Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

FARMASI KOMUNITAS
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI DI APOTEK
PELAYANAN FARMASI KLINIK DI APOTEK

Oleh
Kelompok 4 Kelas A

1. A.A Ketut Dukut Asthapaka [02] [ 2209484010086]


2. Arief Candra Kurniawan [04] [ 2209484010088]
3. Dimas Wira Tamtama [10] [ 2209484010094]
4. Helmi Andriansyah [12] [ 2209484010096]
5. I Gusti Ayu Marwati [18] [ 2209484010102]
6. I Ketut Aryadi [21] [ 2209484010105]
7. I Ketut Adi Putra [22] [ 2209484010106]

AKADEMI FARMASI SARASWATI DENPASAR


2022/2023

1|Pag e
KEGIATAN MANAJERIAL PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
DI APOTEK
Pengelolaan Perbekalan Standar Pelayanan Kefarmasian
Permenkes No.73 Tahun 2016

PERENCANAAN

PENCATATAN &
PELAPORAN PENGADAAN

PENGENDALIAN PENERIMAAN

PEMUSNAHAN PENYIMPANAN

Manajemen Apotek adalah manajemen farmasi yang diterapkan di apotek, meliputi proses
menggunakan sumberdaya kefarmasian untuk mencapai tujuan dari pekerjaan kefarmasian
melalui perencanaan, membuat keputusan, organisasi, kepemimpinan, dan pengawasan.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku meliputi perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Apotek sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit, pola konsumsi, budaya dan
kemampuan masyarakat.

2
2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas Pelayanan Kefarmasian maka pengadaan Sediaan Farmasi harus
melalui jalur resmi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

cTO

3
Contoh Surat Pesanan (PO)

4
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik
yang diterima.
Ini hanya sample saja
Penerimaan Barang

Faktur dari Distributor

5
4. Penyimpanan
1) Obat/bahan Obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.Dalam hal
pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus
dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah
baru. Wadah sekurang- kurangnya memuat nama Obat, nomor batch dan tanggal
kadaluwarsa.
2) Semua Obat/bahan Obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjamin
keamanan dan stabilitasnya.
3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi
4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk sediaan dan kelas
terapi Obat serta disusun secara alfabetis.
5) Pengeluaran Obat memakai sistem FEFO (First Expire First Out) dan FIFO (First In
First Out)

6
5. Pemusnahan.
1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
2) Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan menggunakan
Formulir 1 sebagaimana terlampir.
3) Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan.
Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-kurangnya
petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan

7
kabupaten/kota.
4) Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah
penarikan oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala
BPOM.
6) Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk
yang izin edarnya dicabut oleh Menteri.

8
6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan, penyimpanan
dan pengeluaran. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian pesanan.
Pengendalian persediaan dilakukan menggunakan kartu stok baik dengan cara manual
atau elektronik. Kartu stok sekurang- kurangnya memuat nama Obat, tanggal kadaluwarsa,
jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.

9
10
11
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan
(kartu stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan internal merupakan
pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan manajemen Apotek, meliputi keuangan,
barang dan laporan lainnya. Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat
untuk memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya. Petunjuk teknis
mengenai pencatatan dan pelaporan akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
Struk penjualan:

Kartu stok obat:

12
Laporan Keuangan :
REALISASI ANGGARAN PERUSAHAAN
PERIODE : JANUARI 2022 S/D SEPTEMBER 2022

TOTAL LAYANAN APOTEK


APOTEK KIMIA FARMA NO. 126 milik KFA PTT TOTAL APOTEKER AA NON AA TOTAL
JL. BYPASS NGURAH RAI NO.890 NUSA DUA 0361 10 14 2 11 1 14

PT
Pimp. : Adi Purna, S.farm, Apt
AP S/D BLN LAP REAL S/D BLN LAP REAL THN LALU S/D BLN
GROWTH
LAP (%)
NO. URAIAN Rp % ase Rp % ase % AP Rp % ase (B:A) (B:C)
A B C
I PENJUALAN
1 Tunai 3,278,982 57.97 4,114,188 79.42 125.47 2,430,696 44.83 125.47 169.26
2 Kredit 2,377,157 42.03 1,065,917 20.58 44.84 2,991,712 55.17 44.84 35.63
TOTAL 5,656,138 100.00 5,180,105 100.00 91.58 5,422,408 100.00 91.58 95.53
II PEMBELIAN / HPP -
- SALDO AWAL - - - - 3,165,614 58.38 -
- PEMBELIAN 4,032,827 71.30 4,127,005 79.67 102.34 5,426,428 100.07 102.34 76.05
- SALDO AKHIR - - - - 5,480,624 101.07 -
II. HARGA POKOK PENJUALAN 4,032,827 71.30 4,127,005 79.67 102.34 3,111,418 57.38 102.34 132.64
- -
III MARGIN 1,623,312 28.70 1,053,100 20.33 64.87 2,310,990 42.62 64.87 45.57
- - -
IV BIAYA USAHA - -
1. BIAYA PEGAWAI 914,816 16.17 470,740 9.09 51.46 773,021 14.26 51.46 60.90
1. 1. BY. PEGAWAI 914,816 16.17 470,740 9.09 51.46 773,021 14.26 51.46 60.90
1. 2. BY. IURAN & AKTUARIS MAN. PENSIUN
- - - - - -
2. BIAYA TAK LANGSUNG 60,577 1.07 46,418 0.90 76.63 45,542 0.84 76.63 101.92
3. BIAYA ASSURANSI 6,533 0.12 - - - - - -
3.1. BY. ASSURANSI 6,533 0.12 - - - - - -
3.2. BY ASS.KEBAKARAN & KEBONGKARAN- - - - - -
4. BIAYA PAJAK 988 0.02 601 0.01 60.85 - - 60.85
5. BIAYA PEMELIHARAAN 24,169 0.43 75,108 1.45 310.77 25,470 0.47 310.77 294.88
6. BIAYA UMUM 47,367 0.84 127,986 2.47 270.20 50,366 0.93 270.20 254.11
6.1. BY UMUM 47,367 0.84 127,986 2.47 270.20 50,366 0.93 270.20 254.11
6. 2.BY AKTUARIS MAN. PEGAWAI - - - - - -
7. BIAYA SERBA SERBI 26,042 0.46 20,312 0.39 78.00 23,501 0.43 78.00 86.43
8. BIAYA PENYUSUTAN - - - - - -
9. BIAYA PENJUALAN 74,401 1.32 63,669 1.23 85.58 45,859 0.85 85.58 138.84
9.1. BIAYA PENJUALAN 74,401 1.32 63,669 1.23 85.58 45,859 0.85 85.58 138.84
9.2. BY.AMORTISASI - - - - - -
TOTAL BIAYA USAHA 1,154,892 20.42 804,834 15.54 69.69 963,759 17.77 69.69 83.51
V LABA / RUGI OPERASI 468,420 8.28 248,266 4.79 53.00 1,347,231 24.85 53.00 18.43

13
PELAYANAN FARMASI KLINIK DI APOTEK

Pelayanan farmasi klinik di Apotek merupakan bagian dari Pelayanan Kefarmasian yang
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan farmasi klinik meliputi:
1. PENGKAJIAN RESEP
Kegiatan pengkajian Resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik dan
pertimbangan klinis.

2. DISPENSING
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat. Setelah
melakukan pengkajian Resep dilakukan hal sebagai berikut:
1. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep:
a. menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep;
b. mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
2. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
3. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
a. warna putih untuk Obat dalam/oral;
b. warna biru untuk Obat luar dan suntik;
c. menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.

Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:


1. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep);
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien;
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien;
4. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat;
5. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain;
6. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil;
7. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya;
8. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker (apabila
diperlukan);
9. Menyimpan Resep pada tempatnya;
10. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien

14
3. PIO
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker dalam
pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan
dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada profesi kesehatan lain,
pasien atau masyarakat. Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan
herbal.

15
16
17
4. KONSELING
Konseling merupakan proses interaktif antara Apoteker dengan pasien/keluarga untuk
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan Obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi
pasien.

18
19
5. PELAYANAN KEFARMASIAN DIRUMAH (home pharmacy care)
Apoteker sebagai pemberi layanan diharapkan juga dapat melakukan Pelayanan
Kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan
pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya.

20
21
6. PTO
Merupakan proses yang memastikan bahwa seorang pasien mendapatkan terapi Obat
yang efektif dan terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek
samping. Kriteria pasien:
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima Obat lebih dari 5 (lima) jenis.
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat yang merugikan.

22
7. MESO
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang merugikan atau
tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau memodifikasi fungsi fisiologis.

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai