakukan cutting pada posisi tanda persegi empat yang telah disiapkan
sebelumnya lalu diadakan pembersihan pada lokasi tersebut. Selanjutnya
hamparkan agregat kasar pada posisi jalan yang telah dibersihkan lalu
dipadatkan dengan three whell roller minimal 6 kali lintasan. Hamparkan
agregat halus diatas agregat kasar disertai penyiraman.
a) Persiapan Alat
• Three Wheel Roller
• Alat Bantu Lainnya
b) Persiapan Bahan
• Agregat kasar
• Agregat halus yaitu abu batu

2. LPA KLAS A
Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi adalah seluruh kegiatan yang
menyangkut pekerjaan pembangunan fisik dari proyek konstruksi tersebut.
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, unsur-unsur di dalam proyek konstruksi
ikut terlibat di dalamnya baik perencana, pengawas lapangan, kontraktor,
tenaga kerja, maupun mesin atau peralatan kerja. Tahap pelaksanaan
pekerjaan merupakan tahapan yang paling penting dan juga merupakan
realisasi suatu perencanaan proyek. Oleh karena itu, setiap pekerjaan yang ada
di dalam proyek konstruksi tersebut harus dilaksanakan dengan benar dan
sesuai dengan rencana maupun jadwal kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya pada time schedule.
Untuk menentukan hasil pekerjaan, pelaksana sebagai pelaku utama
memegang peranan yang sangat penting, dan dalam pelaksanaan di lapangan
biasanya terdapat perubahan-perubahan sesuai keadaan di lapangan baik
perubahan desain maupun perubahan struktur. Hal tersebut harus tetap
diusulkan dalam rapat tim maupun rapat khusus pengelola proyek, sehingga
dapat dianalisa ulang.
 Cara Pelaksanaan
1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B Dan Lapis Pondasi Agregat
Kelas A
Lapis pondasi bawah atau di sebut agregat lapis pondasi kelas
B adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah
dasar. Fungsi dari lapis pondasi bawah ini antara lain yaitu:
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan
beban roda.
• Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
• Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar
naik ke lapis pondasi atas.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat
berat (akibat lemahnya daya dukung tanah dasar) pada awal-awal
pelaksanaan pekerjaan.
• Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca
terutama hujan.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi kelas A adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan.Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
• Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya
lintang dari beban roda.
• Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
• Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
2. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Agregat Lapis Pondasi A dan B.
a) Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat
lapis pondasi setelah proses angkut menggunakan dump
truk dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh di
lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan
karena kadar air terlalu tinggi. Pemadatan harus dilakukan hanya bila
kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air
optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum, dimana kadar air
optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering
maksimum (modified) yang ditentukan olehspesifikasi SNI. Alat untuk
menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan Motor
Grader. Setelah material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan
yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan menggunakan
alat pemadat vibratory roller.
b) Proses Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pemadatan adalah suatu peristiwa bertambahnya berat volume
kering oleh beban dinamis, akibat beban dinamis butir-butir agregat
seperti krikil dan pasir merapat satu sama lain yang saling mengunci
sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Tujuan pemadatan dapat
tercapai dengan pemilihan bahan agregat, cara pemadatan, pemilihan
mesin pemadat, dan jumlah lintasan atau passing yang sesuai. Pada
pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat di pakai alat
pemadat vibratory roller merk Hamm dengan berat 20 ton. Yang perlu
di perhatikan dalam pekerjaan pemadatan yaitu penghamparan yang
agak berlubang atau kurang rata perlu di tambahkan agregat material
secara manual agar mendapat hasil yang padat dan merata.
Proses pekerjaan pemadatan di lapangan yang pertama kali
setelah material di hamparkan secara merata yaitu di padatkan
dengan compactor setelah agak merata kemudian di siram air secara
merata dengan menggunakan water tank dengan kapasitas 5000 liter.
Setelah air merata di permukaan agregat yang sudah di padatkan
kemudian agregat lapis pondasi di padatkan lagi dengan vibratory
roller sampi merata dan padat. Fungsi penyiraman ini untuk
pemadatan, karena dengan adanya penyiraman air ini rongga-rongga
antara agregat akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling
mengunci sehingga tidak ada rongga udara di dalamnya.
 Persiapan Alat
• Pedestrian Roller
• Water Tanker Truck
• Alat Bantu Lainnya
 Persiapan Bahan
• Aggregat Kelas A
• Aggregat Kelas B

3. LAPEN PERMUKAAN MAKADAM (TEBAL=5CM)


Lapis permukaan yang tebalnya dari 4 sampai 8 mm dari agregat pecah dan
bergradasi serta yang bersih dilapisi dengan penetrasi bahan pengikat aspal
yang panas. Diletakkan di atas lapis pondasi atas yang padat atau permukaan
lapis perkerasan yang ada sebagai penutup akhir.
 Cara Pelaksanaan
• Lapis Penetrasi Macadan tidak boleh dilaksanakan pada permukaan
yang basah, ataukeadaan cuaca hujan.
• Bahan terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup
dan aspal.
• Temperatur aspal pada saat disemprotkan harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
• Agregat harus bersih, kuat, bebas dari lumpur serta memenuhi gradasi
yangdisyaratkan.
• Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai
dengan garis danketinggian yang diperlukan oleh tepi – tepi lokasi yang
akan dihampar.
• Pemadatan menggunakan tandem dilakukan perlapis agregat
 Persiapan Alat
• Three Wheel Roller
• Asp. Sprayer
• Alat bantu
 Persiapan Bahan
• Aggregat Kasar
• Aggregat Halus
• Aspal Pen 60 / 70

4. LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR


Pekerjaan lapis resap pengikat terdiri dari pekerjaan penyiapan permukaan
dan penghamparan bahan aspal yang dihampar diatas permukaan pondasi
tanpa bahan pengikat aspal atau semen (dalam hal ini Lapis Pondasi Agregat
Klas A), dengan komposisi sebesar 0,4 – 1,3 Liter per meter bujur sangkar.
Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga masih
memungkinkanlalu lintas satu lajur tanpa merusak pekerjaan yang sedang
dilaksanakan dan hanya menimbulkan gangguan yang minimal bagi lalu lintas.
Bangunan dan benda- benda lain disamping tempat kerja (struktur, kerb lantai
dan lain-lain) harus dilindungi agar tidak menjadi kotor karena percikana aspal.
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah aspal semen pen 60/70 atau
80/100 (memenuhi standar AASHTO M20) yang diencerkan dengan minyak
Tanah (kerosene), dengan membandigngkan pemakaian minyak tanah pada
rentang 80 -85 bagian minyak perseratus bagian aspal semen (80 pph 85 pph)
kurang ekivalen dengan viskovitas aspal cair hasil kilang jenis MC-30.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
• Menyiapkan permukaan yang akan dihampar dengan menggunakan
mesin kompresor yang dibantu dengan alat manual seperti : sikap dan
sapu lidi. Menyiapkan material yang digunakan dengan mencampur
Aspal dan Korosene sesuai komposisi yang ditentukan, dan kemudian
dipasnaskan sehingga menjadi aspal cair. Penghamparan dilakukan
dengan menggunakan Aspal Sprayer secara seksama, dengan
mengacu pada rentang suhu yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Perapihan dilakukan setelah penyemprotan selesai dilakukan.
• Peralatan yang digunakan adalah : Compressor, Asphalt Sprayer yang
di gandeng Dump Truck dan alat bantu.
a) Persiapan Alat
• Asphalt Distributor
• Compressor
• Alat Bantu Lainnya
b) Persiapan Bahan
• Aspal Pen 60 / 70
• Kerosine / Minyak Tanah Industri

5. LAPIS PONDASI PENT MACADAM (TBL = 4,5CM)


Lapis permukaan yang tebalnya dari 4 sampai 8 mm dari agregat pecah dan
bergradasi serta yang bersih dilapisi dengan penetrasi bahan pengikat aspal
yang panas. Diletakkan di atas lapis pondasi atas yang padat atau permukaan
lapis perkerasan yang ada sebagai penutup akhir.
 Cara Pelaksanaan
• Lapis Penetrasi Macadan tidak boleh dilaksanakan pada permukaan
yang basah, ataukeadaan cuaca hujan.
• Bahan terdiri dari agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup
dan aspal.
• Temperatur aspal pada saat disemprotkan harus sesuai dengan yang
dipersyaratkan.
• Agregat harus bersih, kuat, bebas dari lumpur serta memenuhi gradasi
yangdisyaratkan.
• Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai
dengan garis danketinggian yang diperlukan oleh tepi – tepi lokasi yang
akan dihampar.
• Pemadatan menggunakan tandem dilakukan perlapis agregat
 Persiapan Alat
• Three Wheel Roller
• Asp. Sprayer
• Alat bantu
 Persiapan Bahan
• Aggregat Kasar
• Aggregat Halus
• Aspal Pen 60 / 70
6. LATASIR KELAS A (SS-A)
 Prosedur Pelaksanaan :
1. Persiapan pekerjaan :
 Penyiapan kondisi lapangan, semua kerusakan harus sudah
diperbaiki.
 Semua peralatan, peralatan pembantu, operator sudah siap dan layak
kerja.
 Kondisi cuaca yang memungkinkan.
 Direksi sudah menyatakan secara tertulis bahwa pelaksanaan
pekerjaan boleh dimulai.
2. Semua campuran aspal panas dicampur, sebelum melakukan
pencampuran yang perludipersiapkan : semua bahan dan peralatan
untuk pengangkutan, penghamparan dan pekerjacukup tersedia untuk
memproduksi.
3. Campuran aspal dihamparkan pada temperature campuran tertentu
sehingga memenuhiketentuan yang dipersyaratkan
4. Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus
dibersihkan daribahan yang lepas dan tidak dikehendaki dengan
compressor atau dengan cara manual.
5. Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan
garis dan ketinggianyang diperlukan oleh tepi – tepi lokasi yang akan
dihampar.
6. Pemadatan dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian
dari tepi luar,selanjutnya penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu
jalan berurutan menuju kerahsumbu jalan.
 Persiapan Alat
• Wheel Loader
• Asphalt Mixing Plant
• Generator Set
• Dump Truck
• Asphalt Finisher
• Tandem Roller
• Tire Roller
• Alat Bantu
 Persiapan Bahan
• Pasir Kasar
• Pasir Halus
• Filler
• Aspal Pen 60 / 70

7. GALIAN TANAH BIASA


Galian Struktur Kedalaman 0-2m adalah pekerjaan galian yang ditunjukan
dalam gambar perencanaan dan volume tercantum di daftar kuantitas dan
harga. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran lapangan dan membuat
gambar rencana pelaksanaan pekerjaan galian yang disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan galian dimulai. Hasil galian tanah apabila akan
dimanfaatkan untuk timbunan pada pekerjaan timbunan tanah, maka harus
dietujui oleh direksi untuk dimanfaatkan sebagai pekerjaan timbunan.
Sedangkan apabila direksi pekerjaan tidak dapat menyetujui maka Penyedia
Jasa harus dapat membuang tanah bekas galian tersebut ke tempat
pembuangan yang disetujui oleh direksi. Sistem transport untuk membawa
tanah hasil galian, setelah tanah galian diambil kemudian dimasukan langsung
kedalam dump truck. Hasil galian tanah tidak akan ditumpuk di lokasi pekerjaan
dengan tujuan tidak terjadi penumpukan yang akan menyebabkan aktifitas
pekerjaan terganggu dan menghindarkan dari terganggunya pemukiman
penduduk sekitarnya.
Prosedur Umum : Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian,
garis, dan elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi
Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam
bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama. Pekerjaan galian
harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian. Bilamana material/bahan yang
terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau
dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan. Bilamana batu, lapisan keras atau bahan
yang sukar dibongkar dijumpai pada garis formasi untuk selokan yang
diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, atau pada
dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut harus digali 15
cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan
batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak boleh tertinggal dan
semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang.
Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali
dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan. Dalam
hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, Penyedia
Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untuk
memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar
dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.
 Cara pelaksanaan
• Menentukan batas penggalian dan kedalaman galian rencana.
• Setelah batas penggalian ditentukan, dilanjutkan dengan penggalian
menggunakan tenaga orang dan alat bantu dan pada akhir galian
dirapihkan dengan menggunakan tenaga manusia.
• Kedalaman galian struktur berdasarkan kedalaman pasangan saluran
sesuai dengan gambar rencana dan penggunaan dari pekerjaan galian
tersebut.
• Hasil galian untuk sementara dibuang disekitar lokasi galian dimana
material galian dapat digunakan untuk urugan kembali.
• Pembentukan profil galian dengan tinggi dan lebar yang memungkinkan
untuk kemudahan dalam pekerjaan.
• Apabila diperlukan (kondisi dimana muka air tanah tinggi) dapat
dipasang pompa air.
• Tanah hasil galian yang memenuhi spesifikasi digunakan untuk
penimbunan kembali dan yang tidak memenuhi spesifikasi dibuang ke
lokasi pembuangan yang telah ditentukan.
 Persiapan Alat
• Excavator
• Alat Bantu
 Persiapan Bahan
• Urugan Pilihan

8. URUGAN KEMBALI
Pekerjaan Urugan kembali dalam pekerjaan ini menggunakan bahan
timbunan tanah dari luar tentunya dengan persetujuan dari direksi.
 Urutan Pekerjaan
1. Material Urugan kembali dengan kualitas dan jenis tanah tertentu.
2. Urugan kembali dilaksanakan sesuai dengan garis rencana dan
tingkatan yang tertera dalam gambar rencana.
3. Urugan kembali dilaksanakan lapis demi lapis sehingga kepadatannya
dapat semaksimal mungkin-
4. Pemadatan timbunan tanah menggunakan Pemadat manual secara
merata diseluruh areal urugan.
 Persiapan Alat
• Alat Bantu

9. URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


Pasir yang digunakan adalah pasir urug biasa, timbunan pasir tersebut juga
harus dipadatkan, pemadatan dapat dilakukan juga menggunakan stamper serta
disarami air. Pasir yang digunakan harus bersih dari kotoran sampah dll.
 Persiapan Alat
• Cangkul
• Sekop
• Dandang
• Pengki, dll
 Persiapan Bahan
• Pasir urug

10. PAS. BATU KALI 1PC : 4PSR.


Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, galian, penyiapan
pondasi dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur
sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
 Urutan Pekerjaan
• Material Batu Gunung / Batu kali, Semen PC, Pasir Pasangan, Air dan
Molen kapasitas 0,3 m3 sudah harus on site di lokasi yang akan
dikerjakan.
• Adukan untuk spesi digunakan campuran 1 PC berbanding 4 Pasir
jadididalam pengadukan harus benar-benar merata aduknya sehingga
tidak terjadi kelemahan disuasi sisi spesi nantinya. Adukan yang akan
dipasangharus mendapat persetujuan Direksi dan dibuatkan bak takaran
agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan semen.
• Air yang digunakan harus air yang bersih dan tidak mengandung zat-zat
yang merusak ikatan semen.
• Pencampuran material dilakukan dengan Molen kapasitas 0,3 m3.
a) Persiapan Alat
• Concret Mixer
• Water Tanker Truck
• Alat Bantu : Cangkul, Sekop, Sendok Semen, Ember, Gerobak, Dll.
b) Persiapan Bahan
• Batu Belah
• Portland Cement ( PC )
• Pasir Pasang ( PP )
• Air Secukupnya

11. PLESTERAN 1PC : 4PSR.


Metode kerja Item ini petunjuk pelaksanaan plesteran menggunakan
campuran 1pc : 4psr dari awal sampai akhir.
 Urutan Pekerjaan
• Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
• Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan
dari semua kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
• Pekerja menyiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir untuk
plesteran, spesi diaduk dengan molen untuk mendapatkan hasil yang
homogen.
• Pasir dimasukkan ke dalam gentong molen terlebih dahulu kemudian
semen dengan perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir
dan semen bercampur. Setelah dirasa sudah campur baru diberi air
bersih secukupnya sesuai kebutuhan spesi dengan posisi molen masih
mengaduk. Setelah spesi sudah matang/ campuran semen, pasir dan air
merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
• Spesi dibawa ke tempat pasang plesteran dimana tukang dan pembantu
tukang sudah siap ditempat.
• Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang
akan diplester dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara spesi lama dengan
spesi baru.
• Pekerjaan siaran ataupun plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah
ketebalan 1,5 cm dan dihaluskan dengan air semen.
• Untuk menghindari retak-retak rambut pada permukaan plesteran yang
sudah selesai karena sust pengerasan, maka permukaan plesteran yang
sudah selesai harus dibasahi dengan air selama 7 hari berturut-turut.
• Plesteran dibentuk sesuai gambar kerja atau sesuai petunjuk Direksi
pekerjaan dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
• Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.
• Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa memberitahukan kepada
Direksi pekerjaan untuk diadakan pengukuran pekerjaan tersebut apakah
sesuai dengan rencana kerja dan spesifikasi. Dan pelaksana dapat
mengambil gambar/ foto di lokasi yang sama pada saat pengambilan foto
0%, 50%. untuk dokumentasi pekerjaan pasangan batu pecah 100%.
• Apabila Direksi menyatakan sudah sesuai dengan rencana kerja
danspesifikasi, maka kami melanjutkan pekerjaan ke tahap selanjutnya.
 Persiapan Alat
• Concrete Mexer.
• Alat Bantu : ( sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobag )
 Persiapan Bahan
• Portland Cement ( PC )
• Pasir Pasang ( PP )
• Air Secukupnya

12. ACIAN
Pekerjaan ini Pekerjaan ini diberikan sebagai pelapisan setelah adanya
pekerjaan plesteran dengan campuran Pc dan air secukupnya.
 Urutan Pekerjaan
• Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.
• Material yang dipakai adalah : semen dan air secukupnya. Air yang
dipakai adalah air dari sumber air tanah.
• Sebelum pekerjaan acian dilakukan terlebih dahulu semua permukaan
yang akan diaci dibersihkan. Apabila bidang yang akan diaci terlalu
kering maka terlebih dahulu permukaan dibasahi menggunakan air
bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara plesteran lama
dengan acian.
• Semua acian yang jatuh dibersihkan dan dibuang.
 Persiapan Alat
• Alat Bantu (Kereta dorong, sekop, cangkul, cetok)
 Persiapan Bahan
• Portland Cemen (PC)
BAB IV
PEKERJAAN PENUNJANG

1. SOSIALISASI
Direksi pekerjaan bersama-sama dengan penyedia jasa mengundang warga
sekitar beserta aparat pemerintah terkait untuk melakukan penjelasan tentang
adanya kegiatan diwilayahnya.
2. KANTOR DIREKSI, BARAK KERJA DAN GUDANG
Penyiapan kantor direksi pada lokasi pekerjaan yang berfungsi sebagai
kantordilapangan. Kantor direksi bisa dibuat dari bangunan sementara atau biasa
juga denganmenyewa rumah dan dilengkapi dengan meja, kursi, tempat menempel
gambar dll.Disamping kantor perlu juga disiapkan gudang dan brak pekerja sebagai
tempat untuk menyimpan material dan peralatan dan tempat istirahat karyawan.
3. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Semua kebutuhan material, peralatan, dan tenaga manusia didatangkan ke
lokasi pekerjaan sesuai dengan schedule pelaksanaan yang telah dibuat.
Penempatan materialdan alat haruslah benar dan tepat sehingga tidak
mengganggu pekerjaan.Dan apabila pekerjaan telah selesai maka penyedia jasa
harus memindahkan peralatan, tenaga kerja, sisa material, bangunan sementara,
dan bekas galian dari lokasi pekerjaan.
4. ADMINISTRASI
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fisik pekerjaan, maka dibuat laporan
kemajuan pekerjaan dengan laporan harian, mingguan dan laporan bulanan.
Laporan harus menyajikan kegiatan yang sebenarnya terjadi dilapangan.
Disamping itu harus dilengkapi dengan gambar-gambar kerja, buku direksi, buku
material, dan surat menyurat yang diperlukan.
5. DOKUMENTASI
Setiap item pekerjaan didalam kontrak haruslah didokumentasikan secara
berurutan sesuai dengan urutan dan bobot prestasi pekerjaan. Foto disusun mulai
dari 0%, 50% dan100% prestasi pekerjaan.
6. PENGATURAN LALULINTAS
Apabila selama proses pengerjaan proyek tersebut masih memungkinkan
adanya aktifitas lalulintas maka perlulah dilakukan pengaturan lalulintas agar tidak
terjadi kecelakaan lalu lintas. Pengaturan ini harus berkoordinasi dengan instansi
terkait dan dilapangan disiapkan petugas yang mengaturnya. Untuk itu juga perlu
dipasang rambu-rambu yang jelas terlihat pengguna jalan. Dan apabila malam hari
diberi lampu penerangan dan lampu tanda peringatan yang bisa dilihat pengguna
jalan.
7. SISTEM MANAJEMEN (K3)
Agar selama kegiatan proyek tidak terjadi adanya gangguan akibat adanya
kecelakaan pekerjaan dan terjadinya gangguan lingkungan termasuk kerusakan
dan pencemaran lingkungan maka perlulah dibuatkan manajemen k 3.
1. Pelatihan
Semua pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini haruslah diberikan
pengarahan secaraberkala akan pentingnya keselamatan kerja dengan
mengikuti prosedur kerja yang benar.
2. Perlengkapan pekerja
Dilapangan harus disiapkan perlengkapan yang sesuai dengan bidang kerja
masing-masing pekerja seperti helm, sepatu, sarung tangan, kaca mata,
masker, dan sabukpengaman.
3. Fasilitas Kesehatan / keselamatan
Dilapangan harus disiapkan sarana seperti km/wc bagi pekerja sehingga
tidak terjadi pencemaran lingkungan. Disamping itu juga disediakan kotak
obat/kotak P3K untuk pertolongan pertama pada kecelakaan dan tabung
pemadam kebakaran jika diperlukan.
4. Sarana Komonikasi
Untuk memudahkan komonikasi dilapangan maka dilapangan harus
disediakan sarana komonikasi yang memadai seperti HT sehinga apabila ada
kondisi darurat bias berkomonikasi dengan instansi terkait dengan cepat.
5. Koordinasi dengan instansi terkait
Perlulah dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti pihak
kesehatan (puskemas atau rumah sakit terdekat), polsek, koramil, perangkat
desa dan kecamatan,atau intansi-instansi lain yang terkait. Sehingga bila terjadi
kecelakan kerja atau kondisidarurat langsung dapat ditangani dengan cepat.
6. Pemasangan rambu-rambu/tanda
Dilapangan haruslah dipasang rambu-rambu yang jelas seperti tanda rambu
jalan,tanda lokasi yang rawan, tempat dan jalur evakuasi. Disamping itu
perlulah dipasang lampu penerangan yang jelas dan lampu peringatan. Atau
jika perlu dipasang alarm/sirine jika pekerjaan tersebut dilokasi rawan bencana.
7. Penempatan material dan alat yang benar
Penempatan alat dan material haruslah diatur sehingga tidak
membahayakan pengguna jalan dan pekerja.
BAB V
PENUTUP

Peranan Metode kerja cukup penting karena akan mempengaruhi waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan. Hal ini karena kemampuan kerja (
produktivitas ) antara tenaga manusia ( metode padat karya ) dengan peralatan (
metode mekanis ) akan sangat berbeda. Metode mana yang akan digunakan, ini sangat
tergantung pada kondisi yang ada dilapangan ( seperti ketersediaan tenaga kerja atau
peralatan ), apakah memungkinkan bila menggunakan peralatan besar, bisa dipilih
tenaga kerja atau peralatan atau kombinasi antara keduanya ( tenaga kerja dan
peralatan ). Oleh karena kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat umumnya adalah
kegiatan yang sederhana, maka penentuan waktu tiap jenis kegiatan disarankan untuk
dapat dilakukan dengan cara perkiraan, dan sebaiknya dilakukan oleh orang yang
mempunyai pengalaman seperti tukang atau mandor bangunan agar taksiran waktunya
lebih mendekati kenyataan dilapangan ( lebih realistis ). Namun demikian, bila terdapat
jenis kegiatan tertentu yang sulit dikerjakan oleh tenaga masyarakat maka boleh
dikerjakan dengan metode mekanis ( menggunakan peralatan ).
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai menyiapkan dan menyampaikan laporan
akhir pelaksanaan program pelaksanaan pekerjaan baik dari segi fisik maupun
keuangan. Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila dilengkapi dengan foto-
foto dokumentasi minimal kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Untuk terwujudnya
pelaksanaan yang efisien dan efektif, setiap penanggungjawab kegiatan menyusun
rencana pelaksanaan kegiatan secara terinci.
Sebaiknya dilakukan perawatan berkala. Pemilihan metode pelaksanaan dan jenis
peralatan yang akan digunakan dal am suatu pekerjaan merupakan faktor penting yang
mempengaruhi proses penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat sesuai
medan lokasi pekerjaan. Penyediaan peralatan harus disesuaikan dengan tahapan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan maupun yang akan berlangsung supaya tidak
terjadi antrian atau peralatan yang menganggur.
Akhir kata, semoga segenap bantuan dan bimbingan dari semua pihak
mendapatkan balasan dari-Nya. Dan kami harapkan metode pelaksanaan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Cilacap, 16 April 2018


CV. PROBO ADI RAYA

MUJIONO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai