Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MOTIVASI KEKUASAAN, MOTIVASI AFILIASI, DAN MOTIVASI

BERPRESTASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT X.

Tria Meisya Aziti


Fakultas Ekonomi Universitas Nurtanio Bandung
Email : triameisyaaziti@gmail.com

ABSTRACT

This research discuss the effect of power motivation , affiliation motivation , motivation
achievement on employee performance in PT X . The purpose of this research are: analyze
the effect of power motivation, affiliation motivation , and achievement motivation partially
or simultaneously on employee performance.. The research method is descriptive research
with the analysis of the sampling technique used all employees as respondents totaling 150
employees . Techniques of data collection is done by observation and questionnaires with
likert scale . The analysis technique used in this study is the Pearson product moment
correlation and regression analysis using SPSS (Statistical Product for Service Solutions) .
The results of the study with statistical testing showed that the motivational power has a
positive and significant results , affiliation motivation has a positive and significant results
but achievement motivation was not significant .
Keywords : Power Motivation , Affiliation Motivation , Achievement motivation ,
performance

ABSTRAK

Penelitian ini mendiskusikan pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi, motivasi


beprestasi terhadap kinerja karyawan di PT X. Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh
motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi, dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan
secara parsial maupun simultan. Metode penelitian ini yang dilakukan adalah penelitian yang
bersifat deskriptif analisis dengan teknik pengambilan sampelnya seluruh karyawan tetap
digunakan sebagai responden yang berjumlah 150 karyawan. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan observasi dan penyebaran kuesioner dengan skala likert. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi pearson product moment dan analisis
regresi dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product for Service Solution). Hasil
penelitian melalui pengujian statistik menunjukkan bahwa motivasi kekuasaan mempunyai
hasil positif dan signifikan, motivasi afiliasi mempunyai hasil positif dan signifikan tetapi
motivasi berprestasi tidak signifikan.
Kata kunci: Motivasi Kekuasaan, Motivasi Afiliasi, Motivasi berprestasi, Kinerja

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 71


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

LATAR BELAKANG tempat kerja (Mathis dan Jackson, 2012).


Pengelolaan kinerja perusahaan dan kinerja
Hubungan ketiga faktor tersebut adalah
karyawan yang baik perlu dilakukan
kinerja individual ditingkatkan sampai
melalui pengukuran kinerja dari segala
tingkat dimana ketiga komponen ada dalam
aspek yang ada di perusahaan, yaitu dari
diri karyawan akan tetapi kinerja berkurang
visi, misi, strategi perusahaan, serta target
apabila salah faktor tersebut ada yang
yang ingin dicapai oleh perusahaan.
dikurangi. Kinerja merupakan kualitas dan
Penilaian atau pengukuran kinerja adalah
kuantitas dari suatu hasil kerja (output)
tindakan pengukuran yang dilakukan
individu maupun kelompok dalam suatu
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai
aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh
nilai yang ada pada perusahaan. Hasil yang
kemampuan alami atau kemampuan yang
didapatkan dari pengukuran kerja
diperoleh dari proses belajar serta
digunakan sebagai cara memberikan
keinginan untuk berprestasi (Mathis dan
informasi tentang prestasi pelaksanaan
Jackson, 2012).
rencana perusahaan dan penilaian terhadap
karyawan. Dalam hal ini sebenarnya terdapat
hubungan yang erat antara kinerja
Banyak faktor yang memengaruhi kinerja
perorangan (individual performance)
karyawan: kemampuan individual, usaha
dengan kinerja lembaga (institutional
yang dicurahkan, dan dukungan organisasi
performance). Kinerja karyawan akan baik
yang diterimanya. Sebagai unit sumber
bila dia mempunyai keahlian (skill) yang
daya manusia dalam organisasi adalah
tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau
untuk menganalisis dan menyampaikan
diberi upah sesuai dengan perjanjian,
bidang SDM. Peran sebenarnya dalam unit
mempunyai harapan (expectation) masa
sumber daya manusia dalam organisasi
depan lebih baik.
tergantung pada apa yang diharapkan oleh
manajemen atas. Sehubungan dengan Mengingat permasalahan SDM kompleks,
fungsi manajemen, aktivitas sumber daya maka pihak-pihak yang terlibat dalam
manusia harus dikembangkan, dievaluasi, perusahaan harus cermat dalam mengamati
dan diubah sehingga mereka dapat sumber daya yang ada. Motivasi
memberikan kontribusi pada kinerja merupakan bagian dari faktor-faktor yang
kompetitif organisasi dan individu di dapat memengaruhi terciptanya kinerja

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 72


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

karyawan. Motivasi karyawan yang rendah kebutuhan-kebutuhan dari motif yang


dapat mengakibatkan rendahnya kinerja berbeda-beda tersebut secara maksimal
karyawan yang ada dalam perusahaan. Hal karena motivasi yang tinggi akan
ini akan menurunkan produktivitas berpengaruh secara positif terhadap kinerja
karyawan sehingga berpengaruh pada karyawan (Steinmann, et al., 2015).
pencapaian tujuan perusahaan.
Penelitian ini menyorot fokus pada teori
Mathis dan Jakson (2012) mengemukakan McClelland karena ada pandangan bahwa
bahwa motivasi merupakan hasrat di dalam motivasi kekuasaan (nPow) dan motivasi
seseorang yang menyebabkan orang berprestasi (nAch) berpengaruh tinggi
tersebut melakukan tindakan. Motivasi pada kinerja atau prestasi kerja, namun
mempersoalkan bagaimana caranya motivasi afiliasi (nAff) memberikan
mengarahkan daya dan potensi bawahan, pengaruh yang rendah. Namun, ada
agar mau bekerja sama secara produktif, sanggahan, dan bukti lain tentang nilai
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan nAff terhadap kesuksesan kepemimpinan
yang telah ditentukan. Dorongan pihak telah meningkat dari waktu ke waktu
manajemen untuk meningkatkan semangat (Steinmann, et al., 2015; Steinmann, et al.,
kerja karyawan melalui motivasi untuk 2016; Purnomo, 2019).
mencapai tujuan perusahaan juga sangat
Dari adanya gap tersebut, maka peneliti
diharapkan.
mengambil judul pengaruh motivasi
Motivasi timbul karena adanya motif. kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi
Setiap karyawan akan memiliki motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT
dari motif yang berbeda untuk itu pihak X.
perusahaan agar mampu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dari motif yang RUMUSAN MASALAH
berbeda-beda tersebut secara maksimal Adapun rumusan masalah yang diajukan
karena motivasi yang tinggi akan adalah sebagai berikut:
berpengaruh secara positif terhadap kinerja 1. Apakah motivasi kekuasaan mempunyai
karyawan. Motivasi timbul karena adanya pengaruh terhadap kinerja karyawan ?
motif. Setiap karyawan akan memiliki 2. Apakah motivasi afiliasi mempunyai
motivasi dari motif yang berbeda untuk itu pengaruh terhadap kinerja karyawan?
pihak perusahaan agar mampu memenuhi
MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 73
Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

3. Apakah motivasi berprestasi mempunyai berbagai sasaran organisasi yang telah


pengaruh terhadap kinerja karyawan ? ditentukan sebelumnya.
4. Apakah motivasi kekuasaan, motivasi
Kebutuhan akan kekuasaan adalah
afiliasi, dan motivasi berprestasi
kebutuhan untuk membuat orang lain
mempunyai pengaruh terhadap kinerja
berperilaku dalam suatu cara dimana orang-
karyawan ?
orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk
TUJUAN PENELITIAN
ekspresi dari individu untuk mengendalikan
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
dan memengaruhi orang lain. Kebutuhan
mengetahui pengaruh motivasi kekuasaan,
ini pada teori Maslow terletak antara
motivasi afiliasi, dan motivasi berprestasi
kebutuhan akan penghargaan dan
terhadap kinerja karyawan baik secara
kebutuhan aktualisasi diri. McClelland
parsial dan simultan.
menyatakan bahwa kebutuhan akan
kekuasaan sangat berhubungan dengan
TINJAUAN PUSTAKA
kebutuhan untuk mencapai suatu posisi
Menurut Robbins (2019) menyatakan
kepemimpinan.
definisi dari motivasi yaitu kesediaan untuk
mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat
untuk tujuan organisasi yang dikondisikan untuk berhubungan antar pribadi yang
oleh kemampuan upaya itu untuk ramah dan akrab. Individu merefleksikan
memenuhi beberapa kebutuhan individual. keinginan untuk mempunyai hubungan
Sedangkan menurut Siagian (2018) yang erat, kooperatif dan penuh sikap
menyatakan bahwa motivasi adalah daya persahabatan dengan pihak lain. Individu
pendorong yang mengakibatkan seseorang yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang
anggota organisasi mau dan rela untuk tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan .
menggerakkan kemampuan dalam bentuk
Kebutuhan berprestasi adalah motivasi
keahlian atau keterampilan, tenaga dan
untuk berprestasi , karena itu karyawan
waktunya untuk menyelenggarakan
akan berusaha mencapai prestasi
berbagai kegiatan yang menjadi tanggung
tertingginya, pencapaian tujuan tersebut
jawabnya dan menunaikan kewajibannya,
bersifat realistis tetapi menantang, dan
dalam rangka pencapaian tujuan dan
kemajuan dalam pekerjaan. Karyawan

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 74


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

perlu mendapat umpan balik dari Yaitu penggunaan masa kerja yang
lingkungannya sebagai bentuk pengakuan disesuaikan dengan kebijaksanaan
terhadap prestasinya tersebut (Purnomo, perusahaan.
2019). 4. Tingkat Kehadiran
Asumsi yang digunakan dalam standar
Kinerja adalah apa yang dikerjakan dan
ini adalah jika kehadiran pegawai di
yang tidak dikerjakan oleh karyawan.
bawah standar kerja yang ditetapkan
Kinerja karyawan memengaruhi seberapa
maka pegawai tersebut tidak akan
banyak mereka memberikan kontribusi
mampu memberikan kontribusi yang
kepada organisasi (Mathis dan Jackson,
optimal bagi perusahaan .
2012).
5. Kerjasama
Kinerja adalah kesediaan seseorang atau
Keterlibatan seluruh pegawai dalam
kelompok orang untuk melakukan sesuatu
mencapai target yang ditetapkan akan
kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
memengaruhi keberhasilan bagian yang
dengan tanggung jawab dengan hasil
diawasi. Kerjasama antara pegawai
seperti yang diharapkan (Rivai, 2018).
dapat ditingkatkan apabila pimpinan
Mathis dan Jackson (2012) kinerja pegawai mampu memotivasi pegawai dengan
adalah memengaruhi seberapa banyak baik.
kontribusi kepada organisasi antara lain
termasuk: Hipotesis dan Model Penelitian
1. Kuantitas Kerja Berangkat dari landasan teori dan hasil
Standar ini dilakukan dengan cara penelitian terdahulu serta sesuai dengan
membandingkan antara besarnya tujuan penelitian yang telah disebutkan, di
volume kerja yang seharusnya (standar mana peneliti ingin menemukan bukti
kerja norma) dengan kemampuan empiris untuk menguji pengaruh motivasi
sebenarnya. kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi
2. Kualitas Kerja berprestasi terhadap kinerja karyawan,
Standar ini menekankan pada mutu kerja maka hipotesis yang diajukan adalah :
yang dihasilkan dibandingkan volume H1 : Motivasi kekuasaan berpengaruh
kerja. terhadap kinerja karyawan
3. Pemanfaatan Waktu H2 : Motivasi afiliasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan
MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 75
Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

H3 : Motivasi berprestasi berpengaruh yaitu kuesioner yang alternatif jawaban-


terhadap kinerja karyawan jawabannya telah ditentukan dalam
H4 : Motivasi kekuasaan, motivasi kuesioner, sehingga responden hanya
afiliasi, dan motivasi berprestasi memilih jawaban yang sudah disediakan.
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kuesioner ini adalah kuesioner yang
berdasar pada pengukuran persepsi
responden terhadap variabel yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah teknik
pengumpulan data survei dengan
menggunakan kuesioner yang berisi
beberapa item pertanyaan mengenai
motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi,
motivasi berprestasi dan kinerja yang
diberikan secara langsung kepada karyawan
Gambar I di PT X.
Model Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODOLOGI PENELITIAN Teknik analisis data dalam penelitian ini
Penelitian tentang pengaruh motivasi menggunakan analisis regresi berganda, di
kekuasan, motivasi afiliasi, motivasi dalam penelitian ini terdapat variabel
berprestasi terhadap kinerja karyawan independen / anteseden (Motivasi), dan
Penelitian ini menggunakan metode variabel dependen (Kinerja Karyawan).
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Jumlah responden berjumlah 150 orang dan Hasil Analisis
Pengujian Instrumen
semua karyawan tetap PT X.
Dalam penelitian ini, jenis data yang
Tabel I. Hasil Uji Validitas
digunakan adalah data primer. Data primer
Item r hitung r kritis Kesimpulan
yaitu data yang diperoleh langsung dari
MK1 0,444 0,300 Valid
sumber data, dalam hal ini adalah MK2 0,454 0,300 Valid
responden peneliti. Data primer akan MK3 0,593 0,300 Valid
MK4 0,414 0,300 Valid
dikumpulkan melalui kuesioner tertutup,
MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 76
Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

MK5 0,499 0,300 Valid mendukung syarat validitas (Mohajan,


MK6 0,323 0,300 Valid 2017).
MK7 0,549 0,300 Valid
MK8 0,508 0,300 Valid
MK9 0,506 0,300 Valid Tabel II. Hasil Uji Reliabilitas
MK10 0,682 0,300 Valid
MA1 0,700 0,300 Valid Variabel Cronbach Kriteria Kesimpulan
MA2 0,679 0,300 Valid Alpha
MA3 0,604 0,300 Valid MK 0,577 0,500 Reliabel
MA4 0,644 0,300 Valid MA 0,867 0,500 Reliabel
MA5 0,685 0,300 Valid MB 0,611 0,500 Reliabel
0,725 0,300 Valid KK 0,908 0,500 Reliabel
MA6
Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS (2019)
MA7 0,651 0,300 Valid
MA8 0,706 0,300 Valid Dari pengujian reliabilitas, memiliki syarat
MA9 0,682 0,300 Valid
MA10 0,682 0,300 Valid Cronbach Alpha minimal 0,60 (Sekaran &
MB1 0,442 0,300 Valid Bougie, 2016). Dalam buku Kurniawan (2014)
MB2 0,486 0,300 Valid menyatakan bahwa nilai 0,50 sudah dapat
MB3 0,565 0,300 Valid
0,432 0,300 Valid diterima meskipun dalam kategori cukup.
MB4
MB5 0,510 0,300 Valid
MB6 0,595 0,300 Valid Hasil Uji Asumsi Klasik
MB7 0,523 0,300 Valid
MB8 0,510 0,300 Valid Tabel III. Uji Normalitas
MB9 0,413 0,300 Valid
MB10 0,362 0,300 Valid One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KK1 0,493 0,300 Valid
KK2 0,580 0,300 Valid Unstandardized
KK3 0,639 0,300 Valid Residual
KK4 0,665 0,300 Valid
N 150
KK5 0,636 0,300 Valid
Normal Mean 0,000000000
KK6 0,702 0,300 Valid
a,b
KK7 0,709 0,300 Valid Parameters Std. 4.50596833
KK8 0,609 0,300 Valid Deviation
KK9 0,622 0,300 Valid Most Extreme Absolute .124
KK10 0,499 0,300 Valid Differences Positive ,065
KK11 0,574 0,300 Valid
Negative -,124
KK12 0,702 0,300 Valid
KK13 0,660 0,300 Valid Monte Carlo (2-tailed) Sig ,150d

KK14 0,531 0,300 Valid a. Test distribution is Normal.


Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS b. Calculated from data.
(2019) c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is lower bound of the true significance.
Dari pengujian validitas, telah memenuhi Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS (2019)
syarat minimal yaitu di atas 0,30. Hal ini

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 77


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Tabel V. Uji Heteroskedastisitas


menunjukkan nilai signifikansi 0,150 > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan model
regresi layak digunakan karena memenuhi Model Sig.
1 (Constant) ,112
asumsi normalitas.
MK ,055
MA ,432

Tabel IV. Uji Multikolinearitas MB ,099


a. Dependent Variable: ABS
Coefficientsa Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS (2019)
Collinearity
Statistics Berdasarkan tabel V maka dapat
Model Tolerance VIF disimpulkan bahwa setiap variabel bebas
1 (Constant) terbebas heteroskedastisitas, sehingga
MK ,718 1,393
memenuhi persyaratan dalam analisis
MA ,682 1,466
MB ,711 1,406
regresi.
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS Uji Koefisien Determinasi


(2019)
Tabel VI. Uji Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil tabel IV maka dapat
dinyatakan bahwa nilai tolerance dan VIF
Model R R Square
motivasi kekuasaan sebesar 0,718 dan VIF
a
1 ,743 ,552
1,393. Motivasi afiliasi dengan tolerance
a. Predictors: (Constant), MK, MA, MB
sebesar 0,682 dan VIF 1,466. Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan
berprestasi dengan tolerance sebesar 0,711 Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS (2019)
dan VIF 1,406. Hasil tersebut menunjukkan
Dari hasil uji tersebut, dapat diketahui
nilai tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF
bahwa koefisien determinasi (R Square)
kurang dari 10, maka variabel penelitian
yang diperoleh sebesar 0,552. Hal ini
dianggap bebas dari gejala
menunjukkan bahwa variabel Motivasi
multikolinearitas.
Kekuasaan, Motivasi Afiliasi, dan Motivasi
Berprestasi berkontribusi terhadap Kinerja
karyawan sebesar 55,2%. Sedangkan

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 78


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

sisanya 44,8% dijelaskan oleh variabel lain Uji Simultan (Uji F)


yang tidak dimasukkan dalam model
Tabel XII
analisis penelitian ini. Hasil Uji F

Model F Sig.
Uji Parsial (Uji t)
1 Regression 59,934 ,020b
Residual
Tabel VII. Uji t
Total
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), MK, MA, MB
Model t Sig.
1 (Constant) ,968 ,335 Berdasarkan tabel XII dapat dilihat nilai
MK 2,357 ,020
signifikansi sebesar 0,020 < 0,05. Hal ini
MA 8,780 ,000
menunjukkan bahwa secara simultan
MB ,079
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi, dan
Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS (2019) motivasi berprestasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. H4 = diterima.
1. Hasil nilai sig motivasi kekuasaan
adalah 0,020 < 0,05. Berdasarkan hasil
PEMBAHASAN
tersebut maka motivasi kekuasaan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil analisis motivasi kekuasaan
H1 = diterima. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
2. Motivasi afiliasi memiliki nilai sig secara signifikan terhadap kinerja
sebesar 0,000, artinya < 0,05. karyawan artinya hipotesis 1 diterima.
Berdasarkan hasil tersebut maka Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
motivasi afiliasi berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan oleh Idontori dan
kinerja karyawan. H2 = diterima. Djalil (2014).
3. Motivasi berprestasi memiliki nilai sig Hasil analisis motivasi afiliasi
sebesar 0,079, artinya > 0,05. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Berdasarkan hasil tersebut maka secara signifikan terhadap kinerja
motivasi berprestasi tidak berpengaruh karyawan yang artinya hipotesis 2
terhadap kinerja karyawan. H3 = diterima. Hasil penelitian ini bertentangan
ditolak. dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 79
Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

Murgijanto (2017), Purnomo (2019) yang KESIMPULAN


menyatakan bahwa tidak terdapat Terdapat pengaruh positif dan signifikan
pengaruh yang signifikan kebutuhan motivasi kekuasaan terhadap kinerja
afiliasi terhadap semangat kerja. Hasil karyawan di PT X. Hal ini dikarenakan
penelitian Larasati & Gilang (2014) sejalan kebutuhan akan kekuasaan adalah
dengan hipotesis ini yang menyatakan kebutuhan untuk membuat orang lain
motivasi afiliasi berpengaruh terhadap berperilaku dalam suatu cara dimana orang-
kinerja karyawan. orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian atau suatu bentuk
Dari hasil analisis motivasi berprestasi
ekspresi dari individu untuk mengendalikan
menunjukkan bahwa tidak terdapat
dan memengaruhi orang lain
pengaruh secara signifikan terhadap
kinerja karyawan yang artinya hipotesis Terdapat pengaruh positif dan signifikan
3 ditolak. Hasil penelitian ini sejalan motivasi afiliasi terhadap kinerja karyawan
dengan hasil penelitian yang dilakukan di PT X. Kebutuhan akan Afiliasi adalah
oleh Murgijanto (2017) dalam Purnomo hasrat untuk berhubungan antar pribadi
(2019) yang menyatakan bahwa tidak yang ramah dan akrab. Karyawan
terdapat pengaruh yang signifikan merefleksikan keinginan untuk mempunyai
kebutuhan berprestasi terhadap semangat hubungan yang erat, kooperatif dan penuh
kerja. Namun bertentangan dengan sikap persahabatan dengan pihak lain.
penelitian yang dilakukan Idontori dan
Terdapat pengaruh positif tetapi tidak
Djalil (2014).
signifikan motivasi berprestasi terhadap
Hasil analisis uji secara simultan, kinerja karyawan di PT X. Karyawan yang
mendukung penelitian Larasati & Gilang memiliki motivasi yang tinggi maka dia
(2014) yang menyatakan bahwa motivasi akan berusaha untuk melakukan yang
kekuasaan, motivasi afiliasi, dan motivasi terbaik, memiliki kepercayaan diri akan
berprestasi berpengaruh terhadap kinerja kemampuannya untuk bekerja mandiri dan
karyawan. bersikap optimis, juga akan memiliki
tanggung jawab yang besar atas setiap
tindakan atau perbuatan yang
dilakukannya.

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 80


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

Secara simultan terdapat pengaruh bakat kepemimpinan, serta melatih


motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan karyawan menjadi kompetitif untuk
motivasi berprestasi terhadap kinerja mengambil posisi tertentu dalam instansi di
karyawan di PT X. perusahaan yang nantinya dapat lebih
memberikan hal- hal yang positif dan
SARAN optimal bagi perusahaan.
Diperlukan adanya kesempatan dan media
Pada kebutuhan afiliasi karyawan bersama-
yang cukup bagi karyawan agar dapat
sama menjaga hubungan baik denga rekan
memenuhi kebutuhan berprestasi dengan
kerja dan para pemimpin diatasnya. Selain
baik, hal yang dapat dilakukan antara lain
itu perusahaan lebih memberikan fasilitas
adalah sarana dan prasarana yang
agar karyawan bisa lebih memiliki rasa
menunjang karyawan dalam menuangkan
akan kebutuhan afiliasi.
ide- ide yang berguna dan positif bagi
perusahaan pada rapat- rapat perusahaan
serta diskusi pelaksanaan rencana kegiatan.
Selain itu dapat juga diberikan peluang
karyawan dalam menuangkan kemampuan DAFTAR PUSTAKA
yang baru dan metode yang efektif dalam Idontori & Djalil, A. (2014). Analisis
menyesuaikan pekerjaan Pengaruh Motivasi Berprestasi,
Motivasi Kekuasaan dan Motivasi
Pada kebutuhan kekuasaan, ada baiknya
Berafiliasi Terhadap Prestasi Kerja
perusahaan dapat menyalurkan kemampuan
Pegawai. JSM (Jurnal Sains
dan jiwa- jiwa kepemimpinan yang dimiliki
Manajemen),Volume III. Nomor 2.
karyawan dengan memberikan kesempatan
ISSN : 23-1411.
dan media yang cukup untuk karyawan
Larasati, S. & Gilang, A. (2014). Pengaruh
dalam memenuhi kebutuhan kekuasaannya.
Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Antara lain dengan mengadakan forum,
Karyawan Wilayah Telkom Jabar
diskusi, acara- acara serta momen- momen
Barat Utara (Witel Bekasi). Jurnal
pegawai dan memberikan kesempatan
Manajemen dan Organisasi Vol V, No
untuk mendapatkan tugas yang dapat
3, Desember 2014.
mengasah jiwa kepemimpinan dan menarik
karyawan untuk mengasah kemampuan dan

MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 81


Aziti : Pengaruh motivasi kekuasaan, motivasi afiliasi dan motivasi berpestasi terhadap kinerja karyawan di PT X.

Mathis, Robert L dan John H. Jackson. Approach, 7th Edition. Chichester,


(2012). Manajemen Sumber Daya United Kingdom: Wiley.
Manusia. Buku 1, Alih Bahasa: Jimmy Siagian, S.P. (2018). Manajemen Sumber
Sadeli dan Bayu. Prawira Hie, Salemba Daya Manusia. Cetakan 26. Jakarta:
Empat. Jakarta. Bumi Aksara.
Mohajan, H. (2017). Two Criteria for Good Steinmann, B.,et al. (2015). Implicit
Measurements in Research: Validity motives and leadership performance
and Reliability. MPRA Paper 83458, revisited:what constitutes the
University Library of Munich, leadership motive pattern? Mot. Emot.
Germany, revised 10 Oct 2017. 39, 167174. doi: 10.1007/s11031-014-
Murgijanto, Edi. (2017). Pengaruh 9458-6.
Kebutuhan Prestasi, Kebutuhan Steinmann, et al. (2016). Need for
Afiliasi, dan Kebutuhan Kekuasaan Affiliation as a Motivational Add-On
Terhadap Semangat Kerja Dosen Pada for Leadership Behaviors and
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AMA Managerial Success. Work and
Salatiga.Among Makarti. Vol 10 No. Organizational Psychology,
19. Department of Psychology, Bielefeld
Kurniawan, Albert. (2014). Metode Riset University, Bielefeld, Germany. doi:
untuk Ekonomi dan Bisnis: Teori, 10.3389/fpsyg.2016.01972.
Konsep, dan Praktik Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Purnomo, A. (2019). Motivasi Kerja
Karyawan Pada Ritel Modern Era
Revolusi Industri 4.0 dikaitkan dengan
Prestasi Kerja. MBIA, 18(2), 21-30.
Rivai, V. (2018). Manajemen Sumber Daya
Manusia untuk Perusahaan. Edisi
Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, S. (2019). Organizational
Behavior 18e. UK: Pearson.
Sekaran, U, & Bougie, R. (2016). Research
Methods for Business: A Skill Building
MANNERS, Vol .II, No. 2, Oktober 2019 82

Anda mungkin juga menyukai