Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA TUGAS RESUME MODUL

PENDALAMAN MATERI PPG DALAM JABATAN TAHUN 2022

Nama : Ulfah Al Nadlroh

NIM : 2281120237

Modul : Makna filosofis materi Al Quran Hadis

KB : Pendekatan Semantik Dalam Kajian Al-Qur’an (KB 3)

Dosen : Dr. Moh. Ali, M.Pd.I

Pemetaan Konsep/Mind Map (Silahkan dibuatkan pemetaan konsep dari materi yang terdapat
dalam KB dari modul yang dikaji)

A. Lakukan Analisis mengikuti alur I-CAREberikut:

Komponen Deskripsi

Jelaskan secara 1. Pengertian semantik dalam kajian Al-Qur’an


keseluruhan
Semantik sendiri merupakan sebuah metode yang meneliti tentang
gambaran materi
makna-makna dan konsep-konsep yang terdapat pada kata di
yang sudah sudara
dalam al-Qur'an dengan mempelajari langsung sejarah penggunaan
pelajari.
kata tersebut, bagaimana Perubahan maknanya, dan pembentukan
konsep yang terkandung di dalam kata tersebut.
Semantik al-Qur ’an menggunakan pendekatan sosio-linguistik
untuk mengungkapkan pembentukan konsep yang dikandung
dalam sebuah kata di dalam al-Qur ’an.
Metode ini diawali dengan :

 penjelasan definisi kata


 pengungkapan kesejarahan kata dari awal kata tersebut
diucapkan oleh masyarakat Arab hingga digunakan dalam
al-Qur ’an
 hubungan antara kata tersebut dengan kata yang lain di
dalam ayat maupun surah (munasabah) dan menjelaskan
konsep- konsep yang terkandung di dalamnya hingga
membentuk sebuah pandangan dunia al-Qur ’an.
2. Masa-masa pertumbuhan semantik dalam kajian Al-Qur’an
Penggunaan semantik dalam penafsiran Al Quran sedianya telah
dimulai sejak era klasik. Namun pada saat itu belum ada cabang
keilmuan semantic yang independen.
Meskipun banyak yang meragukan akan adanya disiplin ilmu
linguistik sebagai metode pendekatan dalam penafsiran pada era
tersebut. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa embrio
penafsiran dengan menggunakan semantik sudah dilakukan,
walaupun tidak secara spesifik menekankan pada aspek
pemaknaan saja.
perkembangan semantik Alquran ini pada dua bagian :

 Periode klasik
Adapun yang dimaksud era klasik ini adalah masa-masa
setelah Nabi saw wafat dan para penerus beliau mulai
mencoba memahami ayat-ayat Alquran dengan pendekatan
kebahasaan terhadap ayat-ayat yang rancu atau sulit
diterima logika. Embrio dari penafsiran secara semantik
terlihat ketika Mujahid Ibn Jabbar mencoba mengalihkan
makna dasar kepada makna relasional.
Dan dia mempunyai kekayaan besar, maka ia berkata
kepada kawannya (yang mukmin) ketika bercakap-cakap
dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikut-pengikutku lebih kuat (QS Al-Kahfi [18]: 34
Kata samar pada ayat diatas memiliki makna dasar buah-
buahan. Akan tetapi oleh Mujahid kata tersebut dimaknai
dengan emas dan perak (harta kekayaan). Perubahan
makna tersebut terjadi sebagai arti pentingnya konteks
masyarakat pada saat itu.
Kesadaran semantik dalam penafsiran Alquran dimulai sejak
masa Muqatil Ibn Sulayman (w.150 H/767 M) yang berfokus
pada ulasan kitabnya yang berjudul Al Asybah wa an nazair
fii al quran al kariim dan Tafsil Muqatil ibn sulayman,
menegaskan bahwa setiap kata dalam Alquran di samping
memiliki arti yang definitive (makna dasar), juga memiliki
beberapa alternatif makna lainnya. Contohnya adalah kata
yaad (‫ )يد‬kata yaad memiliki dasar arti kata “tangan” dalam
penafsiran Muqatil kata yaad memiliki tiga alternative
makna, yaitu “tangan” secara fisik sebagaimana yang ada
dalam anggota tubuh, dalam surah Al A’raf ayat 108,
“dermawan” dalam surah Al isyra ayat 29, dan
“aktifitas”atau “perbuatan” dalam surat yasin ayat 35.
 Periode kontemporer
M. Syahrur dalam kitab “al Kitab wa al Kuna: Qira’ah
Mu’ashirah” sudah menunjukkan kecenderungan semantik
dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran. Hal ini terlihat jelas
ketika ia membedakan antara makna kata Alkitab, ummul
kitab, Alquran dan sab’ul masani sebagai nama untuk
sebutan mushaf Usmaniy saat ini.
Adapun tokoh kontemporer yang sangat kentara dalam
penggunaan semantiknya adalah Toshihiko Izutsu. Dalam
bukunya yang berjudul “God and Man in the Koran”, ia
meletakkan pondasi semantik dalam menganalisis kata
Allah secara menyeluruh. Ia kemudian melanjutkan
metodenya tersebut dalam
buku lainnya yang berjudul “Concept of Believe in Islamic
Theology” dimana ia menjelaskan tentang makna iman dan
islam lengkap dengan semantik historisnya.
Selanjutnya melihat ke Indonesia. Ada beberapa karya yang
sudah menggunakan metode semantik dalam memaknai
kata-kata dalam Alquran walaupun tidak secara
menyeluruh dan hanya menguraikan makna dasar serta
makna relasionalnya. Diantara tokoh-tokoh tersebut antara
lain M. Dawam Raharjo dalam bukunya “Ensiklopedi
Alquran: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep Konsep Kunci”
Dalam buku tersebut, Raharjo mencoba mengungkapkan
makna dan konsep yang terkandung dalam kata-kata kunci
di dalam Al-Quran secara tematik.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa semantik
telah menjadi bagian tersendiri dalam penafsiran Alquran.
Penggunaan semantik telah dimulai sejak masa klasik yang
diawali oleh Tabi’in yang bernama Mujahid Ibn Jabbar yang
kemudian dikembangkan oleh Muqatil dan terus
diaplikasikan oleh ulama-ulama generasi selanjutnya. Selain
itu kita juga dapat mengetahui bahwa semantik bukan
metode baru dalam penafsiran, akan tetapi penggunaan
kata semantik Alquran itu baru terungkap pada era
kontemporer saat ini karena pada masa klasik para sahabat
maupun tabi’in cenderung menggunakan istilah keilmuan
bahasa Arab, karena kemungkinan besar belum mengenal
apa itu “semantik” secara leksikal.
3. Konsep dasar pendekatan semantik dalam kajian Al-Qur’an
Makna sebuah kata dalam Alquran dipengaruhi oleh kata-kata
yang muncul sebelum dan sesudahnya. Kata-kata tersebut
membentuk jaringan konseptual yang bisa merubah makna dasar
sebuah kata menuju kepada sebuah makna baru yang sesuai
dengan isi kalimat tersebut atau disebut juga sebagai makna
relasional. Jaringan konseptual yang mempengaruhi makna kata
disebut bidang semantik. Pembahasan ini merupakan pembahasan
yang paling rumit dalam metode semantik, karena setiap kata yang
berada dalam bidang tersebut harus dijelaskan makna dan
pengaruhnya. Oleh karena itu, penelitian dalam bidang semantik
ini tidak bisa dikerjakan dalam hitungan hari, melainkan memakan
waktu berbulan- bulan.
Beberapa hal yang harus dicermati dalam studi teks dengan
pendekatan semantik adalah sebagai berikut :

 Pemakaian semantik harus langsung berkaitan dengan


pencarian arti teks-teks bahasa
 Di dalam sebuah teks bahasa harus memiliki unsur-unsur
atau yaitu : kata, klause, frase, paragraf, kalimat,
dan wacana. Inilah yang menjadi tujuan pencarian makna
dalam semantik.
 Macam Macam Teori Semantik :
a. Teori Referensial atau korespondensi
Dalam teori referensial, bahasa berfungsi sebagai wakil
realitas yangvmenyertai proses berpikir manusia secara
invidual. Makna diartikanvsebagai label yang berada dalam
kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar. Sebagai
label, makna dari kesadaran pengamatan terhadap fakta
dan penarikan simpulan yang keseluruhannya berlangsung
secara subjektif untuk selanjutnya menyusun skema
konsep.
b. Teori Mentalisme atau konseptual
Teori mentalisme adalah teori semantik yang memfokuskan
kajian makna pada prinsip konsepsi yang ada pada pikiran
manusia. Teori ini disebut juga teori konseptual atau teori
pemikiran karena kata itu menunjuk pada ide yang ada
dalam pemikiran. Karena itu penggunaan suatu kata
hendaknya merupakan penunjukkan yang mengarah pada
pemikiran.
c. Teori kontekstual
Teori kontekstual adalah teori semantik yang berasumsi
bahwa system bahasa itu saling berkaitan satu sama lain di
antara unit-unitnya, dan selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Teori ini menjelaskan bahwa
makna sebuah kata terikat pada lingkungan kultural
pemakai bahasa itu. Teori kontekstual mengisyaratkan
bahwa sebuah kata atau simbol ujaran tidak mempunyai
makna jika ia terlepas dari konteksnya.
d. Toeri Behaviorisme
Teori Behaviorisme adalah teori semantik yang
memfokuskan kajian makna bahasa sebagai bagian dari
perilaku manusia yang merupakan manifestasi dari adanya
stimulus dan respons. Teori ini mengkaji makna dalam
peristiwa ujaran (speech event) yang berlangsung dalam
situasi tertentu (speech situation).
e. Teori Analitik
Teori analitik adalah yang menitikberatkan pada analisis
kata ke dalam komponen-komponen. Analisis ini
dimaksudkan untuk membedakan kata berikut maknanya.
Teori analitik berkaitan dengan kolokasi. Menurut Ullman,
asosiasi hubungan makna kata yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan ciri yang relatif tetap. Kata pandangan
berhubungan dengan mata, bibir dan senyum, dan
menyalak dengan anjing.
 Perkembangan makna
a. Perluasan makna: adanya Perubahan budaya dan
pengalaman, pengetahuan dan konteks akan
memengaruhi makna suatu kata.
b. Penyempitan makna: seperti perubahan pengalaman
perluasan makna,konteks, budaya dan pengetahuan
memperbolehkan penyempitan makna suatu kata
sehingga menjadi khusus.
c. Pemindahan makna: Pemindahan makna digunakan
dalam bahasa kiasan. Bahasa kiasan terbagi menjadi
peribahasa dan bukan peribahasa. Arti suatu perkataan
itu akan dapat berubah mengikuti perubahan teknologi
masa,dan hubungan sosial di lingkungan masyarakat.
4. Menafsirkan al-Qur’an Secara Semantik dalam Pemikiran
Toshihiko Izutsu
Pada era kontemporer, teori semantik dalam menafsirkan Al
Qur’an ini pertama kali diaplikasikan oleh Toshihiko Izutsu. Izutsu
mengatakan bahwa yang dimaksud semantik dalam hal ini adalah
kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan
suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian
kenseptual pandangan dunia masyarakat yang menggunakan
bahasa itu, tidak hanya sebagai alat bicara dan berpikir, tetapi yang
lebih penting adalah bagaimana mengkonsepkan sesuatu dengan
penafsiran yang melingkupinya.
Langkah-langkah dalam menganalisis semantik diantaranya adalah:

 mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan secara bersama


 membandingkannya
 menghubungkan semua istilah yang menyerupainnya
 melawankannya dan
 menghubungkannya satu sama lain.

Jelaskan relevansi Materi kajian tentang pendekatan semantic dalam tafsir quran
materi dari KB yang pada modul ini sangat relevan dan sesuai untuk menambah
sudara pelajari khazanah keilmuan tentang ilmu-ilmu penafsiaran Al Quran bagi
dalam konteks murid kelas XI MA materi semester 1 bab 2 dengan judul kaidah
pembelajaran kaidah tafsir Quran buku peminatan keagamaan.
materi yang saudara
Diharapkan dengan belajar materi ini akan dapat menambah
ampuh saat ini?
khazanah pengetahuan siswa terkait materi kaidah kaidah tafsir Al
Quran sehingga mereka mengetahui ilmu tentang kajian tafsir Al
Quran dapat dilakukan secara semantik. Dengan mempelajari
materi ini diharapkan siswa dapat memahami penafsiran Al Quran
dengan bijak dan sesuai dan tentunya tidak bertentangan dengan
sumber hukum islam yaitu Al Quran dan Hadis. Karena sejatinya Al
Quran sebagai mukjizat dengan segala isinya akan selalu sesuai
dengan perkembangan zaman dimana kasus atau peristiwa pada
zaman dahulu berbeda dengan apa yang terjadi pada saat ini akan
tetapi hukum hukum dalam Al Quran masih bisa depergunakan
salah satunya dengan kajian Al Qurab dengan metode historis
sosiologis.
Setelah mempelajari materi dari KB ini, saya akan merancang
pembelajaran yang berpusat pada siswa pada mata pelajaran yang
saya ampuh. Dengan menggunakan metode pembelajaran
Discovery learning dengan langkah langkah sebagai berikut :
1)Pemberian rangsangan (stimulation) dengan cara memberikan
pertanyaan pemantik tentang materi Konsep Takhrij Hadist dan
Jelaskan rencana
strukturnya.
penerapan (aplikasi)
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement)
dari konsep/
pengetahuan yang Siswa mengidentifikasi perbedaan
saudara pelajari dari
• Definisi ilmu al jarh wa ta’dil
KB dalam mata
pelajaran yang • Manfaat ilmu Ilmu Al jarh wa Ta'dil
saudara ampu.
• Sebab-Sebab Perawi Dikenakan Al jarh wa Ta'dil
• Syarat Seorang Kritikus Hadist
• Tingkatan-tingkatan Jarh wa Ta’dil

3)Pengumpulan data (data collection)


Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, untuk melakukan
pengumpulan data mengenai materi terkait.
4)Pengolahan data (data processing)
Siswa melakukan pengolahan data dan verifikasi untuk kemudian
presentasi di depan kelas
5)Pembuktian (verification)
Siswa melakukan diskusi dan kelompok untuk verifikasi informasi
tentang materi terkait
6)Menarik simpulan/generalisasi (generalization)
Siswa melakukan presentasi dengan menyampaikan data yang
mereka kumpulkan yang terkait materi

Jelaskan pula Tantangan :


tantangan dan
solusinya dalam 1.Siswa masih belum mampu memanfaatkan teknologi secara
menerapkan maksimal dalam proses mengomunikasikan atau
konsep/ mempresentasikan penemuannya.
pengetahuan yang
2.Siswa belum mampu atau kesulitan dalam menyebutkan
sudara pelajari dari
penafsiran suatu kata dalam berbagai maknanya yang berbeda
KB dalam
pembelajaran di Solusinya :
kelas.
1.Siswa diharapkan mempelajari aplikasi design grafis sehingga bisa
menyampaikan presentasi dengan lebih jelas dan menarik.
2.Siswa diharapkan mempelajari dan menghafal setiap kata dengan
makna nya berbeda sesuai pemahaman ilmu semantik.

Anda mungkin juga menyukai