Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS BAHAN AJAR

NAMA MAHASISWA : DEWI YANA, S.Ag


BIDANG STUDI PPG/KELAS : PENGEMBANGAN PROFESI GURU/
SEMESTER/TAHUN AKADEMIK :
JUDUL MODUL : PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI
GURU BERKELANJUTAN
TOPIK KB : Implementasi Kode Etik Guru Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1
Sikoda diLamongan/ KB3

NO KOMPONEN DESKRIPSI/ URAIAN


ANALISIS
1. 5 Konsep dan 1. Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi
deskripsinya yang ada bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus
dalam bahan ajar memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung jawab,
wibawa, mandiri, dan disiplin. Peran guru sebagai pendidik
berkaitan dengan meningkatkan pertembuhan dan perkembangan
anak untuk memperoleh pengalamanpengalaman lebih lanjut
seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan
orang dewasa yang lain, moralitas tanggung jawab kemasyarakatan,
pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan untuk perkawinan
dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat
personal dan spiritual.
2. Menurut pandangan Islam pendidikan merupakan proses yang
berawal dari saat Allah SWT. sebagai rabb al-„alamin yang
menciptakan para Nabi dan rasul untuk mendidik manusia dimuka
bumi. Pada hakikatnya kata “rabb” yang berarti Tuhan dan
“murobbinya” yang berarti pendidik. Sebagaimana firman Allah
Swt dalam surat Al-Israa‟; 24 :
Artinya: Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku,
kasihilahkeduanya sebagaimana keduanya telah mendidik aku
waktu aku kecil”.
Maka dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan Agama Islam
adalah seorang yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
pendidikan Agama Islam dan bertanggung jawab dalam
membentuk pribadi siswa agar sesuai dengan ajaran Islam.
3. Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan
dapat memahami apa yang terkandung dalam ajaran islam secara
keseluruhan, mengkhayati makna dan maksud serta tujuannya dan
pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-
ajaran agama islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan
hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia dan
akhiratnya kelak.
4. Kode etik guru diartikan aturan asusila tata-susila keguruan.
Aturan-aturan tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-
pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha.22 Dalam kongkres
PGRI ke XIII pada 21-25 November 1973 di Jakarta, dirumuskan
sembilan item kode etik, yakni: a. Berbakti dalam membimbing
peserta didik. b. Memiliki kejujuran profesional dalam
melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan masing-masing
peserta didik. c. Mengadakan komunikasi untuk mendapatkan
informasi tentang peserta didik. d. Menciptakan suasana belajar
yang kondusif dan mengadakan hubungan dengan orang tua siswa.
e. memelihara hubungan dengan untuk kepentingan pendidikan. f.
secara individu atau kelompok mengembangkan profesi. g.
Menciptakan dan memelihara hubungan baik antar pendidik. h.
Secara bersama-sama mememlihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi. i. Melaksanakan segala kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
5. Implementasi Kode Etik dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Islam 1. Membimbing peserta didik seutuhnya untuk membentuk
manusia yang berjiwa Pancasila yaitu teladan, terbuka, 2. Memiliki
kejujuran professional yaitu fleksibel, adil.
2 Evaluasi dan refleksi Guru beraal dari kata digugu dan ditiru. Semua perbuatan, sikap,
sifat dan akhlak menjadi contoh yang akan ditiru oleh pesserta didik.
Sehingga, tuntutan sebagai guru harus sesuai dengan makna yang
esungguhnya, yaitu digugu dan ditiru.
Maka dari itu, sebagai guru bukan hanya pandai dalam mengelola
kelas saja, tetapi menjadi uswatun hasanah dimana dan kapanpun ia
berada.
3 Kelebihan dan Kelebihannya:
kekurangan materi
pembelajaran Dengan artikel diatas, banyak pembelajaran yang dikemukakan
seperti contoh implementasi sebagai guru yang sesungguhnya. Guru
harus sebagai teladan, terbuka, fleksibel dan adil.
Kekurangannya:
Dari artikel diatas, belum terlihat kekurangan yang diperoleh dari
pembaca. Sehingga artikel diatas sudah mendekati sempurna.
4 Keterkaitan isi Bahan Dengan artikel diatas, banyak pembelajaran yang dikemukakan,
Ajar dengan nilai sehingga menjadi intropeksi untuk guru dan menjadi guru yang
moderasi beragama profesional.
Nilai-nilai kejujuran, terbuka, fleksibel, dan uswatun hasanah
merupakan tujuan pokok yang digambarkan. Diharapkan semua guru-
guru di Indonesia harus mengedepankan akhlak, bukan hanya sekedar
nilai.

Anda mungkin juga menyukai