Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL ONLINE

PEREKONOMIAN INDONESIA (ESPA4314)


CEP MAFTUH SAEPULLOH

044238768

MANAJEMEN

UPBJJ BANDUNG

FAKULTAS EKONOMI

Universitas Terbuka
2023.2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tutorial ini dengan baik. Solawat serta salam
semoga tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya.
Penyusunan tugas tutotial,.

Kami mengucapkan terima kasih kepada…... Selaku dosen pengampu mata kuliah
komunikasi bisnis yang telah meluangkan segenap tenaga dan waktunya untuk memberikan
dan senantiasa membimbing kami.

Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah terdapat banyak kekurangan
baik dari segi penggunaan kata maupun bahasa dalam penulisan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak yang membaca
makalah ini.
TUGAS TUTORIAL KE-3
ESPA4314/PEREKONOMIAN INDONESIA
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan jenis bantuan luar negeri dari yang disusun berdasarkan 15
tingkat paling mudah/lunak.

2 Jelaskan pengaruh utang luar negeri bagi Indonesia sebagai negara 15


debitor!

3 Jelaskan faktor yang mendorong dan memberi peluang terjadinya 20


praktek korupsi dalam birokrasi!

4 Jelaskan indikator yang sering digunakan untuk mengukur 20


kemiskinan?

5 Jelaskan arah kebijakan pada Prioritas jangka menengah pembangunan 15


ekonomi ditekankan pada program-program untuk meletakkan
landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan?

6 Untuk mengatasi masalah kemiskinan akibat krisis moneter, 15


pemerintah mengeluarkan program Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Jelaskan definisi JPS dan sebutkan program serta alokasi dana JPS?

* coret yang tidak sesuai

1. Jenis bantuan luar negeri


Menurut Hudiyanto, jenis bantuan luar negeri yang disusun berdasarkan
tingkat paling lunak adalah sebagai berikut:
1. Hibah (grant) uang senilai $1 juta tanpa ikatan dalam cara penggunaannya.
2. hibah beras senilai $1 juta suatu negara, yang hasil penjualannya digunakan
untuk membiayai proyek pembangunan tertentu di negara penerima hibah.
3. Pinjaman (loan) sebesar $1 juta yang penggunaannya terbatas untuk membeli
barang dan jasa konsultasi dari perusahaan negara pemberi pinjaman. Lama
pinjaman 20 tahun, masa tenggang (gestation period) 1 tahun dengan bunga 1
persen.
4. Pinjaman sebesar $1 juta dengan bunga 3% untuk membeli barang dari negara
pemberi pinjaman, masa pelunasan (amortisasi) 10 tahun.
5. Pinjaman sebesar $1 juta dengan bunga 1% dibawah suku bunga yang berlaku
di pasar komersial, lama pinjaman 8 tahun.

2. Pinjaman luar negeri pada satu sisi dapat menjadi pendukung program pembangunan
nasional yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga target pertumbuhan ekonomi
nasional dan pendapatan perkapita masyarakat dapat meningkat. Namun pada sisi
lain, melakukan pinjaman atau utang luar negeri dapat menimbulkan masalah dalam
jangka panjang yang akan menjadi beban seakan tak dapat dilepaskan, sehingga
menyebabkan berkurangnya kesejahteraan masyarakat. Pertama, dampak langsung
dari utang yaitu cicilan bunga yang makin mencekik. Kedua, dampak yang paling
hakiki dari utang tersebut yaitu hilangnya kemandirian akibat keterbelengguan atas
keleluasaan arah pembangunan negeri, oleh si pemberi pinjaman. Dapat dilihat pula
dengan adanya indikator-indikator baku yang ditetapkan oleh Negera-negara donor,
seperti arah pembangunan yang ditentukan. Baik motifnya politis maupun motif
ekonomi itu sendiri. Pada akhirnya arah pembangunan kita memang penuh kompromi
dan disetir, membuat Indonesia makin terjepit dan terbelenggu dalam kebijakan-
kebijakan yang dibuat negara Donor. Hal ini sangat beralasan karena mereka sendiri
harus menjaga, mengawasi dan memastikan bahwa pengembalian dari pinjaman
tersebut plus keuntungan atas pinjaman, mampu dikembalikan. Alih-alih untuk
memfokuskan pada kesejahteraan rakyat, pada akhirnya adalah konsep tersebut asal
jalan pada periode kepemimpinannya, juga makin membuat rakyat terjepit karena
mengembalikan pinjaman tersebut diambil dari pendapatan negara yang harusnya
untuk dikembalikan kepada rakyat yaitu kekayaan negara hasil bumi dan Pajak. Selain
memberikan dampak seperti yang diatas, utang luar negeri memiliki berbagai dampak
baik positif dan negatif yaitu: a. Dampak positif
Dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu pemerintah
Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara,
yang diakibatkan oleh pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan
yang cukup besar. Dengan adanya utang luar negeri membantu pembangunan negara
Indonesia, dengan menggunakan tambahan dana dari negara lain. Laju pertumbuhan
ekonomi dapat dipacu sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. b.
Dampak Negatif
Dalam jangka panjang utang luar negeri dapat menimbulkan berbagai macam
persoalan ekonomi negara Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar
rupiah jatuh(Inflasi). Utang luar negeri dapat memberatkan posisi APBN RI, karena
utang luar negeri tersebut harus dibayarkan beserta dengan bunganya. Negara akan
dicap sebagai negara miskin dan tukang utang, karena tidak mampu untuk mengatasi
perekonomian negara sendiri, (hingga membutuhkan campur tangan dari pihak lain).
Selain itu, hutang luar negeri bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
- Membantu dan mempermudah negara untuk melakukan kegiatan ekonomi.
- Sebagai penurunan biaya bunga APBN
- Sebagai sumber investasi swasta
- Sebagai pembiayaan Foreign Direct Investment (FDI) dan kedalaman pasarmodal
- Berguna untuk menunjang pembangunan nasional yang dimiliki oleh suatuNegara
Menurut aliran neoklasik, utang luar negeri merupakan suatu hal yang positif. Hal ini
dikarenakan utang luar negeri dapat menambah cadangan devisa dan mengisi kekurangan
modal pembangunan ekonomi suatu negara. Dampak positif ini akan diperoleh selama
utang luar negeri dikelola dengan baik dan benar. Setiap negara memiliki perencanaan
pembangunan yang berbeda-beda, tetapi memiliki kapasitas fiskal yang terbatas. Untuk
membiayai pembangunan, pemerintah memiliki apa yang dikenal sebagai government
spending. Jika selisih pengeluaran pemerintah dengan tingkat penerimaan pajak bernilai
defisit, maka alternatifnya adalah dengan memanfaatkan pendanaan yang berasal dari luar
negeri.
3. Faktor-faktor korupsi
Faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi
Faktor penyebab korupsi dibagi menjadi dua. Yaitu diantaranya faktor internal dan
faktor eksternal, yang masing-masing faktor tersebut memiliki beberapa poin-poin .
faktor internal

• Yang menjadi penyebab akibat terjadinya korupsi pada faktor internal


adalah :

• Sifat rakus atau tamak yang dimiliki oleh manusia.


• Pada sifat rakus tersebut artinya manusia tidak mudah puas dengan apa
yang dimilikinya saat ini. Mereka cenderung merasa kurang dengan apa
yang mereka miliki dan hal tersebut akan mendorong manusia tersebut
untuk melakukan korupsi.
• Gaya hidup yang konsumtif.
• Gaya hidup yang konsumtif yaitu dalam segi kehidupan mereka sehari-hari
berlebihan, atau dapat disebut juga dengan gaya hidup yang boros. Gaya
hidup yang semacam ini akan mendorong mereka untuk melakukan
korupsi karena apabila dari penghasilan mereka tidak mencukupi untuk
memenuhi gaya hidup mereka yang boros.
• Moral yang kurang kuat.
▪ Faktor internal yang menyebabkan korupsi salah satunya yaitu akibat
moral manusia yang kurang kuat. Artinya moral yang mereka miliki
sangat kurang dan mereka lebih mementingkan kepentingan mereka
sendiri. Faktor eksternal
▪ Penyebab korupsi dari faktor eksternal antara lain:
▪ Politik
▪ Faktor politik mempengaruhi terjadinya korupsi karena pada dasarnya
politik sendiri berhubungan dengan kekuasaan. Artinya siapapun orang
tersebut pasti akan menggunakan berbagai cara, bahkan melakukan
korupsi demi mendapatkan kekuasaan tersebut. Faktor politik terbagi
menjadi dua yaitu kekuasaan dan stabilitas politik.
▪ Hukum
▪ Pada faktor hukum dapat dilihat dari sistem penegakan hukum yang
hanya pro pada pihak-pihak tertentu saja yang memiliki kepentingan
untuk dirinya sendiri. Faktor hukum juga dibagi menjadi dua yaitu
konsistensi penegakan hukum dan kepastian hukum.
▪ Ekonomi
▪ Faktor ekonomi juga salah satu faktor yang meyebabkan terjadinya
korupsi. Hal tersebut dapat dilihat dari apabila gaji atau pendapatan
seseorang tersebut tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari. Faktor ekonomi juga terbagi menjdai dua yaitu gaji
atau pendapatan dan sistem ekonomi.
▪ Organisasi
▪ Faktor organisasi memiliki beberapa aspek yang menyebabkan korupsi ,
diantaranya yaitu :
▪ Kultur atau budaya
▪ Pimpinan
▪ Akuntabilitas
▪ Manajemen atau system

4. Indikator kemiskinan

Sementara indikator keluarga fakir miskin yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial
RI (2005: 15-16), yaitu :.
(1). Penghasilan rendah, atau berada di bawah garis kemiskinan yang dapat diukur dari
tingkat pengeluaran per orang per bulan berdasarkan standar BPS per wilayah propinsi dan
kabupaten/kota.
(2). Ketergantngan pada bantuan pangan kemiskinan (zakat/raskin/santunan sosial).
(3). Keterbatasan kepemilikan pakaian yang cukup setiap anggota keluraga per tahun
(hanya mampu memiliki 1 stel pakaian lengkap per orang per tahun).
(4). Tidak mampu membiayai pengobatan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit.
(5). Tidak mampu membiayai pendidikan dasar 9 tahun bagi anak-anaknya.
(6). Tidak memiliki harta yang dapat dijual untuk membiayai kebutuhan hidup selama tiga
bulan atau dua kali batas kemiskinan.
(7). Ada anggota keluarga yang meninggal dalam usia muda atau kurang dari 40 tahun
akibat tidak mampu mengobati penyakit sjak awal.
(8). Ada anggota keluarga usia 15 tahun ke atas yang buta huruf.
(9). Tinggal di rumah yang tidak layak huni.
Secara umum jika 3 (tiga) kriteria tersebut di atas terpenuhi, maka sebuah keluarga
sudah dapat dikategorikan sebagai keluarga miskin yang layak untuk memperoleh
pelayanan.
5. Arah Kebijakan RPJM
Arah kebijakan pembangunan pemberdayaan koperasi dan UMKM pada tahun 2014
merupakan rangkaian arahkebijakan yang berkelanjutan sesuai RPJMN 2010-2014 dan
dilengkapi dengan beberapa arah kebijakan untuk menjawab kebutuhan terkini dan dinamika
perubahan pasar sebagai berikut:
1. Meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi koperasi dan UMKM, yang mencakup
penataan peraturan perundang-undangan di bidang koperasi dan UMKM, serta
pengembangan, pengendalian dan pengawasan koperasi;
2. Mengembangkan produk dan pemasaran bagi koperasi dan UMKM, yang mencakup
penyediaan dukungan pemasaran, produksi, kemitraan, investasi dan pengembangan
produk unggulan;
3. Meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) koperasi dan UMKM, yang
mencakup pemasyarakatan dan pengembangan kewirausahaan, kapasitas dan
kompetensi SDM, penyediaan layanan pengembangan bisnis, revitalisasi pendidikan
dan pelatihan koperasi dan UMKM, serta peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengembangan SDM koperasi dan UMKM;
4. Meningkatkan akses usaha mikro dan kecil kepada sumberdaya produktif, yang
meliputi peningkatan askes permodalan, pengembangan dan pengendalian koperasi
simpan pinjam yang disertai dengan peningkatan kapasitas dan kompetensi
pengelolanya, pengembangan jasa keuangan bagi koperasi dan UMKM, perluasan
KUR; dan
5. Memperkuat kelembagaan koperasi, yang mencakup peningkatan kualitas organisasi
dan badan hukum koperasi, ketatalaksanaan koperasi, dan keanggotaaan koperasi,
serta penguatan kapasitas koperasi sesuai dengan amanat Undang-undang No. 17
tahun 2012 tentang perkoperasian.
6. Program JPS
Program JPS adalah program yang dirancang untuk membantu rakyat miskin yang terkena
dampak akibat krisis ekonomi dan dilaksanakan melalui tahapan penyelamatan dan
pemulihan menuju pada kondisi yang normal.
Arah kebijakan JPS meliputi ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, penciptaan lapangan
kerja produktif, serta pemberdayaan masyarakat.

Pelaksananan & Alokasi Dana JPS


1. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (PNPM Pedesaan)
2. Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin)
3. Pendidikan
4. Kesehatan
5. Bantuan langsung Tunai (BLT)
6. Program Keluarga Harapan (PKH)
7. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Anda mungkin juga menyukai