Anda di halaman 1dari 6

1.

Bapak Kepala Sekolah


A. Pedagogik
Beberapa peserta didik di SMPN 5 Cikarang Timurmemiliki minat belajar yang rendah karena
faktor internal peserta sendiri (misalnya terkait dengan cita-cita), belum bisa beradaptasi dengan
pembelajaran yang awalnya daring menjadi tatap muka full. Selain itu ada faktor eksternal yang
juga mempengaruhi minat belajar peserta didik yaitu lingkaran pertemanan dan guru. Dalam hal ini
guru perlu menciptakan suasana belajar yang nyaman sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Pada initnya guru perlu memperbaiki gaya mengajarnya.
B. Literasi
Kebanyakan peserta didik di SMPN 5 Cikarang Timurmemang memiliki tingkat literasi yang
rendah. Beberapa faktor yang menyebabkannya diantaranya karena peserta didik belum dibiasakan
untuk melakukan literasi membaca, baik pad lingkungan keluarga ataupun lingkungan di sekolah.
Dalam pembelajaran di kelas guru perlu menstimulasi agar peserta didik mau melakukan literasi.
C. Kesulitan belajar peserta didik
Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar karena kondisi di sekitar kelas tdak kondusif
dan guru kurang dapat memberikan pembelajaran yang nyaman dan kondusif bagi peserta didik.
Guru perlu mengubah cara mereka mengajar di kelas jangan hanya dengan metode ceramah.
D. Hubungan komunikasi antara orang tua peserta didik dengan guru
Diakui bahwa keterlibatan orang tua, atau masyarakat sekitar terhadap kebijakan-kebijakan di
sekolah masih rendah, termasuk perhatian pada perkembangan belajar peserta didiknya. Beberapa
yang menjadi penyebabnya:
1. Mayoritas orang tua kurang peduli tentang pentingnya pendidikan
2. Tingkat penididikan orang tua masih rendah

Beberapa bentuk upaya yang dilakukan untuk menjalin komunikasi yang harmonis antara orang
tua peserta didik dengan sekolah khususnya guru diantaranya:
1. Melibatkan orang tua pesert didik melalui pembentukan komite sekolah.
2. Guru bisa membuat buku penghubung, atau memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik
dimana nantinya orang tua harus memberikan tanda tangannya pada hasil pekerjaan rumah peserta
didik dan memberikan beberpa keluahan atau saran yang dialami saat peserta didik ada di rumah.
3. Guru memberikan hasil perkembangan peserta didik secara intens kepada peserta didik melalui
media seperti whatsapp , jika memang untuk bertemu langsung tidak memungknkan.

D. Penggunaan Model Pembelajaran


Mayoritas guru di SMPN 5 Cikarang Timurmenerapkan model pembelajaran konvensional
dengan metode ceramah. Hal ini bisa dilihat saat melakukan supervisi di sekolah. Beberapa hal yang
menyebabkannya adalah karena kemampuan atau pemahaman guru tentang model pembelajaran
masih rendah. Hal ini disebabkan karena guru belum pernah untuk mengikuti pelatihan tentang
model-model pembelajaran. Selain itu minat untuk dari dalam diri guru sendiri masih rendah.
Beberapa guru hanya mengejar banyaknya jam mengajar saja, kurang memperhatikan proses
pembelajarannya di kelas.
E. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
Masih sedikit dan jarang guru yang memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di SMPN 5
Cikarang Timur. Beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu kurang pemahaman tentang
penggunaan TIK dan tidak memiliki kemauan untuk belajar.
2. Guru

Pedagogik
1. Mayoritas peserta didik memiliki minat yang rendah dalam pembelajaran IPA di SMPN 5
Cikarang Timur karena baik itu pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun medianya pun
memang kurang menarik.
2. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik.
3. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini dalah dengan terus meminat peserta
didik untuk belajar. Guru dapat mengemas pembelajaran menarik disertai dengan penggunaan
media yang sesuai.

Literasi
1. Kebanyakan peserta didik malas untuk membaca dan menganggap buku itu tidak
menarik.
2. Hal ini karena peserta didik belum dibiasakan untuk membaca sedini mungkin.
3. Dampak yang diakibatkan dari rendahnya tingkat literasi membaca peserta didik adalah
kurangnya pengetahuan dan pemahaman peserta didik sehingga kemampuan analisisnya
juga menjadi rendah.
4. Beberapa upaya yang bisa dilakukan menyediakan media bacaan yang menarik dan terus
memberikan minat serta dorongan dari peserta didik untuk membaca. Mendorong peserta
didik untuk menyadari bahwa banyak hal yang dapat diketahui ketika membaca seperti
pepatah buku adalah jendela dunia.

Numerasi
1. Dalam pembelajaran IPA di kelas, kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan pada
aspek numerasi
2. Hal ini mungkin disebabkan karena lemahnya pemahaman dan analisis peserta didik.
3. Dampknya adalah peserta didik tidak dapat menganalisis suatu konsep.
4. Upaya yang bisa dilakukan salah satu diantaranya adalah dengan membiasakan dan sering
belatih dengan soal-soal yang berhubungan dengan numerasi. Guru pun perlu
menguatkan pemaham konsepnya saat pembelajaran.

Hubungan komunikasi antara orang tua peserta didik dengan guru


1. Sekarang ini kebanyakan orang tua menyerahkan seluruhnya proses pembelajaran peserta
didik kepada guru.
2. Dampaknya menjadi kurang kerjasama satu sama lain antara guru dan orang tua dalam
hal pendidikan peserta didik.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan berkomuniksi dengan
orang tua secara rutin dan terjadwal seperti melalui penggunaan handphone atau home
visit.

Penggunaan Model Pembelajaran


1. Beberapa guru memang memiliki kesulitan tersendiri saat menerapkan model pembelajaran
yang inovatif bagi peserta didik termasuk di SMPN 5 Cikarang Timur.
2. Sulitnya menerapkan pembelajaran inovatif diantaranya karena kurang kreatif dari guru dan
kurangnya fasilitas pendukung.
3. Hal ini membuat peserta didik kurang terminat untuk belajar, malas mengikuti
pembelajaran, dan berdampak pada hasil belajar peserta didik.
4. Sangat penting bagi guru untuk lebih kreatif dalam melakukan pembelajaran di kelas

Pembelajaran berbasis HOTS dan Terjadinya Miskonsepsi peserta didik


1. Pembelajaran HOTS memiliki kesuitan untuk diterapkan pada saat pembalajaran karena
peserta didik sendiri sulit untuk digiring dalam pembelajaran HOTS. Peserta didik
memiliki kelemahan dalam memahami konsep dan kurang literasi peserta didik. Guru pun
belum memahami dengan baik apa itu pembelajaran berbasis HOTS. Hal ini sejalan
dengan timbulnya miskonsepsi pada peserta didik.
2. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan guru baik itu terkait pembelajaran
HOTS maupun konten materinya itu sendiri sehingga terjadi kekeliruan dalam diri peserta
didik.
3. Dampaknya kamampuan analisis peserta didik di SMPN 5 Cikarang Timurmasih rendah.
Peserta didik belum mampu memahami, menterjemahkan, menganalisis, mendeskripsikan
konsep yang diberikan guru dengan baik termasuk dalam hitungan, rumus, soal grafik
maupun tabel.
4. Upaya yang harus dilakukan, Pada saat pembelajaran harus lebih memfasilitasi peserta
didik untuk mengembangkan kemampuan analisisnya. Perlu adanya penjelasan yang
kontekstual yang berkaitan dengan pembelajaran artinya pemahaman konsep yang
dilakuan oleh peserta didik dikaitkan dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari
tersebut. Sehingga lebih mudah untuk difahami dan tidak terjadi kekeliruan. Sehingga
perlunya pembelajaran secara kontekstual dalam pembelajaran.

F. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran


1. Pemanfaatan TIK di SMPN 5 Cikarang Timur dirasa belum maksimal karena
kurangnya pemahaman dalam penggunaan TIK dan dukungan fasilitas.
2. Sehingga berdampak pembelajaran di kelas menjadi kurang menarik dan kurang
bervariasi.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah sekolah dapat mengadakan
pelatihan terkait pemanfaata TIK tersebut atau secara mandiri guru bisa mencari
informasi tentang bagaimana pemanfaatan TIK dalam pembelajaran

Teman sejawat
A. Pedagogik
1. Mayoritas peserta didik memiliki minat yang rendah dalam pembelajaran IPA di SMPN 5
Cikarang Timur
2. Karena guru kurang memberikan pembelajaran yang menarik.
3. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik.
4. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah saat memulai pmbelajaran
guru dapan menstimulus peserta didik dengan mengkaitkan materi pada kehidupan sehari hari
agar peserta didik lebih tertarik dan memiliki minat lebih untuk mengikuti pembelajaran di kelas.
Guru dapat lebih kreatif dalam mekakukan pembelajarn.
B. Literasi
1. Kebanyakan peserta didik malas untuk membaca
2. karena memng faktor lingkungan dari keluarga yang belum menumbuhkan budaya literasi
sejak dini, kemudian dari faktor guru pun belum mendorong kegiatan literasi membaca
saat pembelajaran. Hal ini karena peserta didik belum dibiasakan untuk membaca sedini
mungkin. Selain itu faktor adanya teknologi khususnya gadget yang membuat peserta
didik lebih tertarik pada media sosial atau permainan pada gadget daripada membaca.
3. Upaya yang bisa dilakukan adalah menggiring peserta didik agar mau membaca, awalnya
terpaksa lama kelamaan terbiasa. Seperti memberikan kuis/pretes di awal pembelajaran,
sehingga peserta didik terminat untuk mau membaca sebelum memulai pembelajaran di
sekolah
C. Numerasi
1. Beberapa peserta didik kesulitan dalam menganalisis konsep terutama ketika itu
berhubungan dengan hitungan, rumus, grafit, tabel, diagram, dll.
2. Akhirnya peserta didik enggan untuk belajar.
3. Upaya yang bisa dilakukan salah satu diantaranya adalah guru harus dapat memilih
meode pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dan sering belatih dengan
soal-soal yang berhubungan dengan numerasi.

D. Hubungan komunikasi antara orang tua peserta didik dengan guru


1. Hubungan yang terjadi cukup harmonis meskipun terkadang memang guru kesulitan
ketika melakukan komunikasi dengan orang tua karena kesibukan.
2. Dampaknya hal ini adalah pembelajaran peserta didik menjadi tidak terkontrol
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan berkomuniksi
dengan orang tua secara rutin seperti melalui penggunaan handphone atau kunjungan
rumah.

D. Penggunaan Model Pembelajaran


1. Dalam hal penerapan model pembelajaran inovatif, memang tidak semua guru
memiliki sifat kreatif dan mau untuk belajar. Disitulah letak kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran inovatif.
2. Dampaknya pembelajaran menjadi membosankan, peserta didik tidak tertarik lagi
untuk mengikuti pembelajaran akhirnya membuat peserta didik kurang terminat untuk
belajar, dan berdampak pada hasil belajar peserta didik.
3. sangat penting bagi guru untuk lebih kreatif dalam melakukan pembelajaran di kelas.

E. Pembelajaran berbasis HOTS dan Terjadinya Miskonsepsi peserta didik

1. Banyak diantaranya guru yang belum memahami tentang pembelajaran berbasis


HOTS. Selain itu, kebanyakan peserta didik terbiasa dengan pembelajaran metode
ceramah, sehingga guru kesulitan dalam menerapkan pembelajaran berbasis HOTS.
Peserta didik yang memilik tingkat literasi membaca rendah pun menjadi faktornya.
2. Karena dampak dari literasi membaca yang kurang, peserta didik kesulitan dalam
memahami konsep dan dapat terjadi miskonsepsi. Peserta didik belum mampu
memahami, menterjemahkan, menganalisis, mendeskripsikan konsep yang diberikan
guru dengan baik termasuk dalam hitungan, rumus, soal grafik maupun tabel.
3. Pada saat pembelajaran harus lebih memfasilitasi peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan analisisnya. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
harus berpusat pada peserta didik.

F. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran


1. Pemanfaatan dari teknologi dalam pembelajaran masih kurang
2. karena banyak guru yang malas dan merasa sudah berada di zona nyaman, kurang terminat
untuk kemajuan pendidikan, dan beberapa guru ada yang belum memahami penggunaan TIK dalam
pembelajaran.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah secara mandiri guru bisa
mencari informasi tentang bagaimana pemanfaatan TIK dalam pembelajaran dan guru harus lebih
memiliki minat untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi peserta
didik

Anda mungkin juga menyukai