Pendapat Boediono dalam (Eka, 2018), bahwa pelayanan merupakan suatu proses
bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
Pelayanan menurut Brata dalam (Wulandari, 2015) adalah “Suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau
Menurut Kolter dalam (Taufiq Hidayat, 2015), Pelayanan merupakan terjemahan dari
kata service, yang sering juga diterjemahkan menjadi jasa. “jasa adalah setiap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada
sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan /atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
dilaksanakan oleh instansi pemerintah, baik itu pusat, daerah, maupun lingkungan
Badan Usaha Milik Negara atas suatu barang, jasa, atau pelayanan administrasi yang
publik dilaksanakan secara tanggung jawab dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang ada”.
Menurut Robert dalam (Maryam, 2016) yang dimaksud dengan pelayanan publik
adalah “segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instasi
pemerintah pusat, di daerah dan lingkungan badan usaha milik Negara atau daerah
dalam barang atau jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
oleh publik atau masyarakat dengan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Terdapat tiga jenis layanan yang bisa dilakukan oleh siapapun meneurut Moenir dalam
(Adhikara, 2016) yaitu:
Tujuan pelayanan publik adalah memuaskan dan bisa sesuai dengan keinginan
masyarakat atau pelayanan pada umumnya. Untuk mencapai hal itu diperlukan yang
Kesederhanaan
dilaksanakan;
Kejelasan
publik.
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang ditentukan.
Akurasi
Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
Tanggungjawab
peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
Kemudahan Akses
Tempat dan lokasi sarana prasarana pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, dan
Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman,
bersih, rapih, lingkungan yang indah dan sehat, serta dilengkapi dengan fasilitas
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan
Menurut Ratminto dan Winaarsih dalam (Maryam,2016) terdapat beberapa asas dalam
Pegawai yang melayani urusan perizinan dalam instansi penyelenggara jasa perizinan
Pembatas Prosedur.
Prosedur harus dirancang sependek mungkin, dengan konsep one one stop benar- benar
dihentikan.
Tata cara pelayanan harus didesain sederhana mungkin dan dikomunikasikan kepada
persyaratan dalam pelayanan harus dibatasi sedikit mungkin dan sebanyak yang benar-
benar diperlukan.
Kejelasan kewenangan.
dirumuskan sejelas mungkin dengan membuat bagan tugas dan distribusi kewenangan.
Transparasi biaya.
jadwal dan durasi pelayanan juga harus pasti, sehingga masyarakat memiliki gambaran
untuk menghindari terlalu seringnya masyarakat menguras izin, maka masa berlakunya
hak-hak dan kewajiban bagi provides dan customers harus dirumuskan secara jelas, dan
pelayanan yang baik sedapat mungkin harus menghindari terjadinya keluhan. akan
tetapi jika muncul keluhan, maka harus dirancang suatu mekanisme yang dapat
pelayanan, sebagai jaminan adanya kepastian bagi pemberi didalam pelaksanaan tugas
dan fungsinya dan bagi penerima pelayanan dalam proses pengajuan permohonannya.
Oleh karena itu perlu disusun dan ditetapkan standar pelayanan sesuai dengan sifat,
Waktu Pelaksanaan
Biaya Pelayanan
Produk Pelayanan
muatan yang dikutip dari rancangan Undang-Undang tentang Pelayanan Publik, karena
dianggap cukup realistis untuk menjadi materi muatan Standar Pelayanan Publik.
Komponen standar pelayanan publik menurut Pasal 21 Undang- undang No. 25 Tahun
Dasar Hukum
Persayaratan
Prosedur Pelayanan
Waktu penyelesaian
Biaya pelayanan
Produk pelayanan
Pengawasan intern
Pengawasan extern
Kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yakni sistem
Dilakukannya kontrol terus menerus dalam mencapai keunggulan tersebut dala rangka
antara kenyataan dengan harapan para pelanggan atas pelayanan yang mereka terima.
Boediono dalam (Zenju, 2017) mengurai prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
Kejelasan dan Kepastian: arti adanya kejelasan dan kepastian disini adalah hal- hal
Unit kerja dan atau pejabat yang berwewenang dan bertanggung jawab dalam
umum;
Keamanan: artinya bahwa dalam proses dan hasil pelayanan umum dapat memberikan
kepastian hukum.
diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat.
Efisiensi:
Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung
Ekonomis: dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar
dengan memperhatikan:
Nilai barang atau jasa pelayanan umum dan tidak menuntut biaya yang tinggi di luar
kewajaran;
Keadilan: dimaksud dengan sendi keadilan disini adalah keadilan yang merata, dalam
arti cakupan/jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan
Ketetapan Waktu: dimaksud dengan ketetapan waktu disini adalah dalam pelaksanaan
pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Pelayanan publik dapat terlaksana dan memuaskan apabila didukung oleh beberapa
Motivasi kerja aparat memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan publik
Perilaku birokrasi sebagai variabel bebas berpengaruh terhadap kualitas pelayanan sipil
sipil
Kontrol sosial berpengaruh positif dan siginifikan terhadap efektifitas pelayanan sipil.
Terdapat perngaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
Perilaku aparat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas layanan publik
Motivasi kerja aparat yang meliputi dimensi kebutuhan, pengharapan, insentif dan
keadilan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelyanan public
Kemampuan aparatur memberikan pengaruh lebih besar dari pada perilaku aparatur
kesehatan
variabel motivasi menjadi fakor proaktif dan dimanisator bagi peningkatan kinerja
pelayanan publik