Anda di halaman 1dari 48

KONSEP MUTU & PENERAPAN

TATA KELOLA MUTU

Lafkespri.org
ARAH KEBIJAKAN PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN
AKSES & KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN

PENYEMPURNAAN SISTEM
AKREDITASI PELAYANAN
KESEHATAN
PEMERITAH DAN SWASTA

6 AREA REFORMASI & STRATEGI KUNCI

TRANSFORMASI HEALTH TRANSFORMASI TRANSFORMASI


PENGUATAN LAYANAN PENGUATAN LAYANAN SECURITY (RESILENSI PEMBIAYAAN TRANSFORMASI SDM DIGITALISASI
PRIMER RUJUKAN FARMASI & ALAT LAYANAN KESEHATAN KESEHATAN
KESEHATAN) KESEHATAN
STRATEGI PENINGKATAN MUTU
TAHUN 2020 - 2024

PENGUATAN LAYANAN (PRIMER & RUJUKAN)

Meningkatnya Akses Pelayanan Kesehatan Dasar & Rujukan


Meningkatnya Fasilitas Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Bagi masyarakat

Penyempurnaan Sistem Akreditasi


(Standar dan Instrumen Akreditasi, Sistem Informasi, Penyelenggaraan
Survei)
MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Peningkatan Mutu
Pemenuhan sarana, Penyelenggaraan
Berkesinambungan
Prasarana, Alat, SDM Pelayanan Kesehatan Pelayanan di Fasyankes

Kepatuhan FasyankesTerhadap Standar Input, Proses, Output


Akreditasi
Pengukuran Indikator Mutu & Pelaporan Insiden Keselamatan pasien

Akses dan Mutu


Pelayanan Kesehatan
di Indonesia
SASARAN, INDIKATOR KINERJA PROGRAM DAN
KEGIATAN RENSTRA 2020 - 2024

SASARAN IKP

Meningkatnya akses 1. Persentase Fasilitas Kesehatan Tingkat


pelayanan kesehatan dasar Pertama (FKTP) sesuai standar sebesar
dan rujukan yang berkualitas 100%
bagi masyarakat. 2. Persentase rumah sakit terakreditasi
sebesar 100%

IKK
1.Jumlah FKTP yang memenuhi persyaratan survei akreditasi sebanyak 5.706
FKTP.
2.Jumlah FKTRL yang memenuhi persyaratan survei akreditasi sebanyak 991 FKTRL
rujukan.
3.Jumlah Fasyankes Lain yang memenuhi persyaratan survei akreditasi sebanyak
500 fasilitas pelayanan kesehatan lain.
4.Persentase fasyankes melakukan pengukuran mutu pelayanan kesehatan sebesar
70%.
Tahun Capaian
1988 Implementasi Gugus Kendali Mutu
1989 Pengembangan Quality Assurance oleh PERSI
1994 Implementasi Total Quality Management (TQM)
1995 Akreditasi Rumah Sakit oleh KARS, dimulai dari 5 layanan, 12 layanan and 16 layanan

2004 Sertifikasi ISO 9001:2000 untuk fasilitas kesehatan


2005 Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit oleh PERSI dan Kementerian Kesehatan

2007 Uji kompetensi dokter dan dokter gigi


2007 Jakarta Declaration on Patients for Patient Safety in Countries of the South-East Asia

Perjalanan
Region

2008 Permenkes tentang SPM (Standar Pelayanan Minimal) RS

Panjang Upaya 2009 Permenkes tentang Rumah Sakit Kelas Dunia dan JCI ditetapkan sebagai lembaga
independen yang melakukan akreditasi RS internasional di Indonesia.

Peningkatan 2012
2012
Akreditasi Laboratorium Kesehatan oleh KALK
Permenkes tentang akreditasi RS dan dimulainya implementasi akreditasi RS dengan
Mutu Pelayanan KARS versi 2012 (diadaptasi dari JCI edisi 4)

Kesehatan di
2014 Implementasi JKN
2015 Permenkes tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi

Indonesia 2016 Pembentukan Direktorat Mutu dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan di Kementerian
Kesehatan

2017 KARS diakui oleh ISQUA sebagai badan akreditasi internasional dan diluncurkannya
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1

2017 Tahap Awal Penyusunan NQPS Indonesia


TANTANGAN DALAM
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
6. Berbagai institusi mengembangkan berbagai indikator mutu yang berbeda
1. Regulasi masih terfragmentasi dan belum ada dan indikator belum dapat meningkatkan mutu secara optimal
regulasi yang eksplisit mengatur mutu pelayanan
kesehatan
7. Belum ada dokumentasi yang baik terkait efektivitas
berbagai intervensi peningkatan mutu
2. Monitoring dan evaluasi belum konsisten
dan data belum digunakan secara optimal
8. Belum ada pembagian tugas, fungsi dan kewenangan
yang jelas dari setiap level institusi dalam peningkatan
3. Organisasi yang terlibat dalam peningkatan mutu mutu
belum memiliki kejelasan peran dan tanggung
jawabnya
9. Perbedaan situasi dan kapasitas antar fasiitas
kesehatan membutuhkan intervensi yang berbeda
dalam peningkatan mutu
4. Sistem akreditasi belum sepenuhnya terintegrasi
dengan budaya peningkatan mutu
10. Masyarakat masih kurang aktif dalam menyampaikan
aspirasinya terkait layanan kesehatan kepada pemangku
5. Kesulitan dalam mengakses dan aplikasi Pedoman kepentingan yang berwenang
Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) secara konsisten
Isu Strategis Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar
1. AKSES & MUTU PELAYANAN KESEHATAN.

2. KETERSEDIAAN & KEPATUHAN 5. PENGUATAN TATA KELOLA,


TERHADAP STANDAR MUTU KLINIS STRUKTUR ORGANISASI MUTU &
& KESELAMATAN PASIEN SISTEM KESEHATAN LAINNYA

3. BUDAYA MUTU DI FASKES & Mutu 6. KOMITMEN PEMERINTAH


PROGRAM. PUSAT, DAERAH & PEMANGKU
Yankes KEBIJAKAN

4. PERAN DAN PEMBERDAYAAN 7. DATA, INDIKATOR, SISTEM


PASIEN, KELUARGA DAN INFORMASI & PENGEMBANGAN
MASYARAKAT. PEMANFAATANNYA
TANTANGAN PENYELENGGARAAN AKREDITASI
persiapan akreditasi dilakukan
PENERAPAN STANDAR menjelang survei (penyiapan
PEMBIAYAAN dokumen, internalisasi standar, dll)
BELUM MENJADI sehingga menyita waktu 
DIANGGAP MAHAL
BUDAYA mempengaruhi pelayanan

IMPELEMENTASI STANDAR
• Kondisi sub standar (tidak memenuhi persyaratan izin operasional AKREDITASI
Puskesmas (PMK. 75/2014)  mengeluarkan biaya untuk TERKESAN BERFOKUS UKP
memenuhi SDM, sarana, prasarana dan alat kesehatan)
DAN KURANG MENDUKUNG
• Sebagain penugasan Surveior belum berdasarkan regionalisasi.
• Pendampingan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota kurang optimal
PERBAIKAN PELAYANAN
sehingga ada Puskesmas yang memanfaatkan lembaga Konsultan PROMOTIF PREVENTIF
swasta

• Jumlah & Distribusi Surveior • Surveior ASN meninggalkan tugas


SURVEIOR • Potensi Gratifikasi & pelanggaran etika cukup lama karena menjalankan tugas
• Subjektifitas surveior survei
• Penyambutan surveior yang berlebihan
ANALISIS CAPAIAN SKOR AKREDITASI PER BAB ( BAB I – IX)
BERDASARKAN HASIL SURVEI OLEH SURVEIOR

P A R I P U R N A
≥ 80%
3,23% 2,95%
7,14%
7,73%
G 10,41%
10,92% 77,05%
33,85%
76,77% BAB 1
34,65% 72,86%
A 35,86% BAB 2
72,27%
BAB 5
69,59% TATA KELOLA MANAJEMEN
BAB 4 SEBAGAI INSTITUSI
69,08%
P 46,15% BAB 7
BAB 8
45,35% TATA KELOLA MANAJEMEN
BAB 3 PROGRAM UKM
44,14%
BAB 6 TATA KELOLA
BAB 9 MANAJEMEN PROGRAM
UKP

NILAI TERENDAH PADA MANAJEMEN MUTU & RISIKO


TATA KELOLA MANAJEMEN NILAI TERTINGGI PADA MANAJMEN SEBAGAI INSTITUSI
MUTU DAN RISIKO

PERLU PENGUATAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS


RISIKO PELAYANAN YANG TIDAK BERMUTU

1 2 3 4 5

MENGGERUS MENGUBAH RISIKO SERIUS


MENGURANGI
KEPERCAYAA PERILAKU TIDAK
MOTIVASI MERUGIKAN
N PADA DALAM TERCAPAINYA
PEMBERI SECARA
SISTEM MEMILIH UNIVERSAL
PELAYANAN FINANSIAL
PELAYANAN PELAYANAN HEALTH
KESEHATAN
KESEHATAN KESEHATA COVERAGE
N
STRATEGI PENINGKATAN MUTU DI
YANKES PRIMER

DINAS KESEHATAN
PROPINSI :
PEMANTAUAN MUTU PERIODIK

PENGUATAN PERAN
DINAS KESEHATAN
STRATEGI KABUPATEN /KOTA:
UNTUK MELAKUKAN
PEMBINAAN TERPADU

PENGUATAN TATA KELOLA


MUTU DI PUSKESMAS

KEMENKES :
PENYEDIAAN NSPK
MUTU
KONSEP MUTU
konsep dasar
akreditasi
?
Client
PERKEMBANGAN KONSEP MUTU

JURAN & CROSBY


FITNESS FOR USE CONFORMANCE TO REQUREMENT

DEMING

PEMENUHAN KEBUTUHAN PELANGGAN

DONABEDIAN
TIDAK ADA SATU PENGERTIAN YANG DAPAT MENDEFINISKAN MUTU SECARA UTUH
• Definisi Individual Definisi Absolut Definisi Mutlak
QUALITY Mendefinisikan
PLANNING Pelanggan dan
Kebutuhannya.

TEORI JURAN QUALITY Kendali Yang Bersifat


Proaktif Pada Proses
CONTROL
TRILOGI JURAN & Desain

QUALITY Peningkatan Mutu


IMPROVEMENT Berkesinambungan
Compliance to
Standards
Paso
#1
LANGKAH PENETAPAN
MUTU
(CROSBY)
01. KOMITMEN MANAJEMEN 14. LAKUKAN LAGI
(MANAGEMENT COMMITMENT (DO IT OVER AGAIN).

02. MEMBANGUN TIM PENINGKATAN MUTU 13. MENDIRIKAN DEWAN-DEWAN


(QUALITY IMPROVEMENT TEAM) MUTU (QUALITY COUNCILS).

03. PENGUKURAN MUTU 12. PENGAKUAN


(QUALITY MEASUREMENT) (RECOGNITION)

04. MENGUKUR BIAYA MUTU 11. PENGHAPUSAN SEBAB


(THE COST OF QUALITY KESALAHAN (ERROR CAUSE
REMOVAL)

05. MEMBANGUN KESADARAN MUTU 10.. PENYUSUNAN TUJUAN


(QUALITY AWARENESS) (GOAL SETTING)

06. KEGIATAN PERBAIKAN 09. PENYUSUNAN TUJUAN


(CORRECTIVE ACTION). (GOAL SETTING).

07. PERENCANAAN TANPA 08. MENEKANKAN PERLUNYA


CACAT PELATIHAN PENGAWAS
(ZERO DEFFECTS PLANNING) (SUPERVISOR TRAINING)
TEORI EDWARD W. DEMING DALAM
PEMECAHAN MASALAH
Perbedaan antara PDCA dengan PDSA

PDSA
UNSUR PDSA PDCA
Masalah kompleks adalah Masalah sederhana
Masalah yang terdiri dari banyak adalah masalah yang satu
faktor penyebab penyebab
Pembelajaran dan Perubahan dan kepatuhan
Fokus
peningkatan mutu terhadap standar
Perlu uji coba
Periode Membutuhkan waktu cukup Waktu singkat
Waktu lama, (maksimum 6 bulan) (Few minute_less than
one month)

1.Identifikasi masalah
1.Identifikasi masalah
2. Kumpulkan data bukti
2.Analisa masalah
3. Analisa masalah-sebab
3.Rencana solusi
Proses 4. Rencana Ujicoba
4.Kerjakan
Pelaksanaan 5. Ujicoba
5.Cek hasilnya
6. Pelajari hasilnya
6.Lakukan untuk
7. Tindak lanjut ke unit
seterusnya
kerja lainnya
Feigenbaum
Definisi absolut
Definisi individual
Definisi sosial

DONABEDIAN
KERANGKA KERJA DONABEDIAN

OUTCOME

STRUCTURE PROSES

Mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dan dinilai dari tiga


komponen yang dikenal dengan Segitiga Mutu Donabedian
Defisini absolut:
Manfaat dan/atau kemungkinan terjadinya cedera terhadap
kesehatan sebagaimana dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa
mempedulikan biaya

Defisini individual:
Ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau
kemungkinan terjadinya cedera/konsekuensi yang tidak
diharapkan
Definisi sosial:
Biaya pelayanan kesehatan, manfaat dan/atau cedera yang terjadi
dalam proses pelayanan kesehatan, serta distribusi pelayanan
kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat secara umum
DIMENSI
& Kompleksitas
INDIKATO
R
MUTU
MUTU YANKES
PERBEDAAN
SUDUT PANDANG

• KESEPAHAMAN
KONSEP
Mutu pelayanan
mutu

SISTEM SISTEM
MANAJEMEN PELAYANAN
MUTU
Sistem
Manajemen
VARIASI MASALAH
PROSES MUTU
Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses

1 Proses tidak diukur dg baik

2 Proses tidak dimonitor dg baik

3 Proses tidak dikendalikan dg baik

4 Proses tidak dipelihara dg baik

5 Proses tidak disempurnakan

6 Proses tidak didokumentasi dg baik


Mutu pelayanan
Komitmen
Leadership

SISTEM
SISTEM PELAYANAN
MANAJEMEN -Struktur
Mengukur
MUTU Memonitor -Proses
Mengendalikan
Memelihara -Outcome
Menyempurnakan
Mendokumentasikan
Mengukur Indikator

Memonitor

Standar/
Mengendalikan SPO

Ringkas, Rapih, Resik, Rawat,


Memelihara Rajin

CQI:
Menyempurnakan Siklus PDCA
PENGERTIAN
MUTU LAYANAN KESEHATAN
“Tingkat layanan kesehatan untuk individu
dan masyarakat yang dapat meningkatkan
luaran kesehatan yang optimal, diberikan
sesuai dengan standar pelayanan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban
pasien”.
DIMENSI MUTU &
INDIKATOR MUTU
ASPEK YURIDIS PENGUKURAN INM

1 2
ASPEK YURIDIS PENGUKURAN INM

3 RPMK AKREDITASI 4 RPMK INM PELAYANAN KESEHATAN


PUSKESMAS, KLINIK, LABORATORIUM DI PUSKESMAS, RUMAH SAKIT,
KESEHATAN & UTD LABORATORIUM KESEHATAN & UTD
INDIKATOR MUTU NASIONAL
Tolok ukur yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan mutu pelayanan kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan

kepentingan
Untuk menilai apakah upaya transparansi publik
yang telah dilakukan dapat
meningkatkan keluaran
pelayanan kesehatan;

Memberikan umpan balik


kepada fasyankes
Untuk pembelajaran
menggunakan praktik
terbaik yang diperoleh
melalui proses kaji
banding
Indikator Nasional Mutu PUSKESMAS

1 • Kepatuhan kebersihan tangan

2 • Kepatuhan penggunaan APD

3 • Kepatuhan Identifikasi Pasien

4 • Keberhasilan Pengobatan Pasien TB semua Kasus SO

5 • Ibu hamil memperoleh pelayanan ANC sesuai standar

6 • Kepuasan Pasien
KERANGKA KONSEP
IMPLEMENTASI TKM
DI PUSKESMAS
KERANGKA KONSEP IMPLEMENTASI TKM DI PUSKESMAS

1. PENGUMPULAN DATA
1. LAKUKAN PILOT PROJECT
2. TETAPKAN TUJUAN
2. DOKUMENTASIKAN HASIL
3. IDENTIFIKASI AKAR UJI COBA
PENYEBAB MASALAH
3. LAKUKAN ANALISA DATA
4. RENCANAKAN PEMECAHAN
MASALAH

KOMITMEN
KEPEMIMPINAN PLAN DO PRODUK
PENGORGANISASIAN LAYANAN
KESEHATAN
BUDAYA MUTU
YANG
PEMENUHAN SPA, SDM BERMUTU
ACT STUDY
ANALISA DATA
1. BANDINGKAN HASIL UJI
1. STANDARISASI UNTUK COBA DENGAN TARGET
DIREPLIKASI JIKA HASIL
/TUJUAN UJI COBA
UJI COBA DITERIMA
2. BUAT KESIMPULAN
2. JIKA HASIL UJI COBA
3. LAKUKAN PEMANTAUAN,
DITOLAK MAKA KEMBALI
PENGENDALIAN DAN
KE PLAN UNTUK MEMBUAT
PENILAIAN (AITM)
RENCANA PERBAIKAN
4. PEMBELAJARAN
YANG BARU
(LESSON LEARN)

INPUT PROSES OUTPUT


THANK YOU

Lafkespri.org

Anda mungkin juga menyukai