Anda di halaman 1dari 7

Komplikasi … (Boedy S, Titiek HA)

KOMPLIKASI EKSTRAKRANIAL
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK MALIGNA
DI DEPARTEMEN THT-KL RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
TAHUN 2004 - 2006
(Penelitian Retrospektif)

Boedy Setya Santoso, Titiek Hidayati Ahadiah

Dep/SMF Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok


Bedah Kepala dan Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PENDAHULUAN

Otitis media supuratif kronik penderita bila tidak segera dilakukan


(OMSK) sering menyebabkan tindakan penanganannya. 2,4
morbiditas dan mortalitas sehingga OMSK tipe atiko-antral
sampai sekarang masih menjadi disebut juga tipe maligna atau
masalah kesehatan masyarakat yang dengerous type, karena mempunyai
utama di seluruh dunia .1 Otitis media potensi untuk menimbulkan
supuratif kronik adalah peradangan komplikasi . OMSK jenis ini ditandai
pada mukoperiosteum rongga telinga dengan sekret yang berbau, perforasi
tengah yang berlangsung lama, disertai membrana timpani yang marginal atau
perforasi membrana timpani dengan atik dengan patologi kolesteatoma.
sekret yang keluar terus menerus atau Kolesteatorna dapat mengakibatkan
hilang timbul. Peradangan ini sering terjadinya osteitis, osteotromboplebitis
menimbulkan destruksi pada struktur dan selanjutnya lepas menjadi emboli
disekitarnya dan kadang dapat dan menyebar kedalam intra-kranial.
mengakibatkan gejala sisa yang Selain itu kolesteatoma merupakan
bersifat ireversibel. 2,3 tempat yang subur untuk pertumbuhan
Sifat perjalanan penyakit yang kuman. Kuman-kuman ini akan
sangat perlahan sehingga sering tidak menghasilkan enzim-enzim osteolitik,
disadari oleh penderita, ditambah yang dapat menyebabkan timbulnya
kesadaran yang kurang dari orang tua destruksi tulang pada dinding mastoid,
atau penderita sendiri menyebabkan melalui defek tersebut infeksi dengan
tidak jarang waktu penderita berobat mudah meluas ke intra-kranial.4-8
sudah terdapat komplikasi atau sudah Prinsip terapi OMSK tipe
disertai gangguan pendengaran yang maligna ialah pembedahan yaitu
berat. Komplikasi ekstrakranial yang mastoidektomi dengan atau tanpa
sering terjadi adalah infiltrat, abses timpanoplasti. Jenis operasi ini
atau fistel mastoid, paresis N VII dan tergantung pada luasnya infeksi atau
labirinthitis. Sedangkan komplikasi kolesteatoma, sarana yang tersedia
intrakranial antara lain trombosis serta pengalaman operator. Tujuan
sinus lateralis. abses otak dan operasi ini adalah membuang semua
meningitis. Komplikasi diatas dapat jaringan patologi dan mencegah
menyebabkan kematian pada komplikasi . 9

20
Vol.3, No.1, Januari - April 2010, hlm. 20-26

Angka kejadian otitis media BAHAN DAN CARA KERJA


supuratif kronik dengan komplikasi
sangat tinggi. Helmi dan kawan-kawan Studi ini dilakukan secara
melaporkan dari 40 penderita OMSK deskriptif retrospektif di bagian THT-
dengan tanda komplikasi sebanyak 13 KL RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
kasus yakni sekitar 33 % di RSCM UI Bahan dikumpulkan dari status otologi
Jakarta tahun 1984 – 1986. Wisnu penderita selama Januari 2004 sampai
Broto melaporkan ada 37,7% kasus Desember 2006.
otitis media supuratif kronik dengan Kasus yang masuk dalam
komplikasi pada tahun 1988 – 1989 di penelitian ini adalah seluruh penderita
RSUD Dr. Soetomo. Nurmawati OMSK maligna dengan komplikasi
melaporkan ada 31,2% kasus otitis ekstrakranial yang dilakukan operasi
media supuratif kronik dengan mastoidektomi. Data yang
komplikasi pada tahun 1994 – 1995 di dikumpulkan meliputi umur, jenis
RSUD Dr. Soetomo. Tingginya angka kelamin, tingkat pendidikan, tempat
kejadian OMK dengan komplikasi tinggal, jenis komplikasi ekstrakranial,
membutuhkan perhatian yang serius gambaran otoskopi, patologi kavum
dari dokter spesialis THT-KL. 6,10,11 timpani serta jenis ketulian.
Tujuan penulisan penelitian ini
adalah menyampaikan data penderita HASIL PENELITIAN
OMSK dengan komplikasi Jumlah penderita OMSK
ekstrakranial menurut umur, jenis Maligna yang dioperasi di bagian
kelamin, tingkat pendidikan, tempat THT-KL RSUD Dr. Soetomo selama
tinggal, jenis komplikasi ekstrakranial, tahun Januari 2004 sampai Desember
gambaran otoskopi, patologi kavum 2006 yang dilakukan sebanyak 163
timpani dan jenis ketulian di bagian penderita dimana 56 penderita atau
RSUD. Dr Soetomo tahun 2004 - sebanyak 34,36% mengalami
2006. komplikasi ekstrakranial.

Tabel 1. Jenis kelamin penderita OMSK maligna dengan komplikasi ekstrakranial


Jenis kelamin Jumlah Prosentase
Laki-laki 28 50.00%
Wanita 28 50.00%
Total 56 100.00%

Tabel 2. Umur penderita OMSK Maligna dengan komplikasi ekstrakranial


Umur Jumlah Prosentase
<10 tahun 9 16,07%
11-20 tahun 16 28,57%
21-30 tahun 14 25,00%
31-40 tahun 11 19.64%
41-50 tahun 3 5.36%
51-60 tahun 2 3.57%
>60 tahun 1 1.79%
Total 56 100.00%

Tabel 3. Tingkat pendidikan penderita OMSK maligna dengan komplikasi


ekstrakranial

21
Komplikasi … (Boedy S, Titiek HA)

Pendidikan Jumlah Prosentase


SD 23 41.07%
SMP 6 10.72%
SMA 16 28.57%
Universitas 0 0,00%
Tidak ada Data 11 19.64%
Total 56 100.00%
Tabel 4. Tempat tinggal penderita OMSK maligna dengan komplikasi ekstrakranial
Tempat Tinggal Jumlah Prosentase
Dalam Kota Surabaya 10 17.86%
Luar Kota Surabaya dalam Jatim 42 75.00%
Luar kota Surabaya luar Jatim 4 7.14%
Total 56 100.00%

Tabel 5. Jenis komplikasi ekstrakranial penderita OMSK maligna


Kompl.Ekstrakranial Jumlah Prosentase
Infiltrat retroaurikula 1 1.79%
Abses retroaurikula 24 42.86%
Fistel retroaurikula 18 32.14%
Parese N VII 13 23.21%
Total 56 100.00%

Tabel 6. Gambaran otoskopi penderita OMSK maligna dengan komplikasi


ekstrakranial
Perforasi Jumlah Prosentase
Subtotal 3 5.35%
Total 19 33.93%
Total Marginal 8 14.29%
Atik 8 14.29%
Sulit dievaluasi (tertutup granulasi) 18 32.14%
Total 56 100.00%

Tabel 7. Gambaran patologi kavum timpani penderita OMSK maligna dengan


komplikasi ekstrakranial
Patologi kavum timpani Jumlah Prosentase
Kolesteatom 4 7.14%
Granulasi 9 16.07%
Granulasi + kolesteatom 42 75.00%
Fibrosis + granulasi 1 1.79%
Total 56 100.00%

22
Vol.3, No.1, Januari - April 2010, hlm. 20-26

Tabel 8. Jenis ketulian penderita OMSK maligna dengan komplikasi ekstrakranial


Jenis Ketulian Jumlah Prosentase
Normal 0 0.00%
Konduksi 6 10.71%
Sensorineural 10 17.86%
Campuran 26 46.43%
Tidak dilakukan 14 25.00%
Total 56 100.00%

PEMBAHASAN

Otitis media supuratif kronik dengan dengan komplikasi tidak berhubungan


komplikasi masih merupakan masalah dengan umur dan jenis kelamin. Pada
karena angka kejadiannya yang tinggi. tabel 1 bisa dilihat bahwa antara laki-
Di bagian THT-KL RSUD Dr. laki dan perempuan hampir sama
Soetomo pada Januari 2004 – angka kejadiannya. Hal ini hampir
Desember 2006 didapatkan 74 sama dengan gambaran OMSK yang
penderita (45,40%) dari 163 yang dilaporkan Sunaryadi dan Wisnubroto
dilakukan operasi mastoidektomi di kecamatan Sumberpucung
mengalami komplikasi ekstrakranial Kabupaten Malang Jawa Timur. Hal
dan intrakranial dimana komplikasi ini menunjukkan juga bahwa struktur
intrakranial ada 18 penderita (11,04%) dan anatomi mastoid maupun kavum
dan komplikasi ekstrakranial sebanyak timpani adalah sama antara laki-laki
56 penderita (34,36%). Pada tahun dan perempuan.2,10
sebelumnya yakni 1988 – 1989 pernah Berdasarkan usia bisa dibagi
dilaporkan oleh Wisnubroto yaitu dalam masa anak-anak, remaja, dan
sebesar 37,1 % dari 278 kasus dewasa. Pada usia anak-anak antara 0 –
penderita yang dilakukan 10 tahun ada sekitar 16,07 %
mastoidektomi. Di India Rupa dan penderita, usia remaja 11 – 20 tahun
Raman pada tahun 1991 melaporkan yakni 28,57 % penderita, dewasa muda
angka komplikasi sebesar 33,8 % dari 21-30 tahun sebanyak 25,00%
360 penderita yang dimastoidektomi. sedangkan sisanya diderita oleh orang
Periode 1994-1995 Nurmawati dewasa. Berdasarkan data ini
melaporkan 31,2 % kasus OMSK menunjukkan bahwa OMSK maligna
dengan yang mengalami komplikasi. menyerang mengenai pada semua
Keles dari Turki melaporkan tingkat umur, tetapi umur antara 11 –
komplikasi ekstrakranial sebanyak 20 tahun paling besar angka
35%. Dengan demikian saat ini angka kejadiannya yaitu 28,57%. Angka ini
komplikasi pada penderita OMK lebih rendah bila dibandingkan dengan
hampir sama. 5,11-13 penelitian sebelumnya pada tahun
Banyak kepustakaan 1991, penderita usia remaja sebesar
menyebutkan bahwa OMSK maligna 57,1 %.2,10

23
Komplikasi … (Boedy S, Titiek HA)

Hasil berbagai survei mengenai OMSK banyak adalah abses retroaurikula


maligna telah banyak dilaporkan di sebanyak 42,86% disusul berturut-turut
berbagai perpustakaan. Laporan hasil fistel retroaurikula 32,14%, parese N
penelitan berdasarkan pendidikan VII sebanyak 23,21% dan yang paling
ternyata tingkat pendidikan SD sedikit adalah infiltrat retroaurikula
terbanyak. Pada table 3 menunjukkan sebanyak 1,79%. Neely menyebutkan
bahwa kelompok dengan pendidikan bahwa 48-49% penderita didapatkan
terakhir SD sangat banyak yakni komplikasi abses mastoid sedangkan
41,07% disusul SMA 28,57%, tidak Ghandi melaporkan sebanyak 45% .
ada data 19,64%, SMP 19,71% Komplikasi terbanyak darl OMSK
sedangkan lulusan perguruan tidak ada maligna ekstrakranial berupa abses
kasusnya. Hal ini disebabkan karena retroaurikula sebanyak 75,6% juga
tingkat pengetahuan penderita yang dilaporkan Nurmawati . Berdasarkan
rendah menyebabkan mereka kurang literatur dan hasil di atas, abses
memperhatikan penyakit yang retroaurikula menempati urutan teratas
dideritanya sehingga terlambat dalam pada jenis komplikasi OMSK
pengobatan. Urutan kedua tingkat walaupun dengan angka kejadian yang
pendidikan SMA dikarenakan sebagian bervariasi. Hal ini disebabkan secara
besar penderita pada tingkat anatomi mastoid adalah organ yang
pendidikan tersebut berada di sekitar paling dekat dengan proses infeksi
kota Surabaya sehingga faktor dengan mekanisme destruksi dari
kemudahan untuk berobat memegang kortek mastoid akibat supurasi mastoid
peranan penting. Penyuluhan yang sehingga pus berada di subperios.
5,9,11,14
terpogram merupakan alternatif yang
baik untuk mencegah terjadinya Hasil otoskopi paling banyak
komplikasi. 10 ditemukan perforasi total membrana
Perderita OMSK dengan timpani sebanyak 33,93% sedang
komplikasi ektrakranial paling banyak diurutan kedua adalah gambaran
berasal dari luar kota surabaya namun membrane timpani yang sulit
masih di wilayah Jatim yaitu sebanyak dievaluasi sebanyak 32,14% karena
75% disusul dalam kota Surabaya tertutup oleh granulasi, selanjutnya
sebanyak 17,86% dan yang paling perforasi total marginal 14,29%,
sedikit berasal dari luar kota Surabaya perforasi atik sebanyak 14,29% dan
diluar Jatim sebanyak 7,14%. RSUD yang paling sedikit perforasi subtotal
Dr Soetomo sebagai rumah sakit sebanyak 5,36%. Pada kepustakaan
rujukan untuk daerah propinsi Jawa OMSK Maligna umumnya ditemukan
Timur khususnya dan wilayah perforasi atik atau marginal namun
Indonesia Timur umumnya maka pada penelitian ini yang paling banyak
gambaran daerah asal penderita juga didapatkan adalah perforasi total
beragam. Sebagian besar penderita sebanyak 33,93% sedang jumlah
berasal dari luar kota Surabaya. Hal ini perforasi marginal dan atik sebanyak
mungkin karena tindakan pembedahan 28,58%. Hal ini kemungkinan
telinga masih belum dapat dikerjakan disebabkan oleh adanya angka infeksi
di RSUD kabupaten akibat di Jawa timur yang cukup banyak
keterbatasan sarana sedangkan dari sehingga mekanisme terjadinya
luar Jatim sedikit kemungkinan kolesteatoma sekunder lebih dominan
disebabkan oleh hambatan yang pada akhirnya tampak perforasi
transportasi.11 total lebih banyak dibandingkan
Jenis komplikasi ekstrakranial dengan perforasi atik maupun perforasi
pada penderita OMSK maligna paling marginal.
4-8

24
Vol.3, No.1, Januari - April 2010, hlm. 20-26

Patologi kavum timpani paling maligna di bagian THT-KL RSUD Dr.


banyak didominasi granulasi dan Soetomo Surabaya pada bulan Januari
kolesteatom sebanyak 75,00%. Modak 2004 sampai Desember 2006.
dari India melaporkan sebanyak 81% Didapatkan 74 penderita (45,40%)
kasus dengan patologi granulasi dan dari 163 yang dilakukan operasi
kolesteatom sedangkan Keles dari mastoidektomi mengalami komplikasi
Turki sebanyak 64,7% yang baik intrakanial maupun ekstrakranial.
menunjukkan patologi kolesteatom Hal Dari jumlah tersebut didapatkan
ini menunjukkan angka yang hampir komplikasi ekstrakranial sebanyak 56
sama dengan beberapa literatur . 11,13,15 penderita (34,36%).
Beberapa kepustakaan Dari seluruh penderita yang
menyebutkan bahwa OMSK maligna OMSK maligna yang mengalami
dengan komplikasi didapatkan jenis komplikasi ekstrakranial didapatkan
ketulian yang bervariasi. Pada hasil-hasil sebagai berikut :
penelitian ini didapatkan hasil 1. Kelompok umur terbanyak
audiogram terbanyak adalah tuli adalah usia 11-20 tahun
campuran sebanyak 46,43% disusul sebanyak 28,57%.
berturut-turut tidak dilakukan 2. Jumlah laki-laki sama dengan
audiogram sebanyak 25%, tuli wanita masing –masing 50%.
sensorineural sebanyak 17,86%, tuli 3. Tingkat pendidikan terbanyak
konduksi sebanyak 10,71% . Adapun adalah Sekolah Dasar sebanyak
alasan tidak dilakukan pemeriksaan 41,07%.
audiogram berdasarkan catatan medik 4. Daerah asal penderita yang
disebutkan bahwa penderita tidak terbanyak adalah dari luar
memungkinkan dilakukan audiogram Surabaya tetapi masih dalam
oleh karena penurunan kesadaran atau wilayah Jawa Timur sebanyak
tindakan gawat darurat yang harus 75%.
dikerjakan. Adapun jumlah tuli 5. Komplikasi OMSK
campuran lebih banyak dibandingkan ekstrakranial terbanyak adalah
jenis yang lain hal ini kemungkinan abses retroaurikula 42,865%.
disebabkan bahwa OMSK merupakan 6. Hasil otoskopi paling banyak
proses infeksi di kavum timpani ditemukan perforasi total
sehingga menyebabkan tuli konduksi membrana timpani sebanyak
dan apabila infeksi sudah masuk ke 33,93%.
koklea maka akan dapat menimbulkan 7. Hasil audiogram terbanyak
tuli sensorineural sehingga kedua hal didapatkan jenis tuli campuran
tersebut memberi gambaran tuli sebanyak 46,43%.
campuran. 4-5 8. Gambaran patologis kavum
timpani dimana paling banyak
KESIMPULAN granulasi dan kolesteatoma
Telah dilakukan penelitian sebanyak 75%.
retrospektif terhadap penderita OMSK

25
Komplikasi … (Boedy S, Titiek HA)

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. Prevention of hearing 10. Wisnubroto. Otitis media kronis


impairment from chronic otitis dan permasalahannya. Majalah
media. WHO / CIBA Foundation Kedokteran Indonesia. 1991; 141:
Workshop. 1996. Available at 519 – 27.
www.I:\chronic_otitis_media_pdf. 11. Nurmawati. Kolesteatoma sebagai
Diakses 17 Februari 2007. faktor resiko terjadinya abses
2. Slattery WH. Pathology and subperiost mastoid dan komplikasi
clinical course of inflammatory intrakranial. Surabaya: Lab / SMF
diseases of the middle ear. In: Ilmu Penyakit THT Fakultas
Shambaugh GE, Glasscock ME, Kedokteran Unair. 1997. Karya
Surgery of the ear. 5th ed. akhir.
Philadelphia : WB Saunders , 2003 12. Rupa V, Raman R. Complicated
: 422-33. veRSUDs uncomplicated disease in
3. Proctor B. Chronic otitis media and chronic suppurative otitis media.
mastoiditis. In: Paparella MM, et Acta Otolaryngology. 1991; 111 :
al. eds. Otolaringology. 530–5.
Philadelphia : WB Saunders , 13. Keles E, Kaygusuz I. The
1991: 1349 – 75. Complications of otitis media in
4. Austin DF. Chronic ear disease. retrospectif assessment of 51 cases.
In: Ballenger, Diseases of the ear, Turk Arch Otolaryngology. 2004;
nose, throat, head and neck. 14th 42(4) : 215-9
ed. Philadelphia: Lea & Febiger, 14. Ghandi BS, Agarwal AK. Clinical
1991 : 1109-18. profile of patient with
5. Neely JG. Intra temporal and complications following otitis
intra cranial complications of media. Indian Juornal of
otitis media. In: Bailey BJ, et al, Otolaryngology. 2001; 53 (1): 11-3
Head dan neck surgery- 15. Modak VB, Chavan VR.
otolaryngology 3th ed. Philadelphia: Intracranial complications of otitis
Lippincott , 2001: 1759-72. media in retrospective. Indian
6. Helmi., Otitis media supuratif Journal of Otolayngology. 2005;
kronis. Jakarta: Balai Penerbit 57(2) : 130-5
Fakultas K edokteran Universitas
Indonesia, 2005 : 55-72.
7. Hal I S, Calman B. Diseases of the
nose, throat and ear, 13th ed.
Philadelphia: Medical Division of
Longman Group UK Ltd, 1987 :
315-29
8. Scott-Brown. Diseases of the ear,
nose and throat, 5th ed. London:
Lippicott, 1987 : 215-8.
9. Djaafar ZA. Kelainan telinga
tengah. Dalam: Soepardi EA,
Iskandar N, editor Buku ajar ilmu
kesehatan telinga hidung
tenggorok. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2000 : 49 - 62.

26

Anda mungkin juga menyukai