Anda di halaman 1dari 42

MODUL K3LH

MODUL AJAR
KESELAMATAN,
KESEHATAN KERJA, DAN
LINGKUNGAN HIDUP
FASE E KELAS X FKK
Oleh : Novri Dwi Isnaini, SKM
MODUL K3LH

1. Informasi Umum

Penyusun Novri Dwi Isnaini, SKM


Nama Sekolah SMKS 18 Al-Yasir Bengkulu
Tahun Penyusunan 2022
Jenjang SMK
Fase / Kelas Fase E/X FKK
Alokasi Waktu 2 X 45 menit = 90 menit
Kode Perangkat 3.5
Jumlah Peserta Didik 22 siswa
Kata Kunci  Kata/frasa kunci: Mengidentifikasi
 Topik/konten inti: Macam-macam Kecelakaan kerja, dan
Penanganan Kecelakaan kerja

Capaian Pembelajaran Peserta didik mampu menjadi Asisten Tenaga Teknis


Kefarmasian berkaitan dengan memahami tentang Macam-
Macam kecelakaan kerja, menganalisa Penanganan
kecelakaan kerja di Laboratorium.

Target Peserta Didik  Peserta didik reguler/tipikal


 Peserta didik dengan kesulitan belajar
 Peserta didik dengan pencapaian tinggi
Program Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Moda Pembelajaran Luring (Tatap Muka)
Metode Pembelajaran Diskusi, presentasi, dan tanya jawab
MODUL K3LH

TUJUAN PEMBELAJARAN
Pemahaman K3LH :

 Melalui video pembelajaran dan PPT peserta didik mampu Mengidentifikasi


macam-macam
kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat (C2)
 Melalui video pembelajaran dan PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara
penanganan
kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
 Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu
Mengidentifikasi setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya(C2)

Profil Pelajar Pancasila

Bernalar Kritis,
Mandiri dan
Gotong Royong

Memahami pengertian kecelakaan kerja


dan SOP Kerja di Laboratorium.
MODUL K3LH

A. Deskripsi Umum  Peserta didik diajak mengamati


sebuah video tentang kecelakaan
kerja di laboratorium, kemudian
peserta didik diminta untuk
mengidentifikasi macam-macam
kecelakaan kerja di laboratorium
di lingkungan sekolah. Peserta
didik diminta untuk berdiskusi
dengan teman satu kelompok
dan mempresentasikan hasil
diskusi, kemudian peserta didik
mampu melakukan penangan
kecelakaan kerja dan.
B. Pemahaman  Peserta didik dapat memahami
Bermakna macam-macam kecelakaan kerja
untuk penanganan kecelakaan
kerja dan mencerapkan SOP kerja
di Laboratorium Sekolah.
C. Pertanyaan  Adanya kejadian kecelakaan kerja
Pemantik di laboratorium sekolah apakah
anda mengetahui penyebab
terjadinya kecelakaan kerja dan cara
penangannya ?
MODUL K3LH

Dibutuhkan laptop, media PPT, proyektor, Jaringan internet dan speaker


untuk menanyangkan video, lembar aktivitas sebagai salah satu media
pembelajaran peserta didik. Ruangan Kelas ditata berkelompok sesuai
jumlah kelas dan diatur berdasarkan heterogenitas hasil asesmen
diagnostic. Dalam penataan bangku di dalam kelompok pastikan guru
mempunyai cukup ruang untuk melakukan dialog dengan kelompok
tersebut.
MODUL K3LH

Mengidentifikasi macam-macam
kecelakaan kerja di laboratorium.

Menganalisis penanganan
kecelakaan kerja di laboratorim
MODUL K3LH

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan PesertaDidik Waktu


Pembelajaran
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam 1. Peserta didik menjawab salam dan 15
dan menyapa peserta didik. menjawab sapaan dari guru. menit
2. Guru Peserta didik berdoa 2. Peserta didik (ketua kelas) memimpin
sebelum memulai kegiatan doa .
pembelajaran dengan
dipimpin salah satu peserta
didik untuk memimpin doa
(Apabila pembelajaran
dimulai pada jam pertama)
3. Guru memeriksa kehadiran 3. Peserta didik melaporkan kehadiran
peserta didik sebagai sikap teman-temannya
disiplin.
4. Guru memotivasi siswa 4. Peserta didik mendengarkan motivasi
untuk tetap semangat belajar guru
dan menjaga kesehatan.

Apersepsi dan 5. Guru mengaitkan materi 5. Peserta didik menjawab soal Pre test
Motivasi yang akan dipelajari Google Form
(Macam-macam kecelakaan https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfS
kerja) dan memberikan pre A
test Melalui Google Form.

Tujuan 6. Guru menyampaikan tujuan


Pembelajaran pembelajaran tentang materi
yang akan diajarkan yaitu
Macam-macam kecelakaan 6. Peserta didik memperhatikan
kerja. penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran, prosedur kegiatan dan
7. Guru menjelaskan informasi penilaian
tentang prosedur kegiatan
yang akan dilakukan dalam
pembelajaran.

Langkah 8. Guru menyampaikan


Kegiatan dan informasi tentang penilaian
penilaian yang akan dilakukan selama
proses pembelajaran
berlangsung.
MODUL K3LH

Kegiatan Inti
(SINTAKS PBL) 1. Guru mengemukakan 1. Peserta didik menjawab pertanyaan
Orientasi Masalah masalah otentik pada peserta yang diberikan guru. 60
didik, dan meminta siswa Menit
menuliskan jawaban mereka
di kertas satu lembar :
“Adanya kejadian kecelakaan
kerja di laboratorium sekolah
apakah anda mengetahui
penyebab terjadinya
kecelakaan kerja ?

2. Guru menstimulasi peserta 2. Peserta didik bertanya jawab


didik untuk memahami berdasarkan stimulasi yang diberikan
keterkaitan materi dengan oleh guru
gambar / foto macam-macam
kecelakaan kerja di
Laboratorium.

3. Guru meminta peserta didik 3. Peserta didik membentuk kelompok


Mengorganisasi membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota
Peserta didik (kelompok heterogen
Untuk Belajar berdasarkan hasil pretest)
yang terdiri dari 5-6 anggota.
4. Guru mengecek kelengkapan 4. kelengkapan yang telah diarahkan
yang dipersiapkan kelompok oleh guru.
diskusi, sesuai arahan yang
diberikan guru pada
pertemuan sebelumnya
5. Peserta didik Peserta didik didalam
5. Guru membagikan LKPD kelompok diskusinya memahami
kepada tiap-tiap peserta didik panduan LKPD
6. Guru membagikan beberapa 6. Peserta didik membahas permasalahn
permasalahan di LKPD untuk pada LKPD.
dibahas bersama kelompoknya

Membimbing
Penyelidikan 7. Guru Membimbing siswa 7. Peserta didik didalam kelompok
kelompok/ Mandiri untuk melakukan diskusinya melakukan analisis
investigasi dan mengambil tentang kejadian kecelakaan kerja di
data kecelakaan kerja di Laboratorium Sekolah.
laboratorium sekolah

8. Guru meminta peserta didik


melakukan penyelidikan 8. Peserta didik secara berkelompok
dengan mengamati video melakukan penyelidikan melalui
pengamatan video tentang
MODUL K3LH

kecelakaan kerja. kecelakaan kerja

9. Guru memantau jalannya 9. Peserta didik melakukan diskusi


diskusi kelompok dan kelompok dan melakukan
observasi/pengamatan video obsevasi/pengamatan video
lingkungan sekolah. lingkungan sekolah.

10. Peserta didik didalam kelompok


10. Guru mendorong diskusinya mengumpulkan informasi
peserta didik didalam untuk mendapatkan penjelasan
kelompokdiskusinya pemecahan masalah.
mengumpulkaninformasi
untukmendapatkan
penjelasan pemecahan
masalah
11. Peserta didik mempresentasikan hasil
Mengembangkan 11. Guru meminta setiap diskusi LKPD dengan komunikasi
dan menyajikan kelompok mempresentasikan yang baik dan penuh antusias
hasil karya hasil diskusi dan observasi
mereka.
12. Peserta didik berdiskusi dalam
12. Peserta didik berdiskusi kelompok untuk menjawab
dalam kelompok untuk pertanyaan-pertanyaan yang ada di
menjawab pertanyaan- LKPD dengan komunikasi dan
pertanyaan yang ada di kerjasama yang baik
LKPD dengan komunikasi
dan kerjasama yang baik

13. Guru memberikan komentar 13. Peserta didik didalam kelompoknya


Menganalisis dan menerima dan memberi masukan
terhadap presentasi dan tugas
mengevaluasi komentar guru terhadap tugas lembar
Lembar aktivitas 1 masing-
proses pemecahan ktivitas 1.
masing kelompok.
masalah 14. Peserta didik memperhatikan
14. Memberikan penguatan
penguatan dan penjelasan yang
materi dan
menayangkanvideo tentang lebih luas dari guru atau peserta
Macam-macam Kecelakaan didik lain
Kerja pada link 15.
https://youtu.be/N5I_Eyv6-wM
https://youtu.be/ULxwNGTj3P
w
Penutup 1. Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari 15
Evaluasi proses hari ini dan mengaitkannya dengan masalah otentik yang ada.
yang sudah 2. Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang pembelajaran yang Menit
dihasilkan bersama telah dilakukan hari ini,
(guru-peserta 3. Peserta didik mengerjakan soal Post test yang diberikan guru sebagai
didik) evaluasibelajar yang telah dilakukan.
MODUL K3LH

Evaluasi hasil 4. Guru memberikan apresiasi kepada kelompok dengan hasil presentasi
belajar terbaik

Apresiasi
Pembelajaran 5. Guru menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya

Informasi 6. Guru menugaskan peserta didik untuk membaca materi berikutnya


pertemuan tentang penyakit yang berhubungan dengan Macam-macam APD di
selanjutnya dandoa laboratorium.
7. Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan berdoa

E. Asesmen
Bentuk
Jenis
Profil Pelajar Pancasila Tertulis Performa
Diagnostik Penilaian diri Jawaban singkat
Formatif Soal Pre test/ Post test Presentasi
Sumatif

F. Pengayaan dan Remidial


PENGAYAAN
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan, diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut:
1. Peserta didik yang mencapai nilai n (ketuntasan) > n > n (maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan CP dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.
2. Peserta didik yang mencapai nilai n > n (maksimum) diberikan materi melebihi cakupan CP
dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan. Soal-soal yang diberikan untuk mereka
jawab adalah soal-soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian
Harian dan soal lainnya yang relevan yang diberikan oleh guru. Nilai yang diberikan sebagai
nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh perbaikan adalah nilai akhir
yang berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru.

REMIDIAL
MODUL K3LH

Program remidial diberikan kepada peserta didik yang belum tuntas atau belum mencapai nilai standar
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Bagi para peserta didik ini, bila memungkinkan akan diberikan
“review” pembelajaran atau bahkan pembelajaran ulang sehingga lebih memantapkan mereka untuk
menempuh perbaikan pada tahap remedial. Soal-soal yang diberikan untuk mereka jawab adalah soal-
soal yang belum mampu mereka tuntaskan pada saat mengikuti Penilaian Harian. Nilai yang diberikan
sebagai nilai akhir pada CP ini bagi para peserta didik yang menempuh remedial adalah nilai akhir
yang
berhasil diraih dan dengan pertimbangan lainnya dari guru

DAFTAR PUSTAKA
Hartati, S.Si., apt, dkk. 2017. K3LH Program Keahlian Farmasi. Jakarta : EGC.
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. Petunjuk Pelaksanaan Bulan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional Tahun 2010-2014 -YouTube

LAMPIRAN

RINGKASAN MATERI
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
PERANGKAT ASESMEN
RUBRIK ASESMEN HASIL OBSERVASI
KISI-KISI, INSTRUMEN DAN RUBRIK PENILAIAN
MODUL K3LH

BAHAN AJAR
KECELAKAAN KERJA
DILABORATORIUM DAN
PENANGANANNYA

Disusun:
Novri Dwi Isnaini, SKM
MODUL K3LH

RINGKASAN MATERI (BAHAN AJAR)

Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan
terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang baik. Keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-masing individu karyawan
dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari arti penting
keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk laboratorium dan bagi para pekerja.

SOP K3 adalah prosedurkerja K3 yang meruapakan cara melakukan pekerjaan


mulai awal hingga akhir yang didahului dengan penilaian risiko terhadap pekerjaan tersebut
yang mencakup keselamatan dan kesehatan kerja terhadap karyawan.

Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakan
menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-proses serta
perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam melakukan kegiatan
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya pengawasan yang
dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan kegitan
labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan
kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau menggunakan
peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

SOP Kerja di Laboratorium

Standar Operasional Prosedur Laboratorium (Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di


Laboratorium (Depkes RI, 2022):

1. Pakailah jas Laboratorium saat berada dalam ruang laboratorium. Tinggalkan jas
laboratorium di ruang laboratorium setelah selesai bekerja.
2. Cuci tangan sebelum pemeriksaan
3. Menggunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kacamata, dan sepatu tertutup).
4. Semua specimen harus dianggap infeksius (Sumber penularan), oleh sebab itu harus
ditangani dengan sangat hati-hati
5. Semua bahan kimia harus dianggap berbahaya, oleh sebab itu harus ditangani dengan
sangat hati-hati
6. Tidak makan, minum, dan merokok di dalam laboratorium
7. Tidak menyentuh mulut dan mata pada saat sedang bekerja
MODUL K3LH

8. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan didalam lemari pendingin yang digunakan


untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset
9. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut
10. Tidak membuka sentrifuga sewaktu masih berputar
11. Menutup ujung tabung penggumpal darah dengan desinfektan larutan klorin 0,5%dengan
cara direndam selama 20-30 menit
12. Bersihkan permukaan tempat bekerja atau meja kerja setiap kali selesai bekerja dengan
menggunakan larutan klorin 0,5%.
13. Pakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium dari
bahan gelas.
14. Gunakan tempat antitembus dan antibocor untuk menempatkan bahan-bahan yang tajam
15. Letakkan bahan-bahan limbah infeksi didalam kantong plastik atau wadah dengan penutup
yang tepat
16. Cuci tangan dengan sabun dan beri desinfektan setiap kali selesai bekerja.

Setiap orang harus mengetahui begaimana menggunakan semua perlengkapan keselamatan.


Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan sangat diutamakan. Alat-alat darurat itu terdiri
atas:

• Alarm kebakaran
• Alat dan bahan pemadam kebakaran
• Pancuran keselamatan
• Botol pencuci mata
• Pintu darurat
• Selimut Kebakaran

Laboratorium menghadapi beragam risiko, baik dari dalam maupun luar


laboratorium. Beberapa risiko terutama mungkin mempengaruhi laboratorium itu
sendiri, tetapi risiko lainnya mungkin mempengaruhi lembaga yang lebih besar
dan bahkan masyarakat jika tidak ditangani dengan tepat.

1. Keadan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif


Adanya banyak jenis kejadian skala besar yang bisa mempengaruhi
laboratorium dan benar-benar mengganggu operasional laboratoium.
Sebagian keadaan darurat skala besar dan situasi sensitive yang paling
sering terjadi meliputi :
a. Kebakaran, banjir, dan gempa bumi,
MODUL K3LH

b. Peringatan pandemic,
c. Pemadaman listrik,
d. Larangan perjalanan,
e. Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya
f. Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium,
g. Hilangnya data atau sistem computer.
h. Hilangnya peralatan yang bernilai tinggi atau sulit dicari penggantinya, dll.

2. Bahaya hayati
Bahaya hayati merupakan masalah laboratorium yang menangani
mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme.
Bahaya-bahaya ini biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis
seperti laboratorium mikrobiologi, tetapi mungkin juga muncul di
laboratorium lain. Penilaian risiko bahan bahaya hayati perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang
dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut,
dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organism tersebut.

3. Paparan bahan kimia beracun


Salah satu resiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya yang
dihadapi seseorang di dalam laboratorium adalah kadar racun berbagai
bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada satu zat pun yang
sepenuhnya aman dan semua bahan kimia menghasilkan efek beracun
jika zat tersebut dalam jumlah yang cukup tersentuh oleh sistem hidup.
Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu jenis kandungan racun.
4. Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif
Bahaya akibat bahan kimia mudah terbakar, eksplosif, dan reaktif
merupakan resiko besar bagi pegawai laboratorium. Semua perlu
menyadari kemungkinan kebakaran atau ledakan jika bahan-bahan kimia
ada di laboratorium.
a. Bahan kimia mudah terbakar
Bahan kimia yang siap memantik api dan terbakar di udara, dan
bentuknya bisa padat, cair, atau uap. Untuk menggunakan bahan
mudah terbakar dengan benar, diperlukan pengetahuan tentang
kecenderungan bahan ini untuk menguap, memantik api, atau
terbakar dalam berbagai kondisi di laboratorium. Cara terbaik
untuk menangani bahaya ini adalah mencegah munculnya uap
mudah terbakar dan sumber pemantik api pada saatbersamaan.
b. Bahan Kimia Reaktif
Bahan kimia reaktif adalah bahan yang bereaksi liar jika
MODUL K3LH

dikombinasikan dengan bahan lain. Bahan ini meliputi zat yang


reaktif terhadap air, seperti logam alkali, bahan piroforik, seperti
logam yang terbagi dengan baik, dan bahan kimia yang tidak
kompatibel, seperti cairan dan asam hidroksianik gas dan basa
c. Bahan Kimia Eksplosif
Bahan kimia eksposif meliputi berbagai bahan yang tidak
meledak dalam kondisi tertentu. Diantaranya meliputi bahan
peledak, senyawa azo organik dan peroksida, bahan oksidasi, dan
bubuk dan zat khusus.

Gambar 1. Simbol bahan kimia berbahaya ( Sumber : https://ngertiaja.com/simbol-bahan-kimia/ )

5. Limbah berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah
bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna
berdasarkan peruntukannya. Sebuah bahan dianggap limbah jika
dibiarkan atau jika dianggap seperti limbah, seperti bahan tumpah.
Limbah diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya atau tidak berbahaya
dan bisa meliputi barang-barang seperti bahan laboratorium sekali pakai,
media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya. Limbah yang
berpotensi berbahaya memiliki satu atau beberapa sifat antara lain daya
sulut, korosivitas, reaktivitas, atau toksisitas.

Cara Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium

a. Kebakaran
Bila terjadi kebakaran maka :
a. Jangan Panik.
b. Segera bunyikan alarm tanda bahaya.
c. Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A;B atau C), padamkan
dengan kelas pemadam yang sesuai ( Contoh kebakaran klas B
bensin, minyak tanah dll tidak boleh disiram dengan air)
d. Hindari menghirup asap secara langsung, gunakan masker atau
tutup hidung dengan sapu tangan.
e. Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat.
MODUL K3LH

f. Cari bantuan pemadam kebakaran, oleh karenanya nomor


telepon pemadam kebakaranharu ada di laboratorium.
g. Apabila di laboratorium terjadi kebakaran kecil seperti saat
melakukan pengujian, Anda bisa memadamkan api tersebut
dengan lap basah.
b. Luka Bakar
Pertolongan pertama pada luka bakar ditujukan pada:
1. Pengurangan rasa panas dan rasa sakit dan terjadinya pelepuhan
2. Pemberian cairan atau minuman sebanyak mungkin.
3. Pencegahan dan pengurangan terjadinya shock.
Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa atau
bahan kimia lainnya. Luka bakar akibat basa keras lebih merusak dari
pada akibat asam keras. Kecepatan mengguyur dan membasuh luka bakar
akibat zat kimia sangat menentukan dalam usaha membatasi akibat-
akibatnya. Lepaskan pakaian penderita dan guyurlah bagian yang terbakar
dengan air selama paling sebentar 15 menit.
c. Luka karena benda tajam dan benda tumpul
Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada jaringan kulit,
yaitu: luka lecet, luka iris, luka robek dan luka tusuk. Tindakan
pertolongannya adalah sebagai berikut: bila lukanya kecil dan darah tidak
banyak keluar:
• Bersihkan luka dengan air dan kemudian dengan antiseptik.
• Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
• Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit.
• Bila luka tersebut disebabkan oleh benda-benda kotor, seperti paku
berkarat harus diberitahukan kepada dokter. J
• Jika luka tidak dalam, maka untuk menghentikan aktivitas kuman
tetanus siramlah luka dengan larutan Hidrogen Peroksida 3%.
• Jika darah banyak keluar, hentikan dahulu pendarahan sebelum
pertolongan selanjutnya diberikan. Lakukan penekanan daerah luka
dengan kasa. Jika luka terjadi pada anggota tubuh penekanan
dilakukan pada titik-titik penekanan yaitu lengan bagian atas atau
paha bagian bawah. Ikatan pada daerah luka jangan terlalu kuat.
• Jika luka akibat pecahan termometer segeralah pergi ke dokter.
Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan pasien kecuali jika tidak
memungkinkan seperti pada kebakaran atau kebocoran gas. Cegahlah
terjadinya pendarahan dan shock. Jika penderita mau dipindahkan gunakan
bidai sebagai penyangga bagian tulang yang patah.
d. Cedera Pada Mata,
Tersiram bahan kimia Asam keras akan segera membakar selaput
lendir mata, tetapi basa keras akan mengakibatkan kerusakan yang lebih
dalam. Segera Gunakan eye Wash.
MODUL K3LH

Mata kemasukan kapur tohor harus diperlakukan sebagai terkena


basa keras.
• Tersiram asam keras : Guyur segera dengan larutan soda 5% atau
dengan air biasa. Guyuran dilakukan selama 15-30 menit terus
menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada di balik
kelopak mata.
• Tersiram basa keras Seluruh muka dan mata korban diguyur dengan
larutan cuka encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air), atau air biasa.
Guyuran dilakukan selama 30-45 menit terus menerus, dan harus
mengenai bagian yang terlindung oleh kelopak mata. Selama diguyur
penderita disuruh menggerak-gerakan bola matanya.

e. Pertolongan bila terkena bahan kimia


a. Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan
tersebut, bila terkenabahan asam cuci dengan Na2CO3 1% dan cuci
kembali dengan air.
b. Bila kena kulit, jangan digaruk , keringkan dan oleskan salep lavertran
c. Bawalah keluar ruangan korban supaya banyak menghirup oksigen.
d. Bila mengkawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik secepatnya.

f. Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja haruslah
dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara
berlebihan justru mendatangkan bahaya. Tindakan-tindakan pokok yang
penting ialah:
• Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut, misalnya
dari botol bekas zat beracun atau sisa yang masih ada. Pertolongan
selanjutnya tergantung kepada jenis racunnya.
• Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.
• Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Bila
diperlukan berikan dengan cara lain.
• pabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur,
susu, atau air sebanyak-banyaknya untuk mengurangi akibat
yangditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, saluran pernafasan dan
melalui kulit.
• Racun yang terisap melalui pernafasan. Jauhkan penderita dari tempat
kecelakaan dan bawa ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila ada
tabung oksigen, berikan dengan segera atau lakukan pernafasan buatan.
Bila memungkinkan, kenali bahan beracunnya. Jaga agar suhu tubuh
penderita tetap hangat.
• Racun yang masuk melalui kulit. Lepaskan semua pakaian yang
terkontaminasi, kemudian guyur bagian tubuh penderita yang terkena
racun dengan air. Jaga agar tubuh penderita tetap hangat dan baringkan,
MODUL K3LH

kemudian bawa ke dokter. Jangan menggunakan antidotum (antiracun)


seperti alkali untuk keracunan asam atau sebaliknya, jangan menggunakan
pelarut seperti alkohol atau fenol. Jangan lupa penolong mencuci tangan
dengan sabun setelah melakukan pertolongan.
• Racun yang tertelan Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan
segera sebanyak mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas.
Kemudian panggil dokter. Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar
muntah dengan cara menekan tenggorokannya dengan jari. Teruskan
perangsangan ini sampai muntahnya jernih.
MODUL K3LH

KELAS:
KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA:

Nama Anggota Kelompok

1.

2.

3.

4.
MODUL K3LH

1. Tujuan Pembelajaran
 Melalui Video Pembelajaran dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi
macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan
tepat (C1)
 Melalui Media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan
kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
 Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu membedakan
setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya (C2)
2. Kegiatan

1. Guru membagi siswa yang berjumlah 22 peserta didik menjadi 4 kelompok (1


kelompok berisi 5-6 peserta didik)
2. Peserta didik Mengamati Gambar dan Video Pembelajaran pada Link :
https://youtu.be/N5I_Eyv6-wM
https://youtu.be/ULxwNGTj3Pw

3. Peserta didik Mengamati Kejadian Kecelakaan kerja yang sering terjadi di


Laboratorium sekolah
a. Rumuskan permasalahan apa yang dapat kalian selidiki dari kasus tersebut?
b. Buatlah penjelasan mengenai macam-macam kecelakaan kerja pada
laboratorium?
MODUL K3LH

4. Berdasarkan Permasalahan diatas, guru meminta peserta didik berdiskusi


bersama kelompok menjawab pertanyaan tersebut lalu di presentasikan didepan
Kelas.
a. Bagaimana kecelakaan kerja bisa terjadi? Jelaskan!

b. Jelaskan Macam-macam kecelakaan kerja yang dapat terjadi di


laboratorium!

c. Bagaimana penanganannya bila terjadinya kecelakaan kerja di Laboratorium

5. Peserta didik membuat kesimpulan dari hasil pengamatan


MODUL K3LH

A. PERANGKAT ASESMEN
2) Asesmen formatif (diberikan pada saat Pre-test dan Post-test)
Melalui Google Form
https://forms.gle/EL8rQwgHkWRbhqfSA

Silahkan Anda pilih jawaban yang paling tepat! (setiap poin bernilai 20)
1. Keelakaan kerja yang dapat melalui saluran pernapasan, Kulit dan Saluran
pencernaan merupakan kasus keelakaan pada jenis….

a. Keracunan bahan kimia berbahaya


b. Kebakaran
c. Terpleset
d. Terkena pecahan Alat Gelas dan tertusuk jarum
e. Tertusuk Jarum
2. Dibawah ini yang bukan termasuk Jenis-jenis kecelakaan kerja di laboratorium
adalah….
a. Keracunan bahan kimia berbahaya
b. Keracunan gas kimia berbahaya
c. Terkena zat kimia yang korosif ( merusak kulit)
d. Terkena pecahan Alat Gelas dan tertusuk jarum
e. Terhirup Susu steril
3. Dibawah ini yang bukan termasuk perlengkapan alat darurat dalam penangan
kecelakaan kerja adalah, kecuali….
a. Alarm kebakaran
b. Alat dan bahan pemadam kebakaran
c. Pancuran keselamatan
d. Botol pencuci mata (Eye Wash)
e. APD
4. Berikut dibawah ini yang bukan termasuk kedalam standar operasional prosedur
laboraterium adalah…..
a. Mengunakan alat pelindung diri
b. Mencuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
c. Semua specimen harus dianggap infeksius
d. Melakukan persiapan pipet melalui mulut untuk bahan yang tidak beracun
e. Tidak membuka sentrifuga sewaktu masih berputar

5. Peralatan darurat yang diperlukan pada saat kecelakaan Pada Mata adalah ….
a. Alarm kebakaran
b. Alat dan bahan pemadam kebakaran
c. Pancuran keselamatan
d. Botol pencuci mata (Eye Wash)
e. Face Shield
MODUL K3LH

INSTRUMEN PENILAIAN

Instrumen Soal Pengetahuan

Format Tes Tulis

Jumlah Soal : 5 soal Ganda

Waktu : 10 menit

Tujuan Pembelajaran :

a. Melalui Video Pembelajaran dan Gambar peserta didik mampu Mengidentifikasi


macam-macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat.
(C1)
b. Melalui media PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara penanganan kecelakaan
kerja di laboratorium dengan Benar. . (C4)
c. Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu menganalisis
setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya (C4)

A. Penilaian Pengetahuan
Kisi-kisi Soal

No Tujuan Pembelajaran Level Nomer Jenis Soal


Kognitif Soal dan
Kunci
Jawaban
1 Melalui Video Pembelajaran C2 mengidentifikasi 1 dan 2 Ganda , A dan E
dan Gambar peserta didik
mampu Mengidentifikasi
macam-macam kecelakaan
kerja di laboratorium sekolah
dengan antusias dan tepat.
2 Melalui media PPT Peserta C4 Menganalisis 3 dan 4 Ganda, E dan D
didik mampu Menganalisis
cara penanganan kecelakaan
kerja di laboratorium dengan
Benar.
MODUL K3LH

3. Melalui pengamatan di C4 Menganalisis 5 Ganda, E


Laboratorium sekolah Peserta
didik mampu menganalisis setiap
jenis kecelakaan kerja dan
Penanganannya (C4)

1. Instrumen Penilaian Pengetahuan

Instrumen Penilaian Pengetahuan


Mata Pelajaran : K3LH
Kelas / semester : X / Ganjil
Topik : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sub Topik : Macam- macam Kecelakaan kerja di Laboratorium
Dan Cara penanganannya

Nilai Soal
No Nama Siswa Jumlah
20 20 20 20 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
MODUL K3LH

B. Penilaian Keterampilan

Instrumen Penilaian Keterampilan


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / semester : X / Ganjil
Topik : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sub Topik : Macam- macam Kecelakaan kerja di Laboratorium
Dan Cara penanganannya

Sistematika Penggunaa
presentasi Intonasi dan Mempertahankan
No Nama Siswa n Bahasa Jumlah
artikulasi sanggahan
43 2 1 43 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
MODUL K3LH

Rubrik Penilaian Keterampilan

No Aspek yang Kriteria Skor


dinilai
1 Sistematika Materi presentasi disajikan secara 4
presentasi bersesuaian dan sistematis
Materi presentasi disajikan secara 3
bersesuaian tetapi kurang sistematis
Materi presentasi disajikan secara kurang 2
bersesuaian dan tidak sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak 1
bersesuaian dan tidak sistematis
2 Penggunaan Bahasa yang digunakan sangat mudah 4
bahasa dipahami
Bahasa yang digunakan cukup mudah 3
dipahami
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit 1
dipahami
3 Ketepatan Penyampaian materi disajikan dengan 4
intonasi dan intonasi
kejelasan yang tepat dan artikulasi/lafal yang jelas
artikulasi Penyampaian materi disajikan dengan 3
intonasi yang agak tepat dan artikulasi/lafal
yang agak jelas
Penyampaian materi disajikan denganintonasi 2
yang kurang tepat dan artikulasi/lafalyang
kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan 1
intonasi yang tidak tepat dan artikulasi/lafal
yang tidak jelas
4 Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi 4
mempertahankan pertanyaan/sanggahandengan arif dan
dan menanggapi bijaksana
pertanyaan atau Mampu mempertahankan dan menanggapi 3
sanggahan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
Kurang mampu mempertahankan dan 2
menanggapi pertanyaan atau sanggahan
dengan baik
Tidak mampu mempertahankan dan 1
menanggapi pertanyaan atau
sanggahan dengan baik
MODUL K3LH

Teknik Penskoran= Skor yang diperoleh x 10


16

Keterangan skala penilaian:


A: sangat baik (memperoleh nilai ≥ 86)
B: baik (memperoleh nilai 70 ≤ skor < 86)
C: cukup (memperoleh nilai 56 ≤ skor < 70)
D: kurang baik (memperoleh nilai < 56)

C. Instrumen Penilaian Sikap

Instrumen Penilaian Sikap

Kelas :

Butir Sikap : Gotong RoyongAspek penilaian sikap


No Aspek yang dinilai 1 2 3 Keterangan
1. Keaktifan dalam membantu kelompok
2. Kerjasama menyelesaikan tugas

Rubrik penilaian
No Indikator Rubrik
1 Keaktifan dalam 3. Sangat aktif membantu kelompok
kelompok 2. Cukup aktif membantu kelompok
1. Kurang aktif membantu kelompok
2 Kerjasama 3. Sangat mampu bekerjasama menyelesaikan tugas
menyelesaikan tugas 2. Cukup mampu bekerjasama menyelesaikan tugas
1. Kurang mampu bekerjasama menyelesaikan tugas

Keterangan : Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 3
MODUL K3LH

Butir Sikap : Berpikir kritis dan bernalar kritis

PENILAIAN
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3
1. Mengidentifikasi masalah
2. Melakukan pengamatan/observasi
3. Melakukan analisis/pengolahan data
4. Mengomunikasikan

Rubrik Penilaian Sikap

No ASPEK YANG PENILAIAN


DINILAI
1 2 3
1 Merumuskan Tidak mampu Identifikasi masalah Identifikasi masalah
masalah, hipotesis, mengidentifikasi dilakukan dengan dilakukan secara mandiri
dan merencanakan masalahyang bantuan guru (individual/kelompok)
percobaan diberikan di LKPD
Tidak Mengisi LKPD Mengisi LKPD dengan
mengerjakan dengan baik baik
LKPD
2 Pengamatan Pengamatan Pengamatan cermat Pengamatan cermat
tidakcermat
Tidak mengamati Tidak mengamati Mengamati semua
semuaaktivitas semua aktivitas aktivitas pada LKPD
pada LKPD padaLKPD
3 Melakukan analisis Tidak memiliki Hasil analisa data Hasil analisa data
data dan hasilanalisa dan kesimpulan dilakukan secara mandiri
menyimpulkan terhadap dibantu oleh guru (individual/kelompok)
permasalah yang
diberikan di
LKPD
Kesimpulan tidak Kesimpulan tidak Kesimpulan lengkap
ada lengkap mencakup 4 mencakup 4 aktivitas
aktivitas pada LKPD pada LKPD
MODUL K3LH

4 Mengomunikasikan Dilakukan secara Lisan dan tertulis, Memadukan hasil tertulis


lisan namun tidak sebagai bagiandari
dipadukan penyajian secara lisan
MODUL K3LH

L
A
M
P
I
R
A
N
POWER POINT
KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM

By. Novri Dwi Isnaini, SKM

TUJUAN PEMBELAJARAN
• Melalui video pembelajaran peserta didik mampu Mengidentifikasi macam-
macam kecelakaan kerja di laboratorium sekolah dengan antusias dan tepat (C2)
• Melalui video pembelajaran dan PPT Peserta didik mampu Menganalisis cara
penanganan kecelakaan kerja di laboratorium dengan baik. . (C4)
• Melalui pengamatan di Laboratorium sekolah Peserta didik mampu
membedakan setiap jenis kecelakaan kerja dan Penanganannya(C2)
KASUS KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM

• Kebakaran
• Keracunan bahan kimia berbahaya
• Keracunan gas kimia berbahaya
• Terkena zat kimia yang korosif ( merusak
kulit)
• Korsleting listrik
• Terkena pecahan alat gelas
• Tertusuk jarum
• Terpeleset
Terjadinya kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis
terjadinya kecelakan menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab
terjadinya kecelakan kerja di labolatorium:
• Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan
proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan
• Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
• Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang melakukan
kegitan labolatorium.
• Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan
perlindungan kegiatan labolatorium.
• Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus
ditaati.
• Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan atau
menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
• Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.
Setiap orang harus mengetahui begaimana menggunakan semua perlengkapan
keselamatan. Ketika peralatan darurat diperlukan, kecepatan sangat
diutamakan. Alat-alat darurat itu terdiri atas:
• Alarm kebakaran
• Alat dan bahan pemadam kebakaran
• Pancuran keselamatan
• Botol pencuci mata
• Pintu darurat
• Selimut kebakaran
CARA PENANGANAN KECELAKAAN KERJA

• Kebakaran , Kebakaran di laboratorium biasanya disebabkan oleh zat kimia


yang mudah terbakar atau zat kimia yang mudah bergerak cara penanganannya,
segera melnghidupkan alarm kebakaran dan langsung penyemprotan
menggunakan tabung pemadam kebakaran

• Terkena zat kimia yang korosif, pertolongan pertama adalah aliri bagian yang
terbakar dengan air mengalir selama 20 menit agar bagian tubuh tidak melepuh
atau rendam dengan air es.

• Keracunan zat kimia, keracunan tidak selalu melalui mulut ( Tertelan ) akan
tetapi keracunan melalui pernafasan ( Menghirup zat kimia )

• Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=mUi3ddg8n0I
Luka Bakar Pertolongan pertama pada luka bakar ditujukan pada:

1. Pengurangan rasa panas dan rasa sakit dan terjadinya pelepuhan

2. Pemberian cairan atau minuman sebanyak mungkin.

3. Pencegahan dan pengurangan terjadinya shock.

Luka bakar karena zat kimia dapat diakibatkan oleh asam, basa atau bahan kimia lainnya.

Luka bakar akibat basa keras lebih merusak dari pada akibat asam keras. Kecepatan
mengguyur dan membasuh luka bakar akibat zat kimia sangat menentukan dalam usaha
membatasi akibat-akibatnya. Lepaskan pakaian penderita dan guyurlah bagian yang
terbakar dengan air selama paling sebentar 15 menit. Untuk luka bakar yang kecil lakukan
hal berikut:

Akibat asam: cuci dengan air, kemudian dengan larutan Natrium Bikarbonat 1%, dan cuci lagi
dengan air. 2. Akibat basa: sama dengan akibat asam, tetapi menggunakan larutan Asam
Asetat 1%. 3.
Luka karena benda tajam dan benda tumpul Ada beberapa jenis luka yang dapat terjadi pada
jaringan kulit, yaitu: luka lecet, luka iris, luka robek dan luka tusuk. T
indakan pertolongannya adalah sebagai berikut: bila lukanya kecil dan darah tidak banyak
keluar:
• Bersihkan luka dengan air dan kemudian dengan antiseptik.
• Tutup luka dengan kain kasa steril atau plester.
• Bila perlu dijahit, segeralah pergi ke rumah sakit.
• Bila luka tersebut disebabkan oleh benda-benda kotor, seperti paku berkarat harus
diberitahukan kepada dokter. J
• jika luka tidak dalam, maka untuk menghentikan aktivitas kuman tetanus siramlah luka
dengan larutan Hidrogen Peroksida 3%.
• Jika darah banyak keluar, hentikan dahulu pendarahan sebelum pertolongan selanjutnya
diberikan. Lakukan penekanan daerah luka dengan kasa. Jika luka terjadi pada anggota
tubuh penekanan dilakukan pada titik-titik penekanan yaitu lengan bagian atas atau paha
bagian bawah. Ikatan pada daerah luka jangan terlalu kuat.
• Jika luka akibat pecahan termometer segeralah pergi ke dokter.
• Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan pasen kecuali jika tidak memungkinkan seperti
pada kebakaran atau kebocoran gas. Cegahlah terjadinya pendarahan dan shock. Jika
penderita mau dipindahkan gunakan bidai sebagai penyangga bagian tulang yang patah
Cedera Pada Mata

Tersiram bahan kimia Asam keras akan segera membakar selaput lendir mata, tetapi
basa keras akan mengakibatkan kerusakan yang lebih dalam. Segera Gunakan
eye Wash.

Mata kemasukan kapur tohor harus diperlakukan sebagai terkena basa keras.

• Tersiram asam keras : Guyur segera dengan larutan soda 5% atau dengan air
biasa. Guyuran dilakukan selama 15-30 menit terus menerus dan harus
mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak mata.

• Tersiram basa keras Seluruh muka dan mata korban diguyur dengan larutan
cuka encer (1 bagian cuka dapur + 1 bagian air), atau air biasa. Guyuran
dilakukan selama 30-45 menit terus menerus, dan harus mengenai bagian yang
terlindung oleh kelopak mata. Selama diguyur penderita disuruh menggerak-
gerakan bola matanya.
Keracunan Sebagian besar kasus keracunan di laboratorium terjadi karena salah penanganan
dan tidak mengikuti petunjuk keselamatan laboratorium.

Pertolongan terhadap keracunan yang ditimbulkan oleh zat apa saja haruslah dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru
mendatangkan bahaya. Tindakan-tindakan pokok yang penting ialah:

• Cari jenis racun yang telah menyebabkan keracunan tersebut, misalnya dari botol bekas
zat beracun atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya tergantung kepada jenis
racunnya.

• Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan.

• Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Bila diperlukan
berikan dengan cara lain.

• pabila racun tidak dapat dikenali, sementara berikan norit, putih telur, susu, atau air
sebanyak-banyaknya untuk mengurangi akibat yang ditimbulkan.
Racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, saluran pernafasan dan melalui kulit.

Racun yang terisap melalui pernafasan. Jauhkan penderita dari tempat kecelakaan dan
bawa ke tempat yang udaranya lebih segar. Bila ada tabung oksigen, berikan dengan
segera atau lakukan pernafasan buatan. Bila memungkinkan, kenali bahan
beracunnya. Jaga agar suhu tubuh penderita tetap hangat.

Racun yang masuk melalui kulit. Lepaskan semua pakaian yang terkontaminasi,
kemudian guyur bagian tubuh penderita yang terkena racun dengan air. Jaga agar
tubuh penderita tetap hangat dan baringkan, kemudian bawa ke dokter. Jangan
menggunakan antidotum (antiracun) seperti alkali untuk keracunan asam atau
sebaliknya, jangan menggunakan pelarut seperti alkohol atau fenol. Jangan lupa
penolong mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan pertolongan.

. Racun yang tertelan Jika penderita sadar, beri minum susu atau air dengan segera
sebanyak mungkin, paling sedikit dua sampai empat gelas. Kemudian panggil dokter.
Bila penderita tidak muntah rangsanglah agar muntah dengan cara menekan
tenggorokannya dengan jari. Teruskan perangsangan ini sampai muntahnya jernih.
Sekian
Dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai