Keseimbangan
OVERVIEW
Dua model keseimbangan:
E
yang seimbang, semua
M
investor akan memilih
C
G portofolio pada titik M
sebagai portofolio
B
H yang optimal (terdiri
dari aset-aset
RF
A
berisiko).
Risiko, p
CML L
Return yang diharapkan
M
E(RM)
M
Risiko, P
E(R M ) - R F
Slope CML
σM
Slope CML mengindikasikan tambahan return yang
disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko
portofolio.
SLOPE CML
Contoh: Dalam kondisi pasar yang seimbang, return
yang diharapkan pada portofolio pasar adalah 15%
dengan deviasi standar sebesar 20%. Tingkat return
bebas risiko sebesar 8%.
Maka Slope CML adalah sebesar:
E(R M ) - R F
Slope CML
σM
Slope CML = (0,15 - 0,08) : 0,20 = 0,35
PERSAMAAN CML
• Dengan mengetahui slope CML dan garis intersep (RF),
maka kita dapat membentuk persamaan CML menjadi:
E(RM) R F
E(R P ) R F σp
σM
dalam hal ini:
E (Rp) = tingkat return yang diharapkan untuk suatu
portofolio yang efisien pada CML
RF = tingkat return pada aset yang bebas yang risiko
E(RM) = tingkat return portofolio pasar (M)
M = deviasi standar return pada portofolio pasar
P = deviasi standar portofolio efisien yang ditentukan
PENJELASAN MENGENAI CML
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang
merupakan kombinasi dari aset berisiko dan aset
bebas risiko. Portofolio M, merupakan portofolio
yang terdiri dari aset berisiko, atau disebut dengan
portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan
pilihan aset bebas risiko. Kombinasi atau titik-titk
portofolio di sepanjang garis RF-M, merupakan
portofolio yang efisien bagi investor.
2. Slope CML akan cenderung positif karena adanya
asumsi bahwa investor bersifat risk averse. Artinya,
investor hanya akan mau berinvestasi pada aset
yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi berupa
return harapan yang lebih tinggi.
PENJELASAN MENGENAI CML
3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat
perbedaan return aktual dan return harapan,
bisa menyebabkan slope CML yang negatif.
Slope negatif ini terjadi bila tingkat return
aktual portofolio pasar lebih kecil dari tingkat
keuntungan bebas risiko.
4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk
menentukan tingkat return harapan untuk
setiap risiko portofolio yang berbeda.
GARIS PASAR SEKURITAS (SML)
• Garis pasar sekuritas adalah garis hubungan antara tingkat
return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis
(beta).
SML
A
kM
Return yang diharapkan
kRF B
Aset yang
Aset yang risikonya lebih
risikonya lebih besar dari pasar
kecil dari pasar
0 0.5 M=1 1.5 Risiko ()
Gambar 6.3 Garis Pasar Sekuritas (SML)
• Pada Gambar 6.3, risiko sekuritas ditunjukkan oleh beta, yang
menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan
return pasar.
RETURN SEKURITAS YANG
DISYARATKAN
• Berdasarkan hubungan tingkat return dengan beta, maka
komponen penyusun required rate of return terdiri dari:
tingkat return bebas risiko dan premi risiko.
• Secara matematis, hubungan tersebut dapat digambarkan
sebagai:
ki = tingkat risiko aset bebas risiko + premi risiko sekuritas
RF β i E(R M ) RF
dalam hal ini:
ki = tingkat return yang disyaratkan investor pada
sekuritas i
E(RM) = return portofolio pasar yang diharapkan
i = koefisien beta sekuritas i
RF = tingkat return bebas risiko
RETURN SEKURITAS YANG
DISYARATKAN
Contoh:
Diasumsikan beta saham PT Gudang Garam adalah 0,5
dan tingkat return bebas risiko (Rf) adalah 1,5%.
Tingkat return pasar harapan diasumsikan sebesar 2%.
Dengan demikian, maka tingkat keuntungan yang
disyaratkan investor untuk saham PT Gudang Garam
adalah:
k GGRM R F β i E(R M ) R F
SML
Return yang diharapkan
E(RB)
E(RA’) A
E(RB’) B
E(RA)
(A) (B)
Beta
Gambar 6.4. Menilai sekuritas yang undervalued atau overvalued dengan
menggunakan SML
SEKURITAS YANG UNDERVALUED ATAU
OVERVALUED
1. Dalam kondisi keseimbangan, apabila diketahui return dari aset yang bebas
risiko adalah 9%, return yang diharapkan dari portofolio pasar adalah 13%
dengan deviasi standar 11%, sedangkan deviasi standar portofolio efisien
lainnya adalah 10%, hitunglah :
a. Slope garis pasar modal dan jelaskan artinya
b. Return yang diharapkan dari portofolio tersebut.
TR
Dalam hal ini :
ŜP = indeks Sharpe portofolio
R P = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
R F = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
TR = standar deviasi return portofolio p selama periode pengamatan
INDEKS SHARPE
Tabel 19.3 Return dan risiko empat jenis portofolio selama 2002-2006
Portofolio Rata-rata Standar Beta
return deviasi
(%) (%)
A 10 15 0,50
B 12.3 9.50 1,50
C 12.5 13.75 0.75
D 15 11.50 0,60
Pasar 13 12
RF 8
Ĵ p = Rp − R F + (RM − R F )ˆ p
Dalam hal ini :
Ĵ P = indeks Jensen portofolio
R P = rata-rata return portofolio p selama periode pengamatan
R F = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan
̂ P = beta portofolio p
INDEKS JENSEN
Harga
(Rp)
1500
Pasar
1200 efisien
Pasar tidak
1000
efisien
-2
500
-1 0 1 2 T (hari)
ARi,t = Ri,t – R i
Keterangan:
1 = intersep dalam regresi untuk sekuritas i.
I = koefisien regresi yang menyatakan slope garis regresi.
Ini mengukur perubahan yang diharapkan dalam return
sekuritas sehubungan dengan perubahan dalam return pasar.
ei = kekeliruan regresi.
3. MARKET MODEL RETURNS
Size Effect
Banz ( 1981), menunjukkan bukti empiris
paling awal mengenai adanya size effect,
yaitu adanya kecenderungan saham-saham
perusahaan kecil yang mempunyai return
yang lebih tinggi dibanding saham-saham
perusahaan besar.
HUBUNGAN RETURN DAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
Nilai pasar dibagi dengan nilai buku
(market to book)
Penelitian menemukan bahwa ada perbedaan return
antara saham yang mempunyai market to book value
yang tinggi dibanding saham yang mempunyai market
to book value rendah.
Saham-saham yang mempunyai market to book yang
tinggi akan cederung mempunyai tingkat return yang
lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang
mempunyai market to book yang rendah.
HUBUNGAN RETURN DAN
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
Earning price
Basu (1977) melakukan penelitian mengenai
hubungan antara rasio earning/price (E/P)
dengan tingkat return tak normal yang
diperoleh dengan menggunakan CAPM.
STUDI PERISTIWA (EVENT STUDIES)
1. Mengumpulkan sampel.
Berupa perusahan-perusahaan yang mempunyai
pengumuman yang mengejutkan pasar (event).
2. Mengidentifikasi hari pengumuman atau event.
3. Menentukan periode analisis.
Periode analisis dibagi menjadi dua yaitu:
i. periode estimasi untuk menghitung return yang
diharapkan E(Ri)
ii. periode pengamatan (jendela) untuk menghitung
return aktual dan return tak normal.
METODOLOGI STUDI PERISTIWA (2)