Skripsi Abdul Rahim I1a514096 Abp Fpik Uho
Skripsi Abdul Rahim I1a514096 Abp Fpik Uho
SKRIPSI
OLEH :
ABDUL RAHIM
I1A5 14 096
i
ANALISIS NILAI TAMBAH BISNIS BUDIDAYA
IKAN BANDENG (Chanos chanos) DI DESA LABULU-BULU
KECAMATAN PARIGI KABUPATEN MUNA
SKRIPSI
OLEH :
ABDUL RAHIM
I1A514096
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Stambuk : I1A514096
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
iii
PERYATAAN
ABDUL RAHIM
NIM. I1A514096
iv
RIWAYAT HIDUP
lulus pada Tahun 2008, selanjutnya pada Tahun 2008 melanjutkan pendidikan di
SMPN 4Parigi dan lulus pada Tahun 2011, kemudian pada tahun yang sama
Tahun 2014, dan pada tahun yang sama di Tahun 2014 Penulis melanjutkan
v
KATA PENGANTAR
Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat serta kasih sayang-Nya yang tak
Alaihi Wasallam sebagai suri tauladan bagi seluruh umat manusia atas segala
rahmat dan kasih sayang tersebut, sehingga Penulis dapat menyelesaikan hasil
penelitian ini. Skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat dalam
Muna.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
kesempurnaan hanyalah milik-Nya semata. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
Penulis
vi
UCAPAN TERIMAKASIH
menyelesaikan skripsi ini. Karya tulis ini Penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta Ayahanda La Jaria dan Ibunda Wa OdePata yang selalu
yang tak terhingga serta tak henti-hentinya dengan ikhlas mengorbankan materi
Rahman, Nur Habsa dan Hasnia dengan motivasi dan dukungan keluarga Penulis
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Penulis banyak mengucapkan terima
La Ola, SE.,Ms., selaku Pembimbing I dan Bapak Abdul Muis Balubi, S.Pi.,
M.Pi., selaku Pembimbing II. Penulis banyak mengucapkan terima kasih atas
Ucapan terima kasih juga Penulis haturkan kepada berbagai pihak yang
secara langsung membantu Penulis selama menjalankan studi. Oleh karena itu
vii
3. Wakil Dekan Bimbingan Akademik, Wakil Dekan Umum,Perencanaan dan
5. Ibu Wa Ode Piliana, S.Pi,. M.Si dan Ibu Irdam Riani, S.Pi,. M.Si sebagai
serta Staf Perpustakaan dan Staf Administrasi Fakultas Perikanan dan Ilmu
perkuliahan.
7. Kepada Kepala Desa Labulu-bulu, Serta Aparat Desa, RW, RT, dan
pendidikan.
Wati, S.Pi, Ahyar, S.Pi, Aldi Juardin, S.Pi, Andres Yordan, S.Pi, Adriyanto
viii
10. Pradana, S.Pi, L.M Sardiman Tanggo,S.Pi, Srifa, S.Pi, Marlinda Pasasung,
sangat kompak terimakasih telah menjadi saudara, sahabat terbaik selalu ada
disaat susah dan senang, yang selalu memberikan motivasi, serta telah banyak
12. Kepada teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang telah banyak
motivasi dan dukungan.
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
PERNYATAAN......................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP................................................................................... v
KATA PENGANTAR............................................................................... vi
UCAPAN TERIMAKASIH..................................................................... vii
ABSTRAK................................................................................................. ix
ABSTRACT............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 3
C. Tujuandan Kegunaan...................................................................... 3
xii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Keadaan Geografis.................................................................... 27
2. Karakteristik Responden........................................................... 29
3. Proses Budidaya Ikan Bandeng................................................. 32
4. Karakteristik Usaha Budidaya Ikan Bandeng........................... 33
B. Pembahasan
A. Simpulan......................................................................................... 45
B. Saran................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2. Kerangka Pikir...........................................................................................20
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7. Umur Responden................................................................................ 35
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
4. Dokumentasi.............................................................................................. 65
xvi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tambak yang dilakukan oleh pelaku pembudidaya ikan yang dimulai dari
tambak air payau. Keunggulan dari ikan ini dapat tumbuh dalam teknik budidaya
dan tahan terhadap serangan penyakit. Selain itu ikan bandeng juga memiliki nilai
ekonomis jika dilihat dari permintaan. Keunggulan lain yang dimiliki ikan
Proses budidaya ikan bendeng yang relatif mudah untuk dilakukan secara
tradisional, dimana dilakukan penebaran bibit ikan bandeng dalam tambak yang
pakan, dimana proses pemberian pakan dengan menggunakan pakan alami yakni
memanfaatkan plankton-plankton yang terbawah dari air laut pada saat air pasang,
atau juga biasa pemberian pupuk TSP pada tambak dengan maksud tumbuh
kelekap sebagai pakan ikan bandeng. Ikan bandeng biasanya dipanen pada saat
2
mencapai umur 4-5 bulan, dimana ikan bandeng pada saat umur tersebut memiliki
berat 4-5 ekor/kilo. Cara panen ikan bandeng tergolong mudah. Proses panen ikan
bandeng menggunakan jaring bandeng yang dibuat khusus untuk memanen ikan
bandeng. Setelah proses panen selesai ikan bandeng langsung dijual, sehingga
Labulu-Bulu, yang sudah lama memulai kegiatan budidaya ikan bandeng dan
keuntungan yang maksimal atau tidak mengalami kerugian, begitu juga dengan
suatu bisnis tidak terlepas dari nilai tambah bisnis itu sendiri. Kegiatan budidaya
ikan bandeng diharapkan menciptakan nilai tambah yang tinggi, hal itu mengacu
pada sifat produk perikanan yang tidak tahan lama. Nilai tambah (value added)
B. Rumusan Masalah
Bandeng?
Labulu-Bulu.
2. Untuk mengkaji berapa besar nilai tambah yang didapatkan pebisnis budidaya
ikan bandeng.
pihak:
1. Bagi pengusaha budidaya ikan bandeng, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dihadapi oleh pelaku usaha berkaitan dengan nilai tambah menuju keberhasilan
usaha tersebut.
A. Deskripsi Teori
Agrobisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris
perdagangan. Agrobisnis adalah kesatuan kegiatan usaha meliputi salah satu atau
yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas (Soekarwati, 1993).
sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu: menarik dan mendorong
setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian yang meliputi
pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun
cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
pemasaran.
penyaluran sampai dengan pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha
tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian
beberapa komponen subsistem yaitu, sub sistem usaha tani/ atau yang
memproduksi bahan baku, subsistem pengolahan hasil pertanian, dan sub sistem
dan pemandu sistem yang merupakan subsistem layanan pendukung dalam sistem
kali ikan bandeng ditemukan oleh seseorang yang bernama Dane Forsskal pada
tahun 1925 di laut merah. Ikan bandeng merupakan ikan bernilai ekonomis
2007).
Menurut Ghufran (1997), ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan laut,
7
walaupun hidup di tambak dan bahkan dibudidayakan di air tawar. Ikan bandeng
memiliki ciri fisik seperti badan memanjang, padat, kepala tanpa sisik, mulut kecil
terletak di ujung kepala dengan rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di
depan mata. Kulit bandeng berwarna putih bersih dikarenakan sisiknya yang
kecil-kecil dan dagingnya yang putih, sehingga sering disebut sebagai milkfish.
Ikan bandeng juga memiliki warna lain, yaitu di bagian punggung nampak warna
biru kehitaman seperti warna air laut. Warna ikan ini sepertinya sangat
dipengaruhi oleh keadaan air. Apabila berada di air yang keruh, maka warna ikan
sedikit berubah nampak lebih hitam pada bagian punggungnya, sebaliknya pada
air yang jernih warna ikan akan menjadi putih bersih atau keperakan.
satu ikan jenis ikan budidaya yang digemari oleh masyarakat sehingga menjadi
salah satu komuditas budidaya unggulan. Ikan bandeng dapat hidup di air tawar
dan air laut sehingga sering di sebut ikan air payau. Dari hasil data perikanan
budidaya ikan bandeng sendiri merupakan salah satu perikanan budidaya yang
paling di minati selain rumput laut, udang, kerapu, dan kakap. Hasil produksi
tertinggi terjadi pada ahun 2014 dimana produksi ikan bandeng yaitu 631,125 ton.
Ikan Bandeng adalah jenis ikan air payau yang mempunyai prospek cukup
jenis ikan lainnya yaitu memiliki rasa cukup enak dan gurih, rasa daging netral
(tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Selain itu
Ikan Bandeng merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat
penting, selain itu bandeng merupakan sumber lemak, mineral dan vitamin yang
bandeng tidak hanya dikonsumsi dalam negeri, tetapi juga di luar negeri, sehingga
Ikan bandeng bentuk tubuhnya ramping, mulut terminal, tipe sisik cycloid,
Jari-jari semuanya lunak, jumlah sirip punggung antara 13–17, sirip anal 9 –11,
sirip perut 11–12, sirip ekornya panjang dan bercagak, jumlah sisik pada gurat sisi
ada 75–80 keping, panjang maksimum 1,7 in biasanya 1,0 in (Amri , dan
Khairuman, 2008).
berikut :
Phylum : Chordate
Klas : Osteichthyes
Ordo : Gonorynchiformies
Famili : Chanidae
Spesies :Chanos chanos
dalam hal ini budidaya ikan bandeng biasa dijadikan alternatif upaya pemenuhan
9
gizi dan pangan serta upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Ikan bandeng
seluk beluknya.
c.) Produksi
dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang diciptakan.
Faktor-faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, dan jumlah produksi
dikombinasikan secara baik atau secara efisien sehingga dicapai kombinasi faktor
Menurut Joesran (2003) produksi merupakan hasil akhir dari proses atau
Hubungan teknis antara input dan output tersebut dalam bentuk persamaan, tabel
atau grafik merupakan fungsi produksi. Jadi fungsi produksi adalah suatu
kombinasi tertentu.
bagian yaitu yang pertama, teori produksi jangka pendek dimana apabila
dan yang bersifat tetap. Kedua, teori produksi jangka panjang apabila semua input
yang digunakan adalah input variabel dan tidak terdapa tinput tetap, Sehingga
dapat diasumsikan bahwa ada dua jenis factor produksi yaitu tenaga kerja (TK)
dan modal (M). Dalam ilmu ekonomi, terdapat tiga masalah pokok berupa
mencari jawaban atas pertanyaan, yaitu apa (what)yang akan diproduksi dan
ataujasa tersebut, dan untuk siapa (for whom) barang dan atau jasa tersebut
dihasilkan/diproduksi.
atau menghasilkan barang dan jasa yang diharapkan dapat mamberikan manfaat
baik saat ini maupun dimasa yang akan datang. Biaya juga dapat dikatakan
usaha, biaya produksi dihitung berdasarkan jumlah produk yang siap jual, biaya
menjadi produk yang siap untuk dijual. Menurut pengeluarannya secara garis
besar biaya produksi dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan baik biaya tetap
maupun biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam suatu
proses produksi dan besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang
dihasilkan, biaya tetap terdiri dari penyusutan, pajak, dan gaji kariawan. Biaya
tidak tetap dalam usaha budidaya ikan bandeng adalah biaya bahan, biaya tenaga
kerja, dan bunga modal. Biaya tidak tetap terdiri dari penyediaan bibit,
penggunaan sumberdaya dan penentuan harga jual ikan (Arifai dkk., 2016).
Tambak merupakan kolam sebagai sarana budidaya ikan dan udang, yang
terdapat didaerah pasang surut air laut yang dikeliling gelanagan atau tanggul dan
terdapat pintu pengeluaran air. Pengelolaan air laut dalam tambak dengan
memanfaatkan pasang surut air laut, pemasukan air laut dalam tambak dilakukan
pada saat air surut. Hamparan tambak biasanya terdapat disepanjang lahan pesisir
membesarkan ikan dalam kolam, agar memperoleh hasil yang optimal maka perlu
12
budidaya. Faktor utama yang sangat menentukan produktifitas tambak adalah air
dalam petakan tambak yang merupakan media tumbuh bagi ikan yang dipelihara.
Kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan komuditas budidaya perlu diimbangi
hanya sebatas pada upaya untuk menghasilkan ikan, tetapi juga penting untuk
menjaga kondisi lingkungan yang layak, mengawasi panen dan pertumbuhan ikan,
sebagainya. Tambak yang dikelolah dengan baik cenderung memiliki kualitas air
antara sarana pokok dan sarana penunjang. Sarana pokok adalah fasilitas yang di
adalah fasilitas yang digunakan secara tidak langsung untuk proses produksi tetapi
adalah tendon air, aerator, pompa air, pakan dalam budidaya, dan peralatan panen
(Kordi, 2009).
terlarut.
3. Pompa air untuk mengatur kedalaman air dan sebagai alat dalam
penggatian air.
5. Peralatan panen, alat utama untuk panen adalah jala, jaring arad, bak
g.) Penerimaan
hasil kali jumlah barang dengan harga barang per unit. Dalam
seluruh pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Maka dengan itu produsen
2017)
output dari setiap kegiatan produksi yang dilakukan maka output akan
produksi.
tinggi harga per unit produksi yang bersangkutan, maka penerimaan total
yang diterima produsen akan semakin besar. Sebaliknya jika produk yang
h.) Keuntungan
15
harga
16
yang diberikan oleh konsumen dikurangi dengan biaya pemasaran. Jarak yang
(Soekartawi, 1993).
didefinisikan dengan dua cara, yang pertama laba dalam ilmu ekonomi
produksi.
h.)Nilai Tambah
nilai tambah dalam budidaya itu sendiri (La Ola, 2017). Chopra dan
dapat melalui nilai tambah (added value), produktivitas dan efisiensi. Jika
menimbulkan
18
hubungan antara produktifitas tenaga kerja, modal dan profitabilitas. Nilai tambah
adalah selsisih antara nilai output produksi yang dihasilkan perusahaan dengan
input (biaya antara) yang dikeluarkan. Sementara itu, nilai output merupakan nilai
barang yang dihasilkan. Industri rumah tangga bertujuan untuk menambah nilai
komoditas tersebut, baik kegunaan bentuk (form utility), kegunaan tempat (place
besar nilai tambah yang terjadi akibat perlakuan tertentu yang diberikan
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dan besarnya peluang serta
sistem komoditas di suatu wilayah tertentu dari penerapan teknologi pada satu
Menurut Kustiari dan Reni (2012), terdapat dua jenis nilai tambah
B. Penelitian Terdahulu
diciptakan oleh 814 nelayan rumput laut menurut input primer adalah
C. Kerangka Pikir
sistematis alur rencana penelitian. Penelitian analisis nilai tambah bisnis budidaya
Bisnis Budidaya
Ikan Bandeng
Input Output
Penyusutan VC
keuntungan
Nilai Tambah
Ikan Bandeng.
Populasi atau universal adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada
wilayah dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha budidaya Ikan Bandeng, yakni
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian adalah
bagian dari populasi yang dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari anggota
1. Observasi (Pengamatan)
melihat lebih dekat kegiatan yang dilakukan (Ridwan, 2009). Observasi dalam
adalah kegiatan budidaya ikan bendeng yakni mulai dari barang modal sampai
2. Wawancara (Interview)
digunakan dalam penelitian ini adalah Focused Interview yaitu wawancara yang
3. Dokumentasi
seperti pelaku bisnis budidaya ikan bandeng dan instansi terkait kainnya serta dari
jurnal atau bahan publikasi lainnya yang relevan dalam penelitian ini.
4. Studi Pustaka
untuk usaha, umur responden, hasil per siklus, status dalam usaha.
penelitian yang diperoleh dari berbagai sumber atau instansi seperti, kantor
pelaksanaan penelitian ini seperti data batas wilayah dan luas wilayah,
jurnal.
D. Konsep Operasional
1) Biaya variabel yaitu biaya habis pakai yang digunakan untuk produksi
2) Total biaya adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk satu kali
produksi, yang dihitung mulai dari biaya tetap dan biaya variabel (Rp).
30
3) Produksi adalah jumlah ikan bandeng yang dihasilkan oleh pelaku bisnis
budidaya (Rp/Kg).
4) Harga adalah nilai dari suatu barang yang diberikan kepada konsumen.
5) Quantity adalah jumlah suatu barang atau hasil penjualan ikan bandeng.
6) Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
terus dikeluarkan sedikit ataupun banyak ikan yang di jual walaupun hasil
9) Input adalah bahan baku (ikan bandeng) yang dibutuhkan dalam setiap
produksi (Rp/Kg)
10) Output adalah jumlah ikan bandeng yang dihasilkan dalam satu kali proses
produksi (Rp/Kg).
11) Nilai tambah merupakan peningkatan nilai dari proses budidaya budidaya
budidaya ikan bandeng yaitu menggunakan rumus dari (La Ola, 2017)
1. Keuntungan
didapatkan
32
oleh pelaku bisnis budidaya ikan bandeng dapat dihitung dengan menggunakan
Rumus :
π = TR - TC……………………..(2)
Keterangan :
penerimaan dan total biaya. Untuk mencari total penerimaan dapat dilkukan
Rumus :
TR= PxQ
Keterangan :
TR = Total penerimaan
P = Harga/Kg (Rp)
Q = Jumlah Produksi (Kg)
Jumlah produksi diperoleh dari perkalian jumlah bibit, luas tambak, sulvival rate,
dan jumlah bobot perkilo ikan dalam proses budidaya ikan bandeng, secara
Q= JB x L x SR x B
Keterangan:
Total biaya diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan
sebagai berikut:
Keterangan :
2. Nilai Tambah
Rumus:
NT =G+Pt+Pj+ π
Keterangan :
A. Hasil
1. Keadaan Geografis
Desa Labulu-Bulu merupakan salah satu wilayah desa yang berada pada
tersebut sebagian terdiri dari tanah datar yang rata dan umumnya dimanfaatkan
Luas wilayah Desa Labulu-Bulu dibagi dalam dua lingkungan yang dapat
masing lingkungan, dusun 1 memiliki luas wilayah sebanyak 973 Ha, dan dusun 2
seluas 925 Ha, sehingga memiliki luas wilayah keseluruhan Desa Labulu-Bulu
adalah daerah persawahan, tambak dan sebagian untuk pemukiman. Dimana lahan
persawahannya didukung oleh adanya saluran irigasi dengan air yang cukup
luas 80 Ha adalah lahan pemukiman, lahan persawahan 650 Ha, dan rawa 50 Ha,
Tegal/ladang 100 Ha, pasang surut 402 Ha, tanah fasilitas umum 516 Ha, hutan
Berdasarkan potensi alam dan luas wilayah yang dimiliki oleh Desa Labulu-
Bulu, maka daerah ini merupakan daerah yang memiliki potensi persawahan
36
2. Karakteristik Responden
pengalaman usaha.
maupun cara berpikir dalam mencari nafkah. Pada umumnya semakin bertambah
usia seseorang akan semakin tinggi waktu kerjanya. Namun, diusia tertentu maka
dalam penelitian ini dari usia< 20 tahun, 20 – 60 tahun dan > 60 tahun. Untuk
Tabel 3.Umur responden pelaku usaha budidaya ikan bandeng di Desa Labulu –
Bulu Kecamatan Parigi Kabupaten Muna tahun 2018
No Umur (tahun) Responden (jiwa) Persentase (%)
1 20 0 0
2 20 – 60 3 100
3 60 0 0
Sumber: Data primer setelah di olah, 2019
yaitu sebanyak 3 orang menunjukan responden yang memiliki umur < 20 yaitu
responden yang memiliki umur > 60 tahun yaitu tidak ada atau persentase 0
persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden masih dalam usia
yaitu (a) kelompok umur muda dibawah 20 tahun, (b) kelompok umur produktif
usia 20-60 tahun, dan (c) kelompok umur tua usia 60 tahun ke atas.
dapat diperoleh dari keluarga, luar keluarga dan melalui bangku sekolah ataupun
pendidikan formal.
bertingkat, seperti lembaga pendidikan SD, SMP, SMA, dan perguruan timggi
yang dilakukan karena tugas jabatan oleh guru kepada murid-muridnya. Hasil
perguruan tinggi.
dimaksud dalam penelitian ini adalah banyaknya anggota keluarga baik berada
38
dalam satu rumah maupun berada ditempat lain, namun menjadi tanggungan
dalam keluarga berjumlah 4 orang, adapun jumlah tanggungan dapat dilihat pada
Tabel 4.
pernah dilalui oleh seseorang akan lebih mengupayakan agar tidak terjadi
Pengalaman yang dimiliki responden dapat menjadi pelajaran berharga agar usaha
atau pekerjaan yang dijalankannya dapat berkembang dan maju sehingga dapat
39
penelitian ini adalah lamanya waktu usaha yang dilakukan oleh responden.
memiliki pengalaman usaha kurang lebih 10 tahun, tetapi dalam usahanya masi
bandeng 5-10 tahun sebanyak 3 orang atau 100 persen, sehingga dapat
cukup berpengalaman. Hal ini sesuai pernyataan Soeharjo dan Patong (1973) yang
budidaya bandeng yang diterapkan oleh pelaku bisnis budidaya ikan bandeng
menggunakan pakan tambahan. Proses bisnis budidaya bandeng yang dimulai dari
4.1. Produksi
dikerjakan atau menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru
sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda
menambah daya guna suatu benda dengan mengubah sifat dan bentuknya
budidaya ikan bandeng di Desa Labulu-Bulu Kecamatan Parigi dapat dilihat pada
Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah produksi usaha budidaya ikan bandeng berdasarkan luas tambak
di Desa Labulu-Bulu Kecamatan Parigi tahun 2018
Luas Tambak Jumlah Produksi
No Nama pemilik usaha
(Hektar) (Kg)
1. Nurdin 12 13.200
2. Ahmad Ramadan 9 10.400
3. Harimu 4 5.100
Jumlah25 28.700
Rata-rata 9.566,7
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
sebesar 28.700 Kg dalam satu kali produksi, dan jumlah produksi rata-rat sebesar
9.566,7 Kgdalam satu kali produksi. Jumlah produksi tertinggi dari usaha
41
budidaya ikan bandeng diperoleh bapak Nurdin jumlah produksi sebesar 13.200
oleh bapak Harimu jumlah produksi sebesar 5.100 Kg dengan luas tambak sebesar
4 hektar. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa luas lahan tambak
dan jumlah bibit dapat mempengaruhi jumlah produksi, dimana semakin luas
tambak dan semakin banyak benih yang ditebar makan semakin tinggi pula
jumlah produksi.
4.2. Biaya
Biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya ikan bandeng yaitu ada dua
biaya tetap dan biaya variabel dapat diliat pada Tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 7. Total biaya usaha bididaya ikan bandeng di Desa Labulu-Bulu 2019
Nama Pemilik Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya
No
Usaha (FC) (VC) (TC)
1. Nurdin 55.935.883,03 77.770.000 133.705.883
2. Ahmad Ramadan 42.041.409,06 61.290.000 103.331.409,1
3. Harimu 20.335.726,84 33.045.000 53.380.726,84
Jumlah 118.313.018,93 172.105.000 290.418.018,9
Rata-Rata 39.437.672,98 57.368.333,33 96.806.006,3
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh
dengan rata-rata sebesar Rp99.806.006,3/. Total biaya produksi adalah hasil dari
penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel. Total biaya terbesar dikeluarkan
4.3. Penerimaan
8 sebagai berikut.
bandeng Rp15.000,00/Kg.
4.4. Keuntungan
digunakan.
Adapun besaran nilai tambah dalam usaha budidaya ikan bandeng dapat
Tabel 10. Nilai tambah budidaya ikan bandeng per satu kali produksi di Desa
Labu-Bulu Kecamatan Parigi Kabupaten Muna
No Nama Upah TK Penyusutan Pajak Keuntungan NT
1. Nurdin 37.500.000 55.935.883,03 9.900.000 64.294.116,97 167.630.000
Ahmad
2. 30.000.000 42.041.409,06 7.800.000 52.668.590,94 132.510.000
Ramadan
3. Harimu 15.000.000 20.335.726,84 3.825.000 23.119.273,16 62.280.000
Jumlah 82.500.000 118.313.018,93 21.525.000 140.081.981,1 362.420.000
Rata-Rata 27.500.000 39.437.672,98 7.175.000 46.693.993,7 120.806.667
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
satu kali produksi. Nilai tambah tertinggi per satu kali produksi diperoleh bapak
upah tenaga kerja, penyusutan, pajak dan keuntungan dari bisnis budidaya ikan
45
B. Pembahasan
bukan karena tanah kekurangan unsur kalsium (Ca) tetapi karena tanah
pada tambak dan memperbaiki kualitas tanah yang ada, agar tanah tetap
pakan alami dengan cepat, seperti klakap, lumut dan plankton. Pupuk yang
digunakan pada tambak bandeng adalah pupuk urea yang dapat menjaga
47
Benih yang digunakan adalah benih yang glondongan, hal ini dapat
Waktu penebaran benih yang idealnya dilakukan pada pagi buta sampai
07.30 atau disore hari antara pukul 16.00-18.00, dikarenakan parameter air
43.000 ekor untuk 9 hektar dan bapak Harimu 21.000 ekor untuk 4 hektar.
Ikan bandeng suka makan tumbuhan yang ada dalam kolam tambak,
alami dasar kolam mulai menipis, tujuan pemberian pakan tambahan agar
49
Ramadan, dan 30 karung untuk bapak Nurdin, dengan bobot 50 Kg/karung. Proses
pemberian pakan dengan menyebarkan secara merata pada seluruh areal kolam
agar mendapatkan hasil yang baik, karena dengan demikian seluruh bandeng bisa
Caranya adalah pada saat mendekati waktu panen, sejumlah ikan tertentu,
6 bulan, atau setelah ukuran panen yang diinginkan atau ukuran pasar
gram per ekor atau 4-7 ekor perkilonya. Pertumbuhan ikan bandeng
bandeng yang tepat adalah pagi atau sore hari suhu air di dalam tambak
rendah sehingga ikan bandeng tidak stres. Cara pemanenan ada 2 macam
dilakukan ketika tambak masih ada air, sedangkan panen total dilakukan
51
1.5. Pemasaran
2. Jumlah Produksi
kali produksi, dan jumlah produksi rata-rat sebesar 9.566,7 Kg dalam satu
kali produksi. Jumlah produksi tertinggi dari usaha bididaya ikan bandeng
dimiliki oleh bapak Harimu jumlah produksi sebesar 5.100 Kg dengan luas
bahwa luas lahan tambak dan jumlah benih dapat mempengaruhi jumlah
produksi, dimana semakin luas tambak dan semakin banyak benih yang
pemilik bisnis budidaya ikan bandeng memiliki luas lahan dan jumlah
adalah produk atau output. Produk atau produksi dalam suatu bisnis pertanian atau
Hal ini dapat dimengerti karena kualitas yang baik dihasilkan oleh proses
kurang baik apabila usaha tersebut dilaksanakan dengan kurang baik, karena
terkadang tidak mencerminkan dari nilai sebenarnya, maka sering nilai produksi
(total cost) yang diciptakan dari 3 pelaku bisnis budidaya ikan bandeng di
tetap dan biaya tidak tetap. Berdasarkan hasil perhitungan total biaya dari
keseluruhan pelaku bisnis budidaya ikan bandeng biaya tetap lebih tinggi
yang penggunaannya tidak habis dalam satu kali produksi atau selama
tidak tetap termasuk biaya yang habis digunakan dalam satu kali produksi
dan dikeluarkan setiap kali melakukan bisnis budidaya ikan bandeng. Pada
pula biaya variabel yang digunakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Herianto
(2016) bahwa biaya tetap budidaya ikan bandeng lebih tinggi daripada biaya
variabel, dengan jumlah biaya tetap sebesar Rp93.293.962,00 dan biaya variabel
sebesar Rp16.749.500,00 dalam satu siklus produksi. Selain itu hal ini sesuai
dengan pernyataan Abdulah (2016) bahwa kriteria dari jenis biaya tetap yaitu
jumlah totalnya tetap konstan tidak diperbaharui oleh kegiatan atau aktivitas pada
tingkat tertentu. Sedangkan biaya variabel dikatakan jumlah satuan akan berubah-
4. Penerimaan
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah bibit dan luas empang dalam waktu
satu kali produksi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mardin (2017)
Hal ini sesuai denga pernyataan Soejarmanto dan Riswan (1994) bahwa
semakin
58
banyak jumlah produk yang dihasilkan maupun semakin tinggi harga perunit
produksi yang bersangkutan maka penerimaan total yang diterima produsen akan
semakin besar. Sebaliknya jika produk yang dihasilkan sedikit dan harganya
5. Keuntungan
dalam satu kali produksi. Keuntungan adalah hasil dari penerimaan yang
dikurangi total biaya produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Edwi
(2014) jika penerimaan (TR) lebih besar dibanding dengan biaya total
6. Nilai Tambah
mengambarkan selisih antara nilai produk dan biaya habis pakai selama
proses produksi dari suatu produk, baik barang maupun jasa. Nilai tambah
(PDRB) dari suatu daerah, yang merupakan penjumlahan dari nilai tambah
bruto disemua industri. Nilai tambah bruto adalah total dari pendapatan,
keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung (La Onu dkk,2016). Nilai
tambah dari bisnis budidaya ikan bandeng terdiri dari beberapa komponen
yaitu gaji, penyusutan, pajak dan keuntungan dimana hasil dari beberapa
ikan bandeng. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh La
61
pertumbuhan
62
yang diciptakan oleh 814 nelayan rumput laut menurut input primer adalah
komponen pajak sebesar Rp356.167.000 dan besaran NTB yang diciptakan oleh
A. Simpulan
1. Proses budidaya ikan bandeng yang diterapkan pelaku pebisnis dimulai pada
2. Besaran nilai tambah yang diciptakan semua pelaku pebisnis budidaya ikan
nilai tambah tertinggi yang diperoleh sebesar Rp167.630.000 dan nilai tambah
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abowei, J.F.N and Tawari C.C. 2011. A Review of the Biology, Culture,
Exploitation and Utilization Potentials Seaweed Resources: Case Studi in
Nigeria. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and
Technology. 3(04): 290-303.
Amri, Kahiruman. 2008. Budidaya Ikan Nila. Agromedia. Jakarta Selatan.
Arifai, M.,Syafrijal, S. H., dan Mustakim, T. 2016. Analisis Usaha Ikan pada
Kelompok Pengrajin di Kawasan Pusong Kota Lhokseumawe. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis.15(1) : 9-19
Chopra, Meindl. 2003. Analisis Profitabilitas serta Nilai Tambah Usaha Tahu
dan Tempe. Skripsi. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Dirjen Perikanan Budidaya. 2004. Hasil Data Perikanan Budidaya Ikan Bandeng.
Bogor.
EdwiRia A. 2014.Analisis Distribusi Pemasaran Rajungan (Portunus Pelagicus)
di Desa Betahwalang Kabupaten Demak. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro. Jawa Tengah
Ghufran, M. 1997. Budidaya Kepiting dan Ikan Bandeng di Tambak Sistem
Polikulitur. Dahara Prize. Semarang.
Hariyanto. 2016. Analisis Keuntungan Usaha Tambak Ikan Bandeng (chanos
chanos) di Desa Porara Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Sulawesi
Tengara. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo.
(Skripsi)
Hayami, K, Kawego, Marooka, Siregar. 1987. Agricultural Marketing
andProcessing In Up Land Java : A Perspective frome A Sunda Village.
TheCGPRT Centre. Bogor.
Hariyanto. 2016. Analisis Keuntungan Usaha Tambak Ikan Bandeng (Chanos
chanos) di Desa Porara Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe Provinsi
Sulawesi Tenggara. Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, 2(2):
80-92.
Joesran, T.S., 2003. Teori Ekonometri Mikro. Salemba Empat. Jakarta.
Jamaludin, AN. dkk. 2013. Perencanaan dan Perancangan Pusat Pegembangan
Budidaya Ikan Bandeng ditambak, Sidoarjo. Jurnal IPTEK. 1(17).53.
Kustiari, Reni. 2012. Analisis Nlai Tambah dan Imbalan Jasa Faktor Produksi
Pengolahan Hasil Perikanan. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Bogor. 75-85.
Kordi, M. G. 2009. Budidaya Perairan Jilid 2. PT Citra Aditya Bakti. Bandung.
Kholish, M. 2010. Panduan Lengkap Agrobisnis Patin Jakarta: Penebar Swadaya
67
LAMPIRAN
71
Modal Kerja
1. Bibit 54.000 Ekor 300 15.000.000
2. Pakan 40 Karung 400.000 16.000.000
3. Pupuk 6 Karung 120.000 720.000
4. Kapur 10 Karung 100.000 1.000.000
5. Obat Ursal 10 Botol 35.000 350.000
6. Akomodasi 5 Orang 1.000.000 5.000.000
7. Perawatan Empang Hektar 1.000.000 1.000.000
8. Gaji TK 5 Orang 10.069.139 50.345.695
C. Bapak Harimu
FAKTOR PRODUKSI JUMLAH SATUAN HARGA Total
1 2 3 4 5
Barang Modal
1. Empang 4 Hektar 25.000.000 100.000.000
2. Rumah Empang 1 Unit 4.000.000 4.000.000
3. Pintu Empang 2 Unit 6.000.000 12.000.000
4. Mesin Pompa 1 Unit 10.000.000 10.000.000
5. Jaring 2 Unit 150.000 300.000
6. Pipa 4 Batang 150.000 600.000
7. Gabus/BakIkan 6 Buah 50.000 300.000
Modal Kerja
1. Bibit 21.000 Ekor 300 6.300.000
2. Pakan 20 Karung 400.000 8.000.000
3. Pupuk 2 Karung 120.000 240.000
4. Kapur 4 Karung 100.000 400.000
5. ObatUrsal 3 Botol 35.000 105.000
6. Akomodasi 2 Orang 1.000.000 2.000.000
7. Perawatan Empang Hektar 1.000.000 1.000.000
8. Gaji 2 Orang 9.288.403 18.576.806
Lampiran. 3 Analisis Nilai Tambah Bisnis Budidaya
Biaya Tetap
t. bunga Umur (1+i)^ Pt=Po Penyusutan/
No Nama Jumlah Satuan Harga Total (1+i) P/tahun F/tahun
(i) (t) t (1+i)^t Produksi
1 Empang 12 Hektar 25.000.000 300.000.000 0,12 1,12 10 3,1 931.754.462,5 93.175.446,25 2 46587723,13
2 Rumah Empang 1 Unit 4.000.000 4.000.000 0,12 1,12 11 3,5 13.914.199,97 1.264.927,27 2 632.463,6352
3 Pintu Empang 6 Unit 6.000.000 36.000.000 0,12 1,12 5 1,8 63.444.300,6 12.688.860,12 2 6.344.430,06
4 Mesin Pompa 1 Unit 10.000.000 10.000.000 0,12 1,12 15 5,5 54.735.657,59 3.649.043,84 2 1.824.521,92
5 Jaring 4 Unit 150.000 600.000 0,12 1,12 2 1,3 752.640 376.320 2 188.160
6 Pipa 12 Batang 150.000 1.800.000 0,12 1,12 10 3,1 5.590.526,775 559.052,6775 2 279.526,3388
7 Gabusikan 10 Buah 50.000 500.000 0,12 1,12 11 3,5 1.739.274,997 158.115,9088 2 79.057,95439
TFC 55.935.883,03
Biaya Variabel
No Nama Jumlah Satuan Harga Total
1 Bibit 54.000 Ekor 300 16.200.000
2 Pakan 40 Karung 400.000 16.000.000
3 Pupuk 6 Karung 120.000 720.000
4 Kapur 10 Karung 100.000 1.000.000
5 Obat Ursal 10 Botol 35.000 350.000
6 Akomodasi 5 Orang 1.000.000 5.000.000
7 Perawatan Hektar 1.000.000 1.000.000
8 Gaji TK 5 Orang 7.500.000 37.500.000
TVC 77.770.000
TR Produksi 13.200 Kg 15.000 198.000.000
Pajak 0,05 198.000.000 9.900.000
TC 133.705.883
Π 64.294.116,97
NT 167.630.000
Mati 1.100 Ekor
A. Bapak Nurdin
74
74
B. Bapak Ahmad Ramadan
Biaya Tetap
t. bunga Umur Pt=Po Penyusutan/
No Nama Jumlah Satuan Harga Total (1+i) (1+i)^t P/tahun F/tahun
(i) (t) (1+i)^t Produksi
1 Empang 9 Hektar 25.000.000 225.000.000 0,12 1,12 10 3,1 698.815.846,9 69.881.584,69 2 34.940.792,34
2 Rumah Empang 1 Unit 4.000.000 4.000.000 0,12 1,12 11 3,5 13.914.199,97 1.264.927,27 2 632.463,6352
3 Pintu Empang 4 Unit 6.000.000 24.000.000 0,12 1,12 5 1,8 42.296.200,4 8.459.240,079 2 4.229.620,04
4 Mesin Pompa 1 Unit 10.000.000 10.000.000 0,12 1,12 15 5,5 54.735.657,59 3.649.043,84 2 1.824.521,92
5 Jaring 3 Unit 150.000 450.000 0,12 1,12 2 1,3 564.480 282.240 2 141.120
6 Pipa 9 Batang 150.000 1.350.000 0,12 1,12 10 3,1 4.192.895,081 419.289,5081 2 209.644,7541
7 Gabus ikan 8 Buah 50.000 400.000 0,12 1,12 11 3,5 1.391.419,997 126.492,727 2 63.246,36352
TFC 42.041.409,06
Biaya Variabel
No Nama Jumlah Satuan Harga Total
1 Bibit 43.000 Ekor 300 12.900.000
2 Pakan 30 Karung 400.000 12.000.000
3 Pupuk 4 Karung 120.000 480.000
4 Kapur 7 Karung 100.000 700.000
5 Obat Ursal 6 Botol 35.000 210.000
6 Akomodasi 4 Orang 1.000.000 4.000.000
7 Perawatan Hektar 1.000.000 1.000.000
8 Gaji TK 4 Orang 7.500.000 30.000.000
TVC 61.290.000
TR Produksi 10.400 Kg 15.000 156.000.000
Pajak 0,05 156.000.000 7.800.000
TC 102.331.409,1
π 52.668.590,94
NT 132.510.000
Mati 400 Ekor
75
5
7
C. Bapak Harimu
Biaya Tetap
t. bunga Umur (1+i)^ Pt=Po
No Nama Jumlah Satuan Harga Total P/tahun F/tahun Penyusutan
(i) (1+i) (t) t (1+i)^t
1 Empang 4 Hektar 25.000.000 100.000.000 0,12 1,12 10 3,1 310.584.820,8 31058482,08 2 15.529.241,04
2 Rumah Empang 1 Unit 4.000.000 4.000.000 0,12 1,12 11 3,5 13.914.199,97 1264927,27 2 632.463,63
3 Pintu Empang 2 Unit 6.000.000 12.000.000 0,12 1,12 5 1,8 21.148.100,2 4229620,04 2 2.114.810,02
4 Mesin Pompa 1 Unit 10.000.000 10.000.000 0,12 1,12 15 5,5 54.735.657,59 3649043,84 2 1.824.521,92
5 Jaring 2 Unit 150.000 300.000 0,12 1,12 2 1,3 376.320 188160 2 94.080
6 Pipa 4 Batang 150.000 600.000 0,12 1,12 10 3,1 1.863.508,925 186350,89 2 93.175,44
7 Gabus ikan 6 Buah 50.000 300.000 0,12 1,12 11 3, 5 1.043.564,998 94869,54 2 47.434,77
TFC 20.335.726,84
Biaya Variabel
No Nama Jumlah Satuan Harga Total
1 Bibit 21.000 Ekor 300 6.300.000
2 Pakan 20 Karung 400.000 8.000.000
3 Pupuk 2 Karung 120.000 240.000
4 Kapur 4 Karung 100.000 400.000
5 Obat Ursal 3 Botol 35.000 105.000
6 Akomodasi 2 Orang 1.000.000 2.000.000
7 Perawatan Hektar 1.000.000 1.000.000
8 Gaji TK 2 Orang 7.500.000 15.000.000
TVC 33.045.000
TR Produksi 5.100 Kg 15.000 76.500.000
Pajak 0,05 76.500.000 3.825.000
TC 53.380.726,84
π 23.119.273,16
NT 62.280.000
Mati 150 Ekor
76
76
77
Lampiran. 4 Dokumentasi
A. Proses wawancara
77
78
D. Rumah empang
79