II. BAB I
TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN
6. tidak mempersulit;
7. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
8. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;
9. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan;
10. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan
kepentingan;
11. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;
12. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi
permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;
13. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;
14. sesuai dengan kepantasan; dan
15. tidak menyimpang dari prosedur.
A. Ruang Lingkup Pelayanan Publik
Ruang lingkup pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik dan jasa
publik serta pelayanan administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pelayanan barang publik meliputi:
1. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah;
2. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu badan
usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
3. pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Pelayanan atas jasa publik meliputi:
1. penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah;
2. penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan; dan
3. penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan,
tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Pelayanan administratif meliputi:
1. tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan
pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.
2. tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara
dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan
perjanjian dengan penerima pelayanan.
B. Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan
dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan
kondisi lingkungan. Dalam menyusun dan menetapkan standar pelayanan,
penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait. Penyelenggara
berkewajiban menerapkan standar pelayanan. Pengikutsertaan masyarakat dan pihak
terkait dilakukan dengan prinsip tidak diskriminatif, terkait langsung dengan jenis
pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah, serta
memperhatikan keberagaman. Penyusunan standar dilakukan dengan pedoman
tertentu yang diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah. Komponen standar
pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:
1. dasar hukum;
2. persyaratan;
3. sistem, mekanisme, dan prosedur;
4. jangka waktu penyelesaian;
5. biaya/tarif;
6. produk pelayanan;
7. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
8. kompetensi pelaksana;
9. pengawasan internal;
10. penanganan pengaduan, saran, dan masukan;
11. jumlah pelaksana;
12. jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan;
13. jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan
14. evaluasi kinerja pelaksana.
2.2.2 Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
Menurut KEPUTUSAN MENPAN No. 63/ KEP/M. PAN/ 7/2003 tentang pedoman
umum penyelenggaraan pelayanan publik, dalam menyelenggarakan pelayanan publik,
perlu diperhatikan prinsip-prinsip yang berikut:
1. Kesederhanaan, dengan pengertian prosedur pelayanan tidak berbelit belit,
mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan tentang persyaratan teknis dan administratif, unit atau pejabat yang
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dan rincian biaya
pelayanan dan tata cara pembayarannya.
3. Kepastian waktu, yaitu kejelasan tentang jangka waktu dalam penyelesaian
pelayanan publik.
4. Akurasi dengan pengertian produk pelayanan diterima dengan benar, tepat,dan
sah.
4. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik.
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang
dibutuhkan.
2.2.3 Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 11 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tulungagung Tahun
2018-2023
A. Visi dan Misi
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD Perubahan adalah Visi Bupati
Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, MM yang menggambarkan arah pembangunan atau
kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima)
tahun. Adapun visi pembangunan daerah Kabupaten Tulungagung untuk periode
RPJMD Perubahan 2018-2023 sesuai dengan visi adalah sebagai berikut.
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT TULUNGAGUNG YANG SEJAHTERA,
MANDIRI, BERDAYA SAING DAN BERAKHLAK MULIA”
Dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan Kabupaten Tulungagung yang
telah ditetapkan di atas, maka ditetapkan Misi Pembangunan Kabupaten Tulungagung
2018-2023 sebagai berikut:
1. Mewujudkan Keterjangkauan Akses Pembangunan Sumberdaya Manusia Yang
Berkualitas, Inklusif Dan Berdaya Saing
Pembangunan difokuskan pada pembangunan manusia yang berkualitas dan
berdaya saing. Inklusif artinya seluruh lapisan masyarakat Tulungagung dapat
mengakses pendidikan dan kesehatan, serta daya beli masyarakat terhadap
komoditas pangan. Keterjangkauan akses ditunjang oleh infrastruktur