Anda di halaman 1dari 3

UTS PANCASILA

Nama : Aufaa Akmal Hauzaan


NIM : 2019150003
Kelas : TI 4

Jawaban !
1. Pada era globalisasi ini budaya luar berlomba-lomba masuk dikehidupan generasi
Indonesia saat ini, hal demikianlah yang membuat rasa nasionalisme di jiwa generasi
bangsa hilang secara perlahan dan melupakan budaya indonesia begitu saja.
Mengapa demikian ? karena mereka beranggapan dengan mengadopsi budaya luar,
baik berpakaian maupun pergaulan mereka akan tampil gaul dan tampak lebih
keren. Padahal untuk menjadi negara yang kuat dan maju, jiwa nasinalisme itu perlu
dinbangkitkan terutama pada generasi milenial saat ini.

Pada era sekarang ini penyebaran hoax dan kebencian mudah sekali diakses, akibat
dua hal tersebutlah satu bangsa dapat terpecah belah. Apalagi persaingan politik
yang semakin memanas dengan menghalalkan segala cara semakin membuat jiwa
nasionalisme memudar. Apalagi kinerja pemerintah saat ini yang membuat kecewa
dan sirnanya harapan pemuda, yakni banyaknya kasus-kasus hukum pada pejabat
serta penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat semakin membuat generasi era
sekarang tidak memperhatikan pemerintah.

Sikap Keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme
dan patriotisme, shingga ditiru oleh pemuda calon penerus bangsa, kita tahu bahwa
pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitar.

Demokratisi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa,
telah menimbulkan frustasi dikalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga
yang ada hanya sifat malas, egois, dan emosional. Berbagai permasalahan bangsalah
salah satu faktor buruk yang membuat ketidakpedulian yang berakibar hilangnya
rasa nasionalisme di jiwa pemuda ini.

Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara yang memiliki warga
negara dengan intelektual yang tinggi. Namun, intelektual yang tinggi tersebut akan
lebih baik dan lebih manfaat yang begitu besar jika warga negaranya bisa berperan
aktif mencurahkan bangsa, terutama di kanca global, pemiiran dan konstribusi
tersebut sangatlah dibutuhkan demi kemajuan negara Indonesia.

Tindakan dan konstribusi yang nyata haruslah didasarkan pada semangat dan jiwa
nasionalisme yang tinggi, karena semangat jiwa nasionalisme merupakan akar dari
berbagai macam budaya dan nilai-nilai didalam jati diri bangsa Indonesia. Selain itu,
jiwa nasiomalisme pulalah yang menjadikan cinta tanah air dan penghormatan
terhadap bangsa Indonesiaserta mendahulukan kepentingan pribadi atau golongan
yang membuat warga negara Indonesia memiliki akar yang kuat untuk menopang diri
dalam menyampaikan aspirasi, pemikiran ataupun tindakan dan konstribusi yang
nyata demi kemajuan warga ataupun masyarakat secara global.

Dengan begitu, masyarakat global pun akan memberikan penghargaan yang tinggi
terhadap penmuda Indonesia karena telah memberikan aspirasi, pemikiran, dan
tindakan, serta kontribusi yang nyata dengan didasarkan kepada jiwa nasionalisme
yang tinggi.

Jiwa Nasionalisme sangatlah perlu dibangkitkan pada generasi bangsa, agar tumbuh
rasa cinta, bangga terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Sangatlah perlu kiranya
diera sekarang ini baik dari diri kita, lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah-
sekolah universitas dan juga pemerintah untuk kembali mensosialisasikan semangat
Nasionalisme, sebagai model untuk menghadapi kerasnya persaingan global saai ini.
Zaman boleh berubah namun jiwa nasionalisme pada generasi jangan sampai hilang.

2. Pengertian Ius Soli dan Ius Sanguinis


a) Ius Soli (hak untuk wilayah) adalah hak mendapatkan kewarganegaraan yang bisa
diperoleh seseorang berdasarkan tempat lahir di wilayah dari suatu negara.
Ius soli belawanan dengan ius sanguinis (hak untuk darah).
Beberapa negara yang menerapkan ius soli adalah Brazil, Kanada, Argentina, dan
Jamaika. Contohnya : Seseorang yang lahir di Indonesia akan menjadi WNI
walaupun orangtuanya dari jerman.

b) Ius Sanguinis (asas keturunan atau pertalian darah) adalah hak kewarganegaraan


yang diperoleh seseorang (individu) berdasarkan kewarganegaraan ayah atau ibu
biologisnya.
Diantara negara yang menerapkan asas ius sanguinis adalah Belanda, Inggris,
Jerman, dan Filipina. Contohnya : Seseorang yang dilahirkan di Indonesia tetapi
orang tuanya warga Negara Belanda, sehingga orang tersebut tetap menjadi
warga Negara Belanda.

Masalah Yang Timbul Dari 2 Asas ini :


 Apartride : Kasus dimana seorang anak tidak mempunyai kewarganegaraan.
Contoh : Seseorang keturunan dari bangsa A (Ius soli) tetapi dilahirkan
dinegara B (Ius sanguinis), maka seseorang dipastikan tidak diakui sebagai
warga negara A maupun negara B.
 Bipatride : Munculnya 2 kewarganegaraan, terjadi karena seorang ibu berasal
dari negara yang menganut asa ius sanguinus melahirkan seorang anak di
negara yang menganut asas ius soli. Contohnya : Ada Seorang keturunan dari
bangsa A (Ius sanguinis) dan lahir dinegara B (Ius soli)
tetapi karena kedua orangtuanya mempunyai garis keturunan A, maka
dengan sah dapat disebut sebagai warga negara A dan sebagai warga
negara B.
 Multipatride : Seseorang yang memiliki kewarganegaraan lebih dari 2 negara.
Contohnya : Seseorang yang telah memiliki kewarganegaraan ganda
(Bipatride), tetapi ketika dewasa ada sebuah negara lain memberikan status
kewarganegaraan yang baru karena alasan tertentu lalu seseorang
menerimanya dan tidak mau melepaskan 2 kewarganegaraan yang telah
dimiliki sebelumnya maka seseorang memiliki 3 kewarganegaraan.
 Naturalisasi : Proses perubahan status dari penduduk asing menjadi warga
negara suatu negara.

3.

Anda mungkin juga menyukai