Strategi Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Di Kecamatan Tabir
Strategi Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat Di Kecamatan Tabir
SKRIPSI
ALDI HAUZARIO
ALDI HAUZRIO
D1B017192
SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui
Prof. Dr. Ir. Dompak MT Napitupulu, M.Sc Dr. Mirawati Yanita, S.P.,M.M
NIP. 19590427 198502 1 001 NIP. 19730125 200604 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan / Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
PERNYATAAN KEASLIAN
Aldi Hauzario
D1B017192
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Bangko, pada tanggal 13 Januari 1999 dengan nama Aldi
hauzario. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Dedi Supratman,
S.Pd dan Ibu Heriati, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di
SDN 53/VI Pasar Masurai II di Muara Kelukup pada Tahun 2011. Setelah itu
Merangin Tahun 2014 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan
sekolah menengah atas di SMA Negeri 7 Merangin dan lulus pada Tahun 2017.
Pada Tahun 2017 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan
melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada semester ganjil tahun
2020 di Desa Jangga Baru, Kecamatan Batin XXIV. Pada 16 Desember 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan “Strategi Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat di
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin” dengan baik.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta nasehat. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan hormat yang mendalam
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si selaku Dekan Fakultas Agribisnis Pertanian
Universitas Jambi.
2. Ibu Dr. Mirawati Yanita S.P.,M.M selaku Ketua Jurusan Agribisnis Studi
Agribisnis Pertanian Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Mirawati Yanita S.P.,M.M selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing dan memberikan arahan selama perkuliahan.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Dompak MT Napitupulu, M.Sc dan Ibu Dr. Mirawati
Yanita, S.P.,M.M selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan memberikan arahan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ir. H, Zulkifli Alamsyah, M.Sc, Ibu Ir. Emy Kernalis, M.P
dan Ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P selaku Dosen Penguji.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis, karena
sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dimasa
mendatang.
Penulis
1. Terima kasih kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya
2. Terima kasih kepada kedua orang tua Bapak Dedi Supratman, S.Pd dan Ibu
Heriati,S.P tercinta, atas segala doa, dukungan dan motivasi yang tiada
3. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M.Si. selaku Dekan
administrasi.
4. Terima Kasih kepada Ketua Jurusan dan Program Studi Argibisnis Fakultas
5. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Dompak MT Napitupulu, M.Sc
selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P.,M.M selaku
6. Terima kasih kepada Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P.,M.M selaku Pembimbing
7. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H, Zulkifli Alamsyah, M.Sc, Ibu Ir. Emy
Kernalis, M.P, dan Ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P selaku tim penguji
skripsi yang telah memberikan masukan, kritikan dan saran kepada penulis
9. Terima kasih kepada keluarga besar yang telah memberikan cinta dan
ini.
10. Terima kasih kepada Bripda Rio Febriansyach, Keiza Aura Kasih, dan
11. Terima kasih kepada Bismillah Skripsisweet. Citra Syafriadi, S.P, Nur aini,
Pugar, S.P, dan Fajar Abdi, S.P menjadi sahabat selama penulis kuliah dan
sampai sekarang.
Agribisnis angkatan 2017 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
13. Terima kasih kepada Agus Arita Noga dan Muhammad Mawardi yang telah
14. Terima kasih kepada Ulya Safitri, S.S yang telah membantu selama penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... vi
I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................. 7
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 8
2.1 Budidaya............................................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Budidaya Kelapa Sawit............................................ 8
2.1.2 Motivasi Budidaya Kelapa Sawit............................................... 11
2.2 Teori Keputusan.................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Keputusan................................................................. 13
2.2.2 Indikator Keputusan................................................................... 14
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan.......................... 16
2.3. Konsep Strategi.................................................................................... 18
2.3.1 Pengertian Strategi..................................................................... 18
2.3.2 Manajemen Strategi.................................................................... 21
2.4 Analisis SWOT..................................................................................... 23
2.4.1 Faktor Internal dan Faktor Eksternal........................................... 25
2.4.2 Penentuan Posisi Strategi Peremajaan......................................... 26
2.6 Hasil Penelitian Terdahulu.................................................................... 29
2.7 Kerangka Pemikiran.............................................................................. 31
ii
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 82
LAMPIRAN .................................................................................................... 85
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
................................................................................................................
54
11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2021
................................................................................................................
55
12. Unit Kesehatan Yang Ada di Kecamatan Tabir Selatan
................................................................................................................
56
13. Keagamaan di Kecamatan Tabir Selatan
................................................................................................................
57
14. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Lokasi
Penelitian Tahun 2022
................................................................................................................
58
15. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di
Lokasi Penelitian Tahun 2022
................................................................................................................
59
16. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
di Lokasi Penelitian
................................................................................................................
60
17. Distribusi Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
di Lokasi Penelitian Tahun 2022
................................................................................................................
. 61
18. Matriks IFAS dan EFAS Strategi Percepatan Peremajaan Kelapa Sawit
Rakyat di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin…….............. 71
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
vi
vii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
23,12% (BPS, 2014). Hingga dewasa ini pembangunan ekonomi Indonesia masih
Tahun 2012, pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutan, perikanan perairan, dan air, baik yang
90% perkebunan kelapa sawit di Indonesia berada di kedua pulau sawit tersebut,
dan kedua pulau itu menghasilkan 95% produksi minyak sawit mentah (crude
menyatakan bahwa Indonesia sebagai negara maritim bukan negara agraris, akan
dikembangkan.
besar bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit tidak terganggu dari segi
provinsi Jambi Menurut Kabupaten Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 1.
Batanghari 1 72 4.395 2
4 5 45
3 51 5. 0 93
.
4 5
5 1
6 1
,
0
0
Muaro Jambi 2 11 12 2
2 8 38
7 62 18 1. 4 79
.
1 7
2 0
5 2
,
0
0
Bungo 1 601.004 1
2 6. 7 81
6 11 0 27
.
6 3
8 0
9 7
,
0
0
Tebo 1 28 1 68
0 9
6 90 3. 8 66
.
0 8
5 9
2 2
,
0
0
Merangin 1 52 5. 2
4 1. 0 94
0 99 6 15
.
7 1
8 6
4 9
,
0
0
Sarolangun 7 661.344 1
2 8. 8 78
. 53 5 78
7
3 8
5 6
, 1
0
0
Tanjung Jabung Barat 1 11 3
5 2 85
3 07 7. 8 76
.
5 4
1 7
5 2
,
0
0
Tanjung Jabung 6 43 1 5
Timur 2 4. 8 34
. 12 60
9 6
0 1
4 1
,
0
0
Kerinci 9 19 1 52 43
4 0
,
0
0
Jumlah 1 2 1. 1. 2 19
. 9.0 0 6 .7 0.
0 54 3 8 97 02
3 9. 3. 1
3 9 5
. 2 3
3 1 5
5
4
,
0
0
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2020
merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki luas terbesar dan produksi yang
tinggi dari Kabupaten yang ada di Provinsi Jambi. Luas lahan yang dimiliki
Kabupaten Merangin sebesar 7% dari total luas lahan perkebunan kelapa sawit di
Provinsi Jambi. Sedangkan untuk produksi sebesar 12% dari jumlah total produksi
kelapa sawit di Provinsi Jambi. dan jumlah produktivitas sebesar 19% dari total
Adapun luas areal, produksi dan produktivitas tanaman kelapa sawit rakyat di
Selatan untuk luas lahan sebesar 20% dari total luas lahan di Kabupaten
kecamatan yang ada di Kabupaten Merangin. Hal ini dikarenakan luas areal
jumlah luas lahan. Kecamatan Tabir Selatan terdapat lima desa yang telah
pada tabel 3.
97
263
83
64 32
kembali tanaman buah segar pada tahun 2017. Perkebunan kelapa sawit di
kelapa sawit dilakukan karena tanaman kelapa sawit di Kecamatan Tabir Selatan
telah mencapai usai yang tidak berproduktif dan hal ini akan berdampak pada
pendapatan petani yang ada di Kecamatan tersebut. Program peremajaan ini telah
mendapatkan bantuan dari dana BPDPKS program PSR pada tahun 2017.
sistem konvensional, yaitu peremajaan yang dilakukan dengan cara tumbang habis
seluruh tanaman tua yang kemudian diganti dengan tanaman yang baru. Selama
peremajaan.
permasalahan yaitu meliputi, Pertama tanaman kelapa sawit yang telah memasuki
masa tidak pecepatan peremajaan (di atas 25 tahun) di Kecamatan Tabir Selatan.
pada Kecamatan tersebut agar terus percepatan peremajaan . Selain itu juga faktor
fisiologis, perhatian, minat, kebutuhan yang searah, pengalaman dan suasana hati,
dan peran serta pemerintah Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin masih
juta untuk 2 hektar, sehingga yang melakukan peremajaan hanya 514 kepala
keluarga (KK) dari total 8.555 kelapa kluarga (KK) yang kebunnya sudah harus
sehingga produktivitas kelapa sawit itu sendiri menurun. Peremajaan yang ada di
Kecamatan Tabir Selatan masih rendah, terlihat dari persentase hanya 6% saja
petani yang melakukan peremajaan. Ini disebabkan kelapa sawit adalah sumber
Tabir Selatan Kabupaten Merangin masih tergolong rendah. Hal itu ditunjukkan
atas jumlah petani yang melakukan peremajaan dimana ditargetkan dengan jumlah
yang melakukan peremajaan, dengan jumlah 514 kepala keluarga sedangkan yang
dan evaluasi sebagai salah satu unsur yang paling penting dalam pengambilan
pertumbuhan yang diinginkan. Strategi yang dilakukan berdasarkan data yang ada
mendatang.
sebagai berikut:
1. Apa saja faktor internal dan eksternal dalam upaya peremajaan kelapa
Kabupaten Merangin.
menjadi pertanian dan peternakan. Fungsi dari budidaya ini adalah untuk
bisnis budidaya yang menghasilkan bagi jangka panjang, jika Anda mampu
kegiatan yang telah direncanakan untuk memelihara sumber daya hayati pada
suatu lahan dengan tujuan diambil manfaat atau hasil panennya (Lubis dan
buatan Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jac ) adalah tumbuhan tropis dan
syarat pertumbuhan tanaman kelapa sawit adalah memiliki Iklim dengan lama
penyinaran matahari rata‐rata 5‐7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500‐4.000 mm.
tempat yang ideal antara 1‐500 m dpl. Kecepatan angin 5‐6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan. Media Tanam kelapa sawit adalah tanah yang
permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam (80 cm), pH tanah 4‐6, dan
tanah tidak berbatu. Tanah Latosol, Ultisol dan Aluvial, tanah gambut saprik,
dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan kelapa sawit.
10
11
1. Pembibitan
a. Penyemaian
dimasukkan dalam polibag. Setelah berumur 3‐4 bulan dan berdaun 4‐5
b. Pemeliharaan Pembibitan
2. Teknik Penanaman
12
3. Pemeliharaan Tanaman
agar tanaman tumbuh cepat, sehat dan dapat memasuki periode tanman
kelapa sawit.
4. Panen
sawit umumnya sudah mulai dipanen pada umur 4 tahun di kebun. Pekerjaan
pengangkutan ke TPH.
elapa sawit. Produktivitas dan rendemen minyak jenis tenera. Selain itu,
13
tinggi.
1. Efisiensi
lahan dapat menghasilkan 4,17 metrik ton kelapa sawit per tahun,
dibandingkan dengan 0,56 ton minyak bunga matahari, 0,39 ton minyak
kedelai dan 0,16 ton minyak kacang tanah. Fakta lain, pada tahun 2016
penghasil minyak nabati dunia dengan hasil produksi mencapai 32 persen. Hal
ini berarti kebutuhan lahan untuk memproduksi minyak kelapa sawit lebih
lahan lebih luas untuk bisa menghasilkan volume yang sama dengan kelapa
sawit.
2. Keuntungan Ekonomi
pekerjaan dengan gaji yang baik, dan memungkinkan puluhan ribu petani
menyumbang 1,6 persen dari PDB dan mempekerjakan 4,5 juta orang. Karena
14
sebagian besar panen diekspor, industri ini menghasilkan devisa lebih dari $
18 miliar per tahun, merupakan salah satu penyumbang terbesar di negara ini.
3. Serbaguna
Minyak sawit memiliki umur simpan yang panjang dan solid pada
suhu kamar, menjadikannya sebagai bahan yang ideal dalam berbagai jenis
makanan. Minyak sawit sangat popular sejak tahun 1990an karena produsen
tidak sehat. Seperti kebanyakan minyak biji nabati alami, minyak kelapa
sawit mengandung kurang dari satu persen lemak trans sehingga berperan
pengganti biaya yang efektif untuk lemak hewani dalam produk seperti
busa dalam banyak produk perawatan tubuh seperti sabun dan pasta gigi, dan
15
(digunakan sebagai suatu cara pemecahan masaah). Materi ini sangat berguna
sekali karena dalam kehidupan kita sehari hari tidak pernah luput dari berbagai
terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya terhadap orang
transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa
yang diinginkan.
tersebut ingin melakukan satu kegiatan atau memecahkan masalah, terdapat satu
16
masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif
informasi yang dia peroleh dari permasalahan dapat difahami dan dimengerti
2014).
2017). Teori ini menyampaikan akan kualitas dari pesan yang baik. Hal ini
17
1. Perhatian (Attention)
Perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen
atau konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat
dikemukan lewat tulisan dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang
dimana pesan tersebut akan dikenal, diketahui, dan diingat oleh konsumen.
Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses kesadaran akan adanya produk
2. Ketertarikan (Interest)
tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama.
Priansa (2017) Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian
3. Keinginan (Desire)
dan motivasi konsumen dalam membeli suatu produk. Priansa (2017) motif
4. Tindakan (Action)
18
ditawarkan.
1. Faktor Internal
a. Fisiologis
sekitar.
b. Perhatian
c. Minat
19
dirinya.
e. Pengalaman
f. Suasana hati
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Masyarakat
20
Strategi adalah suatu istilah yang sudah akrab ditelinga setiap orang.
Pasalnya, kata ini sering kali digunakan pada kehidupan sehari-hari. Istilah
strategi ini berkaitan dengan rencana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja. Namun,
kemudian kata ini berkembang dan digunakan di berbagai bidang yang berbeda
hingga manajemen strategi. Strategi sering dikaitkan dengan Visi dan Misi,
walaupun strategi biasanya lebih terkait dengan jangka pendek dan jangka
panjang. Istilah strategi ini berbeda dengan istilah taktik, yang memiliki ruang
lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat. Untuk memahami
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
21
Selanjutnya Prasojo (2018) mengartikan strategi adalah suatu bentuk atau rencana
tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi
sumber daya yang dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat
Dari penjelasan diatas, maka strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana
yang disusun oleh manajemen puncak untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Rencana ini meliputi : tujuan, kebijakan, dan tindakan yang harus dilakukan oleh
terutama perusahaan atau organisasi harus memilki keunggulan kompetitif. Hal ini
seperti yang diungkapkan Prasojo (2018) bahwa strategi bisnis, dalam suatu kata,
meyakinkan bukan saja dipercaya oleh orang lain, tetapi memang dapat
22
ruang lingkup kegiatannya. Apabila ada banyak strategi yang dibuat maka
strategi yang satu haruslah konsisten dengan strategi yang lain. Jangan
tidak sehat antara berbagai unit kerja dalam suatu organisasi seringkali
kuat.
5. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis. Mengingat strategi adalah sesuatu
dilaksanakan.
23
dicapai.
adanya dukungan dari pihak-pihak yang terkait dari para eksekutif, dari
organisasi.
sebagai berikut:
1. Perumusan strategi
memilih strategi tertentu yang akan digunakan. Mengembangkan visi dan misi
24
2. Pelaksanaan strategi
3. Evaluasi strategi
kegiatan utama dalam evaluasi strategi adalah: Meninjau faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar untuk merumuskan strategi saat ini. Kemudian
ukur kinerja, ambil tindakan korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena
25
eksternal dan intel yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan
korektif. Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan
dari segi tradisi atau adat istiadat, kebiasaan perilaku masyarakat maupun
Rumusan Strategi
26
bisnis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Pada umumnya, analisis
secara keseluruhan.
acara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Paling utama adalah membawa
pandangan dan prespektif bersama – sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru
27
dan implikasi dari hubungan tersebut, jika analisis bersifat menyeluruh maka
Menurut David (2006), faktor – faktor kunci ekternal dan internal merupakan
produksi.
1. Faktor Internal
Analisis Faktor Internal adalah lebih pada analisis internal usaha tani dalam
rangka menilai atau mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan dari tiap devisi
dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
Faktor Internal adalah kondisi yang ada dapat dikendalikan dalam usahatani.
28
2 Faktor Eksternal
yang ada diluar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka
dalam organisasi dimana organisasi ini hidup. Faktor Eksternal memiliki dua
bagian yaitu faktor kerja dan faktor social (Hunger dan wheelen, 2003).
Peluang dan ancaman eksternal merujuk pada peristiwa dan trend ekonomi,
berarti dimasa depan. Peluang dan Ancaman Sebagian besar diluar kendali suatu
individu dipengaruhi oleh kekuatan eksternal baik terhubung lansung atau tidak
adalah situasi dan faktor – faktor eksternal yang membantu perusahaan mencapai
Penentu posisi agribisnis pada kedua matrik yaitu matrik IFAS (Internal
29
diperoleh dari hasil perkalian antara bobot dan rating. Dimana nilai bobot
diperoleh dengan cara mengurutkan faktor-faktor internal dan eksternal dari yang
sangat penting sampai dengan tidak penting. Pemberian nilai rating dilakukan
dengan cara memberikan nilai setiap faktor dengan rentang 4 (baik sekali) dan 1
tersebut.
diagram analisis SWOT antara lain : a). Jumlah nilai tertimbang pada masing-
masing kategori, b). Tentukan selisih nilai tertimbang antara kekuatan dan
kelemahan, serta selisish nilai tertimbang pada peluang dan ancaman, c). Selisish
nilai tertimbang antara kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman dapat
Berbagai Peluang
3. Mendukung 3. Mendukung
strategi turn strategi agresif
around
Berbagai ancaman
30
berikut :
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang arus diterapkan dalam
(growthoriented strength).
terdapat peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak ia menghadapi
beberapa kendala atau kelemahan internal. Strategi pada kondisi ini adalah
31
SWOT. Menurut Rakuti (2015), matriks SWOT terdiri dari 8 sel, 4 sel berisi
inventori variable internal dan eksternal dan 4 sel lain nya berisi implikasi strategi
yang ditimbulkan. Sel 1 berisi daftar kekuatan (S), usaha yang berhasil dibangun
oleh manajemen dan 2 sel berisi daftar kelemahan (W), yang ingin dihilangkan.
Sel 3 berisi daftar peluang (O) bisnis yang dimiliki pada masa sekarang dan yang
akan dating dan sel 4 berisi daftar ancaman (T) yang sedang dihadapi sekarang
dan yang akan dating, sel 5 merupakan pilihan pilihan strategi berdasarkan
kombinasi kekuatan dan peluang bisnis yang disebut sebagai sel strategi SO. Sel 6
adalah sel strategi yang hendak dipilih berdasarkan kombinasi kelemahan dan
peluangan yang disebut sebagai sel strategi WO. Sel 7 berisi pilihan strategi yang
ditimbulkan oleh kombinasi sel kekuataan (S) dan ancaman (T) oleh karena itu
disebut dengan sel strategi ST. sel 8 berisi strategi hasil kombinasi kelemahan (W)
terhadap kondisi sosial ekonomi petani kelapa sawit di Desa Kemang Indah
sosial ekonomi petani kelapa sawit yaitu berdampak pada pendapatan petani
membuka usaha seperti tukang jahit dan warung, menjadi buruh tani, dan buruh
bangunan.
32
terhadap sosial ekonomi masyarakat (studi kasus Desa Karya Jadi Kabupaten
sawit berdampak baik bagi ekonomi masyarakat dalam hal ini pendidikan,
kelapa sawit pola plasma di Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten
KKPA, dimana petani sebagai peserta, PTPN V sebagai kontraktor, dan Bank
sebagai penyandang dana, (2) Peremajaan dilakukan dengan pola Pir-Bun dengan
dengan bantuan Bank dan pemerintah, (3) Themitra perusahaan dan KUD
memberikan kesempatan kerja bagi petani untuk ikut serta dalam peremajaan, (4)
Mitra perusahaan, KUD, dan petani, tetap menjaga hubungan baik antara agen
perkebunan dan mencari solusi terbaik untuk keterbatasan modal, (5) perusahaan
kepada petani tentang cara peremajaan teknis yang baik dan benar (6) perusahaan
mitra, KUD, dan petani memanfaatkan pengalaman petani yang tinggi untuk
33
besar petani telah menerapkan praktik terbaik di perkebunan kelapa sawit mereka.
Namun, karena umur pohon lebih dari 26 tahun, produksi kelapa sawit terus
model layak untuk petani kecil. Namun demikian, model tumpang sari adalah
dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan lahan yang meliputi sensus
deboling, tutup lubang deboling, pembuatan jalan kontur; dan tahap penanaman
pembuatan lubang tanam, dan penanaman tanaman kelapa sawit. Seruyan Estate
persiapan lahan.
34
objek kelapa sawit sebagai perkebunan yang diteliti, adapun yang membedakan
penelitian ini dengan mereka adalah pada fokus penelitiannya, di mana peneliti
usahatani kelapa sawit rakyat dan juga melihat faktor internal dan eksternal di
sawit tua yang kurang produktif kemudian menanam kembali pohon kelapa sawit
yang baru sebagai gantinya. Kegiatan ini bertujuan untuk kembali meningkatkan
produktifitas kelapa sawit yang sudah tidak produktif, karena semakin tua umur
tanaman kelapa sawit maka akan akan berkurang berproduktif, dan memakan
banyak biaya waktu sampai proses pemanenan. Selain itu proses peremajaan ini
kedepan. Suatu perkebunan kelapa sawit dianggap sudah tua jika sudah
dengan cara sudah memiliki kebun atau lahan pertanian lain untuk mengganti
kebun kelapa sawit yang akan dilakukan peremajaan, memiliki kebun atau lahan
lahan maka semakin lama tanaman akan hasil yang didapatkan pada saat panen
35
akan berkurang dan dapat merugikan petani serta akan mengurangi pendapatan
pada daerah tersebut agar terus pecepatan peremajaan. Ini disebabkan kelapa sawit
dengan KUD sebagai penyedia alat berat, dukungan dari pemerintah terus
36
Kelapa Sawit
Peremajaan
Internal Eksternal
Kekuatan Peluang
Kualitas Benih Kelapa sawit Peran Pemerintah
Tenaga Kerja dalam Keluarga Aksestabilitas Pabrik
Pengalaman Berusahatani Ketersediaan Benih dan
Pendidikan pupuk
Kepemilikan Lahan
Keanggotaan KUD Ancaman
Harga Pupuk
Kelemahan Transparansi Biaya
Keterbatasan Modal Peremajaan
PenggunaanDownloaded Harga Kelapa sawit
Pupuk by Muhammad Maulana Ma'mun (makmun140@gmail.com)
lOMoARcPSD|22160805
37
Strategi
Pendapatan Petani
peremajaan kelapa sawit milik rakyat oleh pemerintah dan Badan Pengelola Dana
peremajaan oleh petani yang melakukan peremajaan kelapa sawit. Penelitian ini
38
39
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
data sekunder. Data penelitian ini diperoleh dengan cara observasi dana
petani yang melakukan peremajaan kelapa sawit. wawancara yaitu dengan cara
berbagai literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti berupa:
yang bersumber dari jurnal, buku teks, instansi dan pemerintah Kecamatan Tabir
diteliti.
40
homogen, yang mengacu pada pendapat Sugiyono (2019) bahwa simple random
dilakukan secara acak tampa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu,
sehingga semua anggota populasi memeliki kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel.
Penelitian ini dilaksanakan pada 5 desa dari 8 desa, yaitu desa yang lebih
Tabel 4. Kelompok Tani Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat dari Tahun 2017 –
97
263
83
64 32
41
yaitu 514 KK. Jika jumlah populasi kurang dari 400 maka diambil seluruhnya,
namun jika lebih besar dari 400 maka dapat diambil 10%-15% atau 20%-30%
lebih, untuk menentukan jumlah sampel yang akan diambil dengan menggunakan
n=
keterangan:
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi
n = = 39 Responden
responden dari Kecamatan Tabir Selatan tersebut diambil melalui rumus alokasi
_ni =
Keterangan:
42
(97x39)/514 = 7
(263x39)/514 = 20
(83x39)/514 = 7
32 (32x39)/514 = 2
JUMLAH 514 39
Sumber : BPP Kecamatan Tabir Selatan 2022
dijadikan setiap kelompok tani yang ada di Kecamatan Tabir Selatan dengan
jumlah 39 sampel. Pengambilan sampel petani kelapa sawit dari setiap populasi
memeliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel dan dilakukan
secara acak tampa melihat strata yang ada didalam pupolasi tersebut
(sugiyono,2019).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
43
melihat faktor internal dan faktor eksternal untuk merumuskan strategi percepatan
Summary) dan EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary). Analisis ini yang
menganalisis faktor internal dan faktor ekternal dalam upaya peremajaan kelapa
(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), yaitu digunakan
internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam peremajaan kelapa
44
faktor internal kekuatan dan kelemahan dengan faktor eksternal peluang dan
ancaman, dapat dilakukan dengan menggunakan matriks IFAS dan EFAS berikut
dengan memberi bobot dan rating pada masing-masing faktor internal dan faktor
eksternal yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7
sebagai berikut:
matriks IFAS dan EFAS, berikut tahapan menentukan bobot dan rating menurut
(Rangkuti, 2015):
45
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2 (dua), mulai dari 1,0
Jumlah bobot dari setiap faktor tidak boleh melebihi skor total 0,00.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 (dua) rating pada kolom 3 (tiga) untuk
mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor). Pemberian bobot
setiap faktor dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
46
eksternal.
a. Penentuan Bobot
Pemberian bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 0,0 (tidak
harus sama dengan satu. Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan
setiap variable digunakan skala 1,2 dan 3. Skala yang digunakan untuk
vertical
47
vertikal
vertical
b. Penentuan Rating
Pemberian rating skala nya antara 1-4, dimana untuk IFAS
Kemudian nilai yang didapatkan dari matrik IFAS dan EFAS ini
Hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi
berikut: a. Jika peluang lebih besar dari pada ancaman, maka nilai y > 0
dan sebaliknya jika ancaman lebih besar daripada peluang, maka nilai y <
0. b. Jika keuatan lebih besar dari pada kelemahan, maka nilai x > 0 dan
sebaliknya jika kelemahan lebih besar dari pada kekuatan maka nilai x < 0.
48
Peluang (O)
Mendukung Mendukung
strategi turn strategi agresif
around
Ancaman (T)
Progresif.
49
optimal.
b. Fokus strategi bidang pada posisi seperti ini ialah meminimalkan kendala-
kendala internal.
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi
oleh suatu usaha industri dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
matriks SWOT. Martiks SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk
membantu dalam pembangunan empat tipe strategi, yakni 1). Strategi SO yaitu
50
Matriks SWOT terdiri dari Sembilan sel yaitu sel faktor ( S, W, O dan T), empat
51
yang bertujuan untuk menentukan suatu nilai besaran yang dapat dihitung
secara kuantitatif (berbentuk angka dan satuan). Konsep dasar pengukuran yaitu
52
Rating adalah nilai yang diperoleh dengan cara memberikan skala mulai
internal dan eksternal yang telah diidentifikai yaitu dengan skala nilai
6. Skor adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian antara nilai bobot
kelapa sawit dan populasi ternak yang ada di Kecamatan Tabir Selatan
Kabupaten Merangin.
10. Kekuatan (strength) adalah suatu hal yang dapat diunggulkan oleh
11. Kelemahan (weakness) adalah suatu hal yang sifatnya terbatas atau
53
14. Internal Factor Analysis Summary (IFAS) adalah analisis dari faktor
15. External Factor Analysis Summary (EFAS) adalah analisis dari faktor
Tanjung Jabung Timur. Dalam hal ini Kabupaten Merangin sebagai Kabupaten
induk tetap dengan ibukota pemerintahan di Kota Bangko, yang dulunya juga
pertemuan yang berbentuk peraturan yang kuat antara dua induk suku yang
dipakai oleh induk suku batin dan induk suku penghulu yaitu : Undang
berasal dari Suku Penghulu dan Teliti berasal dari Suku Batin. Keduanya
dipakai dan merupakan intisari pada adat istiadat dan merupakan adat istiadat
rakyat Kabupaten Merangin yang tak lapuk di hujan dan tak lekang di panas.
50
51
luas wilayah 7.679 km2 atau 745,130 ha yang terdiri dari 4.607 km2 berupa
dataran rendah dan 3.027 km2 berupa dataran tinggi, dengan ketinggian berkisar
3 (tiga) bagian, yaitu : dataran rendah, dataran sedang, dan dataran tinggi.
ketinggian berkisar antara 10 - 1.206 m dpl dengan bentang alam rata rata
bergelombang. Pada dataran rendah terletak pada ketinggian 0 - 100 m dpl dengan
luasan 42,77 % luas kabupaten. Wilayah dataran sedang yang terletak antara 100 -
500 m dpl seluas 32,52 % luas kabupaten. Sedangkan dataran tinggi yang terletak
lebih dari 500 m dpl seluas 14,5 % dari luas kabupaten meliputi Kecamatan
Jangkat, Muara Siau, Lembah Masurai, Sungai Manau dan sebagian Tabir Ulu.
Dataran rendah meliputi Kecamatan Bangko, Pamenang, Tabir, Tabir Selatan dan
sebagian Tabir Ulu. Ada beberapa desa di Kecamatan Tabir Selatan sebagai
berikut:
52
Tabel 8. Jumlah Desa dan Luas Wilayah di Kecamatan Tabir Selatan Tahun
2021
Kecamatan Tabir Selatan adalah Desa Bunga Antoi yang paling luas 26.86 km2
dari delapan desa diatas, dan desa sinar gading memiliki luas yang paling terendah
dengan luas 6.50 km2. Kecamatan Tabir Selatan adalah salah satu Kecamatan
yang berada dalam wilayah Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dengan luas
Sarolangun
53
hal ini berkaitan dengan kualitas dan kuantitas penduduk yang mengelola sumber
2021 sebanyak 29.902 jiwa dengan nilai laki-laki sebesar 51% dan perempuan
54
1. Pendidikan
jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Untuk
sebagai berikut.
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah lembaga pendidikan pada tingkat
pertama berjumlah 33%, dan sekolah menengah atas ( SMA ) berjumlah 13%.
koefisien dalam kerja. Apabila pola pikir petani baik, maka akan
55
maju dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas terutama sumber daya
manusia penyuluh sebagai pendamping dan pengerak kegiatan usaha tani dalam
masyarakat.
Strata 3 - - -
Dari tabel di atas terlihat bahwa sumberdaya manusia (SDM) jika dilihat
dari tingkat pendidikan cukup rendah dimana jumlah penduduk terbesar tamatan
SLTP Sederajat sebanyak 38%, lebih banyak dari pada tamatan SD/SR sebanyak
22%. Tabel di atas juga menjelaskan bahwa ada 21% yang berhasil menamatkan
tetapi dari hasil pemantauan atau wawancara kepada warga umumnya mereka
56
2. Kesehatan
praktisi kesehatan yang cukup banyak. Berikut adalah daftar praktisi kesehatan
Tabel 12. Unit Kesehatan Yang Ada di Kecamatan Tabir Selatan Tahun 2021
Kecamatan Tabir Selatan terdapat 28% puskesmas dan posyandu 72%, dari total
25. Adapun beberapa tenaga medis yang dimiliki, untuk dokter umum berjumlah
12%, dokter gigi 4%, bidan 41%, ahli farmasi 8%, ahli gizi 4% dan ahli sanitasi
57
17%. Distribusi fasilitas kesehatan di Kecamatan Tabir Selatan tentu turut serta
3. Keagamaan
memiliki 16 (enam belas) buah masjid dan 88 (delapan puluh delapan) musholla
Berdasarkan pada data tabel di atas diketahui bahwa jumlah sarana dan
dan musholla 85% dari total 104 bangunan yang digunakan masyarakat untuk
beribadah. Hal ini tentu memberikan jawaban bahwa semakin banyak bangunan
beribadah. Hal ini ditunjukkan bahwa mushola lebih mendominasi karena setiap
Pendidikan agama yang dilakukan sejak dini meski juga dilakukan di rumah,
dimana peran orang tua menjadi penting dan berarti. Peran orang tua untuk
akhlak, muamalah, dan lainnya. Selain itu perlu pula bantuan lembaga pendidikan
58
31% dari total keseluruhan petani sampel. Hal tersebut dapat dilihat pada
lampiran 3. yang paling banyak adalah usia yang sangat produktif untuk
baik.
59
paling banyak pada tingkatan SD yaitu sebesar 38% dari total keseluruhan petani
sampel. Selanjutnya Pendidikan tingkat SMA dengan jumlah sebesar 33% dari
keseluruhan petani. Hal ini dapat di simpulkan bahwa petani kelapa sawit
Kecamatan Tabir Selatan didominasi pada tingkat SD ini tentu berdampak pada
Tabir Selatan memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik, tentu akan
60
Sebesar 28%, petani responden yang memiliki 5 jumlah anggota keluarga sebesar
21%. Hal ini dapat di simpulkan bahwa semakin banyak keluarga petani tentu
Selatan, ini ditunjukkan bahwa apabila dalam keluarga tersebut memiliki anggota
keluarga yang banyak tentu akan berdampak pada pengeluaran yang semakin
61
berdasarkan pengalaman berusahatani yang bernilai positif ini karena petani yang
sudah lama bertani akan mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau
petani baru. Hal ini sejalan dengan penelitian Naibaho (2012) bahwa pengalaman
sebesar 5%, pengalaman berusahatani 12-20 tahun petani responden sebesar 13%,
62
pertanian memiliki relevansi dengan umur seseorang. Petani dengan umur yang
relative muda (produktif) mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat, lebih
dinamis dalam bertindak serta memiliki sifat berani menanggung resiko kegagalan
dalam menerima inovasi baru. Sedangkan petani berumur tua mempunyai cara
mengolah usaha lebih matang dan memiliki banyak pengalaman sehingga sangat
menurun. Akibatnya mereka kurang dinamis dan terbuka terhadap hal-hal baru
63
1. Faktor Internal
kelemahan yang ada akan dievaluasi dan diperbaiki serta kekuatan yang dimiliki
Tenaga kerja dalam keluarga di Kecamatan Tabir Selatan dikelola oleh petani
responden itu sendiri. Dengan tenaga kerja dalam keluarga sendiri maka
menjadi salah satu kekuatan dalam peremajaan kelapa sawit. Karena dengan
luas lahan peremajaan yang ada, maka biaya tenaga kerja yang dikeluarkan
64
rata tenaga kerja dalam keluarga petani responden, berjumlah 3 – 4 jiwa atau
sebesar 74 %. (Lampiran 2)
jiwa atau sebesar 95% maka dapat dikatakan pengalaman rata – rata yang
d. Pendidikan Petani.
sampai Diploma satu (D1). Hal ini tentu menjadi salah satu kekuatan dalam
peremajaan kelapa sawit. rata - rata petani dengan adanya pendidikan maka
e. Kepemilikan Lahan.
Kepemilikan lahan adalah hak milik petani responden itu sendiri. Luas Lahan
petani untuk di remajakan rata - rata 2 hektar perkepala keluarga (KK) yang
tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tinggi dan suhu yang sangat
65
g. Keterbatasan Modal
peremajaan modal kelapa sawit tidak mudah bagi petani. Rata-rata petani
dengan modal sendiri. Bantuan yang diterima dari BPDPKS sebesar 25 dan 30
juta rupiah per hektar belum mampu memenuhi biaya keseluruhan (tahap III)
h. Penggunaan Pupuk
cukup untuk tanaman kelapa sawit, petani hanya menerima pupuk dalam
bentuk kilogram namun tidak memberikan takaran pada tanaman. hal ini akan
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal juga memegang peran tidak kalah penting dari faktor
66
a. Peran Pemerintah
pelatihan kepada petani responden tentang cara teknis yang baik dan benar.
rakyat, pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan sawit
memberikan dana pada tahun 2017 - 2020 sebesar 25 juta per hektar
kepada petani responden, dan pada tahun 2021 sampai sekarang sebesar 30
sawit.(Lampiran 7)
b. Aksestabilitas Pabrik
Pengolahan hasil produksi minyak sawit berupa tanda buah segar (TBS)
mentah (CPO), dan minyak sawit inti sawit (Kernel). Akses petani
responden untuk menjual ke pabrik kelapa sawit yang ada di Tabir Selatan.
(Lampiran 7)
67
kualitas bibit dan ketersediaan pupuk. Kualitas bibit kelapa sawit sangat
jangka panjang. Begitu juga dengan pupuk yang merupakan bahan yang
dan hasil tanaman. Ketersediaan bibit dan pupuk sangat penting dalam
d. Harga pupuk
tiap tahun berubah sehingga dana untuk peremajaan sebelum tahap ketiga
sudah habis.(Lampiran 8)
biaya peremajaan maka akan terjadi ancaman untuk KUD dan Badan
akan menjadi ancaman bagi petani responden kelapa sawit untuk terus bisa
68
g. Ternak
IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dan EFAS (External Factors Analysis
-hasil inddentifikasi dari masing – masing faktor IFAS dan EFAS diberi nilai
bobot dan ranting. Melalui nilai perkalian, penjumlahan, dan selisih dari nilai
bobot dan nilai ranting masing – masing faktor pada matriks IFAS dan EFAS akan
diperoleh nilai sebagai kuadran yang akan menentukan dimana posisi percepatan
39 responden. Bobot dan ranting yang diambil pada masing – masing matriks
69
merupakan nilai rata – rata. Penilaian bobot faktor – faktor internal dan ektsernal
bisa dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14, serta rata – rata pembobotan dari
faktor – faktor internal dan eksternal secara rinci pada lampiran 15 dan lampiran
16. Untuk nilai ranting dan rata - rata dari 39 responden dapat dilihat pada
lampiran 17.
70
– faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diberikan bobot masing
masing faktor berdasarkan perkalian. Melalui pembobotan pada tabel matrik IFAS
dan matriks EFAS dilihat dari total bobot yang merupakan penilian faktor yang
kepentingan.
dibandingkan faktor strategi kelemahan dengan total nilai bobot faktor strategi
kekuatan sebesar 0,778 dan total nilai bobot strategi kelemahan sebesar 0,222,
kelemahan. Dapat dibuktikan dengan nilai faktor strategi kelemahan 0,222 < 0,5
dan nilai faktor kekuatan nilai faktor strategi kekuatan 0,778 > 0,5 atau mendekati
1 yang artinya paling penting. Kekuatan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk
Hasil penelitian pada matriks EFAS faktor strategi ancaman lebih dominan
dibandingkan dengan faktor strategi peluang dengan total nilai bobot faktor
strategi ancaman 0,531 dan nilai bobot faktor strategi peluang 0,469, artinya
faktor strategi ancaman paling penting dibandingkan faktor strategi peluang. Hal
ini dibuktikan dengan nilai faktor peluang 0,469 < 0,5 dan nilai faktor strategi
ancaman 0,531 > 0,5 atau mendekati 1 yang artinya paling penting. Ancaman
yang dimiliki peremajaan kelapa sawit sangat penting bagi petani yang merejakan
kelapa sawit. Hal ini dapat dilihat dari nilai pembobotan atau berpengaruh
kepentingan dari masing- masing faktor internal dan faktor eksternal maka untuk
71
dengan skala rating 4-1, nilai 4 sangat kuat, 3 kuat, 2 agak kuat, dan 1 cukup baik,
sebaliknya untuk kelemahan strategi kelemahan dengan skala rating 4-1, nilai 4
cukup lemah, 3 agak lemah, 2 lemah, dan 1 sangat lemah. Berdasarkan penelitian
pada matriks IFAS faktor strategi kekuatan menghasilkan skala rating 6 faktor
sangat kuat. Dari 6 faktor strategi kekuatan terdapat strategi dengan skala > 3 dan
menghasilkan 1 faktor strategi dengan skala rating > 2 dan < 3 yang artinya
memilki strategi yang agak lemah. Berdasrkan hasil perantingan matriks IFAS
terhadap faktor strategi kekuatan dan kelemahan. Hal ini bisa diatasi dengan
dengan skala rating 4-1, nilai 4 sangat kuat, 3 kuat, 2 agak kuat, dan 1 cukup baik,
sebaliknya untuk kelemahan strategi kelemahan dengan skala rating 4-1, nilai 4
cukup lemah, 3 agak lemah, 2 lemah, dan 1 sangat lemah. Berdasarkan hasil
penelitian pada matriks EFAS faktor strategi ancaman bahwa semua faktor
memiliki skala rating > 3 dan < 4 sangat kuat dalam melakukan peremajaan
peluang dari 3 faktor strategi peluang yang dimiliki peremajaan kelapa sawit di
rating >3 dan <4. Hal ini dapat menghindari ancaman dengan memanfaatkan
72
kekuatan yang sangat kuat dan faktor strategi ancaman yang sangat kuat, yang
Kabupaten Merangin.
Tabir Selatan adalah menjumlahkan skor dari masing – masing faktor (kekuatan,
selisihnya. Melalui selisih nilai timbang dari masing – masing faktor pada matriks
IFAS dan EFAS, maka akan didapatkan titik kuandran yang menentukan posisi
Merangin. Pada diagram SWOT secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :
Peluang
III I
Kelemahan Kekuatan
IV II
(2,340 ; 0,153)
Ancaman
Gambar 5. Diagram SWOT Peremajaan Kelapa Sawit
73
kekuatan dan kelemahan (2,340) merupakan S-W, artinya semakin besar nilai
kekuatan maka nilai kelamahan semakin kecil, sedangkan selisih antara skor
peluang dan ancaman (-0,153) merupakan O-T, artinya semakin besar nilai
peluang maka nilai ancaman semakin kecil. Berdasarkan hasil yang diperoleh
ancaman, usahatani ini memliki kekuatan dari segi internal. karena pada kuadran
II terdapat salah faktor internal yaitu kekuatan dan faktor eksternal yaitu ancaman,
(diversification strategy).
kelapa sawit di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin terdiri dari kualitas
kelapa sawit di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin terdiri dari harga
Hasil Penelitian ini sesuai dengan pendapat Pambela R, et, al, (2020) studi
74
strategi peremajaan usaha perkebunan kelapa sawit pola plasma di Desa Sari
bahwa strategi peremajaan kelapa sawit perkebunan dapat dilakukan dengan (1)
Peremajaan dilakukan dengan pola KKPA, dimana petani sebagai peserta, PTPN
sumber daya, dan petani sebagai pekerja dengan bantuan Bank dan pemerintah,
untuk ikut serta dalam peremajaan, (4) Mitra perusahaan, KUD, dan petani, tetap
menjaga hubungan baik antara agen perkebunan dan mencari solusi terbaik untuk
memberikan informasi dan pelatihan kepada petani tentang cara peremajaan teknis
yang baik dan benar (6) perusahaan mitra, KUD, dan petani memanfaatkan
produktivitas.
Berdasarkan hasil analisis SWOT matriks IFAS dan EFAS dapat diketahui
75
menghindari ancaman, suatu usahatani agar berdaya saing tinggi harus memiliki
strategi tersebut sesuai dengan posisi dan kemampuan usaha saat ini sehingga
Selatan berada pada kuadran II, dimana strategi yang dapat digunakan adalah
jangka panjang karena saat ini peremajaan kelapa sawit memiliki kekuatan untuk
76
peremajaan kelapa sawit dapat terlaksana dengan bantuan modal dari pemerintah
penyedia alat berat, dukungan dari pemerintah terus dilakukan. 2). Pelaksanaan
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil Analisis Internal dan Analisis Eksternal peremajaan kelapa
sawit di Kecamatan Tabir Selatan berada pada kuadran II, dimana strategi
sebagai penyedia alat berat, dukungan dari pemerintah terus dilakukan. 2).
77
78
5.2 Saran
Adapun beberapa saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Tabir selatan dalam Angka. Kabupaten
Merangin. Jambi
Badan Pusat Statistik. 2021. Kecamatan Tabir Selatan dalam Angka. Kabupaten
Merangin. Jambi
Fauzi, Y. 2002. Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisa dan Panen
Kelapa Sawit. Penebar swadaya. Jakarta.
Hunger, David J dan Whelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategi. Edisi kelima.
Yogyakarta
80
Lubis, R.E. dan Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta Agro
Media Pustaka.
Muhammad, Suwarsono. 2013. Manajemen strategi konsep dan alat analisis. UPP
STIM YKPN. Yogyakarta
Purba, Jan Horas dan Tungkot Sipayung, (2018). Perkebunan kelapa sawit
indonesia dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. http://jmi.ipsk
.lipi. go. id/index.php/jmiipsk /article/viewFile/717/521
81
Rangkuti, Freddy. 2000. Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis. Jakarta.
Pambela, Rudi. 2020. Strategi Peremajaan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit Pola
Plasma di Desa Sari Galuh Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Jurnal
Fakultas Pertanian Universitas Riau. Diakses Melalui https://repository.
Unri .ac.id/jspui/bitstream/123456789/3615/1/JURNA L%20RUDI%20P
AMBELA_0806121046%20.pdf
Wibowo, Wisnu Hari dan Ahmad Junaedi. 2017. Peremajaan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) di Seruyan Estate, Minamas Plantation Group,
Seruyan, KalimantanTengah.https://journal.ipb.ac.id/index.php/bulagron/
article/view/15899
82
Lampiran 1.
Kelembagaan Yang Menerima Bantuan Dana Peremajaan BPDPKS Program
PSR di Kabupaten Merangin tahun 2017 - 2021
97
263
83
64 32
83
Lampiran 2
Data Identitas Petani sampel didaerah penelitian tahun 2022
84
35 ASRORI 50 SMP 4 32
36 MAHYATI 55 SMA 3 28
37 KADERI 68 SD 4 47
38 SUTEGO 60 SMP 4 42
39 SUGENG 41 SMA 3 16
Lampiran 3.
Luas lahan Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat
85
Lampiran 4.
Label Benih Bersertifikat
86
87
Lampiran 5
Petani Responden yang Mendapatkan Modal
No
Responden Dana Tahap I Tahap II Tahap III JUMLAH SISA
1 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
2 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
3 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
4 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
5 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
6 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
7 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
8 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
9 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
10 Rp.60.000.000- Rp.24.437.757 0 0 Rp.24.437.757 Rp.35.562.243
11 Rp.60.000.000- Rp.24.437.757 0 0 Rp.24.437.757 Rp.35.562.243
12 Rp.60.000.000- Rp.24.437.757 0 0 Rp.24.437.757 Rp.35.562.243
13 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
14 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
15 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
16 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
17 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
18 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
19 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
20 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
21 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
22 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
23 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
24 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
25 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
26 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
27 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
28 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
29 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
30 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
31 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
32 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
33 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
34 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
35 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
36 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
37 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 Rp.28.318.069 Rp.78.854.740 -Rp.29.133.639
38 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 0 Rp.50.815.570 -Rp.815.570
39 Rp.50.000.000- Rp.24.437.757 Rp.26.377.813 0 Rp.50.815.570 -Rp.815.570
Lampiran 6
Penggunaan Pupuk
Usia Jumlah
No
Responden
Tanaman tanaman Urea TSP MOP Dolomit Borate
(Bulan) / Ha (Kg) (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
1 28 130 125 125 100 125 10
2 32 130 125 0 125 150 0
3 12 130 75 0 75 75 0
4 36 130 150 125 125 150 10
5 36 130 150 125 125 150 10
6 36 130 150 125 125 150 10
7 36 130 150 125 125 150 10
8 36 130 150 125 125 150 10
9 36 130 150 125 125 150 10
10 36 130 150 125 125 150 10
11 36 130 150 125 125 150 10
12 36 130 150 125 125 150 10
13 36 130 150 125 125 150 10
14 36 130 150 125 125 150 10
15 36 130 150 125 125 150 10
16 36 130 150 125 125 150 10
17 36 130 150 125 125 150 10
18 36 130 150 125 125 150 10
19 36 130 150 125 125 150 10
20 36 130 150 125 125 150 10
21 36 130 150 125 125 150 10
22 36 130 150 125 125 150 10
23 36 130 150 125 125 150 10
24 28 130 125 125 100 125 10
25 28 130 125 125 100 125 10
26 28 130 125 125 100 125 10
27 28 130 125 125 100 125 10
28 28 130 125 125 100 125 10
29 28 130 125 125 100 125 10
30 32 130 125 0 125 150 0
31 32 130 125 0 125 150 0
32 32 130 125 0 125 150 0
33 32 130 125 0 125 150 0
34 32 130 125 0 125 150 0
35 32 130 125 0 125 150 0
36 12 130 75 0 75 75 0
37 12 130 75 0 75 75 0
38 24 130 125 125 100 125 6.5
39 24 130 125 125 100 125 6.5
88
89
90
Lampiran 7
Faktor Peluang
Peran Pemerintah Alat Excavator, Traktor, Cangkul,
(PT.SAL
Ketersediaan Benih dan Pupuk Benih D X P 540, dan Pupuk ( Urea,
Lampiran 8.
Harga Pupuk di daerah penelitian
91
Lampiran 9.
Transparansi Biaya Peremajaan
Tahap Bulan Luas Lahan (Ha) Hektar
I 1 - 12 2 24.437.757
II 13 – 24 2
26.377.913
III 24 – 36 2 28.318.069
Total Rp.78.854.740
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Merangin
92
93
Lampiran 10.
Harga kelapa sawit dari tahun 2016 - 2017
Tahun Harga / Kg
2016 Rp.1.527
2017 Rp.1.410
2018 Rp.1.432
2019 Rp.1.880
2020 Rp.1.880
2021 Rp.1.670
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Merangin
94
Lampiran 11.
Populasi Ternak di Kecamatan Tabir Selatan 2021
Kerbau 95 ekor
95
96
Lampiran 12.
Peta Kecamatan Tabir Selatan
Lampiran 13.
Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Peremajan Kelapa Sawit di
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin
Keterangan :
A = Kualitas Benih Kelapa Sawit
B = Tenaga Kerja dalam Keluarga
C = Pengalaman Berusahatani
D = Pendidikan
E = Kepemilikan Lahan
F = Keanggotaan KUD
G = Keterbatasan Modal
H = Penggunaan Pupuk
97
98
99
100
Total 13 13 12 13 10 10 11 10 90 1
101
Total 13 13 11 13 10 11 10 11 92 1
102
F 2 2 2 1 1 2 1 11 0,12
G 2 2 1 2 1 2 1 11 0,12
H 2 2 1 1 1 1 2 10 0,11
Total 15 13 11 10 11 12 11 9 92 1
103
F 2 2 2 1 1 2 1 11 0,13
G 2 1 1 2 1 2 1 10 0,11
H 2 2 1 1 1 2 1 10 0,11
Total 14 12 11 10 10 10 10 10 87 1
104
F 2 1 2 2 1 2 1 11 0,13
G 1 1 1 2 1 1 1 8 0,09
H 1 1 1 1 2 1 1 8 0,09
Total 12 14 12 13 14 13 13 11 86 1
105
F 1 1 2 1 2 2 1 10 0,12
G 2 1 1 2 1 1 1 9 0,10
H 2 2 1 1 1 1 1 9 0,10
Total 13 13 10 11 10 10 10 9 86 1
106
F 2 3 2 1 2 2 2 14 0,13
G 2 1 3 2 2 2 2 14 0,13
H 2 2 1 2 2 2 2 13 0,12
Total 13 15 12 13 14 14 13 14 108 1
107
F 2 1 2 2 2 2 2 13 0,13
G 1 2 1 2 2 2 2 12 0,12
H 3 1 2 1 2 1 1 11 0,11
Total 13 13 12 11 13 13 12 12 99 1
108
E 1 2 1 1 1 2 2 10 0,11
F 2 2 2 2 2 1 1 12 0,14
G 1 1 1 2 1 2 2 10 0,11
H 1 2 1 1 2 1 2 11 0,13
Total 10 13 10 11 10 10 11 10 87 1
109
E 2 1 2 2 1 2 1 11 0,13
F 2 1 1 2 1 1 2 10 0,11
G 1 2 1 1 2 1 2 10 0,11
H 1 1 2 2 2 1 1 10 0,11
Total 13 12 11 11 11 9 11 10 88 1
110
D 1 1 2 2 1 2 2 11 0,12
E 2 2 1 2 1 1 2 11 0,12
F 2 2 2 1 1 2 1 12 0,13
G 2 1 1 1 2 1 1 9 0,10
H 2 2 1 1 1 2 1 10 0,11
Total 13 13 12 13 10 10 11 10 90 1
Lampiran 14.
Keterangan:
A = Peran Pemerintah
B = Aksestabilitas Pabrik
C = Ketersediaan Benih dan Pupuk
D = harga pupuk
E = Transparansi biaya peremajaan
F = Harga kelapa sawit
G = Ternak
1. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Peremajaan Kelapa sawit di
Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin oleh Petani 1
Faktor
Eksterna A B C D E F G Total Bobot
l
A 2 2 2 2 2 1 11 0,15
B 2 1 2 2 2 1 10 0,14
C 2 1 2 2 1 2 10 0,14
D 1 2 2 2 1 2 10 0,14
E 2 1 2 1 2 2 10 0,14
F 1 2 2 1 2 2 10 0,14
G 2 2 1 2 2 2 11 0,15
Total 10 10 10 10 12 10 10 72 1
111
112
113
114
Total 12 12 10 8 11 9 10 72 1
Faktor
Eksterna A B C D E F G Total Bobot
l
A 3 3 2 2 2 2 14 0,20
B 2 2 2 1 1 2 10 0,14
C 2 2 2 1 2 1 10 0,14
D 1 1 2 2 1 2 9 0,13
E 2 2 1 2 1 1 9 0,13
F 2 1 1 1 2 1 8 0,12
G 2 2 1 1 1 2 1 10 0,14
Total 11 11 10 10 9 9 10 70 1
Faktor
Eksterna A B C D E F G Total Bobot
l
A 2 2 3 2 1 1 11 0,16
B 2 2 2 1 2 2 11 0,16
115
C 2 2 1 2 1 2 10 0,14
D 3 1 1 2 2 1 10 0,14
E 2 2 1 2 1 1 9 0,13
F 3 1 2 1 1 1 9 0,13
G 3 1 1 2 1 2 10 0,14
Total 15 9 9 11 9 9 8 70 1
116
B 2 2 2 2 1 2 11 0,16
C 3 2 2 1 1 2 11 0,16
D 2 1 2 2 1 2 10 0,15
E 2 2 1 1 2 1 9 0,13
F 2 1 2 2 1 1 9 0,13
G 1 1 1 1 1 2 7 0,1
Total 12 10 10 10 9 9 9 69 1
117
C 2 1 2 1 2 1 9 0,14
D 2 1 2 1 2 1 9 0,14
E 2 2 1 1 2 1 9 0,14
F 2 1 2 2 1 1 9 0,14
G 2 1 1 1 2 1 8 0,12
Total 12 9 10 9 8 9 8 65 1
118
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 3 2 2 1 2 1 11 0,17
B 2 2 1 2 1 2 10 0,16
C 2 1 2 2 2 2 11 0,17
D 2 1 2 1 2 1 9 0,13
E 1 2 1 1 2 1 8 0,12
F 1 2 1 2 1 1 8 0,12
G 2 1 2 1 2 1 9 0,13
Total 10 10 10 9 9 10 8 66 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 3 1 1 2 1 10 0,14
B 2 2 2 2 1 1 10 0,14
C 2 1 2 3 3 2 13 0,19
D 2 2 1 2 1 2 10 0,14
E 2 1 2 1 2 1 9 0,13
F 2 2 2 1 1 1 9 0,13
G 2 1 1 2 2 1 9 0,13
Total 12 9 11 9 11 10 8 70 1
119
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 1 1 2 10 0,15
B 3 2 1 1 1 2 10 0,15
C 2 2 2 1 2 2 11 0,16
D 2 2 1 2 2 1 10 0,15
E 2 1 2 1 2 2 10 0,15
F 2 1 1 1 2 1 8 0,12
G 2 1 2 1 1 1 8 0,12
Total 13 9 10 8 8 9 10 67 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 2 1 1 10 0,16
B 2 2 2 1 1 1 9 0,15
C 2 1 1 2 2 2 10 0,16
D 2 1 2 1 1 2 9 0,15
E 1 2 1 2 2 1 9 0,15
F 2 1 2 1 1 1 8 0,12
G 2 1 1 1 1 1 7 0,11
Total 11 8 10 9 8 8 8 62 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 2 1 1 10 0,14
B 2 2 3 1 1 1 10 0,14
C 2 1 2 1 2 3 11 0,15
D 2 2 1 1 2 2 10 0,14
E 2 2 2 2 2 1 11 0,15
F 1 2 2 1 2 2 10 0,14
G 2 1 2 1 2 2 10 0,14
Total 11 10 11 11 9 10 10 72 1
120
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 1 1 2 10 0,14
B 1 1 2 1 2 2 9 0,13
C 2 1 2 2 2 2 11 0,15
D 2 1 2 1 1 2 9 0,13
E 2 2 2 2 2 1 11 0,15
F 2 2 1 2 2 2 11 0,15
G 2 2 1 2 2 2 11 0,15
Total 11 10 9 12 9 10 11 72 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 1 2 2 2 2 11 0,14
B 1 2 2 2 2 1 10 0,12
C 2 2 2 2 3 2 13 0,16
D 1 3 2 2 2 2 12 0,15
E 3 2 1 2 2 2 12 0,15
F 2 3 2 1 2 1 11 0,14
G 2 2 1 2 2 2 11 0,14
Total 11 14 9 11 12 13 10 80 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 2 2 1 11 0,14
B 2 2 2 1 2 2 11 0,14
C 2 2 2 2 2 3 13 0,17
D 2 2 2 2 1 2 11 0,14
E 1 2 2 2 2 2 11 0,14
F 2 1 2 2 2 1 10 0,13
G 2 2 1 2 2 2 11 0,14
Total 11 11 11 12 11 11 11 78 1
121
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 2 2 2 1 2 2 11 0,14
B 2 1 1 2 2 2 10 0,13
C 2 2 2 2 2 3 13 0,17
D 3 1 2 1 2 2 11 0,14
E 2 2 2 2 2 1 11 0,14
F 2 2 1 2 2 3 12 0,16
G 1 1 2 1 2 1 8 0,12
Total 12 10 10 10 10 11 13 76 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 3 2 2 2 2 2 13 0,17
B 2 2 1 2 2 1 10 0,13
C 2 2 2 2 2 2 12 0,16
D 2 2 2 2 1 2 11 0,14
E 2 1 2 2 2 2 11 0,14
F 1 2 1 2 2 2 10 0,13
G 3 1 2 2 1 1 10 0,13
Total 12 11 11 11 11 10 11 77 1
Faktor
A B C D E F G Total Bobot
Eksternal
A 1 2 2 2 2 3 12 0,16
B 2 2 2 2 2 1 11 0,15
C 2 2 1 2 2 3 12 0,16
D 2 1 1 2 2 2 10 0,14
E 1 2 2 2 2 1 10 0,14
F 1 2 1 2 2 2 10 0,14
G 2 1 1 1 2 1 8 0,11
Total 10 9 9 10 12 11 12 73 1
122
123
124
125
F 2 1 2 1 1 1 8 0,12
G 2 1 1 1 1 1 7 0,11
Total 11 8 10 9 8 8 8 62 1
126
Lampiran 15.
Nilai Bobot Rata-Tata Faktor Strategi Internal Peremajaan Kelapa Sawit di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin
Faktor kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kekuatan
Kualitas benih kelapa
A sawit 0,13 0,14 0,16 0,17 0,16 0,14 0,14 0,16 0,16 0,14 0,15 0,15 0,15 0,14 0,14
Tenaga kerja dalam
B keluarga 0,12 0,1 0,12 0,11 0,11 0,12 0,12 0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,14 0,13 0,13
Pengalaman
C berusahatani 0,13 0,14 0,13 0,15 0,14 0,14 0,14 0,13 0,12 0,14 0,15 0,14 0,14 0,13 0,14
D Pendididkan 0,13 0,13 0,14 0,13 0,13 0,12 0,13 0,12 0,13 0,12 0,13 0,13 0,13 0,13 0,14
E Kepemilikan lahan 0,12 0,11 0,11 0,11 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 0,12 0,13 0,11 0,11 0,12 0,12
F Keanggotaan KUD 0,13 0,14 0,13 0,12 0,11 0,12 0,13 0,13 0,13 0,12 0,1 0,11 0,12 0,12 0,13
Kelemahan
G Keterbatasan Modal 0,13 0,11 0,11 0,10 0,11 0,11 0,11 0,10 0,10 0,12 0,10 0,10 0,11 0,12 0,10
H Penggunaan Pupuk 0,11 0,13 0,10 0,11 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 0,12 0,11 0,13 0,1 0,11 0,10
Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
127
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0,16 0,14 0,14 0,14 0,15 0,16 0,15 0,15 0,12 0,14 0,12 0,14 0,13 0,14 0,14
0,13 0,13 0,12 0,14 0,14 0,13 0,12 0,13 0,14 0,12 0,12 0,14 0,13 0,12 0,14
0,13 0,14 0,14 0,13 0,13 0,12 0,15 0,14 0,11 0,11 0,12 0,11 0,13 0,13 0,13
0,14 0,13 0,14 0,14 0,14 0,13 0,12 0,13 0,12 0,11 0,13 0,12 0,13 0,12 0,12
0,11 0,11 0,12 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,14 0,13 0,12 0,13 0,13 0,12
0,11 0,13 0,1 0,11 0,13 0,12 0,13 0,12 0,14 0,13 0,13 0,13 0,12 0,13 0,13
0,11 0,11 0,12 0,1 0,09 0,11 0,1 0,1 0,12 0,12 0,13 0,11 0,13 0,12 0,11
0,11 0,11 0,12 0,11 0,09 0,11 0,11 0,1 0,12 0,13 0,12 0,13 0,1 0,11 0,11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
128
0,13 0,14 0,16 0,17 0,16 0,14 0,14 0,16 0,16 5,71 0,146
0,12 0,1 0,12 0,11 0,11 0,12 0,12 0,13 0,12 4,83 0,124
0,13 0,14 0,13 0,15 0,14 0,14 0,14 0,13 0,12 5,20 0,133
0,13 0,13 0,14 0,13 0,13 0,12 0,13 0,12 0,13 5,02 0,129
0,12 0,11 0,11 0,11 0,13 0,13 0,12 0,12 0,13 4,74 0,122
0,13 0,14 0,13 0,12 0,11 0,12 0,13 0,13 0,13 4,84 0,124
0,13 0,11 0,11 0,1 0,11 0,11 0,11 0,1 0,1 4,29 0,110
0,11 0,13 0,1 0,11 0,11 0,12 0,11 0,11 0,11 4,37 0,112
1 1 1 1 1 1 1 1 1 39 1
Lampiran 16.
129
Nilai Bobot Rata-Tata Faktor Strategi Eksternal Peremajaan Kelapa Sawit di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin
Faktor
Kunci 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Peluang
A Peran Pemerintah 0,15 0,17 0,18 0,19 0,18 0,16 0,17 0,2 0,18 0,16 0,16 0,19 0,17 0,16 0,17
B Aksestabilitas Pabrik 0,14 0,12 0,14 0,16 0,16 0,16 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,15 0,16 0,14 0,15
C Ketersediaan Benih dan Pupuk 0,14 0,16 0,16 0,14 0,14 0,16 0,12 0,14 0,15 0,14 0,17 0,15 0,16 0,16 0,18
Ancama
n
D Harga Pupuk 0,14 0,14 0,12 0,13 0,14 0,14 0,14 0,13 0,14 0,14 0,15 0,13 0,15 0,14 0,13
E Transparansi Biaya peremajaan 0,14 0,12 0,16 0,14 0,12 0,14 0,16 0,13 0,14 0,13 0,13 0,13 0,13 0,14 0,12
F Harga kelapa sawit yang tidak stabil 0,14 0,17 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,15 0,13 0,11 0,13 0,13 0,13 0,12
G Ternak 0,15 0,12 0,12 0,12 0,14 0,12 0,12 0,14 0,1 0,14 0,13 0,12 0,1 0,13 0,13
Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
130
0,18 0,17 0,16 0,17 0,17 0,14 0,15 0,16 0,14 0,14 0,14 0,14 0,14 0,17 0,16
0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 0,14 0,15 0,15 0,14 0,13 0,12 0,14 0,13 0,13 0,15
0,14 0,15 0,16 0,17 0,16 0,19 0,16 0,16 0,15 0,15 0,16 0,17 0,17 0,16 0,16
0,14 0,15 0,13 0,13 0,16 0,14 0,15 0,15 0,14 0,13 0,15 0,14 0,14 0,14 0,14
0,14 0,14 0,13 0,12 0,13 0,13 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,14 0,14 0,14 0,14
0,14 0,12 0,13 0,12 0,11 0,13 0,12 0,12 0,14 0,15 0,14 0,13 0,16 0,13 0,14
0,12 0,12 0,13 0,13 0,11 0,13 0,12 0,11 0,14 0,15 0,14 0,14 0,12 0,13 0,11
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
131
0,17 0,18 0,17 0,16 0,17 0,17 0,14 0,15 0,16 6,39 0,164
0,15 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 0,14 0,15 0,15 5,75 0,147
0,18 0,14 0,15 0,16 0,17 0,16 0,19 0,16 0,16 6,15 0,158
0,13 0,14 0,15 0,13 0,13 0,16 0,14 0,15 0,15 5,47 0,140
0,12 0,14 0,14 0,13 0,12 0,13 0,13 0,15 0,15 5,34 0,137
0,12 0,14 0,12 0,13 0,12 0,11 0,13 0,12 0,12 5,02 0,129
0,13 0,12 0,12 0,13 0,13 0,11 0,13 0,12 0,11 4,88 0,125
1 1 1 1 1 1 1 1 1 39 1
132
Lampiran 17.
Nilai Rating Faktor Internal dan Eksternal Strategi Peremajaan Kelapa
Sawit di Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin
Kualitas Tenaga
Benih Kerja
Kelapa dalam Pengalaman Pendidika Kepemilikan Keanggotaan Keterbatasan Penggunaan
No.Sampel sawit Keluarga Berusahatani n Lahan KUD Modal pupuk
1 4 2 4 4 3 3 1 2
2 4 3 4 2 3 3 1 2
3 4 4 4 3 3 3 1 2
4 4 3 4 4 3 3 1 2
5 4 4 3 4 3 3 1 2
6 4 4 3 4 3 3 1 2
7 4 4 4 3 3 3 1 2
8 4 3 4 2 3 3 1 2
9 4 4 4 2 3 3 1 2
10 4 4 4 3 3 3 1 2
11 4 4 4 3 3 3 1 2
12 4 4 4 3 3 3 1 2
13 4 3 4 4 3 3 1 2
14 4 3 4 2 3 3 1 2
15 4 3 4 2 3 3 1 2
16 4 4 4 2 3 3 1 2
17 4 4 4 3 3 3 1 2
18 4 4 4 4 3 3 1 2
19 4 4 4 2 3 3 1 2
20 4 4 4 2 3 3 1 2
21 4 4 4 2 3 3 1 2
22 4 4 4 4 3 3 1 2
23 4 4 4 3 3 3 1 2
24 4 4 4 4 3 3 1 2
25 4 3 4 3 3 3 1 2
26 4 4 4 2 3 3 1 2
27 4 3 4 2 3 3 1 2
28 4 4 4 4 3 3 1 2
29 4 3 4 2 3 3 1 2
30 4 4 4 2 3 3 1 2
31 4 4 4 4 3 3 1 2
32 4 4 4 2 3 3 1 2
33 4 3 4 4 3 3 1 2
34 4 4 4 4 3 3 1 2
35 4 4 4 3 3 3 1 2
36 4 3 4 4 3 3 1 2
37 4 4 4 2 3 3 1 2
38 4 4 4 3 3 3 1 2
39 4 3 4 4 3 3 1 2
Jumlah 156 142 154 116 117 117 39 78
Rata -rata 4 3.6 3.9 3 3 3 1 2
133
Peluang
A Peran Pemerintah 3
B Aksestabilitas Pabrik 3
Ancaman
D Harga Pupuk 3
G Ternak 4
134