Bab V Analisis Penelitian
Bab V Analisis Penelitian
ANALISIS PENELITIAN
masyarakat setempat.
masyarakat Jawa.
88
Sebagai pengaruh dari akulturasi budaya Jawa, Masjid Agung
lokal Jawa serta pemaknaan pada unsur-unsurnya baik itu pada wujud
• Bentuk Atap
(lampiran 5).
89
Banyak ditemukan nilai-nilai filosofis yang ditunjukkan
oleh eksistensi dari atap tajug yang menjadi atap utama masjid
90
limasan yang berpenampang persegi panjang, menaungi
91
pajupat (empat penjuru mata angin) dan atap tajug dengan
92
gantung, secara vertikal segaris dengan mahkota pada titik
93
Konsep dualisme pada atap tajug dan atap limasan Masjid
yang mewakili dari tiga dasar dimensi Agama Islam yang juga
94
Bentuk atap tajug Masjid Agung Demak merupakan
• Bentuk Dinding
masif. Dinding dari batu bata pada keempat sisi ruang utama
95
Pada dinding masjid terdapat bukaan pintu dan jendela.
serambi.
96
• Mahkota
dari tujuan ibadah. Hal ini sesuai dengan filosofi budaya Jawa
97
Dari sisi lain, mahkota berkaitan erat dengan konsep
• Bentuk Denah
98
bentuk denah ruang utama tidak memiliki orientasi kecuali
soko yang terdiri dari pilar utama, yaitu empat soko guru pada
99
Keempat soko guru berbentuk silinder dari bahan kayu
Hal yang menjadi ciri khas soko guru adalah posisi dan
100
dengan bubungan yang menggambarkan aspek horizontal
101
Majapahit yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
induk masjid.
102
Ruang utama memiliki poros tengah yang merupakan axis
mundi dari bangunan masjid. Oleh sebab itu, ruang utama mewakili
Jawa.
secara keseluruhan.
103
Gambar 5.16 – Dalem dan Pendopo Masjid Agung Demak
Sumber: Hasil Analisis, 2017
• Kosmologi
104
kosmologi kuno yang mengandung makna filosofis yang
maupun mikrokosmos.
Prambanan.
ka’bah di Mekkah.
105
lampiran-8, apabila dilihat dari arah mata angin menghadap ke
Jawa.
106
yang disebutkan dalam filosofis Jawa yaitu, sangkan paraning
107
tanpa menimbulkan konflik terhadap budaya dan masyarakat
setempat.
• Soko Guru
buah pilar utama yang berada pada ruang induk atau ruang
108
ditunjukkan dengan jelas pada konsepsi pancer dan pajupat
kosmologi Jawa.
109
soko tersebut seperti dijelaskan pada lampiran 12. Meskipun
110
menghadap ke arah kiblat. Sehingga pergeseran bangunan
secara geografis.
111
Gambar 5.19 – Mihrab Masjid Agung Demak
Sumber: Data Peneliti, 2017
112
mimbar tempat khatib menyampaikan dakwah Islam. Demikian
113
Maksurat memanifestasikan wadah legitimasi raja dalam
dengan kesultanan.
utama dan paling depan, letak mimbar pada sisi utara dan
114
maksurat pada sisi selatan. Hal ini bisa digambarkan sebagai
Jawa.
• Pintu Bledeg
tiga buat pintu pada sisi depan masjid. Pintu tengah masjid
115
Mulat Saliro Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466
soko guru.
116
jambangan, mahkota, kepala naga, dan beberapa hiasan
melengkapi.
kondisi saat ini ada penambahan pintu dan jendela pada masjid
117
Iman berdasarkan pada Hadits Jibril yang telah dijabarkan pada
lampiran 7.
118
Makna yang terkandung pada lampu gantung ini adalah
Jawa, yaitu; Soko Guru yang menjadi simbol empat arah mata
119
Tujuan manusia disimbolkan oleh bentuk atap Tajug
120
Lebih lanjut, lampu gantung/ telupak yang menjadi
mancalima.
121
berfungsi sebagai blandar tengah guna memperkuat dan
Soko Guru.
pancer.
• Soko Majapahit
122
Sebagai struktur utama ruang serambi, delapan pilar
terkandung didalamnya.
123
Tampak pula umpak pada semua soko bangunan
dal yang berarti Nabi Muhammad saw. Ini bermakna bagi setiap
124
Lampu gantung yang berada pada tengah ruang
tersebut satu aksis dengan lampu pada sisi kanan dan kirinya.
125
Kesatuan yang berbeda dengan ruang utama (dalem),
126
persatuan dan keutuhan dalam kehidupan yang selaras dan
harmonis.
127
Masjid Agung Demak sebagai wujud integrasi Islam dan
masjid dengan langgam lokal Jawa yang tentunya tak lepas dari tujuan
ibadah yang sesuai dengan syariat Islam, sesuai pula dengan pola
128
Arsitektur Masjid Agung Demak dapat dipahami sebagai
wujud masjid (gambar 5,29). Oleh sebab itu dasar-dasar pijakan yang
Islam yang didasari oleh aturan dan nilai yang ada pada syari’at Islam
dianggap baik dan tidak menyalahi syari’at Islam. Hal ini tak lepas dari
asal kata Taaj dari bahasa arab yang berarti mahkota. Selain istilah
129
Tajug memiliki arti secara etimologi adalah mahkota atau
130
Tajug bisa bermakna pundhen atau cungkup yang biasanya
dipakai pada atap makam orang-orang suci dan juga para raja
Agung Demak.
nilai budaya masyarakat yang pada saat itu sudah memiliki budaya
131
transvaluasi, mengintegrasikan dengan nilai-nilai Islam, berhasil
Wali Songo. Dengan wujud kearifan lokal Jawa pada bentuk dan
132
berhasil menjadikan budaya Jawa menjadi instrumen yang sangat
bersahaja.
133