Karyawan
Received: 05th April 2019; Revised: 06th April 2019; Accepted: 19 th July 2019
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.15548/...........
Laila Listiana Ulya*) Abstract: Praktik profesi Psikologi Industri dan Organisasi
Prodi Psikologi, Universitas Negeri seperti seleksi, potential review, dan promosi membutuhkan
Semarang Evidence-Based Practice (EBP) agar dipercaya, meminimalisir
E-mail: tindakan berbahaya, dan terhindar dari gugatan klien secara
lailalistianaulya@mail.unnes.ac.id hukum. PAPI Kostick sering digunakan psikolog sebagai tes
kepribadian untuk memprediksi kinerja. Adaptabilitas adalah
salah satu bentuk dari kinerja yaitu contextual performance.
Rahmat Hidayat
Ironisnya belum ada penelitian tentang kemampuan prediktif
Fakultas Psikologi, Universitas Gadjah
PAPI Kostick terhadap adaptabilitas karyawan. Penelitian ini
Mada
bertujuan memberikan bukti empiris kemampuan PAPI Kostick
E-mail: r.hidayat@ugm.ac.id
dalam memprediksi adaptabilitas karyawan. Metode
penelitiannya adalah metode dokumentasi dengan menggunakan
*) Corresponding Author skor alat tes PAPI Kostick dan Penilaian Adaptabilitas dalam
rentang waktu berbeda. Subjek penelitiannya adalah 158 orang
karyawan tenaga non-kependidikan di Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Gadjah Mada. Analisis data menggunakan
regresi linear berganda. Hasilnya adalah PAPI Kostick mampu
memprediksi adaptabilitas karyawan sebesar 16% yaitu pada
aspek peran pekerja keras (G) dan kebutuhan mengontrol orang
lain (P). Kesimpulannya adalah PAPI Kostick mampu
memprediksi Adaptabilitas Karyawan.
How to Cite: Ulya, L., & Hidayat, R. (2022). Kemampuan PAPI Kostick dalam Memprediksi Adaptabilitas
Karyawan. Jurnal Psikologi Islam : Al-Qalb. Vol. 13, No. 2. (2022).
137
138Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
dan tidak pasti seperti yang timbul dari sebagai fungsi dari kemampuan kognitif
restrukturisasi organisasi, perubahan (intuisi dan pemikiran kritis dan kreatif) dan
prioritas, atau kemampuan menurunkan kemampuan hubungan sosial (kesadaran
sumber daya (Murphy, 2015). Adaptasi diri dan kemampuan sosial). Sedangkan
karyawan mampu memprediksi adaptasi organisasi merupakan sikap yang
kesejahteraan subjektif di tempat kerja harus meliputi keseluruhan organisasi dan
(keterlibatan kerja, kepuasan kerja, dan turunan dari perubahan organsisasi (Boylan
penanganan stress kerja) (Loughlin & & Turner, 2017).
Priyadarshini, 2021).
Kemampuan adaptasi merujuk pada
Kemampuan adaptasi melalui hal yang perlu diperhatikan para pelaku
praktik Human Resources yang inovatif bisnis untuk mampu bersaing dalam
akan mampu mengembangkan kompetensi lingkungan bisnis. Proses dari kemampuan
yang penting untuk mencapai keunggulan. adaptasi yang baik tercermin dari individu
Kemampuan adaptasi sumber daya manusia yang bertanggung jawab atas perencanaan
mempengaruhi kinerja organisasi, strategis untuk kemajuan organisasi (Koller
produktivitas karyawan dan terciptanya & Ramón, 2017). Adaptasi penting untuk
lingkungan yang dinamis secara langsung mencapai perilaku disiplin karyawan.
melalui praktik sumber daya manusia (Xiu Kemampuan adaptasi dapat berupa adaptasi
et al., 2017). Dalam sistem manajemen terhadap perubahan organisasi, budaya
sumber daya manusia, karyawan adalah yang berbeda, orang yang berbeda, dan
aset organisasi. Ketika kinerja karyawan teknologi baru (Pulakos et al., 2006).
meningkat maka kinerja, efektivitas, dan Adaptasi memiliki hubungan negatif yang
produktivitas organisasipun juga sangat signifikan terhadap stress kerja
meningkat, begitu juga sebaliknya. (Asmarani, 2017).
Adaptasi menjadi refleksi guna prospek
pengembangan jangka panjang. Adaptabilitas karyawan fokus pada
Kemampuan adaptasi merupakan tiga area yaitu adaptabilitas kerja,
karakteristik untuk membangun lingkungan adaptabilitas sosial, dan adaptabilitas
(Pinder et al., 2017). teknologi. Pertama, konten adaptabilitas
kerja bergantung pada kondisi pekerjaan
Individu adaptif mampu tertentu dimana karyawan direkrut dan
mengantisipasi masalah dan menyusun kesiapannya dalam bekerja. Kedua konten
berbagai solusi ketika menghadapi pada penyesuaian atau adaptabilitas sosial
lingkungan yang berubah. Kemampuan akan memandu mengintegrasikan karyawan
adaptasi adalah sebuah perubahan dalam ke dalam kelompok, membangun status
perilaku yang dicirikan oleh pendekatan sosial dan membangun hubungan
inovatif atau kreatif sebagai respon dari interpersonal yang baik. Hasil dari beberapa
perubahan lingkungan (Boylan & Turner, penelitian menunjukan bahwa masalah dari
2017). Karyawan menunjukan kinerja adaptabilitas sosial biasanya lebih
adaptif dengan menyesuaikan tingkah laku kompleks daripada adaptabilitas kerja.
mereka pada persyaratan yang dibutuhkan Adaptabilitas yang dimaksud dalam
dalam situasi kerja (Pulakos et al., 2006) penelitian ini berkaitan dengan
Adaptasi individu memiliki dua sifat yaitu penyelesaian masalah secara kreatif, sikap
139Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
Alat tes ini terdiri dari 20 aspek ukur pengukuran gaya kerja. Identifikasi
berupa need atau kebutuhan dan roles atau variabel-variabel yang relevan dan
persepsi keadaan oleh individu di tempat bermakna untuk menilai kepribadian dalam
kerja. Model teori PAPI berasal dari teori konteks organisasi dilakukan dengan
kepribadian Murray tentang need dan press mengadakan survey kepada eksekutif dan
dimana keduanya adalah sumber konflik manajer.
bagi individu. Teori Murray menjadi Hasilnya menunjukan bahwa
landasan kontruksi rasional PAPI dengan rasionalisasi dari penyertaan atau
subtes dua area. Satu skala pengukuran pengecualian dari need dan identifikasi
preferensi dimana Kostick menyebutnya pengaruh lingkungan (press) yang
dengan need dan satu skala pengukuran signifikan. Sejak need dan roles Kostick
persepsi dimana ia menyebutnya sebagai diidentifikasi dari sampel populasi kerja,
roles. Konseptualisasi need dan roles interaksi kedua dimensi ini dianggap
Kostick dipetakan ke dalam need dan press memiliki dasar yang berarti. Interaksi
Murray. Berikut adalah gambaran skala dinamika antara need dan roles di dalam
PAPI yang merefleksikan sistem klasifikasi PAPI menunjukan keunikan dari sebuah
need Murray. pengukuran kepribadian di dunia kerja.
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Need PAPI dan Need PAPI mencari pemahaman perilaku
Murray (Wilbers, 2015) manusia dalam interaksinya antara orang
Need PAPI Need Murray dengan situasi sehingga dapat
Need for rules and n Passivity menerjemahkan sifat kepribadian dan
supervision (W) situasi atau informasi kontektual dalam
Need to be notice (X) n Exhibition perilaku sebenarnya. Alat ini
Need to be belong to groups n Affiliation
mendeskripsikan kepribadian dalam 20
(B)
Need to relate closely to n Succorance
aspek dimana masing-masing aspek
individuals (O) mewakili need atau role tertentu. Tinggi
Need to control others (P) n Dominance rendahnya need atau role tertentu memiliki
Need to be forceful (K) n Agression interprestasi yang spesifik.
Need to achieve (A) n Achievement
Tabel 2. Fitur Utama Skala Need dan Roles PAPI
Need to be supportive (F) n Deference
(Wilbers, 2015)
Need to finish a task (N) n Order
Need for change (Z) - Need PAPI Roles PAPI
Skala 10 need Skala 10 role
Berdasarkan model kepribadian
Ditunjukan sebagai Ditunjukan sebagai
Murray, PAPI didesain untuk memperoleh pernyataan preferensi pernyataan persepsi
interaksi yang kompleks antara dua elemen (contoh : Saya suka (contoh : saya selalu
need dan roles. Kostick mendesain melakukan hal baru) fokus pada langkah ke
pengukuran kepribadian yang secara Mengukur preferensi depan)
khusus fokus pada area dunia kerja individual di berbagai Mengukur persepsi diri
perilaku berdasarkan individu dari perilaku
sehingga ia melakukan perbaikan yang
pada apa yang telah mereka di lingkungan
menjadikan PAPI relevean sesuai terjadi sebelumnya kerja
konteksnya. Kostick mendefinisikan need Tujuan dari need adalah
dan pengaruh lingkungan merupakan hal meraih kebutuhan
yang penting dan relevan terhadap kepuasan dan
menghindari frustasi
141Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
penggunaan instrumen atau alat ukur dalam praktiknya ditujukan untuk memprediksi
proses asesmen terkait dengan evaluasi performance karyawan di masa yang akan
psikometrinya. Ketika psikolog tidak datang. Ironisnya sejauh pengetahuan yang
memiliki bukti dasar dari penggunaan alat peneliti miliki, belum ada penelitian yang
psikologi sebagai metode dan alat penilaian memberikan bukti empiris tentang
maka akan sangat rawan dan lemah dalam kemampuan prediktif PAPI Kostick
pembelaan ketika sampai terjadi sebuah terhadap adaptabilitas sehingga penelitian
gugatan atau clash action terhadap praktik ini relatif bersifat baru dan terdapat ide
profesinya. Sebuah bukti atau evidence untuk mengkritisi penggunaan PAPI
memainkan peran yang penting dalam Kostick dalam praktik profesi psikologi.
sebuah ilmu pengetahuan untuk dapat
dipercaya dan memperkuat Kemampuan memprediksi ini
penyelenggaraan gerakan praktik berbasis diukur dengan parameter validitas prediktif.
bukti atau evidence-based practice (EBP). Salah satu syarat alat ukur psikologi yang
Terlebih untuk ilmu pengetahuan yang baik adalah mempunyai validitas prediktif.
memiliki praktik profesi dalam penerapan Ini merupakan seberapa besar derajat suatu
keilmuannya seperti psikologi. EBP tes psikologi mampu berhasil memprediksi
berfungsi untuk mengidentifikasi dan kesuksesan atau kinerja individu di masa
menyeleksi intervensi dan strategi datang. Pengujian validitas bertujuan untuk
perlakuan yang dapat memaksimalkan mengetahui keakuratan data yang diungkap
peluang munculnya manfaat, oleh suatu alat tes terhadap tujuan ukurnya.
meminimalisir tindakan yang berpotensi Di dalam pengukuran validitas prediktif ada
memberikan bahaya dimana akan dua macam variabel yaitu variabel prediktif
merugikan pasien atau klien, dan dan variabel kriterium. Variabel prediktif
memberikan perlakuan yang paling efektif yaitu variabel yang diperkirakan mampu
secara biaya. Selain itu, EBP juga dapat memprediksi variabel lain. Sedangkan
dijadikan sebagai media pertahanan hukum variabel kriterium yaitu variabel yang
karena praktik profesi memiliki risiko menjadi hasil dari prediksi variabel lain
pelanggaran dalam pengambilan keputusan (Azwar, 2021).
sebuah tindakan. Validitas prediktif merujuk suatu
Idealnya psikolog industri memiliki kondisi dimana perangkat penilaian mampu
EBP dalam melakukan intervensi pada tiga memprediksi kinerja masa depan dalam
area di atas yaitu seleksi, potential review bidang tertentu untuk mengukurnya
dan promosi. Faktanya, sejauh yang peneliti dilakukan tes pada waktu tertentu kemudian
ketahui tidak ada bukti dasar dan review dalam jangka waktu tertentu dilakukan
sistematis (meta analisis) terhadap pengukuran kembali terhadap kesuksesan
penggunaan alat-alat tes psikologi dalam atau kompetensi perilaku yang diprediksi.
praktik di bidang industri dan organisasi. Validitas prediktif merupakan asosiasi
Sejauh ini faktor kepercayaan menjadi antara skala dan variabel yang menjadi
dasar psikolog dalam menggunakan alat tes kriteria (Furr, 2011). Kriteria tersebut dapat
psikologi tertentu, belum berdasarkan bukti berupa skor tes lain yang mempunyai fungsi
empiris (statistik maupun psikometri). ukur sama atau berupa ukuran-ukuran lain
Penggunaan PAPI Kostick dalam yang relevan. Apabila skor tes diberi
143Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
sub aspek yang memiliki nilai tolerance ≤ yaitu sebesar 29,8%, S1 sebesar 12%,
0,10. Kesimpulannya adalah terdapat PPAK sebesar 5%, P2EB sebesar 6,3%,
multikolinieritas dalam model regresi yang MSi Doktor sebesar 5%, MM Jogja sebesar
melibatkan 11 aitem dan tidak terdapat 7,6%, MM Jakarta sebesar 25,3%, MEP
multikolinieritas dalam model regresi yang sebesar 3,8% dan MAKSI sebesar 5%.
melibatkan 9 aitem.
d. Uji Heteroskidatisitas 4. Uji Regresi Linier Berganda
Uji heteroskidasitas berfungsi untuk Uji regresi linier berganda bertujuan
mengetahui apakah dalam model regresi untuk melakukan diskripsi dan prediksi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual serta mengidentifikasi prediktor yang
satu pengamatan ke pengamatan lain. memiliki nilai prediksi paling besar. (Lana
Berdasarkan dari grafik scatter plot, tidak & Temalagi, 2013). Berikut adalah tabel
ada pola yang jelas serta titik-titik nilai koefisien korelasi 20 aspek PAPI
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada Kostick terhadap adaptabilitas.
sumbu Y pada model regresi. Selain itu,
nilai signifikansi pada tabel coefficient Berdasarkan hasil analisis regresi
dengan uji glejser sebesar 1,000 (p>0,05). linier berganda dengan menggunakan
Kesimpulannya adalah tidak terjadi metode Enter menunjukan bahwa nilai
heteroskidatisitas atau terjadi koefisien determinasi (R2) sebesar 0,160
homoskidatisitas pada model regresi. dan korelasi (R) sebesar 0,400 (p<0,05).
Tabel 3. Koefisien Korelasi Regresi Linier Hal ini menunjukan bahwa hanya 16%
Berganda variasi adaptabilitas dapat dijelasakan oleh
20 aspek PAPI Kostick. Lalu dari 20 aspek
No Aspek Koefisien Signifikasi PAPI Kostick, hanya ada 2 aspek yang
1 N 0,005 0,474 memiliki nilai signifikansi koefisien
2 G 0,149 0,031
3 A 0,098 0,111 korelasi <0,05 yaitu aspek G (hard intense
4 L 0,126 0,057 worked) sebesar 0,031 (p<0,05) dengan
5 P 0,132 0,049
6 I 0,038 0,319
B=0,251, R2 =0,022 dan aspek P (need to
7 T -0,099 0,109 control others) sebesar 0,049 (p<0,05)
8 V -0,032 0,345 dengan B=0,206, R2 =0,018.
9 X -0,126 0,058
10 S -0,111 0,083 Kesimpulannya adalah aspek G (role of
11 B -0,015 0,426 hard worker) dan aspek P (need to control
12 O 0,110 0,085
others) mampu memprediksi dan
13 R 0,126 0,058
14 D -0,070 0,191 memberikan pengaruh dalam menerangkan
15 C -0,121 0,065 variasi adaptabilitas. Artinya adalah
16 Z -0,110 0,084
17 E -0,005 0,477 semakin tinggi nilai pada aspek G dan aspek
18 K -0,103 0,100 P maka akan semakin tinggi pula
19 F -0,025 0,376 adaptabilitasnya.
20 W -0,014 0,429
5. Uji Analisis Diskriminan
3. Deskripsi Demografi Subjek Analisis diskriminan digunakan
Subjek penelitian ini terdiri dari 158 sebagai analisis tambahan untuk
tenaga non kependidikan Fakultas mengidentifikasi prediktor-prediktor yang
Ekonomika dan Bisnis dengan jumlah mampu membedakan kelompok dengan
perempuan sebesar 21,5 % dan laki-laki nilai tinggi dan rendah. Analisis
sebesar 78,5 %. Data penelitian berasal dari diskriminan dalam penelitian ini untuk
9 prodi dengan prosentase dari Wisma MM membedakan antara karyawan yang
146Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
Selain itu karyawan juga mampu mengelola Secara konseptual, hasil penelitian
perilakunya untuk berinteraksi dengan ini dapat dijelaskan bahwa orang-orang
rekan kerja, atasan, maupun bawahannya dengan peran pekerja keras, sesuai dengan
dengan baik ketika bekerja. Hubungan bunyi aitem-aitem pernyataan dalam PAPI
interpersonal pada atasan akan berdampak Kostick menunjukan peran bekerja dan
pada job performance dan hubungan berusaha sangat keras yaitu saya seorang
interpersonal pada rekan kerja akan pekerja keras, saya bekerja keras, saya
berdampak pada job satisfaction. Perilaku berusaha keras untuk menjadi yang terbaik,
komunikasi sosial membangun hubungan biasanya saya suka bekerja keras, biasanya
interpersonal yang membantu karyawan saya bekerja sangat keras, saya selalu
memahami sistem dan kebijakan yang berusaha sangat keras, dan saya suka
relevan dalam organisasi, memperjelas bekerja keras. Individu mempersepsikan
peran mereka ketika bekerja, mengintegrasi dirinya di dalam situasi dunia kerjanya saat
dalam kelompok kerja baru, dan dukungan ini sebagai seseorang yang bekerja sangat
dari rekan kerja maupun atasan. Hal ini keras. Peran pekerja keras ini berkaitan
mempercepat proses adaptasi ketika bekerja dengan adaptabilitas terhadap pekerjaan
(Kan, 2019). atau tugas. Sesuai dengan hasil analisis
data, karyawan yang memiliki nilai pada
Teori interpersonal aspek peran pekerja keras maka ia juga
menggambarkan persepektif hubungan memiliki adaptabilitas terhadap pekerjaan
antara perilaku seseorang sebagai hasil dari yang tinggi pula.
interaksi faktor situasional dan faktor
individu. Kemampun adaptasi interpersonal Adaptabilitas terhadap pekerjaan ini
merupakan kompetensi yang sangat penting merupakan kemampuan karyawan
dimiliki oleh karyawan. Dalam aplikasi menyesuaikan diri terhadap berbagai
teori interpersonal pada adaptabilitas tantangan dan tuntutan ketika menghadapi
interpersonal di tempat kerja, perilaku pekerjaan atau tugas baru agar kinerjanya
interpersonal dimotivasi oleh dua selalu meningkat. Tantangan dan tuntutan
kebutuhan dasar yaitu kebutuhan untuk ini bisa meliputi perkembangan teknologi
mengontrol orang lain (mendominasi dan yang harus diupdate dan
kekuasaan) dan kebutuhan untuk diimplementasikan dalam penyelesaian
berkelompok (kerukunan dan keramahan). pekerjaannya, proyek-proyek baru yang
Perilaku karyawan ini terdiri dari hubungan harus diikuti, dan perubahan sistem, alur
yang hangat dan dominan. Karyawan yang maupun cara kerja dari pihak manajemen,
mampu berdaptasi secara interpersonal dan berbagai kesempatan pelatihan guna
yaitu menyesuaikan diri terhadap hubungan meningkatkan ketrampilan karyawan dalam
hangat dan dominan dari perilakunya untuk menyelesaikan pekerjaan. Berbagai
melengkapi perilaku karyawan lain, akan tantangan dan tuntutan tersebut akan selalu
memiliki hubungan interpersonal yang menjadi sebuah perubahan yang akan terus
lebih baik daripada karyawan yang tidak terjadi dalam pekerjaan mereka sehingga
mampu beradaptasi. Maka mereka akan karyawan harus menyesuaikan diri atau
lebih berhasil menyelesaikan tugas-tugas beradaptasi. Sifat pekerjaan selalu berubah
sulit dalam area interpersonal (Powers, ke bentuk manajemen organisasi yang baru
2014). melalui munculnya tekonologi digital.
148Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
karyawan sektor publik dalam proses nilai dari aspek G (peran pekerja keras) dan
asesmen dalam area seleksi, potential aspek P (kebutuhan mengatur orang lain).
review, atau promosi, hendaknya memakai
DAFTAR PUSTAKA
Asmarani, R. (2017). Hubungan Antara Kemampuan Adaptasi Terhadap Kebisingan Dengan
Stres Kerja Karyawan. Jurnal Studia Insania, 5(1), 71.
https://doi.org/10.18592/jsi.v5i1.1356
Azwar, S. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2021). Penyusunan Skala Psikologi (Vol. 3). Pustaka Pelajar.
Boylan, S. A., & Turner, K. A. (2017). Developing Organizational Adaptability for Complex
Environment. Journal of Leadership Education, 16(2), 183–198.
https://doi.org/10.12806/v16/i2/t2
Cemani, D. P., Soebroto, A. A., & Wicaksono, S. A. (2013). SISTEM PAKAR TES
KEPRIBADIAN PAPI KOSTICK UNTUK SELEKSI DAN PENEMPATAN TENAGA
KERJA.
Cubiks. (2007). Personality and P Inventory PAPI-N (Normative) for South African:
Supplement User Guide. Unpublished guide.
Eshet, Y., & Harpaz, I. (2021). Personality Traits’ Predictors of Outstanding Performance in
the Public Sector. Public Performance & Management Review, 44(6), 1367–1394.
https://doi.org/10.1080/15309576.2021.1980064
Furr, R. M. (2011). Scale Construction and Psychometrics for Social and Personality
Psychology. SAGE Publications Ltd. https://doi.org/10.4135/9781446287866
Huang, J. L., Ryan, A. M., Zabel, K. L., & Palmer, A. (2014). Personality and adaptive
performance at work: A meta-analytic investigation. Journal of Applied Psychology,
99(1), 162–179. https://doi.org/10.1037/a0034285
Kan, Z. (2019). Talking about How to Improve the Work Adaptability of New Employees.
Proceedings of the 2nd International Symposium on Social Science and Management
Innovation (SSMI 2019), 435–439. https://doi.org/10.2991/ssmi-19.2019.74
Koller, T., & Ramón, M. (2017). Corporate culture and long-term survival of Spanish
innovative firms. International Journal of Innovation Science, 9(4), 335–354.
https://doi.org/10.1108/IJIS-11-2016-0053
Loughlin, E. M., & Priyadarshini, A. (2021). Adaptability in the workplace: Investigating the
adaptive performance job requirements for a project manager. Project Leadership and
Society, 2, 100012. https://doi.org/10.1016/j.plas.2021.100012
Makarius, E. E., & Larson, B. Z. (2017). Changing the perspective of virtual work: Building
virtual intelligence at the individual level. Academy of Management Perspectives.
Motowidlo, S. J., & Keil, H. J. (2013). Job performance. In Handbook of psychology: Industrial
and organizational psychology (pp. 82–183). John Wiley & Sons, Inc..
152Jurnal Al-Qalb, Volume 13, No 2, September 2022
Pinder, J., Schmidt, R., Austin, S., Gibb, A., & Saker, J. (2017). What is meant by adaptability
in buildings? Journal Facilities and the Definitive, 35(1/2), 2–20.