Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Minyak dari Kelapa

Saat minyak jagung dikenalkan, di tahun 1990-an, berembus kabar bahwa minyak kelapa
dapat menjadi pemicu penyakit jantung dan meningkatkan kolesterol. Ternyata,
penelitian dari Universitas ... menunjukkan hasilnya sebaliknya. Manfaat minyak kelapa
amat banyak bagi tubuh manusia, bahkan dapat menjadi obat.

Minyak kelapa (coconut oil) terbuat dari daging kelapa yang diekstraksi. Jauh sebelum
minyak sawit diproduksi menjadi minyak goreng, minyak dari daging kelapa ini sudah
digunakan untuk urusan goreng-menggoreng. Bahkan, sejumlah hasil penelitian sejarah
menyebut minyak kelapa ini telah ribuan tahun dimanfaatkan obat dan kesehatan
tubuh.
Minyak kelapa terdiri dari minyak murni yaitu minyak kelapa yang dibuat dari bahan
baku kelapa segar, diambil minyaknya (kernel), diproses dengan pemanasan terkendali
atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia, dan RDB. Adapun minyak kelapa
biasa terbuat dari sari kelapa kering yang disebut kopra.
Minyak kelapa murni, populer dengan VCO, diekstraksi dari santan segar dengan
menggunakan proses pendinginan yang menjaga semua unsur alami, aroma, dan
antioksidan dari minyak tersebut. Berdasar teknik ekstraksinya bisa dikelompokkan
atas tiga jenis, yaitu minyak kelapa virgin (VCO), minyak kelapa non-RBD, dan minyak
kelapa RBD (refine, bleach, deodorize).
Dari ketiga cara ekstraks tersebut, masing-masing dijelaskan berikut ini.
a. Minyak Kelapa Virgin (Virgin Coconut Oil)
Minyak kelapa virgin (VCO) adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan ekstraksi
atau pengempaan pada suhu tidak lebih dari 60°C , sehingga minyak yang dihasilkan
berwarna bening seperti air dan kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa tetap
terjaga dengan baik. Minyak kelapa virgin memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi
daripada minyak kelapa jenis lain. Biasa digunakan untuk bahan baku kosmetik dan
juga dikonsumsi langsung sebagai asupan gizi berkalori tinggi. Pada April 2021,
peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menjajaki potensi minyak kelapa
virgin sebagai terapi pelengkap bagi penderita COVID-19.

b. Minyak Kelapa Non-RBD


Minyak kelapa ini biasanya dilakukan masyarakat kita pada saat belum ada minyak
goreng dari sawit. Proses produksi melalui pemanasan santan untuk jangka waktu
yang cukup lama sehingga kandungan air dalam santan menguap, hingga minyak
muncul di permukaan wadah. Minyak yang ada di permukaan ini lalu dikumpulkan
sedikit demi sedikit sehingga tersisa ampasnya. Ampas ini disebut (sesuai
daerahnya) disebut blondo, galendo, cirik minyak, dan lain-lain. Proses pemanasan
yang cukup lama ini membuat minyak yang dihasilkan biasanya berwarna kuning
kecoklatan namun wangi aroma kelapanya sangat kuat. Minyak inilah yang
digunakan untuk memasak menu khusus khas daerah di Indonesia. Di beberapa
daerah, minyak ini dinamai klentik (Jawa), minyak tanak (Minang), atau lengis
tandusan (Bali).
c. Minyak Kelapa RBD
RBD sebenarnya merupakan proses yang menjelaskan pembuatan minyak ini, yakni
refine (pemurnian), bleach (pemutihan), deodorize (penghilangan bau). RBD
diperlukan karena minyak kelapa jenis ini diperoleh dari pemerasan kopra (kelapa
kering) yang biasanya sudah hangus dan tengik dengan kandungan asam lemak
bebas (free fatty acid) yang tinggi.
Pemerasan kopra dengan suhu tinggi akan didapat minyak kelapa mentah (crude
coconut oil) yang selanjutnya dimurnikan melalui proses RBD agar hasilnya dapat
digunakan sebagai minyak goreng. Proses RBD membuat minyak terlihat jernih dan
berwarna cerah, namun aroma kelapanya hampir tak tercium.

Anda mungkin juga menyukai