Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Ekonomi moneter

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ekonomi Moneter


modul 7, 8 dan 9.

Disusun Oleh :

ANDIKA SYAPUTRA DANI (041899777)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA PALU
2023
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidakakan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semogaterlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita

nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “EKONOMI

MONETER”, yang membahas tentang “MODUL 7,8 DAN 9”. Kami menyadari bahwa masih

terdapat beberapa kelemahan atau kekurangan dalam makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang

membaca dan memanfaatkannya.


BAB I
PENDAHULUAN

Dalam suatu sistem perekonomian, salah satu cara untuk mengendalikan keseimbangan

ekonomi adalah melalui kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan suatu usaha

pemerintah dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan

yang diinginkan. Kebijakan moneter pada dasarnya adalah suatu kebijakan yang bertujuan untuk

mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan

pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eskternal (keseimbangan neraca pembayaran)

serta tercapainya tujuan ekonomi makro yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur

dengan kesempatan kerja, kestabilan harga, serta neraca pembayaran internasional yang

seimbang. Kebijakan moneter yang diambil Bank Sentral/ Bank Indonesia (BI) tidak bisa secara

langsung mempengaruhi kegiatan ekonomi tapi memerlukanwaktu (time lag) dan melalui suatu

mekanisme transmisi tertentu yang dikenal dengan nama channels of monetary transmission.

Kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi riil melalui berbagai saluran (channel), di

antaranya suku bunga, agregat moneter, kredit, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi. Oleh

karena itu, identifikasi transmisi kebijakan moneter merupakan hal yang penting bagi pengambil

kebijakan moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan

kredit perbankkan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui

pengelolaan atau pengaturan simtem kredit perbankkan secara dinamis, sesuai dengan

kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan

digerakkan. Kebijakan moneter ditetapkan oleh Bank Indonesia agar tujuan antara intermediate

target berupa penentuan indikator ekonomi dapat tercapai sehingga dengan itu tujuan

pembangunan ekonomi dapat diwujudkan.


B. Rumusan Masalah

1. menjelaskan Kurva IS dan Kurva LM;

2. menjelaskan IS dan LM dalam prefektik islam

3. menjelaskan neraca pembayaran indonesia

4. menjelaskan lembaga keuangan internasional;

5. Menjelaskan definisi nilai tukar

6. menjelaskan keterkaitan nilai tukar dan perekonomian

C. Tujuan

1. mengetahui Kurva IS dan Kurva LM;

2. untuk mengetahui IS dan LM dalam prefektik islam

3. untuk mengetahui neraca pembayaran indonesia

4. untuk mengetahui lembaga keuangan internasional;

5. untuk mengetahui definisi nilai tukar

6. untuk mengetahui keterkaitan nilai tukar dan perekonomian


BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 7
“ANALISIS IS - LM”

A. Kurva IS dan Kurva LM;

Dalam upaya sistematisasi pembahasan ekonomi makro, kita bedakan struktur


perekonomian menjadi dua, yaitu : (1) perekonomian tertutup : dimana perekonomian
dianggap tidak melakukan transakasi dengan pihak luar negeri, dan (2) perekonomian
terbuka : dimana perekonomian telah melakukan transaksi dengan pihak luar negeri.
Variabel-variabel ekonomi agregat yang perlu diperhatikan pada masing-masing struktur
perekonomian tersebut adalah sebagai berikut:
a). Variabel-variabel dalam perekonomian tertutup : C,S,I,G dan Y.
dimana : C = pengeluaran untuk konsumsi
S = saving atau tabungan
I = pengeluaran untuk investasi
G = pengeluaran pemerintah
Y = pendapatan nasional.
Persamaan keseimbangan di pasar barang : Y = C + I + G ; S =I.
b). Variabel-variabel dalam perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal: C,S,I,G,Y,Tx,
dan Tr, dimana Tx = pajak dan Tr = transfer pemerintah.
Keseimbangan di pasar barang : Y = C + I + G ; YD = Y +Tr - Tx ; Y = YD – Tr +Tx; YD
= C + S. Berarti I +G +Tr = S +Tx.
c). Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka : C,S,I,G,Y,X, dan M, dimana X =
ekspor dan M = impor.
Keseimbangan di pasar barang : Y =C + I + G + X – M.
d). Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka dengan kebijakan fiskal: C,S,I,G,Y,X,M,
Tx, dan Tr.
Keseimbangan di pasar barang : YD = C + I + G – Tx + Tr +X – M.

Pasar Uang dan Kurve LM

Seperti telah didiskusikan di muka bahwa menurut Keynes kebutuhan masyarakat akan uang
didasari oleh tiga motif, yaitu (1) motif transaksi, (2) motif berjaga-jaga, dan (3) motif
spekulasi.
Kebutuhan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Kebutuhan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan. Jika kebutuhan uang untuk transaksi diberi simbol LT dan kebutuhan uang
untuk berjaga-jaga diberi simbol L J maka secara matematis dapat ditulis LT = f (Y) dan LJ
= g (Y). Walaupun pada kenyataannya fungsi permintaan uang agregat untuk transaksi dan
berjaga- jaga tidak dalam bentuk linear, namun untuk menghindari perhitungan yang rumit
dalam bahasan ini diambil contoh fungsi permintaan uang agregat tersebut dalam bentuk
linear. Misalnya, permintaan uang agregat untuk transaksi mempunyai persamaan fungsi
LT = 0,25 Y dan untuk berjaga-jaga mempunyai persamaan LJ = 0,15 Y maka dapat
digambarkan dalam bentuk kurve sebagai berikut (Gb.4.4).

LT, LJ, L1

50
L1 = 0,4Y
40

30 LT = 0,25Y

20 LJ = 0,15Y

10

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 (Y) = pendapatan nasional riel

Gb. 4.4. Permintaan Uang untuk Transaksi dan Berjaga-jaga

Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dapat ditulis menjadi L1 = LT + LJ =


0,25Y
+ 0,15Y = 0,4Y. Dengan bemikian bentuk umum L1 dapat ditulis L1 = k1(Y), dimana k1
=
L1/Y.
Pada Gambar terlihat bahwa kurve L1 memiliki sudut k1 yang merupakan
penjumlahan sudut kurve permintaan uang untuk transaksi dan sudut kurve permintaan
uang untuk berjaga- jaga. Terlihat pula AL = AJ + AT, dimana AL = permintaan uang
untuk transaksi dan berjaga-jaga, AJ = permintaan uang untuk berjaga-jaga, dan AT =
permintaan uang untuk transaksi.
B. IS dan LM dalam prefektik islam

KURVA IS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu

negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi

dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi

penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Dalam ekonomi

konvensional, keseimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di

dalam keseimbangan.

Dalam keadaan keseimbangan umum ini besamya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga

(i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang

seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, sistem

bunga dihapuskan. Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat

pendapatan yang muncul di pasar barang dan jasa.

Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka pengeluaran yang

direncanakan (E) sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan 1, dan pembelian

pemerintah G muka keseimbangan pengeluaran yang direncanakan (E) adalah:

E=C+I+G

KURVA LM DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Alasan utama dalam memegang uang dalam ekonomi Islam adalah karena motif

transaksi dan motif berjaga-jaga. Spekulasi tidak akan pemah ada. Dengan demikian

permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam

ekonomi Islam Oleh karena itu, permintaan uang dalam ekonomi Islam berhubungan dengan
tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan

dan frekuensi pengeluaran.

Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang

dinyatakan dengan kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga

menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk aset perekonomian

yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P menyatakan

tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang ril. Teori preferensi

likuiditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah

variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga merupakan

variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena

model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Asumsi ini

menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada

tingkat bunga (Huda, 2007).

MODUL 8
”NERACA PEMBAYARAN INDONESIA DAN KEUANGAAN INTRNASIONAL

A. Neraca Pembayaran Indonesia


Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi ekonomi
yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu periode
tertentu. Transaksi ekonomi yang dicatat dalam NPI terutama diakibatkan oleh
terjadinya pertukaran atau transfer nilai ekonomi antara penduduk dan bukan
penduduk Indonesia. Dalam suatu pertukaran, penduduk Indonesia
memperoleh/melepaskan kepemilikan atas suatu nilai ekonomi dengan
menyerahkan/mendapatkan kepemilikan atas nili ekonomi lainnya dari bukan
penduduk. Sementara untuk transaksi yang diakibatkan oleh transfer, suatu nilai
ekonomi diberikan atau diterima oleh penduduk Indonesia tanpa ada balasan nilai
ekonomi lainnya (Bank Indonesia, 2011).
Suatu transaksi ekonomi, meskipun tanpa terjadinya pertukaran atau transfer, tetap
dapat dicatat dalam NPI. Cara pencatatan transaksi ini lebih umum dikenal dengan
sebutan transaksi yang dimputasi (imputed transaction). Sebagai contoh adalah
pencatatan atas laba (tidak termasuk dividen) perusahaan penanaman modal asing
(PMA) pada komponen laba ditanam kembali (reinvested earnings) di NPI.

Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua
kelompok (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer
berjalan (current transfer); (2) modal/finansial (capital/financial). Transaksi dalam
kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current account), sementara
transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal dan finansial
(capital and financial account). Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan
dalam dua macam transaksi. 1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan
mengalimya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut
transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisicadangan
devisa.

B. lembaga keuangan internasional


Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang telah ditetapkan oleh
lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum internasional. Pemiliknya atau
pemegang saham umumnya pemerintah nasional, meski lain lembaga-lembaga
internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok sebagai pemegang saham Jenis
dari Lembaga Keuangan Internasional ada beberapa yaitu Bank Dunia, IMF, IDB,
ADB dan sebagainya. Adapun fungsi dan tujuan dari macam-macam lembaga ini juga
berbeda satu dengan yang lainnya.

Bank Dunia mempunyai fungsi dan tujuan untuk memberikan pinjaman leverage ke
negara-negara berkembang untuk program modal. Bank dan memiliki tujuan untuk
mengurangi kemiskinan. Bank Dunia mendapatkan dana untuk operasinya terutama
melalui penjualan IBRD AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD
pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman
sendiri modal disetor, ditambah investasi dari float. Sebagai organisasi politik, Bank
Dunia harus memenuhi tuntutan dari donor dan pinjaman pemerintah, pasar modal
swasta, dan organisasi internasional lainnya. Sebagai organisasi yang berorientasi aksi,
itu harus netral, yang mengkhususkan diri dalam bantuan pembangunan, bantuan
teknis, dan pinjaman.

Dana Moneter Internasional (IMF) adalah sebuah organisasi internasional yang


mengawasi sistem keuangan global dengan mengikuti kebijakan makroekonomi dari
negara-negara anggota, terutama mereka yang memiliki dampak terhadap nilai tukar
dan neraca pembayaran. IMF mempunyai tujuan untuk menstabilkan nilai tukar dan
membantu pembangunan kembali di dunia sistem pembayaran internasional.

Bagi Lembaga-lembaga keuangan di Indonesia, Peranan International Monetary Fund


(IMF), Bank Dunia, Asean Development Bank (ADB), International Development
Bank (IDB), dan Consultative Groups on Indonesia(CGI) secara tidak langsung akan
mempengaruhi operasional lembaga-lembaga tersebut perlu diperhatikan mengingat
dampaknya begitu besarterhadap kondisi perekonomian suatu Negara.

MODUL 9
“SISTEM DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR”

A. definisi nilai tukar


Menurut Salvatore (1997), nilai tukar merupakan harga dari satuan mata uang terhadap
mata uang asing lainnya atau nilai dari suatu mata uang asing terhadap nilai mata uang
lainnya. Dalam buku-buku yang lain nilai tukar sering juga disebut dengan kurs. Krugman
dan Maurice (1994), mendefinisikan kurs sebagai harga dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainnya. Sedangkan Nopirin (1996) mendefiniskan kurs sebagai
pertukaran diantara dua mata uang yang berbeda. Mankiw (2007) mendefinisikan kurs/nilai
tukar antar negara sebagai harga dari mata uang yang digunakan oleh penduduk negara untuk
saling melakukan perdagangan antara satu sama lain. Fabozzi dan Modigliani (1995)
mendefinisikan nilai tukar mata uang sebagai jumlah dari mata uang suatu negara yang dapat
ditukarkan per unit mata uang negara lain atau dengan kata lain harga dari satu mata uang
sebuah negara atas mata uang negara lain.

Abimanyu (2004) memaparkan nilai tukar sebagai harga mata uang relatif terhadap mata
uang negara lain, dan oleh karena itu, nilai tukar ini mencakup dua mata uang maka titik
keseimbangannya ditentukan oleh tarik
menarik antara permintaan dan penawaran dari kedua mata uang tersebut. Secara
sederhananya, nilai tukar atau kurs dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara
nilai mata uang negara lain. Mata uang suatu negara dapat diperjualbelikan atau dapat
ditukarkan
sesuai dengan nilai tukar mata uang yang berlaku di pasar mata uang atau yang biasa disebut
dengan pasar valuta asing. Atas dasar perubahan kondisi ekonomi serta sosial politik yang
terjadi di dalam sebuah negara, nilai tukar mata uang suatu negara dapat berubah secara
substansial. Mata uang suatu negara disebut mengalami apresiasi saat nilai tukamya relatif
mengalami kenaikan dibandingkan dengan mata uang negara lain, hal yang berkebalikan
dinamakan depresiasi yaitu saat nilai tukamya relatif mengalami penurunan dibandingkan
dengan mata uang negara lain. Secara ekonomi, nilai tukar mata uang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, nilai tukar nominal dan nilai tukar riil (Mankiw, 2007).

B. keterkaitan nilai tukar dan perekonomian

Mekanisme nilai tukar dalam kegiatan perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi dan
inflasi, dapat dilakukan melalui transmisi langsung ataupun tidak langsung. Bentuk transmisi
nilai tukar ke inflasi secara langsung terjadi melalui berubahnya sejumlah harga-harga barang
yang diimpor. Sementara itu, mekanisme transmisi nilai tukar atas inflasi secara tidak
langsung terjadi melalui terjadinya peningkatan dalam permintaan agregat, permintaan
agregat bersih, ekspor dan impor serta permintaan dalam negeri, konsumsi investasidan
Pengeluaran Pemerintah.

Dalam transmisi langsung, berubahnya nilai tukar akan berpengaruh pada harga-harga dari
barang impor. Khusus dalam kasus nilai tukar mengalami depresiasi, maka harga barang-
barang impor akan menjadi mahal yang pada selanjutnya akan memicu naiknya inflasi di
dalam negeri. Sementara itu, untuk mekanisme transmisi secara tidak langsung keterkaitan
nilai tukar dalam perekonomian dapat terjadi ketika terjadi perubahan dalam jumlah
pemintaan agregat. Naiknya harga-harga impor yang disebabkan olch depresiasi nilai tukar
dapat mengakibatkan menurunnya jumlah permintaan untuk barang impor dan meningkatkan
jumlah ekspor yang secara lebih lanjut dapat meningkatkan permintaan agregat. Lebih lanjut
lagi, meningkatnya permintaan agregat tersebut di dalam negeri turut mendorong
meningkatnya harga-harga barang-barang jika tidak diseimbangkan dengan supply yang
cukup. Selain itu juga depresiasi nilai tukar juga dapat membuat beban neraca pembayaran
perusahaan menjadi lebih berat yang sumber pembiayaannya berasal dari luar negeri.
Depresiasi akan menyebabkan naiknya beban bunga dan pokok hutang luar negeri dalam
mata uang domestik menjadi lebih besar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kebijakan moneter merupakan suatu usaha pemerintah dalam mengendalikan


keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan.
Kebijakan moneter pada dasarnya adalah suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
dan pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eskternal (keseimbangan neraca
pembayaran)

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) merupakan pencatatan atas transaksi


ekonomi yang terjadi antara penduduk dengan bukan penduduk Indonesia pada suatu
periode tertentu. Lembaga keuangan internasional adalah lembaga keuangan yang
telah ditetapkan oleh lebih dari satu negara, dan merupakan subyek hukum
internasional. Pemiliknya atau pemegang saham umumnya pemerintah nasional,
meski lain lembaga-lembaga internasional dan organisasi lain kadang-kadang sosok
sebagai pemegang saham Jenis dari Lembaga Keuangan Internasional ada beberapa
yaitu Bank Dunia, IMF, IDB, ADB dan sebagainya.

Nulai tukar merupakan harga dari satuan mata uang terhadap mata uang asing
lainnya atau nilai dari suatu mata uang asing terhadap nilai mata uang lainnya.

B. SARAN
Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh

Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan

bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami

mengharapkan kritik dan saran yang konstrukt


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Suparman Ibrahim, 1990, Model Makro Ekonomi Indonesia, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.

Desiderius Sriyono. 1995, Analisis Ekonomi Makro Indonesia Selama Pelita 1-Pelita IV,
Tesis, Universitas Gajah Mada, Tidak Dipublikasikan Dombusch, Rudiger, Fischer Stanley,
2001, Macro Economics, eighth

Elmer, GWiens, 2004, Egwald Economics:


Macroeconomics, http://www.egwald.com/macroeconomics/basicism.php.

Huda, Nurul. 2007, Keseimbangan IS-LM dengan Pendekatan Ekonomi Islam, Didownload
dari http://ahimstaff.gunadharma.ac.id

Bank Indonesia, 2011, Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional
Indonesia. Bank Indonesia.

Krugman, Paul R. 2004. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Indeks

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar Ekonomi dan


Bisnis Global. Jogjakarta: BPFE

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Jogjakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai