Anda di halaman 1dari 1

Nama : Ni Nyoman Khezia Shekhania Wiryantari Dewi

No. : 17
Kls. : X Keperawatan 1

Pada suatu sore, sepasang suami istri yang telah berusia lanjut dan berkulit keriput duduk santai di
depan rumahnya. Mereka hanya berdua, karena semua anaknya telah meninggalkannya untuk
bekerja di kota.
Suami : Mami, please bikin papi teh atau kopi dong, sekalian sama singkong rebusnya kalau masih
ada ya.
Istri : Alah kamu ini, panggil mami segala. Tidak usahlah kebanyakan gaya. Kita sudah punya cucu dan
menjadi kakek nenek. Malu.
Suami : Baiklah kalau begitu. Nek, bisa tolong buatkan kopi?
Istri : Astaga, sekarang kamu memanggil aku nenek. Memangnya aku sudah setua itu apa?
Suami : Bagaimana to? Tadi dipanggil mami tidak mau, sekarang dipanggil nenek malah marah. Terus
maunya dipanggil apa?
Secara tidak sengaja, ada tetangga sebelah rumah yang bernama pak Ahmad mendengar perdebatan
kecil kakek dan nenek tersebut. Pak Ahmad yang seusia dengan anak kakek dan nenek itu pun ikut
menimpali.
Pak Ahmad : Pak Anang dan bu Anang selalu seperti ini ya. Bertengkar saja, bertingkah seperti anak
muda yang masih pacaran saja.
Suami : Begitulah, nak Ahmad. Maunya memang seperti itu biar awet muda. Tetapi apa daya, kondisi
kulit memang tidak bisa membohongi usia.
Istri : Memang kenapa kulitnya, Pak?
Suami : Lah, kamu tidak lihat apa. Ini kulitmu sudah kendur begitu (sambil menunjuk tangan istrinya)
Istri : Ih bapak ini, kenapa jadi tangan ibu yang dijadikan contoh.
Pak Ahmad : Kalau kulitnya sudah kendur begitu, sudah bisa disebut tua ya, pak Anang? (sambil
menahan senyum)
Istri : Begitu memang tingkahnya, nak Ahmad. Berlagak muda saja. Padahal ya kalau mengangkat
kursi kentutnya juga ikutan keluar.
Suami : Lah ibu ini, kok malah menjelekkan bapak di depan nak Ahmad.
Istri : Bapak duluan yang mulai.
Obrolan mereka berhenti karena tiba-tiba anak sepasang suami istri tersebut datang, yaitu pak
Anang. Pak Anang datang bersama istrinya yang bernama bu Indah serta anaknya yang bernama Kia.
Mereka datang sambil membawa oleh-oleh.
Pak Anang, Bu Indah dan Kia : Assalamualaikum
Suami, Istri dan Pak Ahmad : Waalaikumsalam
Istri : Ya Allah, cucuku datang. Sini, nak Kia sama nenek.
Pak Ahmad : Mengunjungi orang tua lagi kamu, Nang?
Pak Anang : Iya nih, Kia kangen sama kakek dan neneknya katanya.
Suami : Bagus ya, sudah berapa tahun kau tidak kemari menjenguk orang tuamu ini, Anang.
Kia : Kakek ini bagaimana. Baru tiga minggu yang lalu kami kemari. Kakek sudah pikun ya?
Istri : Biarkan saja, Kia, kakekmu memang sudah pikun. Bahkan, dia kadang lupa kalau sudah makan
lima kali dalam sehari.
Pak Anang : Wah, kalau sebanyak itu makannya, bisa-bisa bapak berubah jadi gendut kayak pemain
sumo.
Bu Indah : Ya, kalau badan bapak seperti itu kasihan ibu. Nanti ibu jatuh begitu disenggol sedikit saja.
Istri : Kamu ini. Jangan salah. Begini-begini ibu masih sanggup melawan badan bapakmu yang sudah
kayak apa tadi? Pemain sumo? Tenaga ibu masih banyak kayak anak muda.
Pak Ahmad : (menggeleng-gelengkan kepala) Suami istri renta ini sebenarnya sama saja. Sama-sama
tidak mau mengalah dan sama-sama merasa masih muda. Padahal lihat saja kulitnya.

Anda mungkin juga menyukai