Tugas 3 Hukum Perlindungan Konsumen
Tugas 3 Hukum Perlindungan Konsumen
NIM : 017761826
Contoh Kasus
Pertanyaan:
Jawab:
Berdasarkan kasus diatas, BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai
lembaga pemerintah non kementerian, memiliki wewenang untuk melakukan
pengawasan kepada konsumen, sehingga dapat melakukan pengawasan terhadap
perusahaan Jamu Express untuk memastikan produk yang dihasilkan dan di
edarkan aman serta memenuhi standar kesehatan. Jika terbukti bahwa perusahaan
tersebut menjual jamu yang menyebabkan keracunan pada konsumen, maka BPOM
dapat mengambil tindakan penegakan hukum terhadap perusahaan Jamu Express
sesuai dengan ketentuan yang berlaku seperti pencabutan izin edar, dan lain
sebagainya.
Jawab:
Sebelum melakukan upaya hukum dalam hal ini, para penggugat dapat memikirkan
kembali, apa tujuan yang hendak dicapai dengan menggugat perusahaan jamu
tersebut. Jika para penggugat hanya menginginkan penggantian biaya perawatan
dari pihak perusahaan, sebaiknya hal tersebut dibicarakan secara baik-baik dengan
pihak perusahaan. Bisa jadi pihak perusahaan bersedia memberikan ganti kerugian
tersebut tanpa perlu melakukan gugatan ke pengadilan yang tentunya akan
memakan waktu dan biaya.
Majelis BPSK terdiri dari unsur pemerintah, pelaku usaha, dan konsumen. Pada
dasarnya konsumen dapat langsung menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha,
namun apabila pelaku usaha yang bersengketa dengannya menolak atau tidak
memberi tanggapan atas tuntutan ganti rugi tersebut maka konsumen dapat
menggugat pelaku usaha yang bersangkutan ditempat kedudukan konsumen. Jika
konsumen memilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan,
gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut
dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang
bersengketa. Menurut UUPK, ada beberapa cara Penyelesaian Sengketa Konsumen
yang dilakukan diluar pengadilan yaitu : Konsiliasi, Mediasi dan Arbitrase. Dalam
kasus keracunan jamu ini, perusahaan Jamu Express sebagai pelaku usaha dan
konsumen yang mengalami keracunan dapat menyelesaikan kasus ini secara damai
melalui mediasi maupun negosiasi.
Dengan mediasi, pihak-pihak dari pelaku usaha dan konsumen yang terlibat, duduk
bersama dengan mediator guna mencapai kesepakatan bersama yang memuaskan
kedua belah pihak. Sedangkan dalam negosiasi, para pihak dapat langsung
berunding dan mencapai kesepakatan bersama tanpa harus melibatkan pihak ketiga.
Sedangkan yang dimaksud Pelaku usaha adalah setiap orang perseorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian
menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi (Pasal 1 angka 3
UUPK).
Jadi, berdasarkan UUPK, pihak yang dianggap bertanggung jawab atas kerugian
konsumen (dalam hal ini Anda) adalah Perusahaan Jamu Express, sehingga jika
dilakukan di luar pengadilan lebih efektif sebab kedua belah pihak bisa membuat
kesepakatan yang menguntungkan. Selain biaya murah, proses cepat dan sederhana,
penyelesaian di luar pengadilan bisa menghasilkan win-win solution. Tak kalah
penting, “mengurangi dampak pemberitaan”.
Berdasarkan kasus diatas, bagaimana proses dan keuntungan dari penyelesaian
sengketa konsumen di pengadilan? Jelaskan berlandaskan UUPK
Jawab:
a. ahli waris dari pelaku usaha atau konsumen yang merasa dirugikan;
Hal yang perlu diingat terkait ganti rugi adalah sifat kerugiannya. Jika
kerugian tersebut bersifat nyata, BPSK pasti mengabulkan permintaan
penggugat. Sebaliknya, Undang-undang Perlindungan Konsumen tidak
menghendaki atau mengizinkan BPSK untuk mengabulkan ganti kerugian
immaterial. Dalam Undang-undang
1) Keputusan wajib dikeluarkan oleh majelis paling lambat 21 hari kerja sejak
gugatan masuk dan diterima oleh BPSK.
4) Jika putusan diterima oleh kedua belah pihak, pelaku usaha diberikan
waktu 7 hari untuk menjalankan putusan. Pengaduan dianggap selesai saat
pelaku usaha berhasil melakukan tugasnya dengan baik.
6) Paling lambat 5 hari usai pengajuan keberatan, pelaku usaha tidak kunjung
melaksanakan putusan, BPSK menyerahkan berkas perkara kepada penyidik.
Berdasarkan kasus di atas, sederhananya proses penyelesaian sengketa konsumen di
pengadilan adalah sebagai berikut:
Salah satu hal krusial yang dibutuhkan dalam proses litigasi adalah
pendamping hukum yang ahli dan berpengalaman. Oleh sebab itu sangat
penting bagi pihak yang akan terlibat di dalam suatu proses litigasi untuk
segera mendapatkan bantuan hukum dari tim yang telah berpengalaman
dalam menangani berbagai sengketa.
Referensi:
https://www.hukumonline.com/klinik/a/siapa-yang-harus-digugat-cl1957/