Identifikasi Masalah
No.
Jenis Permasalahan Masalah yang Diidentifikasi
Analisis Identifikasi Masalah
1 Pedagogik, literasi, dan numerasi.
1. perbedaan tingkat kemampuan dan minat siswa
2. kurangnya budaya baca
3. gaya belajar peserta didik yang bervariasi
4. Kemampuan numerasi peserta didik dalam pelajaran bahasa inggris masih
kurang
1. Hal ini dapat di buktikan dalam satu kelas masih banyak siswa yang hanya
mampu mengingat kemudian menghafalkan , belum pada tingkat memahami
dan dapat membuat sebuah karya dengan inisiatif dan kemampuan sendiri.
2. Hal ini dapat dibuktikan dengan kurangnya motivasi siswa untuk membaca
bacaan karena sudah men judge bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa yang
rumit karena harus membuka kamus untuk memahami isi bacaan.
3. Terlihat pada keseriusan dan fokus peserta didik dikelas, jika peserta didik
yang cenderung menggunakan otak kanan maka akan tidak terlalu
memperhatikan penjelasan dan materi yang di sampaikan.
4. Peserta didik kurang berlatih dalam memecahkan soal-soal berbasis
numerasi seperti materi tentang procedure text berkaitan dengan jumlah
takaran dan materi telling time
5
Materi terkait Literasi numerasi, Advanced material, miskonsepsi, HOTS.
1. Penguasaan vocabularies peserta didik yang terbatas.
2. Terbatasnya pemahaman guru terkait materi literasi numerasi advanced
material serta miskonsepsi
3. Terbatasnya pemahaman guru mengenai konsep yang benar dari bahan
ajar yang akan disampaikan
4. Pembelajaran di kelas masih belum berbasis HOTS
Pemahaman siswa terhadap kosa kata yang masih rendah. Misal : siswa
sering menanyakan arti sebuah kata. terbukti ketika diberikan bahan bacaan
dan ditanyakan ide pokok paragraf dan ide pokok bacaan hampir tidak ada
yang dapat menjawab
Guru belum memahami dengan baik penerapan konsep literasi numerasi
advanced material serta miskonsepsi di sekolah belum adanya diklat maupun
pelatihan-pelatihan kepada para guru terkait materi literasi numerasi serta
advance material
Guru kurang menguasai konsep yang benar dari bahan ajar yang akan
diberikan kepada siswa.
Guru tidak meningkatkan serta memperbaharui konsep ilmu pengetahuan,
sedangkan konsep ilmu pengetahuan selalu update dan berkembang dengan
cepat.
Pembelajaran di kelas masih berbasis LOTS.
2. Tidak ada peserta didik yang memiliki dan menggunakan alat komunikasi
dan elektronik dilingkungan sekolah dan diasrama karena terikat dengan
regulasi pesantren tentang kepemilikan serta penggunaan alat komunikasi
dan elektronik
3. terlihat ketika penayangan video apersepsi, contoh percakapan, dan
penayangan slide banyak menyita waktu pembelajaran. Sehingga kegiatan
diskusi, percobaan dan presentasi menjadi lebih sedikit. Bahkan bisa tidak
terlaksana