Anda di halaman 1dari 8

Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah… 43

Edukasi Kesehatan Seksual Remaja


pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah
Kepong, Malaysia

Listiana Masyita Dewi1*, Miranda Azahra2, Rafif Ryandra Izdhihar3,


Nastiti Farasvita Putri4, Lia Kicky Mahmudi5
1-4 Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
5 Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia

*Korespondensi
Listiana Masyita Dewi
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
Email: lmd123@ums.ac.id

doi: 10.56972/jikm.v3i1.103
Submit: 7 Februari 2023 | Revisi: 11 April 2023 | Diterima: 14 April 2023
Dipublikasikan: 18 April 2023 | Periode Terbit: April 2023

Abstrak
Masa remaja merupakan tahapan perkembangan manusia, di mana terjadi peralihan dari fase kanak-
kanak menuju dewasa. Masa remaja sangat erat kaitannya dengan masa pubertas, yaitu masa terjadinya
perubahan bentuk fisik dan fungsi tubuh, sehingga seseorang mulai mampu melakukan proses
reproduksi seksual. Edukasi terkait kesehatan seksual sangat diperlukan bagi remaja. Namun, sebagai
negara yang menganut adab Ketimuran, terkadang hal tersebut masih dianggap tabu. Pemberian
edukasi kesehatan seksual pada remaja sangat penting untuk membekali remaja dalam menuju masa
dewasanya. Berbagai variasi latar belakang siswa di Sanggar Belajar (SB) Muhammadiyah Kepong,
Malaysia, disertai dengan keterbatasan pembelajaran yang diselenggarakan, menyebabkan edukasi
tentang kesehatan seksual bagi remaja, khususnya siswa di SB Muhammadiyah Kepong yang sudah
mulai memasuki masa remaja, belum tersampaikan. Kegiatan edukasi kesehatan seksual pada remaja
ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada siswa mengenai apa saja yang terjadi pada diri
mereka serta bagaimana mereka harus menyikapinya. Kegiatan edukasi dilakukan melalui active class
sharing, sedangkan penilaian pengetahuan siswa diukur melalui pretes dan postes. Melalui kegiatan
edukasi ini, didapatkan adanya peningkatan skor pretes dan postes sebesar 132.3%. Dengan demikian
kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil meningkatkan pengetahuan para siswa tentang kesehatan
seksual pada remaja. Kegiatan serupa dapat kembali diberikan secara berkala pada siswa.

Kata Kunci: edukasi kesehatan, kesehatan seksual, seksual remaja

Vol (3) (1) (2023) 43-50 e-ISSN 2828-6375


44 Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah…

1. Pendahuluan yang memasuki masa remaja, sangat


Masa remaja merupakan salah satu berisiko menjerumuskan para remaja
masa perkembangan pada manusia, di pada pergaulan bebas (Lestari & Awaru,
mana terjadi peralihan dari fase kanak- 2020). Oleh karena itu, pemberian edukasi
kanak menuju fase dewasa (Kusumawati kesehatan seksual pada remaja meru-
et al., 2018). Menurut Bahasa, istilah remaja pakan sesuatu kebutuhan yang penting
atau adolescence berasal dari Bahasa Latin untuk membekali remaja dalam menuju
“adolescere” yang diartikan dengan “to masa dewasanya (Saripah et al., 2021).
grow” atau tumbuh. Secara lebih luas, Sanggar Bimbingan (SB) Muham-
tumbuh di sini diartikan sebagai tumbuh madiyah Kepong, Malaysia, merupakan
pada sisi fisik, emosional, kematangan salah satu pusat belajar yang didirikan
mental, dan sosial (Marwoko, 2019). oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muham-
Masa remaja sangat erat kaitannya madiyah (PCIM) Malaysia. Sanggar ini
dengan masa pubertas. Seorang laki-laki diresmikan oleh Atase Pendidikan dan
dan perempuan memiliki kesamaan ciri Kebudayaan (ATDIKBUD) Kedutaan
fisik pada tahap masa kanak-kanak Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala
mereka, kemudian selama masa remaja Lumpur pada bulan Maret tahun 2022.
mulai terjadi perubahan bentuk dan Pendirian sanggar ini disinkronkan
fungsi tubuh di antara keduanya. Masa dengan program Pendidikan non formal
pubertas diartikan sebagai masa di mana pemerintah Republik Indonesia yang
dengan adanya perubahan bentuk fisik bertujuan memastikan anak-anak warga
dan fungsi tubuh tersebut maka seseorang negara Indonesia (WNI) dari pekerja
mulai mampu melakukan proses repro- migran Indonesia (PMI). Khususnya anak-
duksi seksual (Muliani et al., 2017). anak dari pekerja imigran yang tidak
Edukasi terkait kesehatan seksual memiliki surat-surat resmi sehingga tidak
sangat diperlukan bagi remaja. Namun, memiliki akses pendidikan formal di
sebagai negara yang menganut adab malaysia (Fauziyah et. al., 2022). Berbagai
Ketimuran, terkadang hal tersebut masih kondisi keluarga maupun perekonomian,
dianggap sebagai sesuatu yang tabu untuk serta sejumlah persyaratan administrasi
dibahas (Goldschmidt-Gjerløw, 2019). sekolah di Malaysia menyebabkan
Kurangnya pengetahuan tentang keseha- terhalangnya hak bagi anak-anak WNI
tan seksual dapat berdampak pada dari PMI yang belum memiliki dokumen
terjadinya sejumlah penyelewengan, identitas diri yang resmi dan lengkap
seperti hubungan seks pra nikah, aborsi, tersebut untuk mengenyam pendidikan.
homoseksual, ketidaksetaraan gender, Melalui sanggar bimbingan ini, Muham-
bahkan kekerasan seksual (Lyu et al., madiyah menegaskan komitmennya
2020). Di sisi lain, perkembangan sebagai Gerakan pencerahan untuk terus
teknologi yang sangat pesat, disertai membersamai dan membina anak-anak
besarnya rasa ingin tahu pada anak-anak bangsa, dimanapun mereka berada, dalam

e-ISSN 2828-6375 Vol (3) (1) (2023) 43-50


Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah… 45

mendapatkan hak pendidikannya. atau masa pubertas, belum tersampaikan.


(Purwanto, 2022) Keterbatasan juga terdapat pada akses
Koordinator dan pengurus SB informasi tentang kesehatan reproduksi
Kepong, di bawah arahan PCIM dan maupun pandangan masyarakat yang
KBRI, terus berusaha memaksimalkan masih negatif terhadap informasi kese-
pembelajaran yang mereka gunakan hatan reproduksi (Kusumaningrum,
meskipun dengan berbagai keterbatasan 2021).
yang ada. Berdasarkan informasi yang Kegiatan serupa juga pernah
disampaikan oleh koordinator SB Kepong, dilakukan oleh Aristyasari (2021) yang
hingga kini SB Kepong telah menampung melakukan edukasi kesehatan reproduksi
sekitar 50 siswa dari rentang usia 3-17 pada Remaja Pimpinan Nasyiatul Aisyah
tahun. Para siswa dikelompokkan berda- Ngawen Klaten. Hasil dari kegiatan yang
sarkan usia dan kemampuan baca tulis dilakukan Aristyasari (2021) mening-
yang mereka miliki. Kelas paling dasar katkan pengetahuan masyarakat sasaran
adalah kelas Pendidikan anak usia dini mengenai kesehatan reproduksi. Program
(PAUD), kelas 1 untuk anak-anak yang serupa juga dilaksanakan oleh Asiah
setara kelas 1-2 SD, kelas A untuk anak- (2016) yang menghasilkan peningkatan
anak yang setara kelas 3-4 SD, kelas B pengetahuan masyarakat sasaran yaitu
untuk anak-anak yang setara kelas 5-6 SD, mahasiswa UHAMKA mengenai keseha-
dan kelas C untuk anak-anak yang tan reproduksi. Pawiliyah (2018)
dianggap siap diikutkan Ujian Nasional. melaksanakan program untuk mening-
Tenaga pengajar yang dimiliki SB katkan pengetahuan remaja SMP
Kepong juga masih sangat terbatas, yaitu mengenai kesehatan reproduksi. Kegiatan
mengandalkan para sukarelawan dari yang dilakukan Pawiliyah berupa penyu-
kalangan mahasiswa, ibu rumah tangga, luhan yang menghasilkan peningkatan
serta simpatisan Muhammadiyah dan pengetahuan masyarakat sasaran menge-
‘Aisyiah di Malaysia. Dengan demikian, nai pentingnya kesehatan reproduksi.
fokus pembelajaran bagi anak-anak Kegiatan edukasi Kesehatan remaja
tersebut hingga kini adalah pada bidang ini bertujuan untuk menjawab permasa-
literasi, matematika, pengetahuan alam, lahan tersebut, sehingga dengan adanya
serta pengetahuan sosial. kegiatan ini dapat memberikan pengeta-
Berbagai variasi latar belakang huan bagi para siswa mengenai apa saja
pribadi dari masing-masing siswa di SB yang dapat terjadi pada diri mereka
Kepong, disertai dengan keterbatasan selama memasuki masa remaja menuju
pembelajaran yang diselenggarakan, masa dewasa, serta bagaimana mereka
menyebabkan edukasi tentang kesehatan harus menyikapinya. Kegiatan edukasi ini
seksual bagi remaja, khususnya siswa di diharapkan dapat membekali para siswa
SB Muhammadiyah Kepong, Malaysia, menghadapi masa remajanya.
yang sudah mulai memasuki masa remaja

Vol (3) (1) (2023) 43-50 e-ISSN 2828-6375


46 Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah…

2. Metode gunakan media power point dan diselingi


Edukasi kesehatan seksual pada dengan sesi diskusi langsung dengan
remaja merupakan hal yang perlu dan siswa, atau kuis interaktif. Selanjutnya
penting untuk disampaikan pada anak- penilaian akhir kembali dilakukan untuk
anak yang beranjak remaja, agar mereka menilai pengetahuan yang diperoleh
dapat memahami apa saja yang terjadi siswa setelah mendapatkan edukasi.
pada diri mereka serta bagaimana mereka Penilaian akhir dilakukan melalui postes.
harus menyikapinya (Safitri, 2021).
Urgensi edukasi kesehatan seksual atau 3. Hasil dan Pembahasan
reproduksi sebagai antisipasi dari dampak Tim KKN-KI PTMA mempersiapkan
rendahnya pemahaman masyarakat me- segala keperluan kegiatan di SB
ngenai kesehatan reproduksi menye- Muhammadiyah Kepong, Malaysia, pada
babkan timbulnya berbagai masalah hari Kamis, 10 November 2022, sejak
kesehatan, ekonomi, sosial serta krimi- pukul 08.00 MYT. Kegiatan di SB
nalitas (Hinga, 2019). Muhammadiyah Kepong dimulai seperti
Pemberian edukasi ini akan lebih biasa dengan sholat duha berjamaah
tepat jika diberikan oleh seseorang yang dilanjutkan dengan muroja’ah bersama.
memiliki latar belakang di bidang Tepat pukul 09.30 MYT, masing-masing
kesehatan, sehingga dapat memberikan siswa mulai memasuki kelas masing-
informasi-informasi terkait perubahan masing. Kegiatan edukasi kesehatan
struktur anatomi dan fisiologi pada remaja seksual remaja ini akan diikuti oleh siswa
secara lebih akurat. Oleh karena itu, kelas B dan C, sehingga siswa dari kedua
Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu kelas tersebut, pada kesempatan kali ini
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah digabungkan menjadi satu kelas besar.
Surakarta, kali ini berpartisipasi dalam Kelas dibuka dengan salam dan
program pengabdian masyarakat kolabo- penjelasan mengenai kegiatan dan materi
rasi Internasional yang diselenggarakan yang akan disampaikan. Namun sebelum
oleh Universitas Muhammadiyah Sura- memulai penyampaian materi, para siswa
karta yang juga berkolaborasi dalam diberikan pretes terlebih dahulu untuk
program Kuliah Kerja Nyata Kemitraan mengetahui pengetahuan awal yang telah
Internasional (KKN-KI) Perguruan Tinggi dimiliki masing-masing siswa terkait
Muham-madiyah dan Aisyiah (PTMA) materi yang akan diberikan (Lina, 2021).
Gelombang 3 di Malaysia. Pelaksanaan pretes berlangsung sekitar 10
Dalam program ini, tim memulai menit, di mana tiap siswa diberikan 10
dengan penilaian awal pengetahuan siswa pertanyaan tertulis yang harus dijawab
tentang kesehatan seksual remaja, melalui dengan memilih salah satu pilihan
pretes. Tahap kedua, penyampaian materi jawaban yang disediakan yang menurut
diberikan dalam active class sharing, di mereka paling benar.
mana penjelasan materi diberikan meng-

e-ISSN 2828-6375 Vol (3) (1) (2023) 43-50


Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah… 47

Usai pretes, materi edukasi mulai pengalaman yang pernah mereka alami.
diberikan dengan media powerpoint, Tak hanya itu, siswa juga dijelaskan
dengan menggunakan metode penyulu- tentang apa saja konsekuensi yang harus
han, serta disisipi sejumlah interkasi mereka jalani dengan adanya perubahan
tanya-jawab ataupun kuis interaktif, agar tersebut, terutama terkait kewajiban
siswa lebih merasa santai dan tertarik mereka sebagai seorang Muslim dan
untuk menyimak. Muslimah.
Materi pertama yang diberikan Materi selanjutnya yang diberikan
adalah menjelaskan definisi dan batasan adalah tentang kekerasan seksual. Materi
tentang remaja. Selanjutnya, siswa ini penting untuk diketahui oleh siswa
dikenalkan mengenai apa saja tanda- karena kejahatan seksual terus mengalami
tanda bahwa seseorang telah memasuki peningkatan setiap tahunnya dengan
masa remaja, baik secara umum, maupun motif berupa perilaku menyimpang (dari
secara khusus, di mana terdapat sejumlah sisi psikologi pelaku), modus kejahatan,
tanda yang berbeda antara laki-laki dan dan situasi (pelaku dan korban) serta
perempuan. Pada tahap ini, sedikit faktor-faktor internal dan eksternal
banyak siswa yang merasa canggung (Anggoro, 2015; Umar, 2018). Mereka
untuk menjawab dan berintersaksi, karena dijelaskan tentang apa saja batasan dan
merasa bahwa hal tersebut adalah hal jenis, serta contoh perbuatan yang
yang tabu atau kurang pantas untuk termasuk kekerasan seksual Hal ini
dibicarakan. Meski demikian, informasi disampaikan untuk menjadikan bekal bagi
mengenai perkembangan reproduksi para siswa agar mereka tidak menjadi
penting untuk diketahui oleh remaja korban maupun pelakunya. Siswa juga
karena di usia remaja rentan terkena diajarkan mengenai hal-hal yang perlu
gangguan kesehatan reproduksi dilakukan bilamana mereka menjadi
(Nurcahyanti, 2022). korbannya. Tindak kekerasan seksual
Tim pengabdian masyarakat segera sangat mungkin terjadi dimana saja, dan
sigap menjelaskan, bahwa hal ini dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh
sebenarnya merupakan hal penting yang orang terdekat kita, sehingga kita harus
wajib diketahui, agar para siswa selalu waspada.
memahami apa saja yang dapat terjadi Kegiatan edukasi ini dilanjutkan
pada diri mereka, sehingga mereka tidak dengan evaluasi melalui postes. Siswa
perlu bingung atau merasa khawatir kembali diberikan pertanyaan tertulis
bilamana terjadi perubahan-perubahan yang sama seperti saat pretes. Hasil pretes
pada diri mereka selama memasuki masa dan postes para siswa dibandingkan
pubertas. Para siswa pun mulai dapat untuk melihat seberapa besar peningkatan
menerima dan lebih merasa nyaman pengetahuan yang mereka dapatkan.
untuk menyimak, bahkan tak jarang Hasil tersebut ditunjukkan dalam gambar
beberapa di antara mereka menceritakan 1.

Vol (3) (1) (2023) 43-50 e-ISSN 2828-6375


48 Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah…

GRAFIK PERBANDINGAN harkat dan martabat seorang anak harus


NILAI PRETES DAN POSTES diberikan agar mereka dapat tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik maupun
pretes postes
psikologis. (Paradiaz & Soponyono, 2022)
15 Selama penyampaian edukasi ini,
10 juga dihadiri dan diikuti oleh Kepala
5 Sekolah SB Kepong. Materi edukasi juga
0 diserahkan kepada beliau. Diharapkan
2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617 edukasi ini dapat kembali disampaikan
Gambar 1. Grafik Perbandingan Nilai Pretes dan pada siswa dari kelas lainnya pada
Postes Siswa
kesempatan berikutnya saat mereka mulai
Berdasarkan grafik tersebut, memasuki masa remaja.
diketahui bahwa rata-rata nilai pretes
siswa adalah 3.82, sedangkan rata-rata 4. Simpulan
nilai postes adalah 8.88. Dengan demikian Edukasi Kesehatan seksual remaja
diperoleh peningkatan pengetahuan siswa penting untuk diberikan pada remaja
sebesar 132.3%. Dengan kata lain, edukasi guna menyiapkan diri mereka dalam
ini berhasil meningkatkan pengetahuan mengenali dirinya saat memasuki masa
para siswa tentang kesehatan seksual dewasa, serta menyikapi perubahan pada
pada remaja. diri mereka tersebut. Melalui kegiatan
Sesuai penelitian yang dilakukan edukasi ini, berhasil didapatkan adanya
oleh Lestari & Awaru (2020), dengan peningkatan pengetahuan siswa SB
adanya Pendidikan seksual dapat Muhammadiyah Kepong, Malaysia,
membantu mempersiapkan para remaja sebsar 132.3%. Kegiatan serupa dapat
agar terhindar dari penyimpangan dan Kembali diberikan pada siswa lain pada
abnormalitas seks. Pendidikan seksual periode berikutnya, saat mereka juga
juga dapat membantu remaja mengiden- mulai memasuki masa remaja.
tifikasi tanda-tanda baligh pada diri
mereka dan memberikan pemahaman 5. Daftar Pustaka
peran dari jenis gender. Edukasi bilamana Anggoro, Purwadi Wahyu. (2015). Korban
menjadi korban kekerasan seksual juga Kekerasan Seksual: Studi Kasus
Penyimpangan Seksual Terhadap
perlu diberikan. Tidak sedikit korban
Anak di Kepolisian Daerah Istimewa
kekerasan seksual yang justru merasa Yogyakarta. Jurisprudence, 5(1), 43-
takut dan malu, sehingga menyembu- 49.
nyikan apa yang dialaminya. Perlu https://doi.org/10.23917/jurisprud
diketahui bahwa kekerasan seksual ence.v5i1.4220
merupakan pelanggaran hak asasi Aristyasari, Yunita Furi, Mir’atun Nisa, &
Nur Azizah Indriastuti. (2021).
korbannya, dan juga telah terkait dengan
Peningkatan Kesadaran Kesehatan
hukum pidana. Perlindungan terhadap

e-ISSN 2828-6375 Vol (3) (1) (2023) 43-50


Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah… 49

Reproduksi Perspektif Islam dan Kusumawati, P. D., Ragilia, S., Trisnawati,


Medis bagi Remaja Pimpinan N. W., Larasati, N. C., Laorani, A., &
Cabang Nasyiatul Aisyiyah Ngawen Soares, S. R. (2018). Edukasi Masa
Klaten. Warta LPM, 24(2), 342-353. Pubertas pada Remaja. Journal of
https://doi.org/10.23917/warta.v24 Community Engagement in Health,
i2.13240 1(1), 1–3.
Asiah, Nur. (2016). Pengaruh Penyuluhan https://doi.org/10.30994/10.30994/
Dalam Peningkatan Pengetahuan vol1iss1pp16
Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Lestari, D. A., & Awaru, A. O. T. (2020).
Pengurus Pusat Informasi dan Dampak Pengetahuan Seksual
Konseling Mahasiswa UHAMKA. Terhadap Perilaku Seks Remaja Di
Arkesmas, 1(2), 97-101. Kecamatan Manggala Kota
https://journal.uhamka.ac.id/index Makassar. Jurnal Sosialisasi, 7(1), 21-
.php/arkesmas/article/view/511 28.
Fauziyah, Ana Fatwa, dkk. (2022). https://doi.org/10.26858/sosialisasi
Pengenalan Kebudayaan Indonesia .v0i0.13885
melalui Boanding Literasi SB Hulu Lina, Nur, Fitriani Yuliawati, Wiwi
Kelang Malaysia. Buletin KKN Widiastuti, & Taufik Nurohman.
Pendidikan, 4(2), 161-166. (2021). Pencegahan Covid-19 pada
10.23917/bkkndik.v4i2.20449. Anak Sekolah Dasar dengan
Goldschmidt-Gjerløw, B. (2019). Pembiasaan Tatanan Normal Baru.
Children’s rights and teachers’ Warta LPM, 24(3), 401-411.
responsibilities: reproducing or https://doi.org/10.23917/warta.v24
transforming the cultural taboo on i3.12634
child sexual abuse? Human Rights Lyu, J., Shen, X., & Hesketh, T. (2020).
Education Review, 2(1), 25–46. Sexual knowledge, attitudes and
https://doi.org/10.7577/hrer.3079 behaviours among undergraduate
Hinga, Indriati Andolita Tedju. (2019). students in China—implications for
Pencegahan Kekerasan Seksual pada sex education. International Journal of
Anak melalui Edukasi Kesehatan Environmental Research and Public
Reproduksi Berbasis Media pada Health, 17(18), 1–16.
Murid Sekolah Pendidikan Anak https://doi.org/10.3390/ijerph1718
Usia Dini (PAUD). Gemassika, 3(1), 6716
83-98. Marwoko, G. (2019). Psikologi
https://doi.org/10.30787/gemassik Perkembangan Masa Remaja. Tasyri’,
a.v3i1.395. 26(1), 60-75.
Kusumaningrum, Tanjung Anitasari Muliani, Widianti, I. G. A., Wardana, N.
Indah, dkk. (2021). Pembentukan G., Yuliana, & Karmaya, M. (2017).
Peer Educator dalam Upaya Tahap pertumbuhan dan
Diseminasi Informasi Pencegahan perkembangan tanda-tanda seks
Perilaku Berisiko HIV pada Siswa. sekunder remaja SMPN 4 Bangli,
Warta LPM, 24(4), 677-686. Desa Pengotan, Kecamatan Bangli.
https://doi.org/10.23917/warta.v24 MEDICINA, 48(2), 75–82.
i4.15035. https://doi.org/10.15562/medi.v48i
2.31

Vol (3) (1) (2023) 43-50 e-ISSN 2828-6375


50 Edukasi Kesehatan Seksual Remaja Pada Siswa Sanggar Bimbingan (SB) Muhammadiyah…

Nurcahyanti, Febriyani Wahyusari. (2022). Safitri, T. (2021). Pendidikan Kesehatan


Penyuluhan Peranan Orang Tua Reproduksi Dan Seksual Yang
Terhadap Perkembangan Kesehatan Komprehensif Membentuk Remaja
Reproduksi Remaja di Kemantren Berkualitas. CENDEKIA : Jurnal Ilmu
Danurejan Kota Yogyakarta. Jurnal Pengetahuan, 1(1), 60-68.
Inovasi Pengabdian dan Pemberdayaan https://doi.org/10.51878/cendekia.
Masyarakat, 2(2), 239-244. v1i1.68
https://doi.org/10.54082/jippm.36 Saripah, I., Nadhirah, N. A., Nuroniah, P.,
Paradiaz, R., & Soponyono, E. (2022). Ramdhani, R. N., & Roring, L. A.
Perlindungan Hukum Terhadap (2021). Kebutuhan Pendidikan
Korban Pelecehan Seksual. Jurnal Seksual Pada Remaja : Berdasarkan
Pembangunan Hukum Indonesia, 4(1), Survei Persepsi Pendidikan Seksual
61–72. Untuk Remaja. Jurnal Bimbingan Dan
https://doi.org/10.14710/jphi.v4i1. Konseling Terapan, 5(1).
61-72 http://dx.doi.org/10.30598/jbkt.v5i
Pawiliyah, Vellyza Colin, dan Amelia 1.1170
Rehulina. (2019). Pengaruh Umar, Nurul Mahmudah, IGAA
Penyuluhan Kesehatan terhadap Noviekawati, & Sehat Saragih.
Tingkat Pengetahuan Remaja (2018). Efektivitas Personal Safety
Tentang Kesehatan Reproduksi. Skill Terhadap Peningkatan
Jurnal Kesehatan dr. Soebandi, 7(2), Kemampuan Mencegah Kekerasan
92-97. Seksual pada Anak Ditinjau dari
https://doi.org/10.36858/jkds.v7i2. Jenis Kelamin. Jurnal Indigenous,
114 3(1), 45-50.
Purwanto, S. (2022). Sanggar Bimbingan https://doi.org/10.23917/indigeno
Kepong untuk Anak Pekerja Migran us.v3i1.5815.
Diresmikan. PWMU.Co.
https://pwmu.co/232565/03/20/sa
nggar-bimbingan-kepong-untuk-
anak-pekerja-migran-diresmikan/

e-ISSN 2828-6375 Vol (3) (1) (2023) 43-50

Anda mungkin juga menyukai