Anda di halaman 1dari 15

CAPITAL ASSET

PRICING MODEL
(CAPM)
Pengertian CAPM

 CAPM adalah model hubungan antara tingkat return


harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset
tersebut pada kondisi pasar yang seimbang.
 CAPM dibangun di atas pondasi teori portofolio
Markowitz
 CAPM merupakan model untuk menetukan harga suatu
aset pada kondisi ekuilibrium.
 Tujuan CAPM untuk menetukan imbal hasil minimum
yang dibutuhkan dari investasi yang berisiko.
 CAPM diperkenalkan secara terpisah oleh Sharpe,
Lintner dan Mossin pada pertengahan 1960-an.
Menurut William F. Sharpe et.all, CAPM merupakan model penetapan harga
keseimbangan aset yang menyatakan bahwa imbal hasil yang diharapkan
atas sekuritas tertentu linier positif dan sensitifitas sekuritas terhadap
perubahan imbal hasil portofolio pasarnya.

CAPM digunakan sebagai sudut pandang investor dalam mengamati reaksi


pasar. Kondisi pasar tersebut nantinya dapat didorong seorang invstor
untuk memutuskan tindakan untuk menghadapi kondisi seperti risiko dan
imbal hasil, serta harga keseimbangan sekuritas.
Asumsi-asumsi CAPM
1. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat imbal hasil yang
diharapkan dan simpangan baku portofolio untuk rentang satu periode
2. Investor akan memilih portofolio yang memberi tingkat imbal hasil
yang diharapkan lebih tinggi
3. Investor adalah penghindar risiko
4. Aset individual tidak memiliki batas untuk dibagi-bagi, artinya
investor dapat membeli sebagian saham jika dia berminat
5. Terdapat tingkat bebas risiko yang dapat dipergunakan investor untuk
memberi pinjaman.
6. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan
Formulasi Model CAPM
 CAPM dapat diformulasikan dengan rumus :
Ri = Rf + βi (Rm-Rf)

Keterangan :
Ri : imbal hasil saham I
Rf : imbal hasil investasi bebas risiko (risk free)
βi : Beta saham I (indikator risiko sistematis)
Rm : Imbal hasil pasar (return market)

Dimana,

βi = atau

Rm =
BETA
 Besarnya risiko suatu saham ditentukan oleh beta (β).
 Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya
(saham secara keseluruhan)
 Beta dapat diartikan sebagai risiko sistematis
 3 katogori penilaian beta :
1. β > 1 menunjukkan bahwa harga saham perusahaan lebih mudah
berubah dibandingkan indeks pasar
2. β < 1 menunjukkan bahwa tidak mudah terjadi perubahan akibat
kondisi pasar
3. β = 1 menunjukkan bahwa besarnya risiko sistematis sama seperti
indeks pasar
Garis Pasar Modal (Capital Market Line)

 Garis pasar modal (capital market line-CML) adalah garis yang


menggambarkan suatu hubungan antara imbal hasil yang diharapkan
dengan total risiko pada portofolio efisien di kondisi pasar yang seimbang.

L
• Dalam kondisi pasar yang
Return yang diharapkan, Rp

seimbang, semua investor


M E akan memilih portofolio
pada titik M sebagai
C
G portofolio yang optimal
(terdiri dari aset-aset
B berisiko).
H

A
RF

Risiko, p
Gambar 1
 Jika kurva efficient frontier pada Gambar 1 dihilangkan, dan titik M
sebagai portofolio aset berisiko yang optimal diambil, maka kita akan
mendapatkan garis Rf-L yang merupakan garis pasar modal (CML),
seperti disajikan pada Gambar 2.

CML L
Return yang diharapkan

M
E(RM)
Premi Risiko
Portofolio M=
RF E(RM)-Rf
Risiko
Portofolio pasar
(M)
M
Risiko, P
Gambar 2. Garis Pasar Modal
(CML)
Garis Pasar Sekuritas (Security Market Line)

 Garis pasar sekuritas adalah garis hubungan antara tingkat return harapan dari
suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta).
 SML dapat digunakan untuk menilai keuntungan suatu aset individual pada
kondisi pasar yang seimbang.
 Risiko sistematis dapat diukur menggunakan beta (β)
 Beta yang diketahui digunakan untuk mengukur risiko sekuritas.
 Semakin tinggi nilai beta maka risiko yang terjadi semakin tinggi.
 Hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dan beta dapat dikatagorikan
sbb:

- jika hubungan antara E(R) dan β positif maka artinya untung

- jika hubungan antara E(R) dan β negatif maka artinya rugi


 Rumus SML :

E(Ri) = Rf + β (Rm-Rf)
Gambar 3. Security Market Line
(SML)

SML
A
Return yang diharapkan

kM

kRF B
Aset yang
Aset yang risikonya lebih
risikonya lebih besar dari pasar
kecil dari pasar
0 0.5 M=1 1.5 Risiko ()
 Para investor mengingatkan bahwa pasar tidak selalu berada dalam kondisi
yang diharapkan (actual return).
 Pada kondisi tersebut sekuritas tidak berada pada posisi SML karena sekuritas
tersebut overvalued atau undervalued.
 overvalued adalah tingkat imbal hasil yang diharapkan lebih rendah dari
imbal hasil yang diinginkan investor.
overvalued menggambarkan sebuah sekuritas yang nilai pasarnya lebih
tinggi dari nilai wajarnya.
kondisi ini investor akan berusaha menjual sahamnya karena memiliki
ekspektasi alphanya negatif.
 Undervalued adalah suatu kondisi ketika nilai pasar sebuah sekuritas lebih
rendah dari nilai wajarnya.
kondisi ini akan berpeluang untuk turun sehingga pada saat harga saham
turun investor akan membeli dan menahannya untuk kemudian dijual
kembali pada harganya naik.
kondisi undervalued saham memiliki nilai ekspektasi alpa positif.
Keputusan Investor dalam kondisi
overvalued dan under valued

 Jika nilai suatu perusahaan tinggi, sedangkan nilai


sahamnya di pasaran lebih rendah, maka investor
akan membeli saham perusahaan tersebut.
 Jika nilai suatu perusahaan rendah, sedangkan
nilai sahamnya dipasaran lebih tinggi, maka
investor akan menjual saham perusahaan tersebut.
*SELESAI*

Anda mungkin juga menyukai