Ekonomi Moneter
Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter
Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA PALU
2023
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidakakan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semogaterlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “EKONOMI
MONETER”, yang membahas tentang “MODUL 7,8 DAN 9”. Kami menyadari bahwa masih
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan motivasi bagi siapa saja yang
Dalam suatu sistem perekonomian, salah satu cara untuk mengendalikan keseimbangan
ekonomi adalah melalui kebijakan moneter. Kebijakan moneter merupakan suatu usaha
pemerintah dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan. Kebijakan moneter pada dasarnya adalah suatu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, dan
serta tercapainya tujuan ekonomi makro yaitu menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur
dengan kesempatan kerja, kestabilan harga, serta neraca pembayaran internasional yang
seimbang. Kebijakan moneter yang diambil Bank Sentral/ Bank Indonesia (BI) tidak bisa secara
langsung mempengaruhi kegiatan ekonomi tapi memerlukanwaktu (time lag) dan melalui suatu
mekanisme transmisi tertentu yang dikenal dengan nama channels of monetary transmission.
Kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi riil melalui berbagai saluran (channel), di
antaranya suku bunga, agregat moneter, kredit, nilai tukar, harga aset, dan ekspektasi. Oleh
karena itu, identifikasi transmisi kebijakan moneter merupakan hal yang penting bagi pengambil
Sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan
pengelolaan atau pengaturan simtem kredit perbankkan secara dinamis, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan
digerakkan. Kebijakan moneter ditetapkan oleh Bank Indonesia agar tujuan antara intermediate
target berupa penentuan indikator ekonomi dapat tercapai sehingga dengan itu tujuan
C. Tujuan
MODUL 7
“ANALISIS IS - LM”
Seperti telah didiskusikan di muka bahwa menurut Keynes kebutuhan masyarakat akan uang
didasari oleh tiga motif, yaitu (1) motif transaksi, (2) motif berjaga-jaga, dan (3) motif
spekulasi.
Kebutuhan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Kebutuhan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga dipengaruhi oleh tingkat
pendapatan. Jika kebutuhan uang untuk transaksi diberi simbol LT dan kebutuhan uang
untuk berjaga-jaga diberi simbol L J maka secara matematis dapat ditulis LT = f (Y) dan LJ
= g (Y). Walaupun pada kenyataannya fungsi permintaan uang agregat untuk transaksi dan
berjaga- jaga tidak dalam bentuk linear, namun untuk menghindari perhitungan yang rumit
dalam bahasan ini diambil contoh fungsi permintaan uang agregat tersebut dalam bentuk
linear. Misalnya, permintaan uang agregat untuk transaksi mempunyai persamaan fungsi
LT = 0,25 Y dan untuk berjaga-jaga mempunyai persamaan LJ = 0,15 Y maka dapat
digambarkan dalam bentuk kurve sebagai berikut (Gb.4.4).
LT, LJ, L1
50
L1 = 0,4Y
40
30 LT = 0,25Y
20 LJ = 0,15Y
10
Pasar barang adalah pasar dimana semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
negara dan dalam jangka waktu tertentu. Permintaan dalam pasar barang merupakan agregasi
dari semua permintaan akan barang dan jasa di dalam negeri, sementara yang menjadi
penawarannya adalah semua barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri. Dalam ekonomi
konvensional, keseimbangan umum dapat terjadi apabila pasar barang dan pasar uang ada di
dalam keseimbangan.
Dalam keadaan keseimbangan umum ini besamya pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga
(i) yang terjadi akan mencerminkan pendapatan nasional (Y) dan tingkat bunga (i) yang
seimbang baik di pasar barang maupun di pasar uang. Namun, dalam ekonomi Islam, sistem
bunga dihapuskan. Kurva IS menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat
Dengan asumsi perekonomian tertutup, dimana ekspor adalah nol, maka pengeluaran yang
direncanakan (E) sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang direncanakan 1, dan pembelian
E=C+I+G
Alasan utama dalam memegang uang dalam ekonomi Islam adalah karena motif
transaksi dan motif berjaga-jaga. Spekulasi tidak akan pemah ada. Dengan demikian
permintaan uang untuk tujuan spekulasi (sebagai fungsi tingkat bunga) menjadi nol dalam
ekonomi Islam Oleh karena itu, permintaan uang dalam ekonomi Islam berhubungan dengan
tingkat pendapatan. Besarnya persediaan uang tunai akan berhubungan dengan pendapatan
Hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang muncul di pasar uang
dinyatakan dengan kurva LM. Teori preferensi likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga
yang paling likuid, yaitu uang. Jika M menyatakan penawaran uang dan P menyatakan
tingkat harga, maka M/P adalah penawaran dari keseimbangan uang ril. Teori preferensi
likuiditas mengasumsikan adanya penawaran uang riil tetap. Penawaran uang M adalah
variabel kebijakan eksogen yang dipilih oleh bank sentral. Tingkat harga P juga merupakan
variabel eksogen dalam model ini (dianggap tingkat harga adalah tertentu (given) karena
model IS-LM menjelaskan jangka pendek ketika tingkat harga adalah tetap). Asumsi ini
menunjukkan bahwa penawaran uang riil adalah tetap dan biasanya tidak tergantung pada
MODUL 8
”NERACA PEMBAYARAN INDONESIA DAN KEUANGAAN INTRNASIONAL
Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua
kelompok (1) barang (goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer
berjalan (current transfer); (2) modal/finansial (capital/financial). Transaksi dalam
kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current account), sementara
transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal dan finansial
(capital and financial account). Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan
dalam dua macam transaksi. 1. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan
mengalimya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut
transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisicadangan
devisa.
Bank Dunia mempunyai fungsi dan tujuan untuk memberikan pinjaman leverage ke
negara-negara berkembang untuk program modal. Bank dan memiliki tujuan untuk
mengurangi kemiskinan. Bank Dunia mendapatkan dana untuk operasinya terutama
melalui penjualan IBRD AAA-rated obligasi di pasar keuangan dunia. IBRD
pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan pinjaman, dengan memanfaatkan pinjaman
sendiri modal disetor, ditambah investasi dari float. Sebagai organisasi politik, Bank
Dunia harus memenuhi tuntutan dari donor dan pinjaman pemerintah, pasar modal
swasta, dan organisasi internasional lainnya. Sebagai organisasi yang berorientasi aksi,
itu harus netral, yang mengkhususkan diri dalam bantuan pembangunan, bantuan
teknis, dan pinjaman.
MODUL 9
“SISTEM DAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR”
Abimanyu (2004) memaparkan nilai tukar sebagai harga mata uang relatif terhadap mata
uang negara lain, dan oleh karena itu, nilai tukar ini mencakup dua mata uang maka titik
keseimbangannya ditentukan oleh tarik
menarik antara permintaan dan penawaran dari kedua mata uang tersebut. Secara
sederhananya, nilai tukar atau kurs dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara
nilai mata uang negara lain. Mata uang suatu negara dapat diperjualbelikan atau dapat
ditukarkan
sesuai dengan nilai tukar mata uang yang berlaku di pasar mata uang atau yang biasa disebut
dengan pasar valuta asing. Atas dasar perubahan kondisi ekonomi serta sosial politik yang
terjadi di dalam sebuah negara, nilai tukar mata uang suatu negara dapat berubah secara
substansial. Mata uang suatu negara disebut mengalami apresiasi saat nilai tukamya relatif
mengalami kenaikan dibandingkan dengan mata uang negara lain, hal yang berkebalikan
dinamakan depresiasi yaitu saat nilai tukamya relatif mengalami penurunan dibandingkan
dengan mata uang negara lain. Secara ekonomi, nilai tukar mata uang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu, nilai tukar nominal dan nilai tukar riil (Mankiw, 2007).
Mekanisme nilai tukar dalam kegiatan perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi dan
inflasi, dapat dilakukan melalui transmisi langsung ataupun tidak langsung. Bentuk transmisi
nilai tukar ke inflasi secara langsung terjadi melalui berubahnya sejumlah harga-harga barang
yang diimpor. Sementara itu, mekanisme transmisi nilai tukar atas inflasi secara tidak
langsung terjadi melalui terjadinya peningkatan dalam permintaan agregat, permintaan
agregat bersih, ekspor dan impor serta permintaan dalam negeri, konsumsi investasidan
Pengeluaran Pemerintah.
Dalam transmisi langsung, berubahnya nilai tukar akan berpengaruh pada harga-harga dari
barang impor. Khusus dalam kasus nilai tukar mengalami depresiasi, maka harga barang-
barang impor akan menjadi mahal yang pada selanjutnya akan memicu naiknya inflasi di
dalam negeri. Sementara itu, untuk mekanisme transmisi secara tidak langsung keterkaitan
nilai tukar dalam perekonomian dapat terjadi ketika terjadi perubahan dalam jumlah
pemintaan agregat. Naiknya harga-harga impor yang disebabkan olch depresiasi nilai tukar
dapat mengakibatkan menurunnya jumlah permintaan untuk barang impor dan meningkatkan
jumlah ekspor yang secara lebih lanjut dapat meningkatkan permintaan agregat. Lebih lanjut
lagi, meningkatnya permintaan agregat tersebut di dalam negeri turut mendorong
meningkatnya harga-harga barang-barang jika tidak diseimbangkan dengan supply yang
cukup. Selain itu juga depresiasi nilai tukar juga dapat membuat beban neraca pembayaran
perusahaan menjadi lebih berat yang sumber pembiayaannya berasal dari luar negeri.
Depresiasi akan menyebabkan naiknya beban bunga dan pokok hutang luar negeri dalam
mata uang domestik menjadi lebih besar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nulai tukar merupakan harga dari satuan mata uang terhadap mata uang asing
lainnya atau nilai dari suatu mata uang asing terhadap nilai mata uang lainnya.
B. SARAN
Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
Mahasiswa khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dalam usahanya, dan dapat menambah pengetahuan
Abdullah Suparman Ibrahim, 1990, Model Makro Ekonomi Indonesia, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Desiderius Sriyono. 1995, Analisis Ekonomi Makro Indonesia Selama Pelita 1-Pelita IV,
Tesis, Universitas Gajah Mada, Tidak Dipublikasikan Dombusch, Rudiger, Fischer Stanley,
2001, Macro Economics, eighth
Huda, Nurul. 2007, Keseimbangan IS-LM dengan Pendekatan Ekonomi Islam, Didownload
dari http://ahimstaff.gunadharma.ac.id
Bank Indonesia, 2011, Neraca Pembayaran Indonesia dan Posisi Investasi Internasional
Indonesia. Bank Indonesia.
Krugman, Paul R. 2004. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Jakarta: Indeks