Anda di halaman 1dari 28

PEMERINTAHAN KABUPATEN ENDE

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS DETUSOKO
Jln.Ende - Maurole, Km.33

KEPUTUSAN
KEPALA PUSKESMAS DETUSOKO
NOMOR:

TENTANG:
PENETAPAN INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS
MATERNAL DAN NEONATAL

KEPALA PUSKESMAS DETUSOKO

Menimbang: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis di Puskesmas Detusoko,


dipandang perlu menetapkan ukuran- ukuran mutu layanan klinis
khususnya maternal dan neonatal yang menjadi sasaran peningkatan
layanan klinis

b. Bahwa untuk menjamin peningkatan mutu layanan klinis pasien perlu


dilakukan pengukuran terhadap indikator mutu layanan klinis

c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut diatas maka perlu


menetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Detusoko tentang
Indikator Mutu layanan klinis maternal dan neonatal.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran


Negara Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara Nomor
3495)

2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004 tentang


Kebijakan Dasar Puskesmas;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan


(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
3637)

4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 Tahun 2014 tentang Pelayanan


Kesehatan Neonatal Essensial

5. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan

6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang


Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1691/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.04 Tahun 2009 tentang Standart


Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 604/Menkes/SK/VII/2008 tentang


Pedoman Pelayanan Maternal dan Perinatal di Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG TENTANG


INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS MATERNAL DAN
NEONATAL DI PUSKESMAS DETUSOKO

Kesatu : Menentukan indikator mutu layanan klinis maternal dan neonatal


sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini akan diperbaiki
sesuai ketentuan

, Di tetapkan di: Detusoko


Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS DETUSOK

MAURITIUS TIMBA
LAMPIRAN 1

Keputusan Kepala Puskesmas Detusoko


Nomor :
Tanggal :

INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS MATERNAL DAN NEONATAL

No Jenis Pelayanan Indikator Standart


Poli KIA - Waktu tunggu ≤30 menit
1.. Pelayanan pemeriksaan kehamilan
Maternal dan
Pemberi pelayanan 100% Minimal D-III Kebidanan
Neonatal
Angka kejadian infeksi ≤1,5 %
nosokomial

Tidak adanya kejadian 100 %


pasien jatuh
yang berakibat kecacatan
atau kematian

Kedijadian pulang paksa ≤5%

Kejadian kematian ibu 0%


karena persalinan

Kepatuhan identifikasi 100%


pasien

Timbang terima (Hand 100%


over) pasien dengan
metode SBAR

Verifikasi pelaporan 100%


hasil kritis

Pelaksanaan inisiasi 100%


menyusu dini

Kejadian kematian ≤1%


pasien persalinan karena
pendarahan

Kejadian kematian ≤2%


pasien karena eklamsia

Kejadian kematian ≤0,2%


pasien persalinan karena
sepsis
Penemuan dan 100%
pemantauan ANC resiko
tinggi

Angka kejadian HAP 100%

Kejadian IUFD pada 0%


pasien

Rujukan pasien sesuai 100%


diagnosa yang tidak bisa
ditangani di puskesmas

Angka kematian bayi ≤0,2%

Pemberian ASI ekslusif 100%


pada bayi baru lahir

Kepatuhan PMK pada 100%


BBLR

Kepatuhan rawat gabung 100%

Kepuasan pelanggan ≥70%


KETERANGAN

1. Poli KIA-Pelayanan Maternal dan Neonatal

a. Waktu tunggu pemeriksaan kehamilan

Indikator Waktu tunggu pemeriksaan kehamilan

Tujuan Tersedianya layanan pemeriksaan kehamilan yang cepat


diakses oleh pasien

Defenisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan pasien


menunggu giliran pemeriksaan kehamilan dilayani oleh
petugas kesehatan kesehatan.

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien menunggu


pemeriksaan kehamilan yang dilakukan dengan survey

Denominator Jumlah seluruh pasien yang melakukan pemeriksan


kehamilan yang dilakukan survey

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Survey pasien yang melakukan pemeriksaan kehamilan

Standart ≥90%

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan


Pengumpul Data
b. Pemberi pelayanan

Indikator Pemberi pelayanan

Tujuan Pasien yang yang melakukan pemeriksaan kehamilan atau


dan persalinan mendapat pelayanan dari tenaga yang
kompeten
Defenisi Operasional bidan pemberi pelayanan ibu hamil atau dan persalinan
adalah bidan dengan pendidikan minimal D3
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah bidan minimal D3 yang memberikan pelayanan


pemeriksaan ibu hamil atau persalinan pada hari
Berjalan

Denominator Jumlah bidan minimal D3 yang seharusnya memberikan


pelayanan pada ibu hamil dan bersalin
pada hari berjalan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Survey petugas yang memberikan pelayanan, jadwal dinas,


data kepegawaian

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan


Pengumpul Data
c. Angka kejadian infeksi nosokomial

Indikator Angka kejadian infeksi nosokomial

Tujuan Mengetahui hasil pengendalian nosokomial di Puskesmas

Defenisi Operasional Infeksi nosokomial adalah infeksi yang dialami oleh


pasien yang diperoleh selama berada di Puskesmas
yang meliputi decubitus, phlebitis, sepsis dan infeksi
luka setelah melahirkan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah pasien maternal yang mengalami infeksi nosokomial


dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien maternal dalam satu bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Laporan infeksi nosokomial dan survey

Standart ≤1,5 %

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan


Pengumpul Data
d. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan atau kematian

Indikator Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan


atau kematian

Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang aman bagi


pasien

Defenisi Operasional Kejadian pasien jatuh adalah kejadian pasien jatuh selama di
rawat, baik akibat jatuh dari tempat tidur, di kamar mandi
dan sebagainya yang berakibat kecacatan atau kematian.

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang dirawat dalam bulan tersebut di kurangi


dengan jumlah pasien yang jatuh dan berakibat kecacatan dan
kematian

Denominator Jumlah pasien yang dirawat dalam bulan tersebut

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Laporan insiden

Standart 100 %

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan


Pengumpul Data
e. Kedijadian pulang paksa

Indikator Kedijadian pulang paksa

Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektivitas


pelayanan Puskesmas
Defenisi Operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau
keluarga pasien sebelum diputuskan boleh pulang oleh
dokter/ bidan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan

Denominator Jumlah seluruh pasien maternal dalam satu Bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Rekam Medik

Standart ≤5%

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan


Pengumpul Data
f. Kejadian kematian ibu karena persalinan

Indikator Kejadian kematian ibu karena persalinan

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan


kasus

Defenisi Operasional Kematian ibu melahirkan yang disebabkan karena


perdarahan, pre eklampsia, eklampsia, partus lama dan sepsis

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena perdarahan, pre


eklampsia, eklampsia, sepsis, partus lama

Denominator Jumlah seluruh tenaga yang memberi pertolongan persalinan


normal

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Rekam Medis

Standart 0%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
g. Kepatuhan identifikasi pasien

Indikator Kepatuhan identifikasi pasien

Tujuan Tergambarnya tanggungjawab petugas dalam melakukan


identifikasi pasien sebelum memberikan pelayanan
Defenisi Operasional a. Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas
pasien menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas
yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas
lainnya sebelum memberikan pelayanan
b. Proses identifikasi dilakukan dengan cara verbal dan
atau visual. Cara verbal dengan menanyakan pertanyaan
terbuka “SIAPA NAMA ANDA DAN KAPAN
TANGGAL LAHIR ANDA” dan secara visual dengan
melihat dan mencocokkan pada identitas pasien (gelang
identitas, foto, rekam medis, atau stiker penanda
identitas)
c. Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan
secara benar oleh petugas pada saat :
1. Sebelum pemberian obat; meliputi obat injeksi, obat
oral, obat tetes, obat topikal, obat suppositoria dan
obat inhalasi
2. Sebelum pengobatan termasuk pemberian nutrisi
parenteral
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah proses pelayanan yang telah dilakukan identifikasi


secara benar
Denominator Jumlah proses pelayanan yang diobservasi

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Data hasil observasi

Standart 100 %

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
h. Timbang terima (Hand over) pasien dengan metode SBAR

Indikator Timbang terima (Hand over) pasien dengan metode SBAR

Tujuan Meningkatkan efektivitas komunikasi antar bidan dan untuk


mencegah terjadinya insiden
Defenisi Operasional a. Timbang terima pasien (hand over) adalah suatu cara
dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan
dengan keadaan pasien. Dalam timbang terima terjadi
perpindahan/transfer tanggungjawab tentang pasien dari
perawat yang satu ke perawat yang lain
b. Timbang terima yang dilakukan dengan baik dapat
membantu mengidentifikasi kesalahan serta
memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien.
c. SBAR adalah metode terstruktur untuk
mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan kontribusi
terhadap eskalasi yang efektif dan meningkatkan
keselamatan pasien:
1. S (Situation) : Apa keluhan pasien saat ini?
2. B (Background) : Bagaimana riwayat kesehatan
dahulu dan sekarang?
3. A (Assessment) : Bagaimana kondisi pasien saat ini,
apa yang didapatkan dalam pemeriksaan fisik, pola
fungsional?
4. R (Recomendation) : Tindakan/intervensi apa yang
sudah dan belum dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah proses timbang terima (hand over) dengan metode


SBAR
Denominator Jumlah proses timbang terima (hand over) yang diamati

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Data hasil survey/ pengamatan

Standart 100 %
Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan
Pengumpul Data
i. Verifikasi pelaporan hasil kritis

Indikator Verifikasi pelaporan hasil kritis

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas dalam menjaga keselamatan


pasien dalam prosedur pelaporan kritis
Defenisi Operasional a. Nilai kritis merupakan nilai dari hasil pemeriksaan yang
bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan pasien
dalam kondisi yang serius atau mengancam jiwa pasien.
b. Nilai kritis yang dimaksud adalah nilai dari hasil
pemeriksaan laboratorium
c. Hasil kritis pemeriksaan laboratorium harus segera
disampaikan oleh petugas laboratorium pada jam kerja
atau analis bidan/ dokter, hasil tersebut menggambarkan
nilai yang harus segera ditangani
d. Pelaporan nilai kritis adalah mekanisme pelaporan hasil
pemeriksaan laboratorium yang berpotensi
menyebabkan pasien dalam kondisi serius atau
mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang
bertanggungjawab

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah verifikasi pelaporan hasil kritis

Denominator Jumlah seluruh hasil kritis yang dilaporkan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Data pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium

Standart 100 %

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
j. Pelaksanaan inisiasi menyusu dini

Indikator Pelaksanaan inisiasi menyusu dini

Tujuan Terlaksananya IMD pada bayi baru lahir yang sehat sehingga
memungkinkan terjadinya kontak kulit (skin to skin) antar
ibu dan bayi secara dini
Defenisi Operasional Pelaksanaan IMD adalah proses membiarkan bayi menyusu
sendiri, dengan cara segera setelah kelahiran bayi diletakkan
di atas perut dan dada ibu yang dilakukan oleh petugas
kesehatan yang berwewenang pada bayi sehat
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah bayi sehat yang dilakukan IMD

Denominator Jumlah persalinan/ kelahiran yang memenuhi syarat IMD

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Data laporan harian dan Catatan rekam medis pasien

Standart 100 %

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
k. Kejadian kematian pasien persalinan karena pendarahan

Indikator Kejadian kematian pasien persalinan karena pendarahan

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadap pelayanan


persalinan
Defenisi Operasional Pendarahan yang dimaksud adalah pendarahan yang terjadi
pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena pendarahan

Denominator Jumlah pasien persalinan karena pendarahan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien

Standart ≤1%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
l. Kejadian kematian pasien karena eklamsia

Indikator Kejadian kematian pasien karena eklamsia

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadap pelayanan


persalinan
Defenisi Operasional Eklamsia yang dimaksud adalah tanda preeklamsi yang
disertai dengan kejang dan atau penurunan kesadaran,
eklamsia dan preeklamsi mulai terjadi pada kehamilan
trimester kedua.
Preeklamsia dan eklamsi merupakan kumpulan dua dari tiga
tanda berikut:
1. Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110
mmHg
2. Protein urin >5 gr/24 jam , 3+/4+ pada pemeriksaan
kualitatif
3. Oedem tungkai
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kematian pasien karena eklamsi

Denominator Jumlah pasien persalinan karena eklamsi

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien

Standart ≤0,2%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
m.
n. Kejadian kematian pasien persalinan karena sepsis

Indikator Kejadian kematian pasien persalinan karena sepsis

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan Puskesmas terhadap pelayanan


persalinan
Defenisi Operasional Sepsi yang dimaksud adalah tanda-tanda sepsi yang terjadi
akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak
ditangani dengan tepat oleh petugas atau penolong
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena sepsis

Denominator Jumlah pasien persalinan karena sepsis

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien

Standart ≤0,2%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
o. Penemuan dan pemantauan ANC resiko tinggi

Indikator Penemuan dan pemantauan ANC resiko tinggi

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam menangani ibu


hamil resiko tinggi dalam melakukan konseling
Defenisi Operasional Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu masa dimana ibu
tersebut dapat mengalami berbagai resiko ketika hamil yang
di pengaruhi oleh berbagai faktor.
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah penemuan ANC resiko tinggi yang diberikan


konseling
Denominator Jumlah keseluruhan ANC resiko tinggi

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi langsung

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
P. Angka kejadian HAP

Indikator Angka kejadian HAP

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam menangani ibu


hamil yang mengalami HAP
Defenisi Operasional HAP adalah penddarahan dari jalan lahir setelah usia
kehamilan 22 minggu
Klasifikasi:
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Pendarahan yang belum jelas sumbernya
4. Ruptur sinus marginalis
5. Vasa previa
6. Plasenta letak rendah

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah pasien ibu dengan HAP dalam 1 bulan

Denominator Jumlah total ibu bersalin yang mengalami HAP

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi langsung

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
p. Kejadian IUFD pada pasien

Indikator Kejadian IUFD pada pasien

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam menangani dan


melakukan observasi persalinan sehingga terhindar dari
IUFD
Defenisi Operasional IUFD (Intrauterine Fetal Death) adalah kondisi janin yang
meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20
minggu
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah kejadian IUFD

Denominator Jumlah total ibu bersalin

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi langsung

Standart 0%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
q. Rujukan pasien sesuai diagnosa yang tidak bisa ditangani di puskesmas

Indikator Rujukan pasien sesuai diagnosa yang tidak bisa ditangani di


puskesmas

Tujuan Tergambarnya kemampuan Puskesmas dalam menangani


rujukan pasien ibu bersalin ke satu tingkatan pelayanan
kesehatan yang lebih memadai (Rumah Sakit)
Defenisi Operasional Rujukan pasien adalah rujukan yang dilakukan antar
pelayanan kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk
tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan
atau ketenagaannya yang bersifat sementara atau tetap
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah pasien yang di rujuk

Denominator Jumlah total pasien yang bersalin

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan surat rujukan

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
r. Angka kematian bayi

Indikator Angka kematian bayi

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas menjaga keselamatan pasien


dengan mencegah terjadinya kematian bayi
Defenisi Operasional Kematian neonatus adalah kematian bayi pada usia kurang
dari 12 bulan
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah bayi yang meninggal dalam periode 1 bulan

Denominator Jumlah bayi yang dirawat dalam periode 1 bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien

Standart ≤0,2%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
s. Pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir

Indikator Pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas menjaga keselamatan pasien


dengan Memberikan ASI ekslusif kepada bayi baru lahir
Defenisi Operasional Memberikan ASI ekslusif pada bayi baru lahir dimaksud
adalah apabila bayi masih berada di Puskesmas maka bayi
diharapkan harus benar-benar mengkonsumsi hanya ASI
tanpa adanya susu formula yang diberikan. KIE diberikan
kepada ibu untuk selanjutnya memberikan ASI ekslusif
selama 6 Bulan pertama
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah bayi baru lahir yang hanya diberikan ASI ekslusif
selama di Puskesmas sejak dilahirkan
Denominator Jumlah bayi yang baru lahir yang pulang/ keluar Puskesmas
dalam periode 1 Bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
t. Kepatuhan PMK pada BBLR

Indikator Kepatuhan PMK pada BBLR

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas menjaga keselamatan pasien


dengan Melakukan perawatan metode kanguru di ruangan
pasca persalinan
Defenisi Operasional Perawatan metode kanguru (PMK) merupan perawatan untuk
bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit
ibuskin –to- skin contact, dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah BBLR yang dilakukan PMK dalam periode 1 bulan

Denominator Jumlah BBLR yang dilahirkan selama 1 bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
u. Kepatuhan rawat gabung

Indikator Kepatuhan rawat gabung

Tujuan Tergambarnya upaya Puskesmas menjaga keselamatan pasien


dengan mencegah terjadinya kematian bayi melakukan rawat
gabung

Defenisi Operasional Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan di mana bayi
serta ibu dirawat dalam satu unit
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
Data

Periode Analisa 3 Bulan sekali

Numerator Jumlah bayi yang dilakukan rawat gabung dalam periode 1


bulan
Denominator Jumlah bayi yang lahir dalam periode 1 bulan

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Catatan rekam medis pasien dan observasi

Standart 100%

Penanggung Jawab Penanggung jawab Kebidanan


Pengumpul Data
v. Kepuasan pelanggan

Indikator Kepuasan pelanggan

Tujuan Tergambarnya persepsi pelanggan terhadap pelayanan di 


KIA

Defenisi Operasional Kepuasan pelanggan adalah pernyataan puas oleh pelanggan


terhadap pelayanan di KIA

Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan


Data

Periode Analisa 1 Bulan sekali

Numerator Jumlah kumulatif hasil penilaian kepuasan pasien yang


disurvey

Denominator Jumlah total pasien yang di survey

Formula/ Rumus Numerator


Pengukuran Denumerator X 100

Sumber Data Survey kepuasan pelanggan dan kartu tanda puas tidak puas

Standart ≥70%

Penanggung Jawab Penanggung jawab kebidanan dan tim mutu


Pengumpul Data

Di tetapkan di: Detusoko


Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS DETUSOK

MAURITIUS TIMBA

Anda mungkin juga menyukai