MODUL AJAR
KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA, DAN
LINGKUNGAN HIDUP
FASE E KELAS X FKK
Oleh : Novri Dwi Isnaini, SKM
MODUL K3LH
1. Informasi Umum
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemahaman K3LH :
Bernalar Kritis,
Mandiri dan
Gotong Royong
Mengidentifikasi macam-macam
kecelakaan kerja di laboratorium.
Menganalisis penanganan
kecelakaan kerja di laboratorim
MODUL K3LH
Apersepsi dan 5. Guru mengaitkan materi 5. Peserta didik menjawab soal Pre test
Motivasi yang akan dipelajari Google Form
(Macam-macam kecelakaan https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfS
kerja) dan memberikan pre A
test Melalui Google Form.
Kegiatan Inti
(SINTAKS PBL) 1. Guru mengemukakan 1. Peserta didik menjawab pertanyaan
Orientasi Masalah masalah otentik pada peserta yang diberikan guru. 60
didik, dan meminta siswa Menit
menuliskan jawaban mereka
di kertas satu lembar :
“Adanya kejadian kecelakaan
kerja di laboratorium sekolah
apakah anda mengetahui
penyebab terjadinya
kecelakaan kerja ?
Membimbing
Penyelidikan 7. Guru Membimbing siswa 7. Peserta didik didalam kelompok
kelompok/ Mandiri untuk melakukan diskusinya melakukan analisis
investigasi dan mengambil tentang kejadian kecelakaan kerja di
data kecelakaan kerja di Laboratorium Sekolah.
laboratorium sekolah
Evaluasi hasil 4. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok dengan hasil presentasi
belajar terbaik
Apresiasi
Pembelajaran 5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya
E. Asesmen
Bentuk
Jenis
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa
Diagnostik Penilaian diri Jawaban singkat
Formatif Soal Pre test/ Post test Presentasi
Sumatif
REMIDIAL
MODUL K3LH
Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum mencapai nilai standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik ini, bila memungkinkan akan diberikan
“review” pembelajaran atau bahkan pembelajaran ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk
menempuh perbaikan pada tahap remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-
soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian. Nilai yang diberikan
sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh remedial adalah nilai akhir
yang
berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S.Si., apt, dkk. 2017. K3LH Program Keahlian Farmasi. Jakarta : EGC.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010-2014 -YouTube
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
PERANGKAT ASESMEN
RUBRIK ASESMEN HASIL OBSERVASI
KISI-KISI, INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
MODUL K3LH
BAHAN AJAR
KECELAKAAN KERJA
DILABORATORIUM DAN
PENANGANANNYA
Disusun:
Novri Dwi Isnaini, SKM
MODUL K3LH
Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik. Keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan
dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium dan bagi para pekerja.
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakan
menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:
1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta
perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya pengawasan yang
dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegitan
labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan
kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan
peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
1. Pakailah jas Laboratorium saat berada dalam ruang laboratorium. Tinggalkan jas
laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata, dan sepatu tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (Sumber penularan), oleh sebab itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh sebab itu harus ditangani dengan
sangat hati-hati
6. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja
MODUL K3LH
• Alarm kebakaran
• Alat dan bahan pemadam kebakaran
• Pancuran keselamatan
• Botol pencuci mata
• Pintu darurat
• Selimut Kebakaran
b. Peringatan pandemic,
c. Pemadaman listrik,
d. Larangan perjalanan,
e. Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
f. Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium,
g. Hilangnya data atau sistem computer.
h. Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari penggantinya, dll.
2. Bahaya hayati
Bahaya hayati merupakan masalah laboratorium yang menangani
mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme.
Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis
seperti laboratorium mikrobiologi, tetapi mungkin juga muncul di
laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang
dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut,
dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organism tersebut.
5. Limbah berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah
bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna
berdasarkan peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika
dibiarkan atau jika dianggap seperti limbah, seperti bahan tumpah.
Limbah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya atau tidak berbahaya
dan bisa meliputi barang-barang seperti bahan laboratorium sekali pakai,
media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya. Limbah yang
berpotensi berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat antara lain daya
sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.
a. Kebakaran
Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik.
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan
dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B
bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
MODUL K3LH
f. Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja haruslah
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara
berlebihan justru mendatangkan bahaya. Tindakan-tindakan pokok yang
penting ialah:
• Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut, misalnya
dari botol bekas zat beracun atau sisa yang masih ada. Pertolongan
selanjutnya tergantung kepada jenis racunnya.
• Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
• Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Bila
diperlukan berikan dengan cara lain.
• pabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur,
susu, atau air sebanyak-banyaknya untuk mengurangi akibat
yangditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, saluran pernafasan dan
melalui kulit.
• Racun yang terisap melalui pernafasan. Jauhkan penderita dari tempat
kecelakaan dan bawa ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila ada
tabung oksigen, berikan dengan segera atau lakukan pernafasan buatan.
Bila memungkinkan, kenali bahan beracunnya. Jaga agar suhu tubuh
penderita tetap hangat.
• Racun yang masuk melalui kulit. Lepaskan semua pakaian yang
terkontaminasi, kemudian guyur bagian tubuh penderita yang terkena
racun dengan air. Jaga agar tubuh penderita tetap hangat dan baringkan,
MODUL K3LH
KELAS:
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA:
1.
2.
3.
4.
MODUL K3LH
1. Tujuan Pembelajaran
Melalui Video Pembelajaran dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi
macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan
tepat (C1)
Melalui Media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan
kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu membedakan
setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya (C2)
2. Kegiatan
A. PERANGKAT ASESMEN
2) Asesmen formatif (diberikan pada saat Pre-test dan Post-test)
Melalui Google Form
https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfSA
Silahkan Anda pilih jawaban yang paling tepat! (setiap poin bernilai 20)
1. Keelakaan kerja yang dapat melalui saluran pernapasan, Kulit dan Saluran
pencernaan merupakan kasus keelakaan pada jenis….
5. Peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan Pada Mata adalah ….
a. Alarm kebakaran
b. Alat dan bahan pemadam kebakaran
c. Pancuran keselamatan
d. Botol pencuci mata (Eye Wash)
e. Face Shield
MODUL K3LH
INSTRUMEN PENILAIAN
Waktu : 10 menit
Tujuan Pembelajaran :
A. Penilaian Pengetahuan
Kisi-kisi Soal
Nilai Soal
No Nama Siswa Jumlah
20 20 20 20 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
MODUL K3LH
B. Penilaian Keterampilan
Sistematika Penggunaa
presentasi Intonasi dan Mempertahankan
No Nama Siswa n Bahasa Jumlah
artikulasi sanggahan
43 2 1 43 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
MODUL K3LH
Kelas :
Rubrik penilaian
No Indikator Rubrik
1 Keaktifan dalam 3. Sangat aktif membantu kelompok
kelompok 2. Cukup aktif membantu kelompok
1. Kurang aktif membantu kelompok
2 Kerjasama 3. Sangat mampu bekerjasama menyelesaikan tugas
menyelesaikan tugas 2. Cukup mampu bekerjasama menyelesaikan tugas
1. Kurang mampu bekerjasama menyelesaikan tugas
Keterangan : Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 3
MODUL K3LH
PENILAIAN
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3
1. Mengidentifikasi masalah
2. Melakukan pengamatan/observasi
3. Melakukan analisis/pengolahan data
4. Mengomunikasikan
L
A
M
P
I
R
A
N
POWER POINT
KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Melalui video pembelajaran peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-
macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat (C2)
• Melalui video pembelajaran dan PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara
penanganan kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
• Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu
membedakan setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya(C2)
KASUS KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM
• Kebakaran
• Keracunan bahan kimia berbahaya
• Keracunan gas kimia berbahaya
• Terkena zat kimia yang korosif ( merusak
kulit)
• Korsleting listrik
• Terkena pecahan alat gelas
• Tertusuk jarum
• Terpeleset
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis
terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab
terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:
• Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan
• Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
• Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan
kegitan labolatorium.
• Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
perlindungan kegiatan labolatorium.
• Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
• Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
• Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Setiap orang harus mengetahui begaimana menggunakan semua perlengkapan
keselamatan. Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan sangat
diutamakan. Alat-alat darurat itu terdiri atas:
• Alarm kebakaran
• Alat dan bahan pemadam kebakaran
• Pancuran keselamatan
• Botol pencuci mata
• Pintu darurat
• Selimut kebakaran
CARA PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
• Terkena zat kimia yang korosif, pertolongan pertama adalah aliri bagian yang
terbakar dengan air mengalir selama 20 menit agar bagian tubuh tidak melepuh
atau rendam dengan air es.
• Keracunan zat kimia, keracunan tidak selalu melalui mulut ( Tertelan ) akan
tetapi keracunan melalui pernafasan ( Menghirup zat kimia )
• Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=mUi3ddg8n0I
Luka Bakar Pertolongan pertama pada luka bakar ditujukan pada:
Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa atau bahan kimia lainnya.
Luka bakar akibat basa keras lebih merusak dari pada akibat asam keras. Kecepatan
mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat kimia sangat menentukan dalam usaha
membatasi akibat-akibatnya. Lepaskan pakaian penderita dan guyurlah bagian yang
terbakar dengan air selama paling sebentar 15 menit. Untuk luka bakar yang kecil lakukan
hal berikut:
Akibat asam: cuci dengan air, kemudian dengan larutan Natrium Bikarbonat 1%, dan cuci lagi
dengan air. 2. Akibat basa: sama dengan akibat asam, tetapi menggunakan larutan Asam
Asetat 1%. 3.
Luka karena benda tajam dan benda tumpul Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada
jaringan kulit, yaitu: luka lecet, luka iris, luka robek dan luka tusuk. T
indakan pertolongannya adalah sebagai berikut: bila lukanya kecil dan darah tidak banyak
keluar:
• Bersihkan luka dengan air dan kemudian dengan antiseptik.
• Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
• Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit.
• Bila luka tersebut disebabkan oleh benda-benda kotor, seperti paku berkarat harus
diberitahukan kepada dokter. J
• jika luka tidak dalam, maka untuk menghentikan aktivitas kuman tetanus siramlah luka
dengan larutan Hidrogen Peroksida 3%.
• Jika darah banyak keluar, hentikan dahulu pendarahan sebelum pertolongan selanjutnya
diberikan. Lakukan penekanan daerah luka dengan kasa. Jika luka terjadi pada anggota
tubuh penekanan dilakukan pada titik-titik penekanan yaitu lengan bagian atas atau paha
bagian bawah. Ikatan pada daerah luka jangan terlalu kuat.
• Jika luka akibat pecahan termometer segeralah pergi ke dokter.
• Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan pasen kecuali jika tidak memungkinkan seperti
pada kebakaran atau kebocoran gas. Cegahlah terjadinya pendarahan dan shock. Jika
penderita mau dipindahkan gunakan bidai sebagai penyangga bagian tulang yang patah
Cedera Pada Mata
Tersiram bahan kimia Asam keras akan segera membakar selaput lendir mata, tetapi
basa keras akan mengakibatkan kerusakan yang lebih dalam. Segera Gunakan
eye Wash.
Mata kemasukan kapur tohor harus diperlakukan sebagai terkena basa keras.
• Tersiram asam keras : Guyur segera dengan larutan soda 5% atau dengan air
biasa. Guyuran dilakukan selama 15-30 menit terus menerus dan harus
mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak mata.
• Tersiram basa keras Seluruh muka dan mata korban diguyur dengan larutan
cuka encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air), atau air biasa. Guyuran
dilakukan selama 30-45 menit terus menerus, dan harus mengenai bagian yang
terlindung oleh kelopak mata. Selama diguyur penderita disuruh menggerak-
gerakan bola matanya.
Keracunan Sebagian besar kasus keracunan di laboratorium terjadi karena salah penanganan
dan tidak mengikuti petunjuk keselamatan laboratorium.
Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja haruslah dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru
mendatangkan bahaya. Tindakan-tindakan pokok yang penting ialah:
• Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut, misalnya dari botol bekas
zat beracun atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya tergantung kepada jenis
racunnya.
• Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Bila diperlukan
berikan dengan cara lain.
• pabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur, susu, atau air
sebanyak-banyaknya untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, saluran pernafasan dan melalui kulit.
Racun yang terisap melalui pernafasan. Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan dan
bawa ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila ada tabung oksigen, berikan dengan
segera atau lakukan pernafasan buatan. Bila memungkinkan, kenali bahan
beracunnya. Jaga agar suhu tubuh penderita tetap hangat.
Racun yang masuk melalui kulit. Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi,
kemudian guyur bagian tubuh penderita yang terkena racun dengan air. Jaga agar
tubuh penderita tetap hangat dan baringkan, kemudian bawa ke dokter. Jangan
menggunakan antidotum (antiracun) seperti alkali untuk keracunan asam atau
sebaliknya, jangan menggunakan pelarut seperti alkohol atau fenol. Jangan lupa
penolong mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan pertolongan.
. Racun yang tertelan Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera
sebanyak mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas. Kemudian panggil dokter.
Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan
tenggorokannya dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih.
Sekian
Dan Terima Kasih