Anda di halaman 1dari 37

Identitas Nasional Arab Saudi

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kewarganegaraan jurusan Kesehatan lingkungan

Disusun oleh :
Kelompok 4

Nama Anggota :

1. Ajeng Rachmawati 7. Mutiara Niswa Pradya


2. Dadan Kurniawan 8. Nabilla Kharisma Putri
3. Fahrul Kusuma Gemilang 9. Nisrina Nurul Hidayanti
4. Geni Givana 10. Piha Nur Ilham
5. Iklima Angie 11.Veronica Apriliani
6. Lulu Aulya Nurzamzam P

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung

D4 Kesehatan Lingkungan

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah memberi-kan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul: “Identitas
Nasional Arab Saudi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah
Kewarganegaraan.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih mengandung banyak kekurangan
dan belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, apabila ada kritik dan saran yang sifatnya
membangun, penulis akan menerimanya dengan senang hati agar selanjutnya makalah ini
menjadi lebih baik.

Besar harapan kiranya, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan orang-orang
disekitarnya sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan tentang perbedaan identitas nasional
dari negara Arab Saudi dan Indonesia . Aamiin.

Bandung, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................ii
Daftar Gambar...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................2
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1 Landasan Teori......................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Identitas Nasional……………………………………………....3
2.1.2 Unsur Pembentuk Identitas Nasional………………………………………3
2.1.3 Faktor-faktor Pembentuk Identitas Nasional……………………………….4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan Rumusan Masalah 1........................................................................6
3.2 Pembahasan Rumusan Masalah 2........................................................................17
3.3 Pembahasan Rumusan Masalah 3…………………………………………………..
3.4 Pertanyaan dan Jawaban Saat Presentasi…………………………………………
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………..
4.2 Saran……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
Daftar Gambar

Gambar 3.1: Raja- Raja atau Pemimpin Negara Arab Saudi dari tahun ke tahun………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang tentunya berbeda
antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki
bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dengan Negara-negara
lainnya. Mayoritas dari masyarakat mengasosiakan identitas nasional mereka dengan negara
dimana mereka dilahirkan.

Begitu juga dengan Negara Arab Saudi yang memiliki identitas nasional yang berbeda
dengan Negara Indonesia. Mulai dari unsur pembentuk negara hingga faktor pembentuk negara.
Kita sebagai generasi penerus bangasa harus tau juga tentang identitas negara lainnya. Dengan
salah satu contohnya adalah Arab Saudi meskipun sama-sama di benua Asia tetapi Indonesia dan
Arab Saudi memiliki identitas nasional yang berbeda.

Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain
itu pembentukan identitas nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati
bersama. Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki
segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di
tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.

Dengan kita mengetahui identitas nasional negara lain kita dapat membedakan mana
identitas nasional negara kita dan negara lain. Serta tidak dengan mudahnya mengakui atau
menyatakan identitas nasional negara lain menjadi identitas milik negara sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Menurut Sugyono (2013:56), “rumusan masalah merupakan suatu perta-nyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1.2.1 Apa saja unsur pembentuk Negara Arab Saudi ?


1.2.2 Bagaimana faktor pembentuk Negara Arab Saudi ?

1.2.3 Bagaimana perbedaan identitas nasional Negara Arab Saudi dengan Indonesia ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam penulisan makalah ini penulis bermaksud untuk

1.3.1 Untuk mengetahui apa saja unsur pembentuk Negara Arab Saudi.

1.3.2 Untuk mengetahui .faktor pembentuk Negara Arab Saudi.

1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan identitas nasional Negara Arab Saudi dengan Indonesia

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian ini
sebagai berikut.

1.5.1 Bagi penulis


Kegiatan penelitian ini dapat dijadikan pengalaman yang berharga serta dapat dijadikan
sebagai motivasi bagi penulis untuk selalu menghargai identitas nasional negara lain dan
menjaga identitas nasional negara sendiri agar tidak diakui oleh negara lain.

1.5.2 Bagi generasi penerus bangsa


Diharapkan dapat selalu menghargai identitas nasional negara lain dan menjaga identitas
nasional negara sendiri agar tidak diakui oleh negara lain.
1.5.3 Bagi Peneliti lanjutan
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat dasar penelitian sebagai bahan
referensi dan sumbangan pemikiran untuk identitas nasional Negara Arab Saudi.
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Identitas Nasional

Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula
hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan maka identitas
nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau yang lebih
popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.

2.1.2 Unsur Pembentuk Identitas Nasional

2.1.2.1 Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan golongan sosial yang ada di masyarakat yang digunakan sebagai
pembeda suatu golongan satu dengan golongan yang lainnya. Ada juga yang
mengemukakan suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang antara anggota satu dengan
lainnya memiliki kesamaan. Umumnya kesamaan tersebut berupa garis keturunan, ciri-ciri
biologis, bahasa, budaya dan perilaku.

2.1.2.2 Agama

Agama adalah identitas yang melekat pada seseorang atas dasar sistem kepercayaan yang
dimilikinya. Ketika masih kecil, agama seseorang bergantung pada kedua orang tuanya. Setelah
dewasa, seseorang memiliki hak untuk berganti agama sesuai dengan yang diyakininya.
Indonesia sebagai negara agama mengharuskan setiap warga negarannya untuk memeluk salah
satu agama yang diakui negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Chu.
2.1.2.3 Bahasa

Bahasa merupakan identitas nasional yang sangat integral dan yang paling terlihat.
Masyarakat Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mereka. Hampir
semua masyarakat Indonesia bisa menggunakan bahasa ini. Namun, banyak rakyat kita yang
masih menggunakan bahasa daerah mereka dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa daerah juga
menunjukkan salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Contohnya adalah bahasa
Sunda, bahasa Jawa, ataupun bahasa lokal lainnya.

2.1.2.4 Kebudayaan

Budaya adalah suatu konsep yang membangkit minat dan berkenaan dengan cara
manusia hidup, belajar berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang patut
menurut budanya dalam arti kata merupakan tingkah laku dan gejala sosial yang
menggambarkan identitas dan citra suatu masyarakat.

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan
orang lain didalam menjalankan hidupnya.

2.1.2.5 Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai
komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian
tujuan dan fungsi pemerintahan.

2.1.3 Faktor – faktor Pembentuk Identitas Nasional

2.1.3.1 Sejarah

Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu,
seperti samasama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga
melahirkan tekad dan tujuan yang sama antar anggota masyarakat itu.
2.1.3.2 Pemimpin

Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula
menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.

2.1.3.3 Primodialisme

Primordialisme adalah bentuk paham atau pandangan yang dapat memunculkan sikap
primordial pada suatu kelompok. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, primordialisme
merupakan ikatan kuat yang dimiliki kelompok tertentu. Pandangan primordialisme erat
kaitannya dengan budaya, suku, ras, agama, tradisi, dan masih banyak lagi. Tentu saja paham
yang dimaksudkan sudah dibawa sejak kecil atau lahir, melekat dengan lingkungan tinggalnya.
Hal ini juga dapat disebut sebagai fanatisme kelompok.

2.1.3.4 Keagamaan

Faktor keagamaan dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau ideologi
doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.

2.1.3.5 Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan


profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Rumusan Masalah 1

3.1.1 Suku Bangsa

Suku bangsa Arab itu warna-warni, sangat plural dan kompleks. Mereka terbagi ke dalam
berbagai kelompok, suku, klan, sub-klan, dlsb. Masing-masing dari kelompok ini memiliki
tradisi dan budaya yang berlainan. Mereka juga memiliki dialek Bahasa Arab yang berbeda. Ada
sebuah suku Arab di dataran pegunungan Semenanjung Arabia bernama “Faifa” yang bahkan
nyaris tak dikenali bahasa Arab mereka, bahkan oleh warga Saudi sendiri.

Tidak jarang berbagai kelompok dan suku-bangsa Arab ini saling berkonflik dan
berperang satu sama lain karena rebutan teritori, sumber ekonomi, atau aset-aset politik-
kekuasaan.Di antara kelompok Arab ini adalah Su’udiyyun (Saudi). Mereka terbagi kedalam
berbagai sub-kelompok: Hijazi, Hassawi, Najdi, Qatifi, Najrani, dlsb). Kemudian ada suku-
bangsa Arab Baharna atau Baharani yang merupakan penduduk Arab asli yang mendiami
Semenanjung Arabia bagian timur dan Kepulauan Bahrain.Ada lagi kelompok Arab yang
bernama Bidun. Kelompok ini mendiami daerah Kuwait, meskipun ada sarjana yang bilanag
kalau asal-usul mereka dari Irak.

Kemudian Badawi, yaitu kelompok suku-bangsa Arab nomadik yang tersebar di berbagai
kawasan dari Afrika Utara dan Semenanjung Arabia hingga Irak, Suriah dan Yordania.Ada juga
kelompok suku Arab bernama “Mahrah” (atau Mahri) yang mendiami bagian selatan
Semenanjung Arabia dan Kepulauan Socotra. Lalu ada kelompok Arab Ahwar (Arab al-Ahwar)
yang mendiami Irak dan perbatasan Iran. Selian itu ada keompok Arab Lubnan yang mendiami
Libanon. Kemudian kelompok/suku Arab Urdun (di Yordania), Yamani, Qatari, Hadrami,
Emirati, Omani, Alawi, dan masih banyak lagi.

Lalu, bagaimana dengan suku Arab Quraisy yang merupakan suku Arab Nabi
Muhammad? Mereka tidak lagi populer dan berkuasa seperti dulu. Kiprah mereka kini hampir-
hampir punah, nyaris tak terdengar dan tak mempunyai kuasa politik-ekonomi, digilas oleh suku-
suku Arab lainnya.
Suku-suku Arab adalah klan yang tinggal dan berasal dari wilayah Semenanjung Arab.
Terdapat banyak suku Arab, salah satu suku yang terkenal adalah Suku Quraisy yang merupakan
suku Nabi Muhammad yang membawa ajaran Islam. Sebagian besar silsilah yang ada sebelum
periode Ma'ad bin Adnan diambil dari silsilah yang terdapat dalam Alkitab sehingga
menimbulkan pertanyaan mengenai otensitas silsilah suku-suku Arab sebelum Ma'ad. Dalam
Tarikh Thabari dinyatakan: "Masyarakat Arab terdiri dari dua populasi yang berbeda:
keturunan Ma'ad dan keturunan Qahtan. Penduduk Saba dan Yaman adalah keturunan Qahtan,
dan orang-orang Arab yang menempati gurun [di utara] adalah keturunan Ma'ad."

Berikut sesepakatan umum di kalangan para sejarahwan genealogi suku-suku Arab dibagi dalam
tiga kelompok:

 Arab al-Ba'idah (‫)العرب البائدة‬, atau "orang Arab di masa lampau (yang sudah punah)", adalah
kelompok suku-suku kuno yang telah musnah, seperti 'Aad, Tsamud, Tasm, Jadis, Imlaq
(yang termasuk cabang-cabang Bani al-Samaydah), dan lainnya. Alquran mencatat
bagaimana kaum 'Aad dan Tsamud dimusnahkan, dan belakangan penggalian arkeologis
menemukan prasasti yang merujuk pada "Iram" yang disebut sebagai kota utama kaum Aad.
 Arab al-'Aribah (‫)العرب العاربة‬, atau "orang Arab murni", adalah kelompok suku-suku Arab
yang dianggap keturunan Ya'rub bin Yashjub bin Qahtan, sehingga kerap disebut juga
sebagai Arab Qahtani. Mereka diduga berasal dari keturunan Nabi Hud, dan umumnya
menetap atau berasal dari Jazirah Arabia daerah selatan seperti Yaman.
 Arab al-Musta'ribah (‫)العرب المستعربة‬, atau "orang Arab pendatang", adalah kelompok suku-
suku yang berasal dari keturunan Ma'ad bin Adnan, sehingga disebut Arab Ma'adi
(sebagaimana dikemukakan Thabari) dan kadang disebut Arab Adnani. Ma'ad bin Adnan
diduga terhubung hingga ke Nabi Ismail dari ibu Bani Jurhum. Dan karena Nabi
Ismail adalah pendatang baru di Mekah dibandingkan keturunan Nabi Hud ("aribah") maka
disebut "musta'ribah". Nabi Muhammad yang memiliki garis silsilah ke Bani
Hawazin merupakan keturunan kelompok ini.

3.1.2 Agama
Arab Saudi adalah monarki teokratis yaitu bentuk pemerintahan dimana prinsip-prinsip
Ilahi memegang peran utama. Agama mempengaruhi semua aspek kehidupan di Arab Saudi.
Pemerintah Saudi menerapkan pembatasan yang ketat berdasarkan Hukum Syariah yang tegas
dan semua warga negara di negara tersebut harus menjalankan keyakinan Islam. Mayoritas
penduduk Arab Saudi adalah Muslim. Agama Hampir semua warga Arab Saudi beragama
Islam.Namun terdapat juga dua keyakinan agama islam di Arab Saudi,yaitu Islam Sunni dan
Syiah. Islam Sunni dan Syiah adalah dua mazhab besar dalam Islam. Kurang mesranya
hubungan antara Sunni dan Syiah berlangsung sudah sejak dulu kala. Konon ketidak mesraan ini
dilatar belakangi oleh perbedaan persepsi dalam praktik peribadatan, dll. Sunni sebagai penganut
ajaran Islam yg pertama menganggap ajaran Syiah menyimpang dari apa yg diajarkan oleh
Muhammad, sebaliknya Syiah menganggap ajaran merekalah yang benar. Kemudian, perbedaan
pandangan ini menimbulkan diskriminasi dalam banyak bidang kehidupan. Wilayah yang
mayoritas penduduknya Sunni katanya mengucilkan kaum minoritas (Syiah), dan begitu
sebaliknya, wilayah yang mayoritas penduduknya Syiah mengucilkan kaum Sunni. Demikian
pula dalam Pemerintahan. Pemerintah yang berkuasa memperlakukan cara cara diskriminatif
terhadap kaum yang dikuasai. Perkiraan populasi Sunni Arab Saudi berkisar antara 75% dan
90%, dengan sisa 10-25% adalah Syiah.
Menurut perkiraan, ada sekitar 1.500.000 orang beragama Kristen di Arab Saudi dan
hampir semuanya adalah pekerja asing. Arab Saudi memperbolehkan orang Kristen masuk ke
kerajaan sebagai pekerja sementara, namun tidak mengizinkannya untuk beribadah secara
terbuka. Persentase warga Arab Saudi yang beragama Kristen secara resmi adalah nol karena
Arab Saudi melarang konversi agama dari Islam (murtad) dan menghukumnya dengan kematian
dan menurut Pew Research Center ada sekitar 390.000 umat Hindu di Arab Saudi dan sama
seperti orang Kristen, hampir semuanya adalah pekerja asing. Mungkin ada ateis dan agnostik di
Arab Saudi, namun mereka secara resmi disebut “teroris”.

Perlakuan Kerajaan Arab Saudi terhadap minoritas agama telah digambarkan sebagai
Religious Apartheid oleh para kritikus Arab Saudi dan non-Saudi. Negara ini telah memonopoli
agama, dan tidak ada toleransi terhadap kepercayaan, ideologi, dan simbol agama lain. Muslim
lain seperti Muslim Syiah tidak diizinkan untuk menjalankan agama atau melayani di kantor
negara mana pun termasuk layanan publik. Wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut tidak
diperbolehkan membawa simbol agama seperti salib dan kitab suci. Meskipun negara secara
terbuka mengklaim melindungi hak non-Muslim untuk beribadah secara pribadi, organisasi
HAM dan non-Muslim mengklaim bahwa negara tidak memberikan pedoman untuk beribadah
secara pribadi atau publik dan sering menangkap non-Muslim. Minoritas Syiah menjadi sasaran
sanksi dan praktik diskriminasi ekonomi. Meskipun Minoritas Syiah diperbolehkan merayakan
hari raya Asyura, mereka tidak diperbolehkan mengadakan acara perayaan besar atau berkumpul
dalam jumlah besar untuk merayakan acara tersebut.

Kebijakan dan Peraturan Pemerintah Tentang Kebebasan Beragama.Konstitusi Arab


Saudi, yang didasarkan pada Alquran dan Sunah, menetapkan negara tersebut sebagai Negara
Islam Arab. Ia mengakui Islam Sunni sebagai agama resmi dan hukum Syariah sebagai badan
legislatif. Negara tidak secara hukum mengakui kebebasan beragama dan baik pemerintah negara
maupun masyarakat tidak mengakui pemisahan agama dan negara. Kabupaten ini menentang
reformasi Muslim abad ke-21 yang berusaha menafsirkan kembali Hukum Islam untuk mengakui
perkembangan sosial dan ekonomi, otonomi pribadi, hubungan gender, dan demokrasi. Undang-
undang mengakui anak-anak yang lahir dari ayah Saudi sebagai Muslim dan harus diintegrasikan
ke dalam budaya Islam. Semua non-warga negara yang memasuki negara itu harus membawa
kartu identitas “Muslim” atau “non-Muslim”. Para pemuka agama Sunni menerima tunjangan
bulanan sedangkan pemuka agama lainnya tidak berhak atas hal yang sama. Semua institusi
akademik di negara ini mempraktikkan keyakinan agama Islam terlepas dari keyakinan pribadi
siswa.

3.1.3 Bahasa

Bahasa adalah alat budaya penting yang tidak hanya mempengaruhi komunikasi tetapi
juga menunjukkan kepercayaan dan praktik suatu komunitas. Bahasa yang digunakan di Arab
Saudi berkontribusi pada keanekaragaman budaya juga dalam mempromosikan interaksi di
antara orang yang berbeda dan terkait.

Bahasa resmi Arab Saudi adalah bahasa Arab yang digunakan dalam bisnis dan keperluan
komunikasi lainnya.Namun Bahasa Inggris juga digunakan secara luas dan diajarkan sebagai
bahasa kedua wajib di sekolah. Meskipun bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan oleh
sebagian besar orang, ada bahasa minoritas lainnya yang digunakan terutama oleh ekspatriat.

Bahasa Resmi Arab Saudi, sebagai berikut :


A. Arab

Bahasa Arab adalah bahasa resmi Arab Saudi, dan bahasa ibu untuk sebagian besar penduduk
asli Saudi. Versi klasik bahasa Arab hampir tidak digunakan dalam percakapan biasa dan
terutama ditemukan dalam Alquran dan karya klasik lainnya, puisi, dan digunakan oleh para
sarjana agama. Bahasa Arab klasik dianggap sebagai bahasa tertulis eksklusif daripada bahasa
lisan. Bahasa Arab Standar Modern adalah versi yang paling banyak digunakan di media,
sekolah sebagai bahasa asing kedua, dan karya terbitan. Di Arab Saudi, ada tiga dialek standar
bahasa Arab lisan termasuk bahasa Arab Najdi, Hejazi, dan bahasa Arab Teluk atau Khaliji.

 Najdi Arabic
Bahasa Najdi Arabic digunakan sebagai bahasa pertama di wilayah tengah Arab Saudi
dengan total sekitar 8 juta penutur. Najdi memiliki empat sub-dialek utama, yang meliputi Najdi
Utara, Najdi Tengah, Najdi Selatan, dan Badawi Najdi. Najdi Utara digunakan di wilayah
Qaseem, Jabal Shamaar, dan Zufi di Saudi Najd. Najdi Tengah adalah dialek perkotaan yang
digunakan di ibu kota Arab Saudi. Najdi Selatan digunakan di Saudi bagian tengah-selatan di
kota Kharj dan kota-kota serta desa-desa sekitarnya. Badawi Najdi diucapkan oleh orang-orang
nomaden di wilayah Najd di Saudi.

 Hejazi Arabic
Hejazi atau Western Arabian Arabic dituturkan sebagian besar di wilayah barat Arab Saudi
oleh sekitar 8 juta penduduk. Hejazi ada dalam dua dialek utama; dialek pedesaan yang
digunakan oleh penduduk Badui pedesaan dan dialek perkotaan yang terutama digunakan di
kota-kota Mekah, Yanbu, Jeddah, dan Madinah di Saudi.

 Gulf Arabic
Bahasa Gulf Arabic atau Bahasa Khaliji Arabic digunakan di sepanjang pantai Teluk Persia
di Arab Saudi. Dialek tersebut mirip dengan dialek Arab Teluk lainnya di negara lain kecuali
untuk beberapa perbedaan.

Arab Saudi memiliki populasi asing yang besar yang tertarik dengan bisnis minyak yang
menguntungkan. Orang asing berbicara bahasa asli mereka yang merupakan bagian dari bahasa
yang digunakan di negara itu. Beberapa bahasa umum dalam kategori ini meliputi:

 Tagalog
Bahasa ini dituturkan oleh sebagian besar populasi ekspatriat Filipina yang berjumlah sekitar
700.000 orang. Bahasa tersebut adalah bahasa asli Filipina.

 Rohingya
Bahasa ini sebagian besar adalah bahasa tulisan yang digunakan oleh orang-orang Myanmar.
Di Arab Saudi, bahasa tersebut digunakan oleh sekitar 400.000 ekspatriat dari Myanmar.

 Urdu
Urdu adalah bahasa resmi yang digunakan oleh orang Pakistan dan digunakan oleh sekitar
390.000 ekspatriat yang bekerja di Arab Saudi.

 Arab Mesir
Dialek lisan digunakan oleh komunitas ekspatriat Mesir asli dengan populasi sekitar 300.000.

3.1.4 Kebudayaan
A. Budaya Mujamalah

Pada saat menjalin komunikasi bersama orang lain biasanya orang arab akan berbicara
banyak hal terlebih dahulu, banyak basa basi (mujamalah). Contohnya pada saat bertanya kabar
pada teman, tak cukup sekali dengan satu ungkapan. Walaupun sudah berkata sesuai maksud
dirinya, tak jarang masyarakat saudi masih mengira yang dimaksudkan adalah sesautu yang lain.
Misal dalam kata "laa" (tidak) sebagai jawaban tidak utnuk tawaran menambah makan dan
minum. Agar sang tuan rumah yakin bahwa tamunya memang betul-betul sudah kenyang, maka
sang tamu harus mengulangi "laa" berulang kali dan kata "wallahi.". Sangat berbeda dengan
warga indonesia yang cenderung ekspresif, berbicara langsung, singkat, padat, dan jelas.

B. Berbicara Keras

Masyarakat Arab terbiasa memakai nada bicara yang keras untuk mengekspresikan kekuatan
dan ketulusan, apalagi kepada orang yang mereka sukai. Kadang petugas Arab Saudi ketika
memeriksa paspor di bandara kelihatan marah, namun sebenarnya tidak. Sama hal nya dengan
beberapa pedagang disana yang menggunakan suara keras terhadap pembeli namun tidak selalu
berarti mereka marah terhadap pembeli tersebut. Sangat berbeda dengan masyarakat Indonesia
yang selalu memakai nada bicara rendah apalagi terhadap orang tua sebagai sikap menghargai
sesama.
C. Bahasa Tubuh

Masyarakat Arab akan menguncupkan semua jari-jari tangan dengan ujung-ujungnya


menghadap ke atas sebagai pengganti kata-kata “tolonglah Pak” atau “tunggu sebentar!” atau “
tolong sabar sedikit !”. Masyarakat Arab pun sudah terbiasa saling merangkul seraya mencium
pipi ketika berjumpa dengan teman dekat. Sebetulnya perilaku ini dianggap tidak lazim oleh
bangsa lain karena sudah terbiasa dilakukan oleh seluruh masyarakat di belahan dunia termasuk
di Indonesia.

D. Budaya Arab dan Islam

Arab Saudi dikenal dengan negeri kelahiran Islam. Dan anggapan pada umumnya bahwa
masyarakat Saudi itu Islami. Nyatanya, tidak 100 persen demikian. Mereka juga bagian dari
budaya Arab (termasuk warisan jahiliyah) dengan segala pernak-perniknya, termasuk cara dan
etika mereka dalam berkomunikasi, tidak selalu santun seperti diajarkan Al-quran dan Sunnah.

Sebagian dari cara mereka berkomunikasi bersifat kultural semata-mata. Konon, ada dua tipe
orang Arab: tipe Abu Bakar dan Abu Jahal. Orang Arab yang telah mendapat pendidikan Islam
dan meresapi ajarannya akan berperilaku bak Abu Bakar, sedang mereka yang kering dari ajaran
akhlak Islam biasanya akan buruk seperti Abu Jahal.

E. Peraturan Berkendara

Di Indonesia semua kendaraan hingga angkutan umum pun wajib berada di jalur kiri jalan.
Sedangkan di arab saudi ketika masyarakat menggunakan jalan termasuk pada saat menaikkan
maupun menurunkan penumpang harus berada di jalur sebelah kanan jalan. Khusus wanita, tidak
diperbolehkan berpergian sendiri, harus ditemani dengan mahram atau bersama teman
rombongan. Termasuk saat naik taksi. Saat naik, maka laki-laki duluan, wanita belakangan.
Sebaliknya saat turun maka wanita duluan, laki-laki belakangan. Hal ini bertujuan untuk menjaga
wanita agar tidak dibawa kabur tukang taksi, karena di jalanan sana masih sering terjadi
kriminalitas terutama terhadap perempuan.

F. Wanita Adalah Privasi

Nilai kehormatan orang Arab melekat pada anggota keluarganya, khususnya wanita, yang
tidak boleh diganggu orang luar. Di Arab Saudi, Wanita tidak boleh menyetir, bekerja bebas,
atau keluar rumah tanpa didampingi mahram. Di budaya Saudi jika seorang pria tidak pernah
mengenal atau bahkan sekadar melihat wajah istri atau anak perempuan dari sahabatnya,
meskipun mereka telah lama bersahabat dan sering saling mengunjungi. Dalam kehidupan
keseharian, wanita Arab itu bercadar, memakai pakaian serba hitam, keluar-masuk rumah naik
mobil. Rumah mereka pun berpagar tinggi. Ini membawa konsekuensi antar tetangga tidak bisa
saling mengenal siapa saja wanita di rumah sebelah. Apalagi tidak ada budaya arisan layaknya di
Indonesia, menjadikan interaksi antar warga begitu tetutup.

3.1.5 Sistem Pemerintahan

Arab Saudi ialah negara dengan bentuk negara monarki absolut. Sistem pemerintahan
Arab Saudi yaitu negara Islam yang berdasarkan syariah Islam dan Al Qur’an. Kitab Suci Al-
Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW merupakan konstitusi Arab Saudi. Pada tahun 1992
ditetapkan Basic Law of Government yang mengatur sistem pemerintahan, hak dan kewajiban
pemerintah serta warga negara.

Arab Saudi dipimpin oleh seorang raja yang dipilih berdasarkan garis keturununan atau
orang yang diberi kekuasaan langsung oleh raja. Hal ini berdasarkan pasal 5 Basic Law of
Government yang menyatakan kekuasaan kerajaan diwariskan kepada anak dan cucu yang paling
mampu dari pendiri Arab Saudi, Abdul Aziz bin Abdul Rahman Al-Saud, dimana raja
merangkap perdana menteri dan panglima tinggi angkatan bersenjata Arab Saudi. Pada tanggal
20 Oktober 2006 Raja Abdullah telah mengamandemen pasal ini dengan mengeluarkan UU yang
membentuk lembaga suksesi kerajaan (Allegiance Institution) terdiri dari para anak dan cucu dari
Raja Abdul Aziz Al-Saud. Dalam ketentuan baru, raja tidak lagi memilki hak penuh dalam
memilih Putera Mahkota. Raja dapat menominasikan calon Putera Mahkota. Namun, Komite
Suksesi akan memilih melalui pemungutan suara. Selain itu, bila Raja atau Putera Mahkota
berhalangan tetap, Komite Suksesi akan membentuk Dewan Pemerintahan Sementara
(Transitory Ruling Council) yang beranggotakan lima orang. Ketentuan ini baru akan berlaku
setelah Putera Mahkota Pangeran Sultan naik tahta.

Ayat 1 dalam Undang-undang ini menyebutkan bahwa: "Kerajaan Arab Saudi adalah
Negara Arab Islam, memiliki kedaulatan penuh, Islam sebagai agama resmi, undang-undang
dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu Alaihi Wa Sallam, bahasa resmi Bahasa
Arab, dan ibukotanya Riyadh". Dan ayat 5 menyebutkan bahwa sistem pemerintahan di Arab
Saudi adalah Kerajaan atau Monarki. Sedang ayat-ayat lainnya menyebutkan tentang sendi-sendi
yang menjadi landasan bagi sistem pemerintahan di Arab Saudi, lingkungan resmi yang
mengaturnya, unsur-unsur fundamental masyarakat Saudi, prinsip-prinsip ekonomi umum yang
dilaksanakan Kerajaan, jaminan negara terhadap kebebasan dan kehormatan atas kepemilikan
khusus, perlindungan atas hak-hak asasi manusia sesuai dengan hukum-hukum Syariat Islam.

Undang-Undang Tentang Pemerintahan, Syura, Dan Daerah

Untuk menyempurnakan regulasi negara atas dasar Syariat Allah, pada tanggal 27
Sya'ban 1412 H bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1992 M, Pelayan Dua Kota Suci Raja Fahd
Bin Abdul Aziz – rahimahullah – mengeluarkan Undang-undang tentang Sistem Pemerintahan,
Syura (Permusyawaratan) dan Daerah untuk mengatur berbagai macam kehidupan di Kerajaan
Arab Saudi.

A. Komisi Majelis Syura

1. Komisi Urusan Keislaman, Peradilan dan Hak Asasi Manusia.

2. Komisi Urusan Sosial, Keluarga dan Pemuda.

3. Komisi Urusan Ekonomi dan Energi.

4. Komisi Urusan Keamanan.

5. Komisi Administrasi, SDM dan Petisi.

6. Komisi Urusan Pendidikan dan Riset.

7. Komisi Urusan Kebudayaan dan Informasi.

8. Komisi Urusan Luar Negeri.

9. Komisi Perairan, Infrastruktur dan Layanan Umum.

10. Komisi Urusan Kesehatan dan Lingkungan.

11. Komisi Urusan Keuangan.

12. Komisi Tranportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi Informasi.


B. Administrasi Pemerintahan

Terdiri dari Kabinet yang dibentuk pada tahun 1373H/1953M. Majelis ini sekarang
mencakup sejumlah departemen yang berkompeten, seperti: Pertahanan, Luar Negeri, Dalam
Negeri, Keuangan, Ekonomi dan Perencanaan, Perminyakan dan Pertambangan, Kehakiman,
Urusan Islam, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan, Pendidikan dan Pengajaran, Pendidikan Tinggi,
Kebudayaan dan Informasi, Perdagangan dan Perindustrian, Air dan Listrik, Pertanian,
Pekerjaan, Urusan Sosial, Komunikasi dan Teknologi Informasi, Urusan Kota dan Pedesaan,
Haji, dan Layanan Sipil.

C. Sistem Peradilan

Peradilan memperoleh independensi secara penuh dan hukumnya bersumber kepada kitab
suci Al-Qur`an dan Sunnah Nabi shallallahu'alaihiwasallam. Dalam berbagai urusan syar'i
peradilan merujuk kepada Majelis Peradilan Tinggi yang bertugas meneliti nash-nash peradilan
dan hukum-hukum hudud dan qisas, dan membawai seluruh mahkamah syar'iyah yang tersebar
di penjuru negeri. Lembaga peradilan dan kehakiman terdiri dari: Mahkamah Umum, Mahkamah
Khusus, Lembaga Kasasi, dan Notariat. Adapun dalam persoalan-persoalan tata usaha Negara,
maka di sana ada lembaga khusus yang menanganinya. Yang terpenting, diantaranya, ialah
“Diwan al-Mazhalim” yaitu lembaga pengadilan yang berhubungan langsung dengan raja, yang
perhatiannya terfokus pada penyelesaian berbagai persoalan perselisihan yang diajukan terhadap
lembaga pemerintahan.

D. Dinamika Politik Pemerintahan

Misi reformasi, dimana negara Saudi didirikan, mewakili inti pokok pemerintah. Misi ini
berdasarkan realisasi aturan Islam, implementasi hukum Islam (Syariah), mengamalkan kebaikan
dan melarang kejahatan, termasuk mereformasi ajaran Islam dan memurnikannya dari segala
penyimpangan. Sistem ini mengadopsi doktrin dari prinsip Islam yang benar, yang beredar pada
awal kelahiran Islam.

Hal ini diperkuat dari adanya aksi bom bunuh diri yang mengguncang Arab Saudi pada
Sabtu, 8 November 2003. Bom bunuh diri tersebut mengincar perumahan mewah yang banyak
dihuni orang asing dan keluarga kerajaan. Aksi kekerasan di Arab Saudi akan semakin
mengalami eskalasi. Sebagai sekutu utama AS, Arab Saudi adalah negara yang tidak populer di
mata rakyat Arab (umat Islam) yang selama ini membenci sepak terjang hubungan perilaku AS
di Afghanistan, Irak, dan politik dua muka atas konflik Israel-Palestina. Padahal Arab Saudi
negara monarki atau kerajaan yang tidak mempraktikkan nilai-nilai demokrasi. Jadi, dalam studi
kasus proses demokratisasi di Arab Saudi, AS merupakan faktor penghambat utama bagi proses
demokratisasi.

Perkembangan politik pemerintahan di Arab Saudi ialah diadakannya pemilihan umum


pertama untuk memilih anggota-anggota yang akan duduk di dewan pemerintahan kota. Hal
tersebut, tentu merupakan pertanda lagi terus bergulirnya roda reformasi politik di salah satu
negara Arab Teluk tersebut yang selama ini terbilang konservatif. Arab Saudi akan
menyelenggarakan pemilu dewan kota karena merupakan tuntutan yang terus meningkat dari
rakyat negara itu. Dewan menteri memutuskan untuk memperlebar partisipasi warga negara
dalam menangani persoalan-persoalan lokal melalui pemilihan umum dengan aktif di dewan
pemerintahan, dimana separuh anggota dewan itu akan dipilih. Keputusan memperluas
partisipasi rakyat dalam urusan lokal merupakan peristiwa historis dalam proses reformasi
politik. Pemilu anggota dewan pemerintahan kota dianggap historis karena pemilu tersebut bisa
menjadi pintu bagi proses reformasi politik berikutnya. Pemilu anggota dewan pemerintahan
kota bisa berandil membangun struktur politik baru yang berpijak pada kedaulatan rakyat.

Selain itu, terbukanya peran perempuan dalam kegiatan kenegaraan. Perembangan politik
pemerintahan ini berkembang pesat pada saat pemerintahan raja Abdullah bin Abdul Aziz
menjabat menjadi raja. Raja Abdullah membolehkan perempuan melakukan pembelaan kasus-
kasus mereka di ruang pengadilan dalam kasus-kasus keluarga, termasuk perceraian dan hak
asuh anak. Pemerintah Arab Saudi terkenal dengan sistem patriarki dan sangat ketat memberikan
ruang kepada perempuan. Arab Saudi berencana untuk membuat undang-undang yang
memungkinkan pengacara wanita berdebat di pengadilan.

E. Politik Luar Negeri Arab Saudi

Politik luar negeri Arab Saudi didasari oleh kemurnian berdasarkan hubungan Kerajaan
Saudi dengan dunia luar yang didasari oleh nilai Islam dan Arab serta keikutsertaan positif untuk
menstabilkan tentaranya untuk melindungi Arab Saudi dalam hal keamanan dan kesejahteraan.
Arab Saudi meyakini bahwa merekalah yang mewakili identitas dari keturunan Arab yang asli
dan berusaha untuk menjalin hubungan yang lebih luas dengan dunia Arab lainnya. Saudi
melaksanakan program bantuan bagi pembangunan ekonomi sosial di negara-negara miskin
dengan membentuk organisasi internasional, antara lain: AAAID (Arab Authority for
Agricultural Investment and Development Organization) dan AGFUND (Arab Gulf Program for
United Nations Development Organization), dan sebagainya.

Arab Saudi tidak hanya membangun kedekatan dengan negara-negara di Timur Tengah
melalui ekonomi semata. Namun, Arab Saudi juga menjalin kedekatan dengan negara-negara
arab lainnya melalui bantuan kemanusiaan. Arab Saudi pada periode 1973 hingga 1993
mengeluarkan bantuan kemanusiaan melalui organisasi internasional dan organisasi dalam negeri
berjumlah sekitar 245 milyar riyal. Berdasarkan jumlah tersebut, maka Arab Saudi termasuk
negara donor terbesar dan pertama di seluruh dunia yang memberikan bantuan kemanusiaan
dengan cuma-cuma dan tanpa syarat.

3.2 Pembahasan Rumusan Masalah 2

3.2.1 Sejarah

Negara Arab Saudi merupakan peradapan yang paling awal dari Semenanjung Arab.
Semenanjung Arabia ini telah memainkan peran penting dalam sejarah sebagai pusat
perdagangan kuno, selama berabad-abad.

Nama asli negara Arab Saudi adalah Al Mamlakah al Arabiyah as Suudiyah

Negara Arab Saudi ini dikenal sebagai tempat kelahiran Islam. Islam merupakan salah
satu agama yang besar di dunia. Transformasi yang terjadi sejak tahun 1932 oleh King Abdul
Aziz Al-Saud ini menyebabkan kerajaan modern Arab Saudi.

Negara Arab Saudi berdiri pada tanggal 23 September 1932. Tokoh yang
memproklamasikan berdirinya negara Arab Saudi yaitu Abdul Aziz bin Abdurrahman Al –
Sa’ud. Negara Arab Saudi atau Saudi Arabia (Al – Mamlakah Al- Arabiyah Al Su’udiyah)
merupakan penyatuan wilayah Riyadh, Najd atau Nejed, Ha-a, Asir, dan Hijaz.

Abdul Aziz dinobatkan sebagai raja pertama pada kerajaan yang berada di negara Arab
Saudi. Nama Saudi diperoleh dari nama keluarga Raja Abdul Aziz Al- Sa’ud. Bukti pertama
kehadiran manusia di Semenanjung Arab berasal dari 15.000 hingga 20.000 tahun yang lalu.
Gerombolan pemburu-pengumpul menjelajahi daratan, hidup dari hewan dan tumbuhan liar.

Saat lapisan es Eropa mencair selama Zaman Es terakhir, sekitar 15.000 tahun yang lalu,
iklim di semenanjung menjadi kering. Daratan luas yang dulunya tertutup padang rumput subur
berubah menjadi semak belukar dan gurun. Hewan liar pun juga punah. Sistem sungai
menghilang, meninggalkan dasar sungai kering yang ditemukan di semenanjung saat ini.

Perubahan iklim ini memaksa manusia untuk pindah ke lembah dan oasis pegunungan
yang subur. Mereka tidak lagi menjadi pemburu-pengumpul, mereka harus mengembangkan cara
lain untuk bertahan hidup. Manusia-manusia itu melakukan pertanian, pertama di Mesopotamia
lalu Lembah Sungai Nil dan akhirnya menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Sejarah berdirinya kerajaan Arab Saudi :

A. Negara Saudi pertama

Seorang ulama bernama Muhammad bin Abdul Wahhab mengajarkan pemahaman


pemurnian agama. Karena banyak yang menentangnya, Abdul Wahhab mencari perlindungan.
Dia lantas menjalin aliansi dengan pemimpin lokal bernama Muhammad bin Saud sejak 1726.

Dikutip dari Encyclopedia Britannica, koalisi ini berkembang pesat terutama soal
ekspansi militer. Satu per satu musuh ditaklukkan. Saat Abdul Aziz menggantikan ayahnya
Muhammad bin Saud yang mangkat pada 1765, aliansi dengan Abdul Wahhab tetap terjaga.
Bahkan Abdul Wahhab berperan besar sebagai pengendali administrasi sipil negara tersebut.

Abdul Aziz sendiri didampingi putranya Saud, memilih melakukan ekspansi ke kota-kota
lainnya. Pada 1788, negara Saudi ini menguasai wilayah dataran tinggi Najd. Abdul Wahhab
wafat empat tahun kemudian. Namun kekuasaan aliansi ini sudah meluas sampai ke sebagian
besar Semenanjung Arab, termasuk Makkah dan Madinah. Popularitas dan keberhasilan aliansi
ini mengusik Kekaisaran Ottoman, kekuatan dominan di Timur Tengah dan Afrika Utara pada
saat itu yang berpusat di Konstantinopel (Istanbul), Turki. Pada tahun 1818, Ottoman mengirim
pasukan ekspedisi besar yang dipersenjatai dengan artileri modern ke wilayah barat Arab.

Tentara Ottoman mengepung Diriyah dan menghancurkan kota tersebut. Pemimpinnya


Abdullah bin Saud ditangkap kemudian dibawa ke Konstantinopel untuk dieksekusi
mati.Keluarga Saud tercerai berai. Ada yang melarikan diri, sementara sisanya dikirim ke
penjara Mesir bersama keturunan Abdul Wahhab.

B. Negara Saudi kedua

Dinasti Saud berhasil pulih kemudian mendirikan negara Saudi kedua ketika pada 1824
cucu Muhammad bin Saud bernama Turki berhasil merebut Riyadh dan mengusir garnisun
Mesir. Sejak itu, Riyadh menggantikan Diriyah sebagai ibu kota negara. Dinasti Saud berhasil
merebut kembali beberapa kota. Turki juga berhasil mengembangkan sektor pertanian,
perdagangan, dan sastra.

Namun Turki hanya memerintah satu dekade saja. Dia dibunuh oleh sepupunya yang
ambisius. Anak Turki bernama Faisal balas dendam dengan meracun pembunuh ayahnya itu.
Ottoman kembali mengusik negara ini pada 1865 yang dipimpin anak Faisal bernama
Abdulrahman. Kali ini Ottoman menyokong keluarga Al Rashid di Hila untuk menggulingkan
negara Saudi.

Menghadapi lawan yang lebih kuat, Abdulrahman bin Faisal Al-Saud terpaksa mundur
pada 1891. Dia mencari perlindungan dengan suku-suku Badui di padang pasir luas di Arabia
timur. Dari sana, Abdulrahman dan keluarganya termasuk putranya Abdulaziz melakukan
perjalanan ke Kuwait. Mereka tinggal di sana sampai tahun 1902.

3. Kerajaan Arab Saudi modern

Abdulaziz muda, bertekad merebut kembali warisan keluarganya dari Al-Rashid yang
telah mengambil alih Riyadh. Dalam usia 22 tahun, pada 15 Januari 1902 dengan ditemani 40
pengawal Abdulaziz bergerak menuju Riyadh. Dia berhasil merebut Benteng Masmak dan
mengumpulkan pendukung lama dinastinya. Peristiwa legendaris ini menandai awal
pembentukan negara Arab Saudi modern.

Saat Perang Dunia I (1914-1918), Abdulaziz memutuskan berkoalisi dengan Inggris.


Keduanya punya kepentingan yang sama menumbangkan Kekaisaran Ottoman. Setelah Ottoman
runtuh, Abdulaziz menguasai seluruh Najd dan Hijaz, termasuk Makkah dan Madinah, pada
tahun 1924 hingga 1925.
Dalam prosesnya, dia menyatukan suku-suku yang bertikai menjadi satu bangsa. Pada 23
September 1932, negara tersebut dinamai Kerajaan Arab Saudi, negara Islam dengan bahasa
Arab sebagai bahasa nasionalnya dan Alquran sebagai konstitusinya. Abdulaziz memerintah
Kerajaan Arab Saudi sampai tahun 1953.

Setelah Abdulaziz wafat, Arab Saudi berturut-turut dipimpin Raja Saud, Raja Faisal, Raja
Khalid, Raja Fahd, Raja Abdullah, dan Raja Salman yang memerintah sejak 2015. Negara Arab
Saudi sebagai Pusat Perdagangan Kuno. Negara Arab Saudi yang terletak di antara dua pusat
besar peradaban, yaitu Lembah Sungai Nil dan Mesopotamia. Semanjung Arab meruapajan
persimpangan dunia kuno.

Perdagangan menjadi hal yang sangat penting untuk pembangunan daerah. Lebih lanjut,
sebagai rute kafilah menjadi arteri perdagangan menjadikan wilayah semenanjung Arabia
menjadi hidup. Orang-orang yang berada di daerah Semenanjung Arabia mengembangkan
kompleks rute perdagangan yang digunakan untuk mengangkut barang-barang pertanian.
Barang-barang pertanian ini sangat dicari di Mesopotamia, Lembah Nil dan Basin Mediterania.

Barang-barang pertanian tersebut antara lain Almond dan Taif, kurma, dan parfum
aromatik. Parfum ini antara lain kemenyan dan mur yang diperoleh dari dataran Tihama. Selain
itu, rempah-rempah juga sebagai barang penting yang dikirim melintasi Laut Arab dari negara
India. Dari Laut Arab diangkut oleh kafilah. Kafilah ini melalui perjalanan dari Oman dan
Yaman, melalui Asir, kemudian melalui Mekah dan Madinah. Terakhir, tiba di pusat-pusat kota
dari utara dan barat.

Penduduk yang berada di Semenanjung Arab sebagian besar tidak tersentuh oleh gejolak
politik yang berada di Mesopotamia, Lembah Nil, dan Mediterania Timur. Barang dan jasa
penduduk Semenanjung Arab tetap menduduki permintaan yang besar, terlepas dari kekuasaan
dominan. Kekuasaan dominan ini dari Babilonia, Mesir, Persia, Yunani, atau Roma. Hamparan
gunung yang berada di Semenanjung Arab membentuk penghalang alami. Ini digunakan untuk
melindungi invasi oleh negara tetangga yang kuat.

3.2.2Pemimpin
Wangsa Saud atau Bani Saud (‫ )آل سعود‬adalah wangsa yang saat ini memerintah di
Kerajaan Arab Saudi. Wangsa ini didirikan oleh Muhammad bin Saud tahun 1744. Negara
modern Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, tetapi akar dan pengaruh Wangsa Saud sudah
ditanamkan di Jazirah Arab beberapa abad sebelumnya. Wangsa Saud telah melewati tiga tahap,
yaitu: Negara Saudi Pertama, Negara Saudi Kedua, dan Negara modern Arab Saudi.

Nenek moyang tertua yang tercatat dalam sejarah dari Wangsa Saud adalah Mani' bin
Rabi'ah al-Muraidi, yang bersama kaumnya datang ke Diriyah antara tahun 1446–1447 untuk
menetap di sana.

Pemimpin Wangsa Saud dan raja Arab Saudi saat ini adalah Raja Salman bin Abdul Aziz.

Nenek moyang terawal Wangsa Saud yang dapat ditelusuri ialah Mani' bin Rabi'ah al-
Muraidi, yang menetap di Dir'iyah antara 1446-1447 bersama klannya, Mrudah. Meskipun
Mrudah dipercayai berasal dari konfederasi suku-suku Rabi'ah, tetapi tidak jelas apakah mereka
bagian dari Bani Hanifah ataukah 'Anazzah. Mani' datang atas undangan kerabatnya yang
bernama Ibnu Dir', penguasa sekelompok desa dan perkebunan yang merupakan cikal-bakal dari
kota Riyadh saat ini.

Klan Mani' sebelumnya berasal dari daerah Al-Qatif, yaitu bagian timur Saudi. Ibnu Dir'
memberikan Mani' dua perkebunan, yaitu Al-Mulaibid dan Ghasibah. Lama-kelamaan kawasan
tersebut berkembang dan kemudian mereka namakan "Al-Dir'iyah", untuk memperingati jasa
Ibnu Dir'. Salah satu keturunan Mani', yaitu Syekh Saud bin Muhammad bin Muqrin (wafat
1725) dari cabang keluarga Al-Muqrin, namanya kemudian menjadi asal dari nama Wangsa
Saud.

Negara Saudi Pertama

1. Muhammad bin Saud Alu Muqrin (k. 1710−1765) berkuasa 1744−1765


2. Abdul-Aziz bin Muhammad bin Saud (wafat 1803) berkuasa 1765−1803
3. Saud bin Abdul-Aziz (wafat 1814) berkuasa 1803−1814
4. Abdullah bin Saud (wafat 1818) berkuasa 1814−1818

Negara Saudi Kedua


1. Turki bin Abdullah (1755–1834) berkuasa 1824[10]−1834
2. dan 5. Faisal bin Turki (1785–1865) berkuasa 1834−1838 dan 1843−1865. Anak dari
Turki
3. Khalid bin Saud bin Abdul-Aziz bin Muhammad bin Saud berkuasa 1838−1841. Sepupu
jauh.
4. Abdullah bin Thunayyan berkuasa 1841−1843. Sepupu jauh.
6. 8. dan 11. Abdullah bin Faisal bin Turki Al Saud berkuasa 1865−1871, 1871−1873,
1876−1889. Anak dari Faisal
7 dan 9. Saud bin Faisal (wafat 1875) berkuasa 1871 dan 1873−1875. Anak dari
Faisal
10 dan 12. Abdul-Rahman bin Faisal (1850–1928) berkuasa 1875–1876 dan 1889–1891.
Anak dari Faisal

Kerajaan Arab Saudi

1. Abdul-Aziz bin Abdul-Rahman (15 Januari 1876– 9 November 1953) berkuasa 1932[11]–


1953
2. Saud bin Abdul-Aziz (15 Januari 1902 – 24 Januari 1969) berkuasa 1953–1964
3. Faisal bin Abdul-Aziz (April 1906 – 25 Maret 1975) berkuasa 1964–1975
4. Khalid bin Abdul-Aziz (13 Februari 1913 – 13 Juni 1982) berkuasa 1975–1982
5. Fahd bin Abdul-Aziz (16 Maret 1920 – 1 Agustus 2005) berkuasa 1982–2005
6. Abdullah bin Abdul-Aziz (1 Agustus 1924 – 23 Januari 2015) berkuasa 2005–2015
7. Salman bin Abdul-Aziz (lahir 31 Desember 1935) sejak 2015
Gambar 3.1

3.2.3 Primodialisme

Secara tidak sadar masyarakat Arab ternyata terus mengembangkan ikatan-ikatan yang
bersifat primordial, yaitu primordialisme kesukuan berlebihan yang menganggap bahwa kabilah
atau suku merekalah yang paling unggul. Padahal sikap menganggap salah satu suku lebih
unggul dari yang lainnya dapat mengancam integrasi bangsa dan Negara sehingga mengancam
kedaulatan negara.

Pada kasus negara Arab Saudi Primodialisme kesukuan akan menyebabkan perselisihan
antar suku dan akhirnya menyebabkan perang saudara. Konsep Arab untuk "perang saudara"
merujuk pada pertalian keluarga, berbeda dengan di Inggris atau Jerman yang merujuk pada
perang antara warga negara. Konsep tersebut adalah endapan dari perdebatan yang marak pada
dekade 1990an seputar gagasan "masyarakat madani" sebagai perantara antara individu dan
negara, dalam bentuk partai-partai politik, serikat buruh atau organisasi kemasyarakatan.

Di Arab Saudi, entitas yang berfungsi menjembatani rakyat dan pemerintah adalah suku,
klan atau institusi keagamaan, yang semuanya berhubungan dalam ikatan kekeluargaan, bukan
struktur sipil atau institusi modern.

3.2.4 Keagamaan
Sebagai Negara Islam, kerajaan Arab Saudi memilki sejarah penentu perkembangan Islam.
Agama Islam lahir di negara ini, tepatnya di kota Mekah, tempat kelahiran Rasulullah saw., sang
pembawa risalah Ilahiyah. Perkembangan Islam sangat ditentukan oleh dua periode: periode
Mekah (sebagai tempat lahirnnya sang pembawa risalah Islam) dan periode Madinah (sebagai
awal berkembangnya Islam).

Perkembangan Islam di Arab Saudi yang dipelopori oleh garakan Wahabi menjadikan ajaran
Islam sebagai agama resmi negara. Perkembangan dinasti Saudi tidak bisa dilepaskan dari sosok
‘Abd alWahhab, seorang reformis yang melahirkan gerakan keagamaan yang kemudian dikenal
dengan gerakan Wahhabi. Penerimaan modernisme tersebut, menunjukkan bahwa secara
internal, Gerakan Wahhabi menimba gagasan-gagasan baru dari gerakan moderen yang sudah
berkembang. Dinasti Saudi juga memperlihatkan bahwa dinasti ini banyak mengubah dirinya
setelah melalui pengalaman ditentang dan ditolak oleh kaum muslimin yang lain.

Akhirnya, Arab Saudi mempunyai peran penting dalam pengembangan agama Islam,
sekaligus sebagai situasi perkembangan Islam di sana. Peran penyebab perkembangan tersebut
antara lain: Sebagai tempat lahirnya Islam, khususnya Mekah dan Madinah telah menjadi tempat
perkembangan Islam dan tempat mengembangkan Islam ke berbagai wilayah di dunia.
Kemudian kerajaan Arab Saudi memperhatikan pendidikan. Sehingga menjadi pusat ilmu
pengetahuan Islam sejak zaman klasik sampai zaman moderen dan sejumlah umat Islam belajar
agama Islam. Selanjutnya, Madinah adalah tempat pertama kali lahir konstitusi Negara di dunia
yang dikenal dengan Mitsaq Madinah (Piagam Madinah). Kemudian, dengan lahirnya tokoh
Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhab, negeri ini telah berjasa dalam gagasan pembasmian berbagai
bidah yang telah mengotori akidah umat Islam di seluruh dunia Islam dan dikenal dengan
Wahhabi (Ahli Salaf). Akhirnya, bantuan ekonomi sangat besar bagi dunia Islam.

3.2.5 Perkembangan Ekonomi

Negara Arab Saudi dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan alam yang sangat
besar. Kekayaan alam yang sangat besar ini diperoleh dari minyak dan gas. Jumlah minyak yang
ada di negara Arab Saudi bahkan mencapai 25 % cadangan minyak dunia. Sedangkan, jumlah
gas yang ada di negara Arab Saudi mencapai 40 % cadangan gas dunia. Pertanian penduduk
Arab Saudi yang dikenal yaitu perkebunan kurma dan gandum. Sedangkan, di sektor peternakan
menghasilkan daging serta susu dan olahannya.
Pemerintahan negara Arab Saudi ini memiliki peran penting dalam pengembangan
industri dan ekonomi. Sedangkan, sektor swasta memainkan peran yang besar dari perekonomian
negara Arab Saudi. Sektor swasta ini menyumbang 48% dari produk domestik bruto (PDB).
Negara Arab Saudi bergabung dengan organisasi perdagangan dunia atau WTO pada bulan
Desember 2005. Perkembangannya yang penting menyebabkan produk negara Arab Saudi
memiliki akses yang besar di pasar global.

Ekonomi Arab Saudi dapat dikatakan sebagai ekonomi minyak. Minyak bumi ditemukan
oleh ahli geologi Amerika Serikat pada tahun 1930. Akan tetapi, minyak bumi ini baru
dieksploitasi setelah Perang Dunia II oleh perusahaan Amerika, ARAMCO. Pada tahun 1970
pada masa pemerintahan Raja Faisal, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 19/No. 2
Agustus 2008 63 ARAMCO dinasionalisasi oleh Arab Saudi menjadi milik pemerintah Arab
Saudi dan namanya diganti menjadi SAUDIA ARAMCO (U.S. Department of State, 2007).

Minyak ini memberikan berkah bagi Arab Saudi. Ledakan harga minyak pada tahun
1970, menyebabkan penghasilan Arab Saudi menjadi sangat besar, walaupun sejak tahun 1960,
pengembangan ekonomi sudah dipikirkan secara serius dengan bermodalkan minyak ini. Minyak
memberikan peran penting bagi ekonomi Arab Saudi terlihat dari kenyataan bahwa sampai
sekarang pun setelah ekonomi Arab Saudi mulai terdiversifikasi, sektor minyak menyumbang 45
% dari pendapatan negara, 45% dari PDRB dan 90% dari penghasilan ekspor. Bahkan sektor
perminyakan ini pernah menyumbang 75% dari pendapatan negara. Dilihat dari sudut
internasional pun, sector perminyakan ini merupakan sektor yang sangat penting karena 25%
dari cadangan minyak dunia, berada di Arab Saudi (U.S. Department of State, 2007).

Peran minyak ini sedemikian besarnya bagi Arab Saudi sehingga pada tahun 1970-an
ketika harga minyak melonjak naik, PDB perkapita penduduk Arab Saudi pun melonjak naik
sebesar 1.856%. Pada tahun 1980-an, ketika harga minyak mulai turun sejak tahun 1977, PDB
perkapita turun 58% dan kembali meningkat sebesar 20% pada tahun 1990-an setelah pemerintah
Arab Saudi melakukan diversifikasi ekonomi.

Menyadari bahwa minyak sangat menentukan ekonomi Arab Saudi, pada tahun 1970
Arab Saudi menasionalisasi ARAMCO sehingga menjadi milik kerajaan Arab Saudi dan
mengganti namanya menjadi SAUDIA ARAMCO. SAUDIA ARAMCO ini memegang lebih
dari 95% seluruh produksi minyak Arab Saudi. Pada tahun 1993 SAUDIA ARAMCO meliputi
juga SAMAREC, perusahaan negara yang mengatur pemasaran dan penyulingan (refinery),
sehingga SAUDIA ARAMCO menjadi perusahaan minyak terintegrasi terbesar di dunia. Selain
itu, SABIC (Saudi Arabia Basic Industry Corporation) juga merupakan perusahaan petrokimia
terbesar di dunia (U.S. Dept. of State, 2007).

Walaupun minyak memberi kemakmuran luar biasa bagi Arab Saudi, akan tetapi
pemerintah Arab Saudi sadar bahwa ekonominya tidak dapat digantungkan hanya pada minyak
saja. Oleh sebab itu, mulai tahun 1970, disusun rencana pembangunan ekonomi, walaupun
sebenarnya kesadaran untuk membangun ekonomi sudah tumbuh sejak tahun 1960-an.

Berikut adalah ringkasan rencana pembangunan yang pernah dibuat Kerajaan Arab Saudi
yang diambil dari Laporan U.S Dept. Of State (2007). Pada periode Rencana Pembangunan I dan
II (1970-1980), pembangunan ditekankan pada pembangunan prasarana. Hasil dari rencana itu
cukup mengesankan. Jalan Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 19/No. 2 Agustus 2008
64 raya panjangnya meningkat tidak kali lipat. Energi listrik meningkat 28 kali lipat, dan
kapasitas pelabuhan meningkat sepuluh kali lipat.

Rencana Pembangunan III (1980-1985) dititikberatkan pada pendidikan, kesehatan dan


pelayanan sosial yang merupakan perangkat lunak dari pembangunan. Hal ini dapat dimengerti,
karena pada tahun 1932, ketika Ibnu Saud memproklamirkan negara Arab Saudi, di Arab Saudi
belum dikenal sekolah umum. Pada saat itu yang ada adalah pasantren serta madrasah yang
mengajarkan ilmu agama serta membaca al Qur’an.

Hingga tahun 1980 pendidikan masih rendah, yang ditandai dengan banyaknya tenaga
kerja asing karena tenaga kerja Arab Saudi sendiri belum dapat mengisi lapangan kerja yang
dibutuhkan. Disisi lain, tingkat pengangguran penduduk asli Arab sangat tinggi. Selain dari
pembangunan perangkat lunak, Arab Saudi juga melaksanakan diversifikasi ekonomi, walaupun
belum berjalan sesuai harapan. Akan tetapi, pada periode ini sudah tumbuh dua kota industri
yaitu Yanbu dan Jubail. Industri yang dibangun masih yang berkaitan dengan minyak, yaitu
petrokimia, pupuk, penyulingan minyak serta baja. Rencana Pembangunan IV (1985-1990)
menganggap prasarana dasar sudah cukup lengkap dan yang tetap mendapat penekanan adalah
pendidikan dan pelatihan. Peran swasta dalam kegiatan ekonomi sangat didorong, sehingga
sasarannya 70% dari PDB bukan minyak berasal dari sektor swasta. Sektor swasta ini pada
umumnya bergerak di sektor perdagangan yang merupakan sektor swasta utama, industri,
pertanian, perbankan dan perusahaan konstruksi. Agar sektor swasta dapat berkembang,
pemerintah memberi insentif bagi sektor swasta.

Perusahaan joint venture juga didorong oleh pemerintah agar peran swasta pribumi
diharapkan lebih besar. Sasaranya adalah sektor swasta memegang 70-80 % saham dalam
investasi joint venture. Sebagai ilustrasi, mie instan bermerek Indomie yang dibuat di Arab Saudi
bukan dibuat oleh perusahaan Indomie tetapi oleh Arabmie. Rencana Pembangunan V (1990-
199) ditekankan pada pertahanan negara dan sektor pemerintah yang lebih efisien serta
pengembangan wilayah. Penciptaan lapangan kerja ditekankan bagi pribumi Arab dan
mengurangi tenaga kerja asing. Karena itu, pendidikan dan pelatihan tetap mendapat prioritas.
Rencana Pembangunan VII (1995-2000) masih menekankan pada efesiensi pemerintahan dengan
penurunan ongkos jasa pemerintahan. Penekanan pada bidang pendidikan dan pelatihan tetap
diberikan.

Dalam bidang ekonomi, didorong diversifikasi ekonomi terutama di sektor industri dan
pertanian melalui peran swasta. Peningkatan tenaga kerja pribumi tetap mendapat perhatian.
Rencana Pembangunan VII (2000-2004) menekankan pada diversifikasi ekonomi dan peran
swasta yang lebih besar. Dalam periode ini ditargetkan peningkatan PDB sebesar 3,16% per
tahun, peningkatan sector Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 19/No. 2 Agustus 2008 65
swasta ditargetkan 5,04% per tahun dan sektor non minyak 4,01% per tahun. Sasaran pemerintah
pada periode ini adalah tercipta 817.300 lapangan kerjabaru bagi pribumi Arab. Berdasarkan
Rencana Pembangunan di atas, terlihat bahwa hal ini tidak jauh berbeda dari yang diuraikan oleh
North mengenai Teori Basis Ekspor. Arab Saudi kaya akan minyak dan diekspor. Ekspor minyak
ini memberi dua dampak. Pertama, Arab Saudi mempunyai keuntungan fiskal yang sangat
banyak. Kedua, karena adanya aktivitas penambangan minyak tersebut, diperlukan sarana
pendukung seperti pelabuhan, jalan raya, serta industri jasa yang melayani aktivitas tersebut
(penyedian bahan makanan, berbagai pelayanan, dll.). Kebutuhan sarana pendukung ini adalah
efek pengganda yang ditimbulkan oleh aktivitas penambangan, penyulingan serta pemasaran
minyak tersebut. Dengan dibangunnya sarana pendukung yang dilaksanakan pada tahap I dan II
di Rencana Pembangunan, maka tumbuh efek pengganda lainnya yaitu tumbuhnya industri-
industri yang masih berkaitan dengan minyak seperti petrokimia, penyulingan, dll. Tumbuhnya
industri ini menumbuhkan kota industri (Yanbu dan Jubail yang tumbuh pada Rencana
Pembangunan III). Adanya kota industri yang dilengkapi prasarana memberikan keuntungan
lokasi untuk tumbuhnya industri lain, sehingga industri yang telah berkembang sekarang di Arab
Saudi adalah industry minyak mentah, penyulingan minyak, petrokimia dasar, amoniak, gas
industri, kaustik soda, semen, pupuk, plastik, logam, perbaikan kapal, perbaikan dan
pemeliharaaan pesawat terbang serta konstruksi. Dapat dilihat, bahwa tidak semua industri
tersebut berkaitan langsung dengan minyak bumi sehingga sudah terdapat diversifikasi. Akan
tetapi efek pengganda tidak berhenti sampai disini. Dengan semakin tumbuhnya industri,
pendapatan penduduk dan pertumbuhan kota, diperlukan industri-industri yang betul-betul
memenuhi konsumsi setempat termasuk pertanian. Pemerintah Arab Saudi mendorong agar
tumbuhnya efek pengganda ini disambut oleh masyarakat Arab Saudi sendiri. Oleh karena itu
pertumbuhan sektor swasta didorong serta masyarakat disiapkan untuk mengisi pertumbuhan ini
dengan memberikan insentif. Penyiapan masyarakat dilakukan dengan meningkatkan pendidikan
dan kesehatan masyarakat yang diberikan cuma-cuma. Jika pada tahun 1932 belum ada satu pun
sekolah formal di Arab Saudi, maka pada tahun 2007 telah terdapat lima puluh universitas dan
perguruan tinggi. Selain universitas umum, juga terdapat unversitas atau perguruan tinggi yang
mempunyai program studi khusus seperti industrial college yang terdapat di Jubail, Yanbu,
Damman serta Jeddah. Untuk bidang perminyakan, terdapat King Fahd University of Petroleum
and Mineral. Untuk pariwisata terdapat Prince Sultan College for Jurnal Perencanaan Wilayah
dan Kota, Vol. 19/No. 2 Agustus 2008 66 Tourism and Bussines. Terdapat juga univesitas dan
perguruan tinggi untuk bidang kedokteran, farmasi, agama Islam dan sebagainya. Sekitar 50%
dari murid sekolah menengah laki-laki meneruskan ke perguruan tinggi dan wanita sekitar 60%
walaupun beberapa program studi tidak menerima mahasiswa wanita. Terlihat bahwa pendidikan
sangat ditekankan, demikian juga pelatihan terutama pelatihan untuk tenaga teknik yang
diharapkan dapat mengganti tenaga asing yang sekarang sangat banyak.

Pengaruh dari efek pengganda ini sekarang telah terlihat.Disamping industri berat,
tumbuh juga industri ringan yang semua dimiliki swasta, seperti industri makanan (misalnya
berbagai macam biskuit dan cokelat dengan ciri khas Arab karena memakai kurma, jelly, mie,
dan lainlain) dan minuman (susu, jus, dan lain-lain yang dipak), berbagai industry barang
kebutuhan sehari-hari seperti sampo, sabun, dan lain-lain, juga tumbuh walaupun yang disebut
belakangan ini, banyak yang berupa joint venture dengan perusahaan multinational.
Pemerintah Arab Saudi sangat jeli melihat kemungkinankemungkinan efek pengganda
dari minyak, dan perkembangan efek pengganda ini didorong oleh investasi pemerintah serta
insentif terhadap swasta yang semua terencana dalam rencana pembangunan. Selain tumbuhnya
PDB, ekonomi menjadi terdiversifikasi sehingga kontribusi minyak dalam PDB sedikit
berkurang. Kesejahteraan serta peran penduduk pribumi dalam ekonomi Arab Saudi juga
ditingkatkan terus dengan usaha dalam pendidikan dan pelatihan, sehingga Arab Saudi tidak lagi
terlalu tergantung pada tenaga kerja asing

3.3 Pembahasan Rumusan Masalah 3

3.3.1 Suku Bangsa

Setiap suku bangsa memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. Meski unik dan
berbeda-beda, tetap satu Indonesia. Hal tersebut sesuai semboyan negara Indonesia 'Bhinneka
Tunggal Ika', yang artinya berbeda-beda tetap satu jua. Di Indonesia, suku bangsa yang ada
terbagi sesuai daerahnya. Jumlah suku bangsa di Indonesia mencapai ratusan, terdiri dari suku-
suku besar seperti Jawa dan Sunda sampai suku-suku kecil yang biasanya tinggal di wilayah
pedalaman.

Ada lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia, atau tepatnya 1.340
suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di
Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul
di pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di
Nusantara] bahkan bermigrasi ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku
Sunda, Suku Batak, dan Suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini.

Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil


yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan
rumpun bahasa Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di Papua tergolong dalam
rumpun bahasa Papua atau Melanesia.

Pembagian kelompok suku di Indonesia tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan
penduduk, percampuran budaya, dan saling mempengaruhi; sebagai contoh sebagian pihak
berpendapat orang Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan
sementara pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah subetnik dari suku Jawa secara
keseluruhan. Demikian pula suku Baduy dan suku Banten yang sementara pihak menganggap
mereka sebagai bagian dari keseluruhan suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa
adalah suku Betawi yang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa
pendatang baik dari Nusantara maupun Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal
di Batavia pada era kolonial.

3.3.2 Akulturasi Budaya Arab di Indonesia

Masuknya warga Arab di Indonesia berawal sekitar seribu tahun yang lalu ketika terjadi
perpecahan besar antara umat Islam dan menyebabkan khalifah Ali bin Abi Thalib terbunuh.
Kemudian keturunannya melakukan hijrah besar-besaran ke berbagai penjuru dunia. Sejak saat
itu warga keturunan Arab banyak tersebar di beerapa wilayah di Indonesia. Bahkan, budaya yang
mereka bawa pun sudah terakulturasi, dan ikut memperkaya budaya yang dimiliki oleh
Indonesia.

A. Tarian Zapin
Zapin berasal dari bahasa arab yaitu "Zafn" yang mempunyai arti pergerakan kaki cepat
mengikut rentak pukulan. Tarian ini merupakan khas Melayu yang juga populer di Indonesia.
Tarian zapin bersifat edukatif juga menghibur dan biasa digunakan sebagai media dakwah.
Musik pengiring tarian ini terdiri atas dua alat yang utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga
buah alat musik tabuh gendang kecil (marwas).

B. Gambus

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik seperti kecapi atau gitar. Bagian badan gambus
berbentuk seperti labu yang dibelah dua dengan tiga hingga 12 senar. Susunan senarnya ada yang
berupa senar tunggal dan ada pula yang memiliki senar ganda. Alat musik ini datang
berdampingan dengan syiar Islam dari semenanjung Arab. Gambus dapat ditemukan dalam
kesenian-kesenian tradisional di berbagai daerah Indonesia seperti Aceh, Deli, Belitung, dan
Lampung.

C. Gamis dan Sorban


Baju gamis berbentuk jubah hitam polos ini dikenakan perempuan Muslim untuk menutup
pakaian biasa mereka. Gamis ini bisa dianggap sebagai bentuk tradisional dari gaun yang biasa
dipakai ke pesta. Baju gamis ini mencakup seluruh tubuh dengan pengecualian wajah, kaki, dan
tangan. Sedangkan, sorban merupakan salah satu jenis pakaian yang dikenakan di kepala berupa
kain yang digelung atau diikat. Gamis dan sorban ini merupakan salah satu kebudayaan Bangsa
Arab yang sudah terbiasa dipakai oleh masyarakat di Indonesia.

3.4 Pertanyaan dan Jawaban Presentasi

1. Syahla : Suku bangsa Arab Armustariban pendatang dari mana?

Jawaban :

Pendatang itu bukan dari mana tapi dari keturunan berdasarkan siapa jika pendatang itu
dari maad bin adnan. Tetapi Arab Musta'ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari
keturunan Ismail, yang disebut juga Arab Adnaniyah. Arab Aribah adalah bangsa Qahthan.
Tempat asal-usulnya adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi beberapa kabilah dan suku.

2. Dzalfa : Wanita sangat dijaga apakah masih ada pelecehan?

Jawaban :

Ada, meskipun disana wanita sangat dijaga dari mulai kesehariannya hal tersebut masih
terjadi. Karena tindak pelecehan Kembali lagi kepada kepribadian pelakunya.

3. Naima : Apa yang menjadikan ajaran siah dianggap sesat?

Jawaban :

Ada yang menilai bahwa Syiah sebenarnya adalah kelompok sempalan Islam buatan
orang Yahudi, Abdullah bin Saba’. Abdullah bin Saba’ sang Yahudi dituduh sengaja membentuk
kelompok baru dalam Islam untuk memecah belah dan menghancurkan umat Islam. Dilihat dari
data sejarah, jika yang dimaksud dengan Syiah adalah kelompok yang mendasarkan paham
keagamaan pada Ali bin Abu Tholib dan keturunannya (ahlul ba’it) maka cikal bakal
kemunculan kelompok Syiah sudah ada sejak awal kepemimpinan Islam pasca kerasulan
Muhammad.

Kemunculan kelompok Syiah dipicu oleh perbedaan pandangan dikalangan para sahabat
nabi dengan ahlul bait (keluarga nabi) tentang siapa yang menggantikan kedudukan Nabi SAW
setelah meninggalnya. Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, muncul fakta ada
sebagian dari umat Islam yang berpendapat bahwa sebenarnya Ali bin Abi Thalib-lah yang
berhak memegang tampuk pimpinan Islam pada waktu itu. Kepercayaan ini berpangkal pada
pandangan tentang kedudukan Ali dalam hubungannya dengan Nabi, para sahabat dan kaum
muslimin umumnya.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan dalam makalah ini dapat diketahui bahwa identitas
nasional adalah sebuah lambang atau ciri tertentu yang terdapat pada seseorang atau golongan
tertentu. Segala bentuk ciri, jenis dan unsur yang terkandung dalam falsafah indonesia
merupakan identitas nasional.

Identitas nasional adalah kesatuan dari apa yang terdapat dalam bangsa Indonesia. Oleh
sebab itu apapun yang ditunjukkan dari salah satu bangsa indonesia berarti mengatas namakan
bangsa indonesia. Jika identitas tersebut memberikan apresiasi yang baik dan bagus maka
seluruh bangsa indonesia mendapat kebaikan tersebut. Tetapi begitu juga sebaliknya jika
pemberi sinyal identitas buruk maka seluruh bangsa dan nasional akan dinilai buruk.

Dengan mengetahui identitas negara lain dengan salah satu contohnya adalah negara
Arab Saudi membuat kita untuk selalu menghargai identitas nasional negara. Kita juga tidak
seenaknya mengakui identitas nasional negara lain.

Oleh sebab itu mari kita jaga identitas nasional kita agar dapat mengharumkan nama
bangsa dan negara Indonesia. Tetap menjaga kebudayaan, bahasa dan kepercayaan bangsa
indonesia adalah cara terbaik mengharumkan dan membuat bangsa ini besar.

4.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah bahwa mari kita
budayakan dan kita jaga segala hal yang terkandung dalam identitas nasional. Jangan sampai
identitas bangsa seperti kebudayaan, bahasa, bahkan falsafah indonesia diakuisisi oleh pihak lain
yang ingin menguasai bangsa Indonesia. Dan kita juga harus selalu menghargai identitas
nasional negara lain.

Daftar Pustaka

Unhamzah.(2015).Wangsa Saud. Ilmu Pengetahuan Dunia. Diakses dari


http://p2k.unhamzah.ac.id/id3/2-3073-2970/Wangsa-Saud_109073_p2k-unhamzah.html
Arabnews (2017). Sepak Terjang Raja- raja Arab Saudi dari Masa Ke Masa. Sindo News.
Diakses dari https://nasional.sindonews.com/berita/1184424/19/sepak-terjang-raja-raja-
arab-saudi-dari-masa-ke-masa
Awanygx. (2018). Sistem Pemerintahan Arab Saudi. Scribd. Diakses dari
https://id.scribd.com/doc/25323327/Sistem-Pemerintahan-Arab-Saudi
Hendra.(2017).Makalah Tentang Politik Islma di Arab. Blogspot. Diakses dari
http://kumpulanskripdanmakalah.blogspot.com/2017/08/makalah-tentang-politik-islam-
di-arab.html?m=1
Adisukarjo, S. 2007. Horizon IPS: Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Yudhistira.

Dianawati, A. 2006. RPUL Dunia. Jakarta: Wahyu Media.

Indriani, W. Tanpa tahun. Bendera dan Lambang Negara Arab Saudi. (Online),
http://slideplayer.info/slide/3735427/, diakses tanggal 15 Januari 2017.

Zulifan, M. 2015. Mengenal Arab Saudi, Negeri Para Nabi. (Online),


duniatimteng.com/mengenal-arab-saudi-negeri-para-nabi/ , diakses tanggal 15 Januari
2017.

Takdir, M. 2016. 25 Tempat Wisata di Arab Saudi yang Paling Direkomendasikan dan Banyak
Dikunjungi oleh Wisatawan. (Online), http://www.triktravel.com/tempat-wisata-di- arab-
saudi/, diakses tanggal 15 Januari 2017.

Anda mungkin juga menyukai