Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Magang
Ilmu pengetahuan berkembang seiring dengan perkembangan daya
pikir manusia.Perkembangan tersebut memicu perkembangan dan kemajuan
zaman. Persaingan untuk menjadi yang terbaik menjadi sebuah hal yang tidak
bisa dihindari, sehingga menimbulkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang berkompeten, yang mampu bersaing untuk menjadi yang terbaik.
Tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi suatu
hal yang tidak bisa ditawar lagi.Pendidikan yang berkualitas sangat
diperlukan sebagai upaya peningkatan untuk pengembangan sumber daya
manusia.
Proses pendidikan di perguruan tinggi menuntut pencapaian
kompetensi mahasiswa secara optimal, baik dalam hal sikap, pengetahuan
maupun keterampilan. Pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) tuntutannya lebih banyak lagi, karena LPTK tidak hanya mengemban
tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten pada
bidangnya akan tetapi juga mempersiapkan mereka menjadi tenaga
professional di bidang pendidikan.
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu merupakan salah satu
LPTK yang bertujuan menghasilkan para calon sarjana pendidikan.Untuk itu
FTT bertanggung jawab untuk membekali para lulusannya dengan berbagai
kompetensi, dari penguasaan bidang studi, landasan keilmuan kegiatan
mendidik, hingga strategi menerapkannya secara profesional di lapangan.
Salah satu cara yang ditempuh untuk memaksimalkan pencapaian
penguasaan yang dimaksud adalah melalui magang. Magang adalah
pembelajaran dengan berbuat (learning by doing) yang memungkinkan
pembentukan keterampilan, pengetahuan dan sikap secara maksimal. Dengan
magang, diharapkan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

1
2

dibutuhkan melalui pengalaman menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang


ditugaskan termasuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi di lapangan.
Selain dengan hal itu dan seiring dengan kebijakan penerapan
kurikulum berbasis KKNI, maka Fakultas Tarbiyah dan Tadris menetapkan
magang sebagai bagian integral kurikulum yang wajib bagi mahasiswa mulai
angkatan 2017.
Program magang di Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu
dilaksanakan secara berjenjang, yaitu Magang I, Magang II dan Magang
III.Setiap magang dilaksanakan dengan tujuan yang berbeda dan pada
semester yang berbeda pula.Magang I dilaksanakan pada semester IV,
Magang II dilaksanakan pada semester V dan Magang III dilaksanakan pada
semester VII.
Masing-masing magang juga memiliki bobot sks yang berbeda, yaitu:
Magang I berbobot 1 sks, Magang II berbobot 2 sks dan Magang III berbobot
3 sks. Kegiatan Magang ini dilaksanakan pada komunitas sekolah/madrasah
atau lembaga pendidikan Islam lainnya, sesuai tuntutan program masing-
masing.
B. Tujuan Magang
Secara umum, magang bertujuan memberikan kesempatan pada
mahasiswa calon sarjana pendidikan untuk memperoleh pengalaman nyata
dalam rangka memadukan teori-teori yang diperoleh di bangku kuliah dengan
persoaalan nyata yang dihadapi di lapangan serta mengembangkan jati diri
sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan. Melalui magang,
mahasiswa dapat memvalidasi, menguji dan mengiplementasikan ilmu yang
diperoleh pada persoalan rill di lingkungan sekolah/madrasah atau lembaga
pendidikan Islam lainnya sebagai landasan dalam proses pembentukan jati
diri sebagai calon pendidik atau tenaga kependidikan serta memantapkan
kompetensi sesuai dengan bidang studi, mengembangkan perangkat
pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian
pendidikan.

2
3

Secara khusus, tujuan magang II adalah mengembangkan jati diri


sebagai pendidik dan pengajar yang profesional sesuai bidang studi dan
menetapkan kemampuan awal dalam menelaah dan merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus, minggu efektif, program semester
dan program tahunan.
C. Manfaat Magang
Program magang ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa, lembaga
tempat magang dan fakultas, yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman di bidang
manajemen dan kultur sekolah/madrasah;
b. Mendapatkan pengalaman melalui pengamatan terhadap proses
membangun kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial di
sekolah/madrasah;
c. Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan
terhadap proses pembelajaran di kelas;
d. Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara
interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu
dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di
sekolah/madrasah;
e. Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan,
perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di
sekolah/madrasah.
f. Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan
pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah/madrasah; dan
g. Memberi kesempatan untuk dapat berperan sebagai motivator,
fasilitator, dinamisator dan membantu pemikiran sebagai problem
solver.
2. Manfaat bagi Lembaga Tempat Magang

3
4

a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan antara


sekolah/madrasah tempat magang dengan Fakultas Tarbiyah dan
Tadris IAIN Bngkulu.
b. Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon
sarjana pendidikan yang berdedikasi dan profesional; dan
c. Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam
merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah/madrasah.
3. Manfaat bagi Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu
a. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja;
b. Membangun sinergitas antara sekolah/madrasah dengan Fakultas
Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu dalam mempersiapkan lulusan
yang bermutu;
c. Mendapatkan umpan-balik tentang kompetensi akademik mahasiswa
Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN Bengkulu; dan
d. Membina jaringan kerjasama dnegan sekolah tempat magang dalam
upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi
akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam pengembangan pendidikan
masyarakat.
D. Waktu dan Tempat Magang
1. Waktu Magang
Program Magang II mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Tadris IAIN
Bengkulu dilaksanakan mulai tanggal 25 Januari – 25 Februari 2020 di
MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu.
Tabel 1.1 Waktu Kegiatan Magang

No Kegiatan Magang Waktu

1 Pengamatan dan refleksi untuk memperkuat 1 minggu


pemahaman terhadap peserta didik

4
5

2 Perangkat pembelajaran (perancangan 3 minggu


RPP/RPPH, silabus, program tahunan,
program semester program mingguan dan
program harian)

2. Tempat Magang
Tempat pelaksanaan Magang II adalah MTs Al-Qur’an
Harsallakum Kota Bengkulu yang beralamatkan di Jl. Hibrida Ujung RT
09/RW 02, Pagar Dewa, Selebar, Bengkulu.

5
6

BAB II
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Magang
1. Lokasi Lembaga
Adapun identitas lengkap yang terdapat di MTs Al-Qur’an
Harsallakum Kota Bengkulu sebagai berikut:
No. IDENTITAS SEKOLAH

1. Nama Sekolah MTS Al-Qur’an


Harsallakum

2. Nomor Statistik 12127710005

3. Provinsi Bengkulu

4. Kecamatan Selebar

5. Kelurahan Pagar Dewa

6. Alamat Hibrida Ujung

7. Kode Pos 38211

8. Telepon 0736 – 51960

9. Daerah Perkotaan

10. Status Sekolah Swasta

11. Akreditasi A

12. Surat Keputusan/ SK Nomor : Mg.1/4-D

6
7

Tanggal : 06 Agustus 2003

13. Penerbit SK Ditandatangani oleh Kepala DEPAG

14. Tahun Berdiri 2002

15. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi Dan Siang

16. Bangunan Sekolah Milik Sendiri

17. Jarak Ke Pusat Kecamatan ± 3 KM

18. Jarak Ke Pusat Otoda ± 9 KM

19. Terletak Pada Lintasan Kabupaten/Kota

2. Sejarah Lembaga
Pondok Pesantren Al-Qur’an Harsallakum berada di bawah Yayasan
Riyadhus Shalihin dengan akta notaris no.27.Yayasan yang para
pengurusnya terdiri dari keluarga H. Harius Rusli, Lc dan Salimah
Hayati, BA mulai meletakkan batu pondasi pertama pondok pada tanggal
17 Agustus 2000.
Al-Qur’an Harsallakum berarti Al-Qur’an = wahyu Allah, Harsan =
Pengayom/peduli Lakum = untuk kamu/semua. Harsalakum juga
merupakan kependekan dari Har = Harius Rusli, Sal = Salimah Hayati, l
= lingkup/lingkungan, A = Anak, K = Keluarga, U = Untuk, M =
Masyarakat.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pondok Pesantren Al-Qur’an
Harsallakum yang bernaung dibawah Yayasan Riyadhussholihin
Bengkulu, yang beroperasi sejak tahun 2002, telah ikut mengambil peran
untuk memberikan pendidikan dan pengajaran bagi siswa usia Wajar
Dikdas dengan satuan pendidikan setingkat SMP. Kurikulum pendidikan
yang dilaksanakan selain kurikulum Diknas dan kurikulum Depag,
ditambah lagi dengan kurikulum Pondok yang memberikan pengajaran

7
8

keagamaan Islam dan pembiasaan akhlak yang baik, serta pembinaan


keterampilan dan keahlian praktis.
Sebagai Madrasah yang relatif baru, MTs Harsallakum telah ikut
mensukseskan program pemerintah dan masyarakat. Salah satu bukti
nyata ikut mensukseskan program pemerintah dalam hal Wajar Dikdas
adalah dengan meluluskan 93,33 % siswa pada tahun 2005. Kelulusan
siswa angkatan pertama ini merupakan peringkat ke 9 dari satuan
pendidikan SMP dan MTs se Kota Bengkulu, dan peringkat ke 8 untuk
satuan pendidikan MTs se Provinsi Bengkulu.
3. Visi dan Misi Lembaga
Semakin tinggi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, era
globalisasi serta berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua
terhadap pendidikan memicu sekolah untuk merespon tantangan. Untuk
mengabarkan profil MTs Al-Qur’an HarsallakumKota Bengkulu ke
depan dalam rangka mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dimasa yang
datang yang diwujudkan dalam visi, misi dan planning program sekolah
sebagai berikut:
a. Visi
Membentuk siswa/santri yang beriman, bertaqwa dan berakhlak
mulia dan berprestasi dalam bidang pendidikan, dakwah, seni,
olahraga dan ketrampilan praktis.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas guru dan siswa.
2) Meningkatkan kualitas administrasi.
3) Meningkatkan sarana dan prasarana secara bertahap.
4) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
5) Membiasakan dan meningkatkan ibadah dan akhlak mulia.
6) Menerapkan aturan dan disiplin madrasah.
7) Melaksanakan ekstrakurikuler.
8) Mengembangkan kerja sama madrasah dengan stockholder dan
pemerintah.

8
9

c. Planning Program
1) Tahsin dan tahfizhul qur’an (hafalan wajib 2 juz) selama tiga
tahun.
2) Program berbahasa arab dan bahasa inggris (menghafalkan
kosakata, percakapan, praktek berbahasa, dan lain-lain).
3) Musabaqoh bulanan antar santri meliputi:
a) Musabaqoh tilawatil qur’an
b) Musabaqoh hifzhil qur’an
c) Musabaqoh syarhil qur’an
d) Musabaqoh fahmil qur’an, dan lain-lain.
4) Muhadharah pelatihan da’i dan da’iah (ceramah).
5) Turnament bidang olahraga (futsal, volly, dan lain-lain).
6) Family fun day (panggung gembira, nobar, mancing, rihlah, dan
lain-lain.
4. Struktur Organisasi Lembaga
Bagan 2.1 Struktur Organisasi
Mts Ponpes Al-Qur’an Harsallakum

Yayasan Riyadhus Pimpinan Ponpes


Shalihin
H. Harius Rusli,Lc

Kepala Sekolah

Mursyidah HS,
Kepala tata Bendahara S.H.I Ka. Guru BK
usaha Sekolah Perpustakaan
Nopri Nela,
Samuji Lina Nurlayla, S.Pd Maimunah S.Pd
Wati, S.Pd

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Humas Waka Sarana


Prasarana
Nurul Hasanah, Adi Saputra, S.Pd Defriyanti, S.Pd
S.Pd Husnaini, M.Pd
Ganti Gunawan, S.Pd Nurlayla, S.Pd
Fistri Herawati,
S.Pd

Wali Kelas 7 & 9 Dewan Guru

9
10

Wali Kelas
8

10
11

Tabel 2.1 Keadaan Guru dan Pegawai (Guru menurut status kepegawaian)
N Statu L P Jm Penggolongan Total K
o s l e
. IV/b IV/a III/ III/c III/ III/a II/d II/c II/b II/ t
d b a

1 PNS - 1 1 - - 1 - 1 - - - - - 1 -

2 GTY - - - - - - - - - - - - - - -

3 GTT 18 24 42 - - - - - - - - - - 42 -

Jumlah 18 25 43 - - - - - - - - - - 43 -

Tabel 2.2 Keadaan Guru dan Pegawai (Guru menurut jenjang pendidikan)
N Guru SLTA D.1 D.2 D.3 S.1 Keg S.1 Non S.2 S.3 Jml Ket
o. Keg

1 PNS - - - - - - 1 - 1 -

2 GTY - - - - - - - - - -

3 GTT 1 - - - 1 4 2 - 42 -

Jumlah 1 - - - 1 4 3 - 43 -

Tabel 2.3 Nama Guru dan Jumlah Mengajar


NO NAMA KODE MATA TOTAL JAM
PELAJARAN MENGAJAR
GURU

1 Adi Saputra, S.E AD IPS 20 26

BK 6

2 Anisa Hidayati, S.Pd AI IPA 8 8

3 Asrial, S.Sn AL Seni Budaya 18 18

4 Defriyanti, S.Pd DF B. Indonesia 24 24

11
12

5 Deri Febrianto, S.Pd DF IPA 8 26

TIK 18

6 Ema Mariana, S.Pd.I EM Akidah Akhlak 24 24

7 Emamawati, S. Sn ER Seni Budaya 14 24

Prakarya 10

8 Firstri Herawati, FH Matematika 28 28


S.Pd

9 Febriyamsi, S.Pd.I FY Hadits 14 14

10 Ganti Gunawansyah, GG Bahasa Arab 8 26


S.Pd.I
Muhadasah 10

Mulok 8

11 Hardinata, S.Pd HD IPA 8 8

12 Handy Wanzi, S.Pd.I HW Penjas 18 18

13 Ika Desiani Ningsih, ID SKI 10 10


S.Pd.I

14 Ibnu Sina, S.Pd IB Penjas 14 14

15 Ifan Effendi, S.E IF IPS 8 8

16 Jamhurizal, S.Pd JL B.Indonesia 12 12

17 M. Jundullah MJ Hadits 10 10

18 Liyuni, S.Pd LY IPA 20 24

Prakarya 4

19 Badisman Apandi, BD Nahwu 8 16


BA
Fiqih 8

12
13

20 Muhammad Hasan MN Hadits 8 8


HS, Lc

21 Muhammad Afdhal, MF Matematika 8 8


M.Pd

22 Murniati Pasaribu, MT B. Arab Pondok 4 13


S.Pd
B. Arab MTs 9

23 Marliyanti, S.Pd MR PKN 6 6

24 Nurdin, S.Pd ND B. Inggris 20 20

25 Nopri Nela, S.Pd.I NN BK 26 26

26 Nurlayla, S.Pd NL B. Inggris 12 12

27 Nurul Hasanah, S.Pd NH Matematika 12 12

28 Nur Hasanah, S.Pd.I NR B. Arab MTs 12 30

Muhadasah 8

B. Arab Pondok 10

29 Nur Fadillah NF Matematika 8 8

30 Rasmiati, S.Pd.I RS Fiqih 24 24

31 Rika Fitri, S.Pd RP B. Indonesia 28 28

32 Rian Hasbih RN Nahwu 14 22


Amrullah, S.Th.I
Tilawah 8

33 Rosnelly, S.Pd RN Matematika 8 8

34 Reki Suparja, S.Pd RK PKN 26 34

IPS 8

35 Samuji Linawati, SW SKI 8 18

13
14

S.Pd.I Tilawah 10

36 Sri Purwanti SP B.Inggris 32 32


Ningsih, S.Pd

37 Sulistiawati, S.E, SL IPS 28 28


M.Pd

38 Sintarmi Apriani N, SA IPA 8 18


S.Pd
Prakarya 10

39 Zarfiwanita, S.Ag ZW Qur’an Hadits 24 24

40 Zulpahmi Siregar, ZF B.Arab MTs 15 25


S.Pd.I
Nahwu 10

41 Septi Perawati, SE SKI 8 8


S.Pd.I

42 Ida Farida, S.Pd.I IF Akidah Akhlak 8 8

43 Eko Kurniawan, EK Qur’an Hadits 8 8


S.Pd.I

44 Rachmadi Dwi RD IPA 12 12


Areka, S.Pd

2.4 Daftar Nama-Nama Wali Kelas


No Pembagian Kelas Jumlah Wali Kelas
Siswa

1 VII A 29 Emma Mariana, S.Pd.I

2 VII B 29 Eko Kurniawan, S.Pd.I

3 VII C 28 Adi Saputra, SE

4 VII D 29 Ipan Effendi, SE

14
15

5 VII E 26 Ida Parida, S.Pd.I

6 VII F 25 Hj. Zarfiwanita, S.Ag

7 VII G 25 Nur Hasanah, S.Pd.I

8 VIII A 27 Murniati Pasaribu, M.Pd

9 VIII B 28 Rachmadi Dwi Areka, S.Pd

10 VIII C 28 Sri Purwanti Ningsih, S.Pd

11 VIII D 21 Nurfadillah, S.Pd

12 VIII E 22 Rasmiati, S.Pd.I

13 VIII F 22 Defriyanti, S.Pd

14 IX A 26 Reki Suparja, S.Pd

15 IX B 26 Ganti Gunawan, S.Pd

16 IX C 26 Liyunu, M.Pd

17 IX D 26 Firstri Herawati, S.Pd

Tabel 2.5 Keadaan Siswa


No
Jumlah Siswa

Mutasi Siswa
Data Usia
Siswa

Masuk

Keluar
Kelas

>17 Th

L P L P L P

1 VII - 7 104 68 172 - - - - - - - - -

15
16

2 VIII - 6 82 65 147 - - - - - - - - -

3 IX - 4 52 53 105 - - - - 1 1 - - -

Jumlah 17 238 186 424 1 1 - - -

Tabel 2.6 Pegawai TU Menurut Kepegawaian

Total
III/a

II/d

II/b
1 P - - - - - - - - - - - - - -
N
S

2 P 1 4 5 - - - - - - - - - - -
T
T

Jumlah 1 4 5 - - - - - - - - - 5

Tabel 2.7 Pengawai TU Menurut Status Jenjang Pendidikan


No Pegawai TU Ijazah Ket

SLTA D1 D2 D3 S1 S2 Jml

1 P. Honor - - - - 5 - 5 -

Jumlah - - - - 5 - 5

16
17

Tabel 2.8 Keadaan Sarana dan Prasarana


1. Luas Tanah Seluruhnya : 6,5 Ha
2. Penggunaan Bangunan : 0,5 Ha
3. Penggunaan Halaman Taman : ada
4. Penggunaan Lapangan Olahraga : ada 2
5. Daya Listrik : ada
No Jenis Ruang/ Kondisi Jml
Alat
B PR RMD RB

Satuan

Satuan

Satuan

Satuan
Jml

1 Ruang 16 - - - - - - - 16
Belajar/ Kelas

2 Ruang Kepala 1 - - - - - - - -
Sekolah

3 Ruang Guru 1 - - - - - - - 1

4 Ruang TU 1 - - - - - - - -

5 Ruang 1 - - - - - - - 1
Perpustakaan

6 Ruang UKS 1 - - - - - - - 1

7 Ruang 2 - - - - - - - 2
Koperasi/
Kantin

8 Tempat 2 - - - - - - - 2
Ibadah

9 Kamar 2 - - - - - - - 2
Mandi/ WC

17
18

Guru

10 Kamar 16 - 1 - - - - - 26
Mandi/ WC 0
Murid

11 Komputer 2 - - - - 4 - 6

12 Meja Murid 342 - - - - - - - 342

13 Kursi Murid 342 - - - - - - - 342

14 Mik 2 - - - - - - - 2

15 Alat 20 - - - - - - - 20
Kesehatan
UKS

16 Alat Olahraga 11 - - - - - - - 11

17 Lemari 3 - - - - - - - 6

18 Asrama 21 - - - - - - - 21

Tabel 2.9 Daftar Buku Pelajaran


No. Nama Buku Alat

1 Pendidikan Agama

a. Bahasa Arab

b. Qur’an Hadis

c. Fiqih

d. SKI

e. Aqidah Akhlak

2 PKn

3 Bahasa Indonesia

18
19

4 Bahasa Inggris

5 Matematika

6 Kesenian

7 Pendidikan Jasmani

8 Sejarah

9 Geografi

10 Ekonomi

11 Fisika

12 Biologi

13 Tek/ Infokom

14 Buku Fiksi

15 Buku Non Fiksi

16 Buku Penunjang Lainnya

Tabel 2.10 Daftar Ekstrakulikuler dan Nama Pembina


No Nama Ekstrakurikuler

1 Ganti Gunawan, S.Pd.I Pramuka, Khat

2 Defriyanti, S.Pd Mading dan Karya Ilmiah

3 Nurdin, S.Pd English Club Putra

4 Nurlayla, S.Pd English Club Putri

5 Adi Saputra Jurnalistik

6 Rika Fitri, S.Pd Jurnalistik

7 Firstri Herawati, S.Pd Matematika

19
20

8 Liyun, S.Pd Sains Biologi

9 Sintami Apriani, S.Pd Sains Biologi

10 Ibnu Sina, S.Pd Futsal

11 Handy Wanzi, S.Pd Tenis Meja

12 Rian Hasbi Amrullah, S.Th.I Bola volli, Tilawah/ mengaji


irama

13 M. Hasan HS, Lc Nasyid

14 Deri Febrianto, S.Pd Teater

15 Nur Hasanah Arabic Putri

16 Ernamawati, S.Sn Kesenian/ tari

17 Rince Novela, S.Kep Dokter Remaja

18 Suhelman Perguruan Matahari

19 Rosdiana Sartika Karate

20 Muhammad Azizzurrahman Tapak Suci

21 Aidil Saputra, S.Pd Sepak Takraw

22 Pamong Putra & Putri Muhadarah

B. Pelaksanaan Kegiatan Magang


1. Jenis dan Bentuk kegiatan Magang
Dalam pelaksanaan kegiatan Magang II terdapat kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan. Adapun kegiatan sebagai berikut:
a. Sabtu, pada tanggal 18 Januari 2020
1) Orientasi pra magang II yang diikuti seluruh mahasiswa Fakultas
Tarbiyah dan Tadris semester V IAIN Bengkulu yang dilaksanakan
pada hari sabtu pada tanggal 18 Januari 2020 bertempat di
Auditorium IAIN Bengkulu. Pada pelaksanaan kegiatan Pra

20
21

Magang II juga dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan 1, Kajur


Tarbiyah, dan panitia pelaksana magang 2 lingkungan Fakultas
Tarbiyah dan Tadris. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah agar
seluruh peserta magang memiliki pedoman apa saja yang akan
dilakukan dan diberi arahan oleh pihak panitia sebelum kegiatan
magang dilaksanakan.
2) Senin, pada tanggal 20 Januari 2020 kami sekelompok
menyerahkan surat pengajuan magang di MTs Al-Qur’an
Harsallakum Kota Bengkulu yang bertujuan agar pihak sekolah
dapat menerima dan mengetahui bahwasanya akan ada peserta
magang II yang akan melaksanakan magang selama 1 bulan.
3) Rabu, pada tanggal 22 Januari 2020 dosen pembimbing magang
(DPM) melakukan penyerahan mahasiswa magang II kepada pihak
sekolah. Kegiatan ini bertujuan agar pihak sekolah mengetahui
siapa saja mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan magang
disekolah tersebut. Dan pada hari itu mahasiswa tidak langsung
melaksanakan kegiatan magangnya, tetapi diperintahkan untuk
melihat kondisi sekolah dan magang dilaksanakan mulai tanggal 25
Januari 2020.
b. Minggu Pertama
1) Hari pertama pada minggu pertama (sabtu, 25/01),peserta magang
membuat jadwal piket dan sapa pagi, yang mana ada dua titik
tempat sapa pagi yaitu, belakang TU (santriwati) dan tangga MTs
dekat parkiran (santriwan). Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa
magang bisa berbagi tugas dan bisa berbaur dengan para pendidik
yang ada di MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu.
2) Hari kedua pada minggu pertama (ahad, 26/01), mahasiswa magang
melaksanakan piket sapa pagi kepada santriwan dan santriwati
sesuai dengan jadwal yang telah dibentuk. Kemudian pada siang

21
22

harinya mahasiswa magang bersama santriwan dan santriwati


melaksanakan salat dzuhur berjamaah yang dilaksanakan di dua
tempat yaitu di musholah (santriwati) dan di masjid (santriwan)
serta keduanya setelah melaksanakan salat dilanjutkan dengan
ceramah singkat dan murojaah hafalan surat-surat pendek, begitu
pun seterusnya setiap hari.
3) Hari ketiga pada minggu pertama (senin, 27/01), di MTs Al-Qur’an
Harsallakum dilaksanakan dua kegiatan rutinitas pada setiap senin
yaitu minggu pertama upacara dan minggu kedua sholat dhuha
dilanjutkan penambahan mufrodat begitupun seterusnya. Pada
minggu ini mahasiswa magang bersama dengan santriwan dan
santriwati melaksanakan kegiatan rutinitas setiap senin yaitu salat
dhuha dan dilanjutkan dengan penambahan mufrodat di lapangan
utama MTs Al-Qur’an Harsallakum. Dan mahasiswa magang
mengawasi kelas VII C pada mata pelajaran bahasa Arab pondok
untuk setoran muhadatsah.
4) Hari keempat pada minggu pertama (selasa, 28/01), mahasiswa
magang bimbingan dengan guru pamong untuk menyusun minggu
efektif dan RPP.
5) Hari kelima pada minggu pertama (rabu, 29/01), mahasiswa
magang mengikuti guru pamong masuk ke kelas VIII F untuk
melakukan pengamatan pembelajaran peserta didik dikelas pada
mata pelajaran bahasa Arab pondok.
6) Hari keenam pada minggu pertama (kamis, 30/01), mahasiswa
magang melakukawan wawancara kepada pihak sekolah tentang
sejarah sekolah dan PSB.
c. Minggu Kedua
1) Hari pertama pada minggu kedua (sabtu, 01/02), kegiatan sama
seperti minggu pertama yaitu setiap pagi piket sapa pagi.

22
23

Mahasiswa magang pada hari sabtu dan minggu membantu panitia


PSB (Penerima Santriwan/Santriwati Baru) dalam hal seperti
menyiapkan tempat tes dan juga membantu wali santri
menunjukkan tempat tes.
2) Hari kedua pada minggu kedua (ahad, 02/02), kegiatan sama seperti
dihari sabtu yaitu mahasiswa magang membantu panitia PSB
(Penerima Santriwan/Santriwati Baru)
3) Hari ketiga pada minggu kedua (senin, 03/02), di MTs Al-Qur’an
Harsallakum dilaksanakan dua kegiatan rutinitas pada setiap senin
yaitu minggu pertama upacara dan minggu kedua sholat dhuha
dilanjutkan penambahan mufrodat begitupun seterusnya. Pada
minggu ini mahasiswa magang dan seluruh pendidik serta peserta
didik melaksanakan kegiatan rutinitas setiap senin yaitu upacara
bendera yaitu yang bertugas kelas VIII D. dan Mhasiswa
4) Hari keempat pada minggu kedua (selasa, 04/02), mahasiswa
magang masuk untuk mengawasi kelas VII F pada mata pelajaran
Bimbingan Konsling dan mahasiswa magang melakukan
wawancara dengan pihak sekolah tentang implementasi manajemen
kurikulum.
5) Hari kelima pada minggu kedua (rabu, 05/02), mahasiswa magang
bersama GPM (Guru Pamong Magang) melakukan bimbingan
berupa kurikulum, pekan efektif, prota, prosem, silabus, dan RPP
dan waktu untuk mengajar di dalam kelas.
6) Hari keenam pada minggu kedua (kamis, 06/02), mahasiswa
magang mulai membagi waktu untuk memulai membuat laporan
magang di sekolah dan mahasiswa magang juga ada yang
membantu mengawasi kelas pada mata pelajaran yang kosong.
d. Minggu Ketiga

23
24

1) Hari pertama pada minggu ketiga (sabtu, 08/02), kegiatan sama


seperti minggu pertama dan kedua yaitu setiap pagi piket sapa pagi.
Mahasiswa magang membantu panitia PSB (Penerima Santri Baru)
dalam melaksanakan daftar ulang bagi santri yang telah dinyatakan
lulus. Santri yang telah lulus di persilahkan untuk mendaftar ulang
pada hari sabtu dan minggu serta dilakukannya rapat perjanjian
aturan tata tertib oleh wali santri. Dan mahasiswa magang
mengawasi kelas VIII F pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadists
untuk melakukan setoran remedial.
2) Hari kedua pada minggu ketiga (ahad, 09/02), mahasiswa magang
mengantarkan dan mendampingi santriwati lomba ceramah ke
tempat perlombaan yaitu di Hotel Ananda yang dilaksanakan oleh
SMAN 5 Kota Bengkulu (Cendana Fair).
3) Hari ketiga pada minggu ketiga (senin, 10/02), Pada minggu ini
mahasiswa magang bersama dengan santriwan dan santriwati
melaksanakan kegiatan rutinitas setiap senin yaitu salat dhuha dan
dilanjutkan dengan penambahan mufrodat di lapangan utama MTs
Al-Qur’an Harsallakum. Mahasiswa magang melakukan bimbingan
dengan GPM membahas penyususnan prota,prosem, silabus dan
RPP. Dan mahasiswa magang juga mengawasi kelas VII A pada
mata pelajaran IPS terbadu untuk mengerjakan LKS.
4) Hari kelima pada minggu ketiga (rabu, 12/02), mahasiswa magang
mulai menyusun prota,prosem,silabus dan RPP.
5) Hari keenam pada minggu ketiga (kamis, 13/02), kegiatan masih
sama pada hari kelima pada minggu ketiga yaitu menyusun
prota,prosem,silabus dan RPP.
e. Minggu Keempat
1) Hari pertama pada minggu keempat (sabtu, 15/02), kegiatan sama
seperti hari minggu pada minggu pertama dan kedua yaitu setiap

24
25

pagi piket sapa pagi dan membantu PSB (Panitia Santri Baru) untuk
tes calon penerimaan santri baru yaitu tes wawancara wali santri
dan menunjukkan lokasi tempat tes.
2) Hari kedua pada minggu keempat (ahad, 16/02), Pada jam 5-6
tepatnya pukul 10.40 mahasiswa magang mengantikan guru
pamong untuk mengajar dikelas VIII D pada mata pelajaran bahasa
Arab pondok.
3) Hari ketiga pada minggu keempat (senin, 17/02), pada hari ini tepat
pukul 07.30 mahasiswa magang mengikuti upacara bendera
bersama guru dan peserta didik. Dan dilanjutkan pada jam 09.00
DPM (Dosen Pembimbing Magang) kunjungan ke dua ke MTs Al-
Qur’an Harsallakum, kemudian DPM melihat dan mengorekai
perangkat pembelajarn yang telah dibuat oleh mahasiswa magang,
serta memberikan arahan kepada mahasiswa magang.kemudian
mahasiswa magang mengawasi kelas VII B pada mata pelajaran
bahasa Arab MTs untuk melakukan setoran mufrodat.
4) Hari keempat pada minggu keempat (selasa, 18/02), pada hari ini
mahasiswa magang bersama-sama membuat laporan magang II.
5) Hari kelima pada minggu keempat (rabu, 19/02),mahasiswa magang
menggantikan guru pamong untuk masuk ke kelas VIII A mata
pelajaran bahasa Arab pondok.
6) Hari keenam pada minggu keempat (kamis, 20/02),pada hari ini
mahasiswa magang bersama-sama membuat laporan magang II.
f. Minggu Kelima
1) Hari pertama pada minggu kelima (sabtu, 22/02), kegiatan masih
sama dengan hari keenam pada minggu keempat mahasiswa
magang bersama-sama membuat laporan magang II.dan mahasiswa
magang mengawasi kelas VII D mata pelajaran Al-Quran Hadist.

25
26

2) Hari kedua pada minggu kelima (ahad, 23/02), penarikan


mahasiswa magang II yang dihadiri DPM, GPM, Kepala sekolah,
dan TU di Mts Al-Qur’an Harsallakum.
3) Hari ketiga pada minggu kelima (Senin, 24/02), penarikan
mahasiswa magang II bersama para santriwan dan santriwati MTs
Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu.
Dalam pelaksanaan Magang 2 tidak hanya mengikuti kultur sekolah,
kami menemukan berbagai fakta selama melaksanakan kegiatan magang
yang meliputi analisis keunggulan, analisis kelemahan, dan refleksi terhadap
fakta yang ditemui. Berikut ini fakta-fakta yang ditemukan:
a. Analisis Keunggulan
1) Perencanaan Kurikulum
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya
untuk membelajarkan siswa.1Dalam hal ini istilah pembelajaran
memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desaign) sebagai
upaya untuk membelajarkan siswa.Menurut Ahamad Tafsir
pengajaran adalah suatu kegiatan yang menyangkut pembinaan
anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu
supaya anak lebih banyak pengetahuannya, lebih cakap berfikir
kritis, dan obyektif.
Oleh karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru adalah membuat perencanaan pembelajaran secara profesional
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang
pendidik pembelajar, dan sekaligus sebagai perancang
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan, perencanaan yang dirumuskan
oleh guru PAI, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPS, IPA di MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota
1
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.2.

26
27

Bengkulu secara keseluruhan sudah memenuhi format kurikulum


2013.Format Perencanaan yang dibuat oleh guru MTs Al-Qur’an
Harsallakum Kota Bengkulu mata pelajaran, kelas, semester,
pertemuan, waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator,
tujuan, materi, metode, langkah-langkah, bahan atau sumber
belajar, dan penilaian (evaluasi).
2) Pelaksanaan Kurikulum
Pelaksanaan merupakan proses cara perbuatan melaksanakan
(rancangan, keputusan) PAI, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa
Indonesia, Matematika, IPS,IPA. Setiap pembelajaran PAI, Bahasa
Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPS,IPA,
terutama pembelajaran Agama hendaknya berupaya menjabarkan
nilai-nilai terkandung dalam kurikulum dan mengkorelasikannya
dengan kenyataan yang ada di sekitar anak didik. Dalam mengajar
ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan oleh guru yaitu Tahap
Prainstruksional, Tahap Intruksional dan Tahap Evaluasi tindak
lanjut.2
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam adalah
aplikasi dari perencanaan yang telah dibuat oleh guru sebelumnya.
pelaksanaan pembelajaran di MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota
Bengkulu sudah baik terbukti dengan ada pelaksanaan pembelajaran
PAI, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika,
IPS, IPA sebagai berikut:
a) Pengembangan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus
mencerdaskan
3) Pengawasan proses pembelajaran

2
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010),
h.148.

27
28

Pengawasan adalah bagian keempat dari empat kegiatan proses


pembelajaran. Proses pembelajaran diawali dengan perencanaan,
dilanjutkan dengan pelaksanaan, diteruskan dengan penilaian.
Bagian akhirnya adalah pengawasan.
Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan kurikulum melalui
pengawasan proses pembelajaran bahwa pengawasan proses
pelaksanaan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik seperti
guru piket setiap harinya memonitoring para guru yang mengajar
sudah masuk kelas atau tidak. Jika terdapat guru yang belum masuk
ke kelas maka guru piket menghubungi guru yang bersangkutan
menanyakan mengenai alasan tidak hadir dan tugas yang akan
diberikan pada peserta didiknya. Namun, terkadang ada beberapa
guru yang sulit untuk menghubungi maka kelas tersebut dibiarkan
kosong dan peserta didik banyak yang keluar kelas.
Proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang terdiri
atas beberapa komponen yang saling berkaitan dan saling
berinteraksi dalam mencapai tujuan. Salah satu komponen tersebut
adalah evaluasi. Evaluasi adalah sistem pembelajaran memiliki
peranan yang sangat penting karena evaluasi hasil belajar yang
dicapai siswa akan dapat diketahui setelah menyelesaikan dalam
kurun waktu tertentu, ketepatan metode mengajar yang digunakan
dalam penyajian pelajaran serta tercapai atau tidaknya tujuan
instruksional yang dirumuskan. Dengan demikian, evaluasi
berfungsi pula sebagai feed back dalam rangka memperbaiki proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan guru.
Dalam melakukan evaluasi, seorang guru harus memperhatikan
tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomorik pesertadidik karena
hasil kegiatan belajar peserta didik yang berupa kemampuan
kognitif dan psikomotor ditentukan oleh kondisi afektif peserta

28
29

didik. Adapun evaluasi yang dilaksanakan oleh guru PAI, Bahasa


Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPAMTs
Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu adalah metode tanya jawab,
pemberian soal tertulis pada siswa, tanggapan siswa terkait dengan
materi dan mengadakan ulangan harian dan ulangan blok dalam tiap
semester baik secara lisan, tulis, dan praktek.
Dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI, Bahasa Arab,
Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPAMTs Al-
Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu juga dilihat segi psikomotor
siswa seperti praktik membaca al-qur’an dengan hukum tajwid yang
benar dan tepat, serta speaking.
Dalam kegiatan evaluasi dilaksanakan pengayaan pada siswa
yang sudah mencapai ketuntasan belajar seperti peserta didik diberi
soal-soal pengayaan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang optimal pada materi tersebut.Penilaian dari hasi belajar
kegiatan pengayaan, dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari
peserta didik.
Selain pengayaan dalam pelaksanaan evaluasi terdapat kegiatan
remedial sebagai usaha untuk meningkatkan ketuntasan belajar
siswa. Pelaksanaan Remidial di MTs Al-Qur’an HarsallakumKota
Bengkulu berjalan dengan lancar, remidial dilaksanakan dengan
cara mengadakan ulangan kembali, waktu pelaksanaan remidial
dilakukan satu minggu setelah ulangan harian pada saat pelajaran
berlangsung, lama waktu yang diberikan Guru dalam mengerjakan
remedial 40 menit, remidial dilaksanakan di dalam kelas, jika
jumlahnya sedikit maka guru memberi remidi di ruang guru, teknik
soal yang digunakan guru dalam melaksanakan remidial
menggunakan soal yang baru.
4) Penerimaan Santri Baru

29
30

Pembentukan panitia PSB (Penerimaan Santri Baru)


merupakan kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala
sekolah dalam penerimaan peserta didik baru.Panitia ini dibentuk
dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan
pekerjaannya.Pembentukan panitia PSB (Penerimaan Santri Baru)
melalui rapat untuk menentukan ketua panitia dan anggota
kepanitiaan lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, penerimaan siswa baru melalui
pembentukan panitia PSB (Penerimaan Santri Baru) biasanya
dibentuk pada bulan November maka diperoleh hasil rapat
mengenai kepanitiaan PSB (Penerimaan Santri Baru).Panitia yang
sudah dibentuk, umumnya diformalkan dengan menggunakan Surat
Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting
dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini
menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh
sekolah tersebut. Adapun prosedur penerimaan peserta didik baru
adalah pembentukan panitia peserta didik baru, rapat penentuan
peserta didik baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman
pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan
peserta didik baru yang diterima, pengumuman peserta didik baru
yang diterima dan registrasi peserta didik baru yang diterima.
5) Pembinaan Kegiatan Intrakurikuler
Menurut Kunandar yang dimaksud dengan kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan pengembangan diri yang
dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (intrakurikuler). 3
Kegiatan intrakurikuler ini tidak terlepas dari proses belajar

3
Kunandar, Guru Profesional : Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2007), h.177.

30
31

mengajar yang merupakan proses inti yang terjadi di sekolah


sebagai suatu lembaga pendidikan formal. Berdasarkan hal tersebut,
belajar diartikan sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan
dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah
laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pembinaan kegiatan
intrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar, seperti proses pembelajaran dengan kurikulum
pondok yaitu Al-Qur’an dan ilmu-ilmunya, Al-Hadist dan ilmu-
ilmunya, Fiqih dan cabang-cabangnya, Bahasa Arab dan
Qowaidnya dan Aqidah Tauhid, dan sedangkan kurikulum
kementerian agama yaitu Akidah Akhlak, Fiqih, Qur’an Hadist,
SKI, Bahasa Arab, Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Bahasa
Indonesia, IPS, Seni Budaya, Penjaskes, Mulok/Batik, dan TIK.
6) Pembinaan Kegiatan Ektrakulikuler
Pembinaan kegiatan ektrakulikuler merupakan kegiatan yang
dilakukan di luar proses belajar mengajar, kegiatan ini juga
merupakan kegiatan minat dan bakat yang disukai peserta
didik.4Jadi kegiatan ekstrakulikuler dapat diartikan sebagai wadah
peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakat yang mereka
miliki.
Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler adalah agar peserta didik
dapat memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan,
mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk mengembangkan
minat dan bakat peserta didik.Kegiatan ekstrakurikuler harus lebih
ditujukan untuk kegiatan yang bersifat kelompok, sehingga kegiatan
itupun didasarkan atas pilihan peserta didik.

4
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: Penerbit eLKAF, 2006), h.80.

31
32

Berdasarkan hasil pengamatan, pembinaan kegiatan


ekstrakulikuler dilakukan oleh para pelatih yang telah memiliki
pengalaman yang baik terhadap kegiatan tersebut dan juga
merupakan alumni dari anggota kegiatan ekstrakulikuler
tersebut.Kegiatan ekstrakulikuler seperti Muhadhoroh, Nasyid Putra
dan Putri, Seni Membaca Al-Qur’an, Karate, Tapak Suci, Matahari
Indonesia, Club Bahasa, Club Bahasa Inggris, Club Bahasa Arab,
Club Matematika, Club Sains, Futsal, Bola Voli, Tari, Memanah,
Kaligrafi, Paskibra, Marawis dan lainnya.
7) Komunikasi sekolah dengan orang tua / wali siswa
Untuk menjalin hubungan sekolah dengan orang tua siswa
dapat dilakukan melalui dewan sekolah, pertemuan penyerahan
buku laporan pendidikan, dan ceramah ilmiah. Sedangkan
hubungan sekolah dengan orang tua siswa dapat dilakukan dalam
berbagai kehidupan, seperti proses belajar-mengajar,
pengembangan bakat, pendidikan mental, dan kebudayaan.
Berdasarkan hasil pengamatan, komunikasi antara sekolah
dengan orang tua/ wali siswa terjalin dengan baik seperti
menghubungi via telephon orang tua atau wali siswa jika siswa
tidak masuk sekolah dan jika siswa memiliki masalah di sekolah
maka sekolah menghubungi orang tua/ wali siswa untuk
memberitahu mengenai anak mereka.Selain itu juga, apabila orang
tua/ wali siswa yang datang ke sekolah untuk menanyakan sesuatu
hal maka pihak sekolah memberikan pelayanan yang baik terhadap
orang tua/ wali siswa.
8) Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Sekitar Sekolah
Setiap aktivitas pendidikan di sekolah, apalagi yang bersifat
inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan masyarakat
khususnya orang tua siswa, agar mereka mengerti mengapa

32
33

aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi mana
mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan
program inovatif tersebut.
MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu adalah sekolah
yang dikelola oleh pihak swasta tentunya dalam perolehan siswa
ketika tahun ajaran baru tidak seperti sekolah negeri lainnya.MTs
Al-Qur’an HarsallakumKota Bengkulu harus dengan ekstra
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan siswa, MTs Al-
Qur’an HarsallakumKota Bengkulu harus memanfaatkan semua
kemampuan yang dimiliki untuk menarik minat orang tua siswa
agar menyekolahkan anaknya di MTs Al-Qur’an HarsallakumKota
Bengkulu. Menurut pihak sekolah, cara-cara yang pernah dilakukan
oleh MTs Al-Qur’an HarsallakumKota Bengkulu untuk
mendapatkan siswa antara lain: pengadaan pamflet yang akan
ditempel ditempat-tempat strategis, ketika kepala sekolah diundang
untuk memimpin pengajian disitu kepala sekolah juga
mempromosikan sekolahnya dan menganjurkan kepada para orang
tua untuk menyekolahkan anaknya, dan kalau ada salah seorang
guru yang ikut jamaah tahli, arisan, dan lain-lain mereka akan
mempromosikan agar orang tua siswa berminat menyekolahkan
anaknya.
Sesuai dengan uraian di atas serta melihat kondisi MTs Al-
Qur’an HarsallakumKota Bengkulu untuk dapat mendorong dan
menyadarkan masyarakat agar dapat berpartisipasi terhadap
sekolah, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.Akan tetapi menyita
banyak pemikiran, banyak tenaga, dan banyak materi.Karena yang
digerakkan adalah masyarakat, sementara masyarakat adalah
manusia, dan manusia adalah makhluk individu.Setiap individu
memiliki karakteristik sifat yang unik, khas, dinamis (berubah-

33
34

ubah), dan berbeda-beda. Maka hal yang terpenting yang harus


dilakukan oleh MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu adalah
bagaimana mencari formulasi yang tepat, dengan berbagai upaya,
dan langkah langkah konkrit yang dapat menyentuh hati para
partisipan (masyarakat) agar mau bergabung dan bekerja sama
dengan sekolah dalam bentuk hubungan sosial antara sekolah
dengan masyarakat.
b. Analisis Kelemahan
1) Aktivitas yang dilakukan peserta didik dalam mendapatkan
pengetahuan
a) Membaca dengan aktif
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa
tulis yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca
seseorang akan dapat memperoleh informasi, memperoleh
pengetahuan, dan memperoleh pengalaman baru. Dengan
membaca, orang dapat meningkatkan daya pikir, mempertajam
pandangan dan memperluas wawasan.Begitu pentingnya
kegiatan membaca tersebut, sehingga pembelajaran membaca di
sekolah mempunyai peranan yang esensial.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas yang dilakukan
peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan melalui membaca
dengan aktif (misalnya dengan bolpoin ditangan untuk
menggaris bawahi atau membuat cacatan kecil atau tanda-tanda
tertentu pada teks) terlihat namun masih malas untuk membaca
pada saat mengerjakan soalyang terdapat pada teks
materi.Peserta didik juga belum terlihat adanya tanda-tanda
tertentu yang menarik saat membaca teks materi namun hanya
membuat catatan biasa.Dalam hal ini, tidak terdapat sinkronisasi
antara hasil pengamatan yang ditemui dengan teori Sri Utari

34
35

Nababan bahwa pembaca perlu memiliki strategi yang dapat


menemukan pesan yang terkandung dalam bacaan.Strategi yang
dimaksud dapat berbentuk membuat out line dan ringkasan
dengan kata-kata sendiri, mencari kata kunci, mengidentifikasi
ide pokok, membuat catatan-catatan khusus, menggarisbawahi
hal-hal yang dianggap penting atau pun membuat pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan.
b) Mendengarkan aktif
Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Dalam kegiatan pembelajaran ini sangat
dituntut keaktifan peserta didik ,dimana peserta didik adalah
subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih
banyak membimbing dan mengarahkan. Keaktifan peserta didik
sebagai unsur terpenting dalam pembelajaran, karena keaktifan
akan berpengaruh besar pada keberhasilan proses pembelajaran.
Semakin tinggi keaktifan peserta didik, maka keberhasilan
proses belajarpun harus semakin tinggi. Menurut Daniel belajar
aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang menekankan
keaktifan peserta didik secara fisik, mental intelektual dan
emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa
perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.5Belajar
aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimal. Ketika peserta didik pasif atau
hanya menerima informasi dari guru saja, akan timbul
kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan
oleh guru, oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk
dapat mengingatkan yang baru saja diterima dari guru. Keaktifan
5
Daniel, Effective Teaching, (London: Sage Publication, 2008), hal.31.

35
36

proses pengajaran secara aktif dengan mendengarkan,


mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan,
mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lain. Keaktifan
tanggungjawab dan keberanian dalam bertanya.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas yang dilakukan
peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan melalui
mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon, misalnya
bertanya jika guru atau peserta didik lain menyampaikan sesuatu
tidak atau kurang jelas) bahwa peserta didik menunjukkan
respon yang aktif ketika guru maupun peserta didik lain
menyampaikan materi yang belum jelas.Namun, saat
menunjukkan respon secara aktif mereka masih kurangnya
penggunaan intonasi yang tepat seperti dalam penyampaian
mereka menggunakan intonasi yang tinggi mengakibatkan hal-
hal yang disampaikan tersebut tidak mudah diterima oleh peserta
didik lain.
c) Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan kekurangan atau
kesalahan peserta didik lain dalam menyelesaikan tugas)
Berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk bernalar (to
reason) dalam suatu cara yang terorganisasi. Berpikir kritis juga
merupakan suatu kemampuan untuk mengevaluasi secara
sistematik kualitas pemikiran diri sendiri dan orang lain.
Berdasarkan hasil pengamatan, usaha peserta didik untuk
memahami materi pembelajaran (pembangunan pemahaman)
melalui berpikir kritis bahwa peserta didik mampu berpikir kritis
seperti pada saat diskusi, peserta didik lain mempresentasikan
hasil diskusi mereka dan peserta didik lainnya mengacungkan
tangan untuk berkomentar bahwa materi yang disampaikan
terdapat kesalahan. Dalam hal ini, didukung oleh berbagai

36
37

pendapat ahli mengenai berpikir kritis, salah satunya pendapat


Carole Wade mengenai delapan karakteristik berpikir
kritis.Namun, dalam penyampaian komentar tersebut, peserta
didik belum tepat menggunakan intonasi dan gaya bahasa
sehingga dapat memicu kebisingan yang membuat susasana
kelas tidak kondusif.
d) Berdiskusi
Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa
atau siswa dan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah,
menggali atau memperdebatkan topik atau permasalahan
tertentu.6
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas yang dilakukan
peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil pemikirannya
melalui berdiskusi bahwa peserta didik mampu berdiskusi
dengan baik. Dalam hal ini didukung juga oleh pendapat
Martinis Yamin dan Djamarah peserta didik dapat
mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui metode diskusi
yang mana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik
untuk dibahas dan dipecahkan bersama, sehingga terjadi
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar
menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.
Namun saat berdiskusi hanya dilakukan oleh beberapa
anggota diskusi dan anggota lain hanya sibuk mengobrol di luar
konteks diskusi sehingga suasana kondisi di kelas tidak kondusif
serta sumber literasi yang menunjang dengan materi diskusi

6
Martinis Yamin, Profesionalisme Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2008), h.142.

37
38

peserta didik menggunakan buku cetak yang dipinjam di


perpustakaan.
e) Mempresentasikan laporan
Metode presentasi adalah metode pengungkapan ide, gagasan,
perasaan di depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan
menyertakan naskah makalah atau tidak. Bagi kebanyakan orang
metode presentasi menuntut adanya pembuatan ringkasan dari
sekian masalah yang akan dipaparkannya. Tujuannya adalah
melatih siswa mengembangkan keaktifan dan kemampuan
berfikir serta cara berfikir kritis dan analitis.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas yang dilakukan
peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil pemikirannya
melalui mempresentasikan laporan bahwa peserta didik mampu
mempresentasikan hasil diskusi mereka yang dituliskan pada
buku catatan mereka bukan dalam bentuk format laporan.
Presentasi hasil diskusi juga tidak dicantumkan dalam tayangan
slide yang menggunakan media proyektor sehingga belum
terlihat kreativitas saat presentasi hasil diskusi.
f) Memajang Hasil Karya
Hasil karya siswa yang telah dikerjakannya akan lebih bermanfaat
apabila dapat dinikmati sendiri, juga dapat dinikmati oleh orang lain,
sehingga nilai hasil karya tersebut akan lebih bermakna, berdaya guna
dan berhasil guna untuk suatu kegiatan berikutnya. Banyak hal-hal
positif yang dapat diperoleh dari kegiatan memajang (pameran) hasil
karya siswa, dalam upaya meningkatkan prestasi, kreatifitas serta
keterampilan siswa. Melalui kegiatan memajang hasil karyanya, siswa
akan memperoleh sejumlah kemampuan/ keterampilan yang perlu
dibina dan dikembangkan menurut kadar kuantitas dan kualitas yang

38
39

sesuai dengan taraf berpikir siswa pada jenjang sekolah yang


bersangkutan.
Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas yang dilakukan peserta
didik dalam mengkomunikasikan hasil pemikirannya melalui
memajang hasil karya bahwa dalam materi pembelajaran belum
terlihat peserta didik memajang hasil karya di kelas masing-masing.
Namun ada bebrapa pembelajaran lain seperti prakarya, sudah terlihat
peserta didik memajang hasil karya dalam bentuk benda seperti vas
bunga. Dalam hal ini, tidak terdapat sinkronisasi antara hasil
pengamatan yang ditemui dengan pendapat Main Sufanti bahwa
dengan memajang hasil karya, peserta didik dapat menumbuhkan rasa
kreativitas, menghargai, empati dan melakukan refleksi atas apa yang
telah dikerjakan.
1) Perencanaan Kurikulum
1. Program Tahunan (Prota) merupakan rencana penetapan alokasi
waktu satu tahun pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam kurikulum.
Prota berdasarkan Kurikulum 2013 merupakan program umum
pembelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru.
Prota tersebut sebagai rencana umum pelaksanaan pembelajaran
setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajaran efektif dalam
satu tahun. Prota perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh
guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, yakni program
semester, silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
Langkah-langkah perancangan Prota:
a) Menelaah kalender akademik dan ciri khas satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b) Menelaah jumlah Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran.

39
40

c) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu


belajar efektif.
Program semester merupakan penjabaran dari Prota sehingga
program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun
Prota.Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-
hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Langkah-langkah perancangan program semester setelah menyusun
Program Tahunan adalah:
a) Menghitung jumlah Hari Belajar Efektif (HBS) dan Jam Belajar
Efektif (JBE) setiap bulan dan semester dalam satu tahun.
b) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu KD
serta mempertimbang-kan waktu untuk ulangan serta reiview
materi.
c) Guru selanjutnya menentukan alokasi waktu dari setiap
Kompetensi Dasar (KD), yaitu:
1. Alokasi waktu dirinci untuk setiap kompetensi dasar.
2. Alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KD tergantung pada
Kompleksitas KD, keluasan KD, strategi/ metode
pembelajaran, alat, bahan dan sumber belajar yang tersedia.
Silabus mata pelajaran kurikulum 2013 disusun dengan format
dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami
dan dilaksanakan.Penyederhanaan format dimaksudkan agar
penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun
lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap
mempertimbangkan tata urutan materi dan kompetensinya.

2. Penyusunan silabus Kurikulum 2013 ini dilakukan dengan


prinsip keselarasan antara ide, desain dan pelaksanaan kurikulum.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual dan memberikan

40
41

pembelajaran, serta mengakomodasi keunggulan-keunggulan


lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup
kompetensi dasar, materi pokok, keiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu dan sumber belajar.Pada kurikulum 2013, guru
tidak lagi membuat silabus melainkan silabus didapat dari
pemerintah.
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP secara lenkgkap dan sistematik agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
serta psikologis siswa. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP kurikulum 2013 edisi revisi sebagai berikut:

a) Identitas (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester)


b) Materi pokok
c) Alokasi waktu
d) Kompetensi Inti
e) Kompetensi Dasar
f) Indikator
g) Tujuan pembelajaran
h) Materi pembelajaran
i) Metode pembelajaran

41
42

j) Media pembelajaran
k) Alat pembelajaran
l) Sumber belajar
m)Langkah-langkah pembelajaran
n) Penilaian hasil pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan, kurikulum yang dipakai di MTs
Al-Qur’an Harsallakum ialah kurikulum revisi 2013. Namun
pada RPP nya mulai dari awal semester genap tahun ajaran
2019/2020, RPP yang dipakai ialah RPP berbasis
keterampilanabad ke 21 yang hanya satu lembar yang terdiri dari
1) Identitas (sekolah, mata pelajaran, kelas/semester), 2)Materi
pokok, 3)Alokasi waktu, 4) Kompetensi Dasar, 5) Media dan
Sumber Pembelajaran, 6) Model/Metode Pembelajaran, 7)
Kegiatan Pembelajaran, 8) Penilaian.
4. Pengembangan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus
mencerdaskan.
Pengembangan iklim sekolah yang kondusif terlaksananya
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus
mencerdaskan merupakan tanggung jawab semua warga sekolah
terutama kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah.
Peran kepala sekolah sebagai pemimpin merupakan salah satu
faktor iklim sekolah juga sangat berpengaruh terhadap
pembentukan disiplin diri guru, yang akhirnya ikut menetukan
keberhasilan lembaga pendidikan dalam meraih tujuan yang
telah ditetapkan. Iklim sekolah yang kondusif juga akan
mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman
bagi siswa dan bagi guru. Iklim sekolah akan membentuk pola
perilaku semua warga sekolah yang kemudian akan menjadi

42
43

karakteristik sekolah tersebut. Iklim terbuka dan iklim


partisipasi sekolah secara logis tentu akan membentuk pola
perilaku yang positif sehingga dapat meningkatkan kedisiplinan
warga sekolah, khususnya guru.
Iklim sekolah yang kondusif turut membantu terwujudnya
sekolah yang efektif. Iklim sekolah yang kondusif adalah iklim
yang benar-benar sesuai dan mendukung kelancaran serta
kelangsungan proses pembelajaran yang dilakukan guru.
5. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran pada dasarnya memantau,
mensupervisi, serta mengevaluasi, serta menindaklanjuti seluruh
proses yang ada, mulai dari perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta evaluasi hasil belajar peserta
didik. Hasil kepengawasan ini menjadi rekomendasi dan refleksi,
baik bagi peserta didik, guru, kepala sekolah maupun untuk
kepentingan lain.
Hasil refleksi atau tindak lajut adalah bagian terakhir dari
kegiatan pengawasan proses pembelajaran. Tindak lanjut
merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang disampaikan
oleh pengawas atau pendidik tentang peserta didik yang menjadi
sasaran kepengawasannya.Ada tiga alternatif tindak lanjut yang
diberikan terhadap peserta didik. Ketiga tindak lanjut itu adalah: (1)
Penguatan dan penghargaan diberikan kepada peserta didik yang
telah memenuhi standar; (2) Teguran yang bersifat mendidik
diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi standar; dan
(3) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan lebih
lanjut.
6. Evaluasi Kurikulum

43
44

Evaluasi dilakukan selama proses pembelajaran. Evaluasi


penting dilakukan guru dalam pembelajaran guna mengetahui
kelebihan atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang
dilakukan.Evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru dibagi
menjadi tiga yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.Teknik
yang digunakan dalam penilaian sikap berupa observasi ketika
pembelajaran berlangsung, penugasan untuk penilaian pengetahuan
dan portofolio untuk penilaian keterampilan.
Pelaksanaan remidial tidak selalu berjalan dengan lancar, ada
berbagai hambatan sehingga pelaksanaannya tertunda, oleh karena
itu guru harus mempunyai cara atau solusi untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut. Pertama, Guru memberi soal kepada
siswa dimana soal yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi diubah
menjadi soal dengan tingkat kesulitan yang lebih rendah. Kedua,
Guru memberi kisi-kisi soal remidial dengan cara seperti ini guru
meyakini bahwa nilai siswa dapat meningkat. Ketiga, jika siswa
yang mengikuti remidial lebih dari 50% dari jumlah siswa satu
kelas maka sebelum melaksanakan test untuk remidial guru akan
melakukan remidial teaching terlebih dahulu atau mengajarkan
kembali materi yang telah disampaikan. Namun jika siswa yang
mengikuti remidial kurang dari 50% dari jumlah siswa satu kelas,
maka siswa hanya diberi kisi-kisi materi yang harus dipelajari.
Berdasarkan uraian cara mengatasi hambatan pelaksanaan program
remidial di atas, dapat diketahui berdasarakan persentase terbesar
bahwa untuk mengatasi hambatan terlaksananya program remidial
di sekolah tersebut.
7. Penerimaan Ssntri Baru
Pembentukan panitia ini disusun secara musyawarah dan terdiri
dari semua unsur guru, tenaga tata usaha dan dewan sekolah/

44
45

komite sekolah.Susunan kepanitiaan disebuah sekolah biasanya


mencakup; Ketua Umum, Ketua Pelaksana, Sekretaris, Bendahara
dan Anggota/seksi.Panitia ini bertugas mengadakan pendaftaran
calon siswa, mengadakan seleksi dan menerima pendaftaran
kembali siswa yang diterima.
Ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam pembentukan panitia
PSB (Penerimaan Santri Baru) sebagai berikut:
1. Petunjuk pelaksanaan
2. Surat Keputusan (SK) Panitia PSB (Penerimaan Siswa Baru).
Secara administratif setiap kegiatan di sekolah harus
diselenggarakan dengan kepanitian. Itu artinya harus ada
susunan panitia yang dinyatakan dalam sebuah surat keputusan
kepala sekolah atau SK Kepala Sekolah. Dengan demikian,
panitia yang bekerja benar-benar legal dan mendapat paying
hukum.
3. Berita acara pembentukan panitia PSB (Penerimaan Siswa Baru).
Setiap kepaniian dibentuk berdasarkan musyawarah atau rapat.
Pelaksanaan rapat atau musyawarah tersebut harus dibuktikan
dalam sebuah berita acara.
4. Rencana penerimaan peserta didik.
Prosedur pelaksanaan PSB (Penerimaan Santri Baru) merupakan
langkah-langkah yang harus direncanakan dan dilaksanakan dalam
menerima siswa baru.Prosedur pelaksanaan PSB di MTs Al-Qur’an
Harsallakum Kota Bengkulu memiliki langkah-langkah yang
sangatlah bagus dan langkah tersebut sedang berlangsung seperti
kegiatan promosi ke sekolah-sekolah di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan promosi juga dapat memanfaatkan media sosial untuk
lingkupan yang luas agar kegiatan promosi dapat dilakukan dengan
simple dan gampang tanpa perlu datang ke semua sekolah-

45
46

sekolah.Melalui media sosial juga dapat mempromosikan sekolah


hingga ke seluruh sekolah di penjuru nusantara.
8. Pembinaan Kegiatan Intrakurikuler
Pembinaan siswa merupakan pelayanan kepada siswa di sekolah.
Baik pada jam pelajaran sekolah maupun di luar jam sekolah.
Pembinaan yang dilakukan kepada siswa adalah agar siswa
menyadari tugasnya secara baik.Pembinaan dan pengembangan
peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-
macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupan di masa yang
akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman
belajar ini, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam
kegaiatan.Lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan
pengembangan peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang
disebut kegiatan intrakurikuler.
Dalam kegiatan intrakurikuler hendaknya memiliki program
tahunan dan program bulanan agar siswa mendapatkan
pengetahuan, pembekalan dan pengalaman hidup melalui kegiatan
intrakurikuler yang tidak akan didapat pada saat proses
pembelajaran di dalam kelas sedang berlangsung.Program tahunan
dan program bulanan dapat disusun oleh masing-masing organisasi
intra secara jelas dan sistematis agar dapat terealisasi dengan baik.
9. Pembinaan Kegiatan Ekstrakulikuler
Kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah siswa diproses
untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan.Bakat, minat dan kemampuan siswa harus ditumbuhkan
secara optimal melalui kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan
ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi
peserta didik karena kegiatan-kegiatan itu walaupun tidak secara
langsung menuju kegiatan kurikuler yang berdampak pengajaran,

46
47

namun ekstrakurikuler berdampak pengiring, yang kemungkinan


hasilnya akan berjangka panjang. Tujuan ekstra kurikuler adalah
agar peserta didik dapat memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan, mendorong pembinaan nilai dan sikap demi untuk
mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
Kegiatan ektrakurikuler juga dapat menjadi keunggulan bagi
sekolah itu sendiri dengan cara mencetak berbagai prestasi yang
diraih. Untuk menggapai prestasi terseebut hendaknya semua
komunitas tersebut melakukan pertemuan rutin dalam rangka
berlatih, memecahkan masalah dan mengatur strategi dalam meraih
prestasi.
10. Komunikasi Sekolah dengan Orang Tua/ Wali Siswa
Bagaimana membangun kemitraan orangtua dan sekolah yang
efektif?Banyak penelitian dan studi tentang dampak positif dari
kemitraan orang tua dengan sekolah dalam mendukung
keberhasilan siswa. Untuk itu, sekolah perlu untuk melibatkan
orangtua dalam proses pendidikan. Ketika sekolah dan keluarga
bekerja bersama, siswa memiliki kesempatan jauh lebih baik untuk
tidak hanya sukses di sekolah tetapi juga sukses dalam kehidupan.
Kunci dari kemitraan sekolah dan orang tua adalah dengan
membangun 3R: yakni Respect atau rasa hormat, Responsibility
atau tanggung jawab, dan Relationship atau hubungan.
11. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Sekitar Sekolah
Sangat penting bagi sekolah untuk menjalankan peranan
kepemimpinan yang aktif dalam menggalakkan program-program
sekolah melalui peran serta aktif masyarakat.Partisipasi masyarakat
akan tumbuh jika masyarakat juga merasakan manfaat dari
keikutsertaanya dalam program sekolah. Manfaat dapat diartikan
luas, termasuk rasa diperhatikan dan rasa puas karena dapat

47
48

menyumbangkan kemampuannya bagi kepentingan sekolah.Jadi


prinsip menumbuhkan hubungan dengan masyarakat adalah saling
memberikan kepuasan.Salah satu jalan penting untuk membina
hubungan dengan masyarakat adalah menetapkan komunikasi yang
efektif.
Sekolah memiliki tanggung jawab terhadap persoalan yang
terjadi pada masyarakat, hal ini merupakan salah satu bukti dari
kepedulian sekolah terhadap persoalan masyarakat.Dengan
keikutsertaan sekolah pada persoalan masyarakat berdampak positif
pada perkembangan kemajuan sekolah, karena masyarakat sangat
senang dengan adanya sekolah tersebut di lingkungan mereka
sehingga sekolah sangat bersenang hati dalam berpartisipasi dalam
kegiatan sekolah.

2. Kendala yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya


Dalam pelaksanaan magang ada beberapa kendala yang dihadapi mahasiswa:
a. Mahasiswa magang memiliki pengetahuan yang kurang tentang cara
mendekati peserta didik.
b. Mahasiswa magang masih kurang dalam beradaptasi dengan lingkungan
sekolah yang ditempati magang.
c. Mahasiswa magang masih kurang dalam berbaur dengan guru-guru karena
masih ada rasa kecangungan.
d. Mahasiswa magang seringkali menghadapi rasa bosan dan jenuh pada saat
magang.
e. Mahasiswa magang kesulitan dalam menghadapi peserta didik yang nakal.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi:
a. Mahasiswa magang harus berdiskusi dengan DPM, GPM serta dengan
sesama teman magang mengenai cara yang dilakukan untuk mendekati
peserta didik.

48
49

b. Mahasiswa magang harus memulai melakukan adaptasi dan secepat


mungkin menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah yang ditempati
magang.
c. Mahasiswa magang harus sering-sering berbicara dengan guru-guru yang
disekolah agar tidak ada rasa kecangungan lagi.
d. Mahasiswa magang harus sering sharing sesama teman magang, bercanda
dengan teman magang serta mendengarkan musik di waktu luang.
e. Mahasiswa magang harus mendekati peserta didik dan mencari cara
mengatasi.
3. Hal yang Mendukung
Dukungan yang diperoleh mahasiswa selam melaksanakan kegiatan magang:
a. Dukungan yang diberikan oleh Fakultas Tarbiyah dan Tadris
1) Pihak Fakultas Tarbiyah dan Tadris memberikan pembekalan dan
pengarahan tentang prosedur yang akan dilakukan dalam kegiatan
magang.
2) Pihak Fakultas Tarbiyah dan Tadris memberikan buku pedoman untuk
mebantu kegiatan magang.
3) Pihak Fakultas Tarbiyah dan Tadris memberikan Dosen Pembimbing
Magang untuk membimbing dan memberi pengarahan kepada mahasiswa
yang di pegangnya.
b. Dukungan yang diberikan oleh lembaga tempat magang
1) Pihak lembaga memberikan pengarahan terhadap kegiatan magang
2) Pihak lembaga memberikan beberapa buku mengenai RPP dan SILABUS.
3) Pihak lembaga memberikan data tentang PROTA dan PROSEM
4) Pihak lembaga juga memberikan Guru Pembimbing Magang sebagai
tempat untuk memberikan masukan dan mengarahkan mahasiswa magang.
BAB III

PENUTUP

49
50

A. Kesimpulan

Dari pengalaman selama saya melaksanakan kegiatan Magang II tepatnya di


MTs Al-Qur’an Harsallakum Kota Bengkulu yang telah diselenggarakan pada
bulan Januari yang merupakan waktu yang relatif singkat bagi kami untuk
mengobservasi siswa yang telah kami peroleh pada saat perkuliahan.
Kami pun dapat menyimpulkan bahwa:
1. Program Magang II yang kami laksanakan di MTs Al-Qur’an Harsallakum
Kota Bengkulu diperuntukan bagi kami untuk dapat melatih diri secara
mandiri dalam pengajaran secara langsung dan mandiri, guna untuk
kemantapan sebagai calon seorang pendidik yang profesional kedepannya.
2. Selama masa kegiatan Magang II kami mendapat banyak tantangan dan
pengalaman baik itu tentang kesiswaan, kerjasama dengan guru-guru, dan
hubungan sosial antar warga sekolah dengan orang tua wali murid dan
masyarakat sekitar yang sangat berharga bagi kami sebagai tolak ukur kami
kedepan untuk menjadi seorang pendidik yang berdedikasi tinggi di mata
khalayak.
3. Dari kegiatan Magang II ini kamijuga mendapat pengalaman tentang
kehidupan sekolah yang sebenarnya, yang sekiranya hanya menjadi
bayangan-bayangan kamisebelum terjun langsung dalam prakteknya secara
nyata.
4. Dengan pelaksanaan Magang II dapat memperluas pengetahuan dan
berpikir dewasa mengenai situasi dan kondisi dunia pendidikan yang kita
hadapi saat ini.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan selama melaksanakan Magang II adalah sebagai
berikut :

50
51

1. Kepada seluruh mahasiswa Magang II hendaknya dapat senantiasa menjaga


hubungan baik dengan teman magang, senantiasa menciptakan suasana
kekeluargaan yang aman sehingga masing-masing anggota merasa nyaman
dalam menjalankan tugasnya.
2. Kepada seluruh mahasiswa Magang II hendaknya juga senantiasa menjaga
hubungan baik dan keakraban dengan pihak sekolah, mulai dari kepala
sekolah dan wakil-wakilnya, guru dan staf TU, siswa serta pihak-pihak
lainnya yang ada disekitar lingkungan sekolah.
3. Penulis menyadari bahwa pada laporan magang II ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyarankan kepada teman-teman
sesama mahasiswa untuk mencari informasi lain sebagai tambahan dari apa
yang telah penulis uraikan di atas. Serta, kritik dan saran yang membangun
agar pada penulisan laporan magang selanjutnya akan lebih baik lagi.

51

Anda mungkin juga menyukai