Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Jilid 2 No.2 Februari 2023 - (107-117)


p-ISSN 2980-4868 | e-ISSN 2980-4841
https://ajesh.ph/index.php/gp

PENGARUH KEMAMPUAN SUMBER DAYA MANUSIA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN

Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Islam Bandung

Email: acih685@gmail.com, haritsnuman.djaohari@gmail.com, dadangkusnadi@ymail.com

ABSTRAK:

Kinerja pegawai dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien dapat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia
yang mempunyai kemampuan yang baik dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan karakter organisasi.
Kepuasan kerja erat kaitannya dengan sikap kinerja pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kapabilitas sumber daya manusia kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Survei dilakukan terhadap responden dengan
menggunakan kuasi kuesioner. Analisis data menggunakan metode SEM (Structural Equating modeling)
menggunakan SmartPLS, penggunaan PLS dipilih selain dapat mengkonfirmasi teori juga dapat menggambarkan
ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten dan sesuai untuk sampel kecil. , responden yang dijadikan sampel
berjumlah 37 orang, dari hasil pengolahan data deskriptif persepsi responden tentang kemampuan sumber daya
manusia, kepemimpinan, kepuasan kerja dan kinerja pegawai berada pada kategori baik dan dari hasil uji hipotesis
ditemukan adanya terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kapabilitas sumber daya manusia terhadap
kinerja pegawai dengan nilai t statistik sebesar 2,704, dan terdapat pengaruh terdapat hubungan positif dan
signifikan antara kapabilitas sumber daya manusia terhadap kepuasan kerja dengan nilai t-statistik sebesar 3,121,
terdapat terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dengan nilai t-
statistik sebesar 2,606, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan. Kepemimpinan dan
Kinerja Karyawan dengan nilai t-statistik sebesar 2,101, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dengan nilai t-statistik sebesar 2,276. Dari hasil pengolahan data dapat
disimpulkan bahwa semakin baik kemampuan sumber daya manusia, kepemimpinan dan kepuasan kerja maka
semakin baik pula kinerja pegawai dalam suatu organisasi.

Kata Kunci: Kapabilitas Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan, Kepuasan Kerja, Kinerja Pegawai

20
Machine Translated by Google

Sejarah Artikel
Diterima: 10 Januari 2023
Revisi: 10 Februari 2023
Diterima: 22 Februari 2023
DOI:xxx

PERKENALAN sumber daya manusia, pengelolaan sumber


daya manusia oleh spesialis, dan integrasi
Suatu organisasi akan mencapai kinerja
manajemen sumber daya manusia dalam strategi
unggul dan memperoleh keunggulan kompetitif
bisnis. Resource-Based View (RBV)
jika dapat memperoleh sumber daya yang sulit
mengidentifikasi dimensi Human Resource
ditiru oleh pesaing. Sumber daya manusia
Capability (HRC) sebagai sumber daya inovatif,
dijadikan sebagai sumber keunggulan kompetitif.
sumber daya terampil, pelatihan karyawan yang
Oleh karena itu, sumber daya manusia harus
kompeten, dan komitmen sumber daya manusia.
berkaitan dengan kebutuhan organisasi.
Hal ini juga mendefinisikan tenaga kerja terampil
Personel yang berkualifikasi memungkinkannya
merespons kebutuhan pasar dengan lebih baik dalam hal layanan sebagai HRC sambil memasukkan keterampilan
manajerial seperti pengembangan diri
dan kualitas produk yang dihasilkan, diferensiasi
(Nu'man, 2017b).
inovasi dan produk teknologi (Nu'man, 2017b).
Manajemen sumber daya manusia adalah
Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral
seni dan ilmu mengelola hubungan dan peran
dalam suatu organisasi, dan organisasi yang
tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam
baik adalah organisasi yang berupaya
mendorong terpenuhinya tujuan masyarakat,
memaksimalkan kemampuan sumber daya
manusianya karena merupakan faktor utama karyawan, dan perusahaan. Berdasarkan
dalam memaksimalkan kinerja pegawainya.
Organisasi yang berkesinambungan (Hasibuan, 2011), untuk mengendalikan dan
mengelola berbagai fungsi subsistem dalam
Kinerja sangatlah penting karena akan
organisasi agar tetap konsisten dengan tujuan
menentukan apakah target yang telah ditetapkan
organisasi, diperlukan pemimpin karena
organisasi sebelumnya dapat tercapai atau
pemimpin adalah yang paling berperan.
sebaliknya. Dalam mengukur kinerja dalam
bagian penting dalam mengoptimalkan kinerja
budaya organisasi untuk menjamin efisiensi
pekerjanya (Bass & Avolio, 1994).
organisasi dan pembangunan berkelanjutan
serta menghadapi perubahan, sangat penting
Perilaku pemimpin mempunyai pengaruh
untuk mengoptimalkan kinerja karyawan
yang signifikan terhadap kinerja pegawai, sikap
(Nu'man, 2017).
perilaku. Dan
Sumber daya manusia merupakan sumber
Efektivitas pemimpin dipengaruhi oleh
daya yang dimiliki oleh perusahaan. Empat
karakteristik bawahan dan saling berhubungan
syarat sumber daya manusia adalah kemampuan
untuk proses komunikasi antar
dan komitmen manusia, kepentingan strategis

halaman AsianJournalofEngineering,SocialandHealth
108 Volume2,No.2 Februari 2023
Machine Translated by Google

Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi

bawahan dan pemimpinnya. Kegagalan pemimpin dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan
disebabkan oleh ketidakmampuan pemimpin dalam yang mereka hadapi terlebih dahulu, permasalahan
memuaskan dan menggerakkan karyawan dalam ketenagakerjaan baik dari segi ketersediaan jaringan,
lingkungan dan pekerjaan tertentu. (Lodge & Derek, kebijakan pemerintah, maupun persepsi masyarakat
1993) menjelaskan bahwa tugas seorang pemimpin terhadap kualitas layanan Puskesmas (Fatimah, 2019).
adalah mendorong bawahannya agar memiliki
kompetensi dan kesempatan berkembang dalam Secara administratif Puskesmas Sukaraya
menghadapi setiap peluang dan tantangan dalam terletak di wilayah Kecamatan Karang Bahagia dan
pekerjaannya, (Gibson et al., 1995) menjelaskan bahwa merupakan wilayah pemekaran Puskesmas Karang
tugas SDM manajemen berkisar pada upaya mengolah Bahagia pada tahun 2015. Wilayah kerja Sukaraya
unsur manusia beserta potensinya sehingga dapat terdiri dari 3 desa yaitu Desa Sukaraya, Desa Karang
diperoleh sumber daya manusia yang cukup dan Raahayu, dan Desa Karang Setia. Membina 50
memuaskan bagi organisasi. Berdasarkan Posyandu, 9 Dusun, 20 RW dan 94 RT dengan jumlah
penduduk 71.230 jiwa pada tahun 2021, dengan
(Lodge & Derek, 1993) (dan Waridin, 2004), Pekerjaan banyaknya perumahan di wilayah kerja Puskesmas
mempunyai tujuan, salah satunya adalah untuk Sukaraya, jumlah penduduk akan terus meningkat
mendapatkan kepuasan kerja. Dalam hal ini kepuasan setiap tahunnya, jumlah penduduk banyak dan
kerja erat kaitannya dengan sikap pegawai terhadap heterogen. karakter masyarakat, maka diperlukan
berbagai faktor dalam pekerjaannya, antara lain kesiapan Puskesmas untuk memberikan pelayanan
kepemimpinan, pengaruh sosial dalam pekerjaan, yang berkualitas dimulai dari kesiapan dan kemampuan
situasi kerja, dan faktor lainnya. sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan
Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan serta kebijakan kepemimpinan yang diarahkan efektif
yaitu strategi organisasi (kondisi ekonomi, budaya dan efisien dalam mengarahkan pelayanannya.
perusahaan, nilai tujuan jangka panjang dan jangka
pendek) dan atribut individu, termasuk keterampilan
dan kemampuan. tim.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja, Puskesmas
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat Sukaraya berada pada kategori baik. Namun capaian
yang digunakan untuk melaksanakan upaya pelayanan pengelolaan Puskesmas dan capaian program
kesehatan, baik kuratif, preventif, promotif, maupun Puskesmas tetap sama. Pertunjukan
rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah daerah
dan pemerintah pusat. Puskesmas yang selanjutnya
disebut Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan Pencapaian hasil dan keberhasilan suatu program
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan pelayanan kesehatan di suatu puskesmas sangat
masyarakat serta upaya kesehatan perseorangan bergantung pada kinerja pegawai masing-masing
tingkat pertama, dengan lebih menekankan pada upaya puskesmas. Kinerja puskesmas dinilai setahun sekali
preventif dan promotif di wilayahnya (Hargiani et al., dengan PKP (penilaian kinerja Puskesmas).
2022).

Puskesmas adalah penyelenggaraan kesehatan Ada beberapa definisi tentang


unit di wilayah kecamatan. Puskesmas mempunyai manajemen yang dikemukakan oleh para ahli yang
peranan paling penting dalam menjaga kesehatan banyak digunakan dalam literatur, antara lain:
masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mencapai tujuan Manajemen adalah proses perencanaan,
tersebut, puskesmas adalah pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian
Machine Translated by Google

hasil kerja anggota organisasi dengan menggunakan permasalahan dan kerangka pemikiran, maka hipotesis
seluruh sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan dirumuskan sebagai berikut:
organisasi yang telah ditetapkan H1 : Terdapat pengaruh sumber daya manusia
(Raymond, 2014). kemampuan terhadap kinerja karyawan
Menurut (Hasibuan, 2011), Manajemen sumber H2 : Terdapat pengaruh kapabilitas sumber daya
daya manusia adalah ilmu dan seni mengelola manusia terhadap kepuasan kerja
hubungan dan peran tenaga kerja agar secara efektif H3 : Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap
dan efisien membantu mencapai tujuan perusahaan, kepuasan kerja
karyawan, dan masyarakat. (Sudarmanto, 2009) H4 : Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai
menjelaskan bahwa Kompetensi atau Kapabilitas H5 : Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
Sumber Daya Manusia merupakan ciri dasar perilaku kinerja karyawan
seseorang yang berkaitan dengan situasi atau kinerja
unggul dalam pekerjaan atau kriteria acuan yang efektif
dan dipengaruhi METODE PENELITIAN
oleh pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai dan sikap, Jenis penelitian yang digunakan adalah
motif, watak (Traits), konsep diri (Self-Concept). penelitian kuantitatif dengan pendekatan survei, yaitu
pengambilan sampel dari populasi dengan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi menggunakan energi kuasi sebagai alat pengumpulan
suatu kelompok dalam pemenuhan tujuan yang telah ditentukan data. Populasinya adalah seluruh pegawai Puskesmas
(Robbins & Hakim, 2011). Kepuasan kerja merupakan Sukaraya, dan sampelnya adalah seluruh pegawai
suatu kondisi emosional yang menyenangkan atau Puskesmas Sukaraya, yang dibatasi dengan kriteria
positif yang diperoleh dari hasil kerja atau individu
eksklusi. Mereka yang telah bekerja
pengalaman, atau sikap dan perasaan karyawan di
tempat kerja (Michael, 2009). (Dessler, 2000) sudah lebih dari satu tahun dan bukan kepala
menyatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai Puskesmas Sukaraya yang berjumlah 37 orang.
prestasi kerja, yaitu perbandingan antara hasil kerja Dengan menggunakan kuisioner dan dari masing-
berdasarkan fakta dan standar kerja yang telah masing variabel menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang ada
ditentukan. diukur langsung dengan PLS pintar
Paradigma Penelitian di gambarkan seperti pada gambar 1 berikut:

Kapabilitas
Sumber daya
Manusia (X1)
(X3)
(Spencer dan Spencer 2009)
H1
H2

Kepuasan Kerja Kinerja Pgawai


(X3) (kamu)
H5

H3 (Parvin 2011) ( Dessler,2013)


H4

Kepemimpinan
(Kartono
(X2) 2008) ( Kartono 2008)

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

Gambar 2. Model Variabel Konstruksi Sistem


Berdasarkan identifikasi tersebut Pengukuran

halaman AsianJournalofEngineering,SocialandHealth
110 Volume2,No.2 Februari 2023
Machine Translated by Google

Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi

Data yang telah terkumpul kemudian diuji dan Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kapabilitas
dianalisis menggunakan metode PLS dengan Sumber Daya Manusia (X1) variabel X1 sebesar 2286
menggunakan SmartPLS versi 3. PLS merupakan dengan rata-rata sebesar 4,12.
metode solusi SEM (Structural Equation Modeling) Nilai rata-rata ini berada pada kisaran 3,40 –
yang lebih baik dibandingkan teknik SEM lainnya. 4.20. Oleh karena itu, dari hasil garis kontinum di atas
dapat disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap
Instrumen Penelitian X1 berada pada kategori baik.
Nilai Q Square merupakan prediksi relevansi
untuk model konstruktif. Di dalam Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kepemimpinan
Dalam kasus ini, Q Square digunakan untuk menguji (X2) Total skor variabel X2 adalah 1803 dengan rata-
seberapa baik model menghasilkan nilai observasi dan rata 4,06. Nilai rata-rata ini berada pada rentang 3,40 –
estimasi parameter. Nilai Q-square sebesar 0 4,20. Oleh karena itu, dari hasil garis kontinum di atas
menunjukkan model tersebut memiliki relevansi prediktif; dapat disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap
sebaliknya, nilai Q-Square ÿ 0 menunjukkan model X2 berada pada kategori baik.
tersebut memiliki relevansi prediktif yang kurang.

Kebaikan Fit Criteria Test (GoF). Uji Kriteria Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kepuasan
Goodness of Fit (GoF) digunakan untuk mengevaluasi Kerja (X3) Total skor variabel X3 sebesar 1657 dengan
model struktural dan pengukuran serta memberikan rata-rata 4,07. Nilai rata-rata ini berada pada rentang
ukuran sederhana untuk prediksi model secara 3,40 – 4,20. Oleh karena itu, dari hasil garis kontinum
keseluruhan (Abadi et al., 2020). Rumus yang digunakan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi responden
untuk menguji kriteria ini adalah: terhadap X3 berada pada kategori baik.

GoF = ÿ
Informasi: Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Pegawai
R 2 = Nilai rata-rata R-Square. (Y) Total skor variabel Y sebesar 1757 dengan rata-rata
AVE = Rata-rata Varians Diekstraksi (AVE) 3,96. Nilai rata-rata ini berada pada rentang 3,40 – 4,20.
Nilai. Oleh karena itu, dari hasil garis kontinum di atas dapat
Nilai komunalitas yang direkomendasikan = 0.50 Fornel disimpulkan bahwa persepsi responden terhadap Y
dan Larcker 1981 dalam Ghozali 2015 dan R-Square berada pada kategori baik.
Kecil = 0.2, Sedang = 0.13, dan Besar = 0.26

Hasil Pengujian Model Struktural Partial Least Square)


HASIL DAN DISKUSI

Setelah data dikumpulkan menggunakan


kuesioner, data diolah menggunakan smart PLS
sehingga diperoleh data sebanyak 37 orang.
Responden terbanyak berjenis kelamin perempuan
yaitu sebanyak 28 orang (75,7%), dan responden
terbanyak berpendidikan terakhir S1/D4 yaitu sebanyak
20 orang (54,1%). Responden terbanyak berusia antara
31 sampai 40 tahun yaitu sebanyak 13 orang (35,1%).
Machine Translated by Google

Gambar 3. Model Struktural Lengkap Tingkat penentuan kebijakan


0,870 Sah
(X2.1.2)
(Algoritma PLS)
Kemampuan memotivasi
0,883 Sah
Melalui gambar tersebut terlihat bahwa kotak Karyawan (X2.2.1)
kuning menunjukkan masing-masing indikator, dan Tingkat dukungan terhadap
0,800 Sah
lingkaran biru menunjukkan variabel laten. bawahan (X2.2.2)
Tingkat kemampuan ke
Selanjutnya terdapat angka pada setiap tanda menyampaikan lintas 0,803 Sah
panah yang menunjukkan nilai validitas setiap sektor (X2.3.1)
Tingkat komunikasi
indikator dan menguji reliabilitas variabel konstruk
ke
kemampuan mengarahkan bawahan 0,902 Sah
yang diteliti. Salah satu indikatornya adalah
(X2.3.2)
valid jika mempunyai nilai bobot faktor lebih besar Tingkat kemampuan
dari 0,50. mengendalikan bawahan dalam 0811 Sah
menjalankan tugasnya (X2.4.1)
Tingkat kepatuhan bawahan
Tabel 1. Uji validitas konvergen terhadap 0,807 Sah

memuat Kesimpulan kebijakan unggul (X2.4.2)


Indikator
faktor (> 0,7) pada Tingkat tanggung jawab atas
0,883 Sah
Jenjang Ilmu Kesehatan yang kebijakan yang diambil (X2.5.1)
berhubungan dengan penyakit 0,756 Sah Tingkat tanggung jawab terhadap
atau pengobatan (X1.1.1) kualitas pelayanan yang diberikan
0,938 Sah
Tingkat Metode Pelayanan bawahan (X2.5.2)
0,819 Sah
dengan kompetensi (X1.1.2)
Tingkat implementasi alur Tingkat emosional

pelayanan yang ada di Puskesmas 0,873 Sah pengendalian atas kesalahan 0,802 Sah

(X1.1.3) bawahan (X2.6.1)


Tingkat Komunikasi yang Efektif. Tingkat emosional
0,851 Sah
(X1.1.4) kontrol di dalam

0,734 Sah
Terkait tingkat informasi menyelesaikan permasalahan
hingga terbitan terkini (X1.1.5) 0821 Sah yang terjadi (X2.6.2)
Tingkat Kondisi kerja yang

Tingkat keterampilan dalam nyaman dan aman (X3.1.1) 0,833 Sah


0,756 Sah
memberikan pelayanan (X1.2.1)
Tingkat keterampilan dalam melakukan Lingkungan kerja yang sehat
0,716 Sah 0,758 Sah
administrasi (X1.2.2) (X3.1.2)
Tingkat keterampilan komunikasi Tingkat pemahaman perencanaan
0,793 Sah 0,774 Sah
(X1.2.3) kerja (X3.1.3)
Keterampilan kerja tim tingkat Tingkat Kepuasan Petugas
0,787 Sah
(X1.2.4) dengan sistem insentif (X3.2.1) 0,773 Sah
Tingkat Keterampilan Pendidikan
0,789 Sah
(X1.2.5) Tingkat kepuasan karyawan
Tingkat perhatian terhadap Mendapatkan kenaikan pangkat
0,782 Sah 0,923 Sah
kepentingan pasien (X1.3.1) sesuai kemampuannya (X3.2..2)

Tingkat pengembangan diri dan


mengikuti pelatihan sesuai 0,830 Sah Tingkat Keadilan sesuai
0,902 Sah
kebutuhan (X1.3.2) kemampuan (X3.3.1)
0,831 Sah Tingkat Keadilan dalam sistem
Tingkat keandalan (X1.3.3)
reward dan punishment (X3.3.2) 0,934 Sah
Tingkat kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku (X1.3.4) 0,813 Sah
Tingkat Penyetaraan Beban Kerja
0913 Sah
Tingkat dari tugas (X3.3.3)
Tingkat yang sama
pelaksanaan sesuai tugas pokok
0,735 Sah
dan penegakan hukum bagi semua 0,888 Sah

fungsi (X1.3.5) karyawan. (X3.3.4)

Tingkat kemampuan pengambilan Tingkat hubungan yang baik


0,878 Sah 0,705 Sah
dengan segera
keputusan (X2.1.1)

halaman AsianJournalofEngineering,SocialandHealth
112 Volume2,No.2 Februari 2023
Machine Translated by Google

Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi

pengawas. (X3.4.1) yang lebih besar dari nilai yang ditentukan yaitu 0,5.
Menghormati segala keputusan Sehingga seluruh variabel dinyatakan valid dalam
0,757 Sah
atasan (X3.4.2)
Tingkat pelayanan sesuai SOP menjelaskan variabel latennya, yang menandakan
0,881 Sah
(Y1.1) penggunaan variabel manifes tersebut memenuhi
Tingkat prioritas pekerjaan (XY.1.) 0,754 Sah
syarat AVE
Tingkat keterlambatan kehadiran
0,767 Sah
kerja (Y2.1)
Tingkat jumlah Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Komposit
0,812 Sah
pasien yang dilayani (Y2.2) (CR) dan Cronbach’s Alpha
Tingkat perencanaan kegiatan milik Cronbach Keandalan
dalam menentukan jadwal kerja 0,907 Sah Variabel
Alfa Komposit
(Y3.1)
(X1) 0,959 0,963
Tingkat penyelesaian perencanaan 0,963 0967
(X2)
kegiatan dalam 1 bulan (Y3.2) 0,794 Sah
(X3) 0,956 0962
(kamu) 0,950 0,956
Tingkat inisiatif
pegawai dalam membuat rencana 0,877 Sah
kerja (Y4.1) Dari hasil pengujian di atas terlihat nilai
Tingkat inisiatif Composite Reliability lebih besar dari 0,7 dan nilai
pegawai dalam menyelesaikan 0,820 Sah
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat
pekerjaannya (Y4.2)
Tingkat kreativitas disimpulkan bahwa data tersebut reliabel yang
pegawai dalam mencapai target 0,783 Sah menunjukkan bahwa seluruh indikator mempunyai
kegiatan (Y.5.1)
konsistensi dalam mengukur setiap variabel. .
Tingkat kreativitas pegawai
dalam memberikan pendidikan 0,739 Sah
(Y5.2)
Tingkat kerjasama antar dalam
Tabel 4. Uji Signifikansi Jalur
tim 0,737 Sah
Terpendam Sampel T P
menyelesaikan pekerjaan (Y.6.1) Hai Ket.
Variabel Asli Statistik Nilai-nilai
Tingkat komunikasi dengan
Menjadi
anggota tim (Y.6.2) 0,750 Sah
H1 X1>Y 0,369 2.704 0,007 menerima
D
Menjadi

Tabel 1 di atas memberikan informasi H2 X1 > X3 0,532 3.121 0,002 menerima


D
mengenai nilai loading factor untuk setiap variabel
Menjadi

manifes. Nilai loading factor seluruh indikator untuk H3 X2 > X3 0,419 2.606 0,009 menerima
variabel laten menunjukkan >0,7 sehingga seluruh D

indikator dinyatakan Menjadi

H4 X2>Y 0,317 2011 0,045 menerima


valid dan dapat mengukur variabel dengan tepat. D
Menjadi

H5 X3>Y 0,333 2.276 0,023 menerima


Tabel 2. AVE dan Komunitas
D
Variabel Rata-rata Varians Diekstraksi
(AVE)
Kemampuan Sumber Daya Manusia
0,637
Tabel 4. Hasil pengolahan data disimpulkan
(X1)
Kepemimpinan (X2) 0,713
Kepuasan Kerja (X3) 0,700 H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
Kinerja Pegawai (Y) 0,646 kapabilitas sumber daya manusia terhadap kinerja
pegawai denganvariabel
nilai t-hitung sebesar 2,704.
Pada tabel diatas terlihat keempat variabel Hipotesis diterima
laten mempunyai nilai AVE
Machine Translated by Google

H2; Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengaruh positif dan signifikan antara
antara variabel kapabilitas sumber daya manusia kapabilitas sumber daya manusia terhadap
terhadap kepuasan kerja dengan nilai t-hitung kepuasan kerja. Hal ini sejalan dengan hasil
sebesar 3,121. Hipotesis diterima (El-Abidi et al., 2019) bahwa kemampuan kerja
searah atau berbanding lurus dengan kepuasan
H3 : Variabel Kepemimpinan positif dan kerja.
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan kemampuan
dengan nilai t hitung sebesar 2,606. Hipotesis diterima kerja mempunyai signifikansi sebesar 0,033 <
H4 : Kepemimpinan berpengaruh positif dan 0,05. Artinya kapabilitas kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai signifikan terhadap kepuasan kerja, dengan
t hitung sebesar 2,704. Hipotesis diterima demikian menunjukkan bahwa semakin baik
H5 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan kapabilitas kerja yang diberikan pegawai Bank
antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan Syariah Mandiri di kantor cabang Kendal
dengan nilai t hitung sebesar 2,704. Hipotesis kepada perusahaan maka akan semakin
diterima mampu memaksimalkan kepuasan kerja
Diskusi pegawai, sehingga hipotesis yang menyatakan
1. Hubungan Kapabilitas Sumber Daya Manusia bahwa kemampuan kerja berpengaruh positif
dengan Kinerja Pegawai. signifikan terhadap kepuasan kerja dapat diterima.
3. Hubungan Kepemimpinan dengan Kepuasan
Dari hasil pengolahan data terdapat Kerja
pengaruh positif dan signifikan antara variabel Dari hasil pengolahan data terdapat
kapabilitas sumber daya manusia terhadap pengaruh positif dan signifikan antara
kinerja pegawai. Dalam suatu organisasi kepemimpinan terhadap kepuasan kerja.
dituntut untuk memiliki sumber daya manusia Semakin baik pemimpin dalam mengelola
yang berkualitas disertai dengan latar belakang bawahannya, maka kepuasan kerja
pendidikan dan pengetahuan yang memenuhi karyawannya juga akan meningkat.
standar kebutuhan sumber daya manusia Kepemimpinan adalah bagaimana pemimpin
dalam organisasi. dapat mengarahkan tujuan organisasi dan
individu secara tepat (Hani Handoko, 1995).
Ia mempunyai kedudukan yang vital, Sebaliknya, kepuasan kerja adalah sikap
dan kualitas orang-orang di dalamnya umum individu terhadap pekerjaannya.
menentukan keberhasilan organisasi. Wexley dan Yulk (1992) (dan Waridin, 2004)
Berdasarkan tuntutan global dan sosial, sumber menjelaskan bahwa semakin banyak aspek
daya manusia harus mampu menjalankan yang sesuai dengan harapan seseorang, maka
tugas dan tanggung jawabnya. Untuk semakin tinggi kepuasan kerjanya. Berdasarkan
membentuk sumber daya manusia aparatur
pengertian kepuasan kerja dan gaya
yang memiliki kompetensi tersebut, perlu
kepemimpinan di atas, apabila gaya
dilakukan optimalisasi kualitas profesionalisme,
kepemimpinan yang diterapkan dapat secara
pengembangan wawasan, semangat persatuan
tepat menggerakkan tujuan organisasi dengan
dan kesatuan, loyalitas, dan dedikasi terhadap
berbagai aspek yang diinginkan seseorang
perjuangan negara. dan bangsa (Suharto, 2012).
2. Hubungan Kapabilitas Sumber Daya Manusia atas pekerjaan yang dimilikinya, maka semakin
tinggi pula kepuasan kerja orang tersebut.
dengan Kepuasan Kerja.
Hasil pengolahan data menunjukkan a Hasil tersebut serupa dengan penelitian Glisson
dan Durick (1998), bahwa gaya kepemimpinan merupakan predi

halaman AsianJournalofEngineering,SocialandHealth
114 Volume2,No.2 Februari 2023
Machine Translated by Google

Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi

komitmen organisasi dan kepuasan kerja. kategori.


2. Pada gambaran pimpinan di Puskesmas
4. Hubungan antara Kepemimpinan dan Sukaraya kabupaten bekasi persepsi responden
Kinerja karyawan berada pada kategori baik.
Hasil pengolahan data ditemukan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara 3. Kepuasan kerja yang dirasakan responden pada
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. Puskesmas Sukaraya Kabupaten Bekasi
Kemampuan pemimpin dalam memberdayakan adalah baik.
dan memobilisasi pegawai akan mempengaruhi 4. Deskripsi Kinerja Pegawai Puskesmas Sukaraya
kinerjanya. Perilaku pemimpin secara signifikan Kabupaten Bekasi persepsi responden berada
mempengaruhi kinerja, perilaku, dan sikap pada kategori baik.
karyawan (Lodge & Derek, 1993). Efektivitas
pemimpin dipengaruhi 5. Kapabilitas Sumber Daya Manusia berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai,
oleh karakteristik bawahan dan berkaitan dan dapat disimpulkan bahwa semakin baik
dengan proses komunikasi yang terjadi antara kapabilitas sumber daya maka akan semakin
bawahan dengan pemimpin baik pula kinerja pegawai.

5. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja 6. Kapabilitas Sumber Daya Manusia berpengaruh
Karyawan positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja.
Hasil pengolahan data menunjukkan Semakin baik manusianya
adanya pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan sumber daya, semakin tinggi
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. kepuasan kerja.
Kepuasan kerja mempunyai hubungan yang 7. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
signifikan dengan kinerja. terhadap kepuasan kerja. Semakin baik
Karyawan yang merasakan kepuasan kerja kepemimpinan suatu organisasi, semakin baik
umumnya akan bekerja lebih keras dan lebih kepuasan kerja karyawannya.
baik dibandingkan karyawan yang mengalami 8. Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
stres dan ketidakpuasan dalam bekerja (Ostroff, 1992). terhadap kinerja pegawai. Semakin baik
Sikap dan kepuasan karyawan merupakan kepemimpinannya, maka semakin baik pula
faktor terpenting dalam menentukan respon kinerja pegawainya.
dan perilaku kerja. Dengan ini, organisasi yang Kepuasan kerja berpengaruh positif dan
efektif dapat terpenuhi. signifikan terhadap kinerja karyawan, sehingga
kepuasan kerja yang tinggi akan mempengaruhi
peningkatan kinerja.
KESIMPULAN
BIBLIOGRAFI
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian
hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Abadi, RR, Nursyamsi, I., & Syamsuddin, A.
R.(2020). Pengaruh nilai pelanggan dan
1. Gambaran kemampuan sumber daya manusia experiential marketing terhadap loyalitas
di Puskesmas Sukaraya Kabupaten persepsi pelanggan dengan kepuasan pelanggan
bekasi
responden dalam kategori baik sebagai variabel intervening (studi kasus
pada konsumen gojek makassar). Orang Asia
Machine Translated by Google

Jurnal Manajemen Teknologi, 13(1), 82–97. Jakarta.


Michael, A. (2009). Buku pegangan Armstrong
Bass, BM, & Avolio, BJ (1994). Meningkatkan tentang praktik manajemen sumber daya manusia.
efektivitas organisasi melalui kepemimpinan Halaman Kogan.
transformasional. Sage. NU'MAN, AH (2017a). PENGARUH KEMAMPUAN
dan Waridin, M. (2004). Pengaruh motivasi kerja, SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM
kepuasan kerja, budaya organisasi dan PERENCANAAN PRODUKSI, TEKNOLOGI
kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
Ekobis. KINERJA UKM DI JAWA BARAT.
Dessler, G. (2000). Manajemen Sumber Daya NU'MAN, AH (2017b). PENGARUH KEMAMPUAN
Manusia edisi ke-8. Jersey Baru: Prentice SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM
Hall, Inc. PERENCANAAN PRODUKSI, TEKNOLOGI
El-Abidi, KMA, Ofori, G., Zakaria, SAS, & Aziz, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP UKM
ARA (2019). Menggunakan bangunan KINERJA DI JAWA BARAT.
prefabrikasi untuk memenuhi kebutuhan Raymond, CP (2014). Analisis Kualitas Sumber
perumahan di Libya: sebuah studi berdasarkan Daya Manusia Dan Kualitas Pelayanan
perspektif ahli lokal. Jurnal Arab untuk Sains Terhadap Kinerja Organisasi, Kepercayaan
dan Teknik, 44, 8289–8304. Masyarakat Dan Kepuasan Masyarakat Pada
Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil
Fatimah, S. (2019). Faktor Pemanfaatan Pelayanan Kabupaten Nabire. ITN MALANG.
Kesehatan di Puskesmas.
HIGEIA (Jurnal Penelitian dan Pengembangan Robbins, S., & Hakim, T. (2011).
Kesehatan Masyarakat), 3(1), 121– Perilaku organisasi.(14) New Jersey: Pearson
131. Prentice Hall.
Gibson, JL, Ivancevich, JM, & Donnely, J. Sudarmanto, K. (2009). Pengembangan Kompetensi
H.(1995). Organisasi dan manajemen, SDM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
perilaku, struktur, proses (edisi kelima, jilid
2). Alih Bahasa: Agung Dharma. Suharto, AA (2012). Pengaruh kualitas sumber
Jakarta: Erlangga. daya manusia, komitmen dan motivasi
Hargiani, FX, Wardani, R., Indasah, I., Ambarika, terhadap kinerja pegawai pada inspektorat
R., & Suprapto, SI (2022). Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen,
Implementasi Permenkes 65/2015 (Standar Revitalisasi, 1(3), 67–
Pelayanan Fisioterapi) Dan Permenkes 79.
43/2019 (Puskesmas)
Wilayah JurnalJawa Timur. Muhammadiyah,
Keperawatan
7(3).
Hasibuan, M. (2011). Manajemen Sumber Daya
Manusia, edisi revisi, cetakan ketiga, Jakarta:
Bumi Aksara. Hasibuan, Melayu.(2013).
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta.

Penginapan, B., & Derek, C. (1993). Perilaku dan


Desain Organisasi. Terjemahan Sularno
Tjiptowardoyo, Gramedia,

halaman AsianJournalofEngineering,SocialandHealth
116 Volume2,No.2 Februari 2023
Machine Translated by Google

Pemegang hak cipta:


Acih*, A Harits Nu'man, H Dadang Kusnadi (2023)

Hak publikasi pertama:


Jurnal Asia Teknik, Sosial dan Kesehatan (AJESH)

Artikel ini dilisensikan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai